Disusun Oleh:
Wildan Kusuma Ramadhan
1162005004
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia – Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja praktik lapangan ini sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan Program
Studi Teknik Lingkungan Universitas Bakrie. Pada laporan praktik kerja lapangan ini
penulis membahas tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Lumpur Tinja di
UPTD PAL Kota Bogor. Pada proses penyusunannya hingga terwujudnya laporan ini,
penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam
menyelesaikan laporan ini.
2. UPTD PAL Kota Bogor yang telah mengizinkan penulis melaksanakan praktik
kerja lapangan.
3. Kedua orang tua, kakak, keluarga dan rekan – rekan yang selalu mendukung dan
mendoakan penulis agar pelaksanan praktik kerja lapangan berjalan dengan
lancar.
4. Yth. Bapak Aqil Azizi., S.Pi, M.Appl.Sc., Ph.D. selaku Kepala Program Studi S1
Teknik Lingkungan Universitas Bakrie dan selaku Dosen Pembimbing praktik
kerja lapangan.
5. Yth. Bapak Muhammad Inoki, S.Si selaku Kepala UPTD PAL Kota Bogor yang
telah mengizinkan penulis melaksanakan praktik kerja lapangan dan memberikan
ilmu – ilmu yang sangat bermanfaat selama praktik kerja lapangan.
6. Yth. Bapak Darwan selaku Kepala Sub Bagian Tata usaha yang selalu
memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama praktik kerja
lapangan.
7. Yth. Bapak Niko Hardianto, S.T selaku Dosen Pembimbing praktik kerja
lapangan.
8. Yth. Ibu Dewi Yanti, S.Sos selaku Kepala Divisi Pengadministrasi Umum yang
selalu memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama praktik
kerja lapangan.
i
9. Yth. Bapak Rijal Arifin selaku Staff Pengadministrasi Umum yang selalu
memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama praktik kerja
lapangan.
10. Yth. Ibu Silvia Nurfaeni selaku Staff Pengadministrasi Umum yang selalu
memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama praktik kerja
lapangan.
11. Yth. Bapak Hervana Febrian, S.Kom selaku Kepala Divisi Pengelola Teknologi
Informasi yang selalu memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat
selama praktik kerja lapangan.
12. Yth. Ibu Fitriyani, A.Md.A.K selaku Kepala Analis Laboratorium yang selalu
memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama praktik kerja
lapangan.
13. Yth. Ibu Indriyani Syafarina, A.Md.A.K selaku Staff Analis Laboratorium yang
selalu memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama praktik
kerja lapangan.
14. Seluruh karyawan UPTD PAL Kota Bogor yang memberikan bantuannya kepada
penulis dalam hal teknik lapangan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dalam
penyusunan maupun penulisan laporan praktik kerja lapangan ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di
masa yang akan datang. Penulis juga mengharapkan karya tulis ini dapat bermanfaat
khususnya bagi diri sendiri dan bagi para pembaca umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN KERJA PRAKTIK .................................. 10
iv
4.4.1 Receiveng Point ............................................................................................ 22
LAMPIRAN .................................................................................................................. 35
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.7 Kolam fakultatif dengan kapasitas air limbah 2315 m3 .............................. 20
Gambar 4.8 Kolam maturasi dengan kapasitas air limbah 2.616 m3.............................. 20
Gambar 4.9 Diagram alir proses instalasi pengolahan lumpur tinja ............................... 22
vii
Gambar 4.21 Taman Komplek Tegal Gundil ................................................................. 32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
masuk ke dalam badan air tersebut dapat melebihi daya tampung maupun daya
dukungnya.
Kota bogor memiliki luas wilayah 11.850 Ha dengan jumlah penduduk pada
tahun 2017 sebesar 1.081.009 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 9.359 Km2 (Kota
Bogor dalam angka, Badan Pusat Statistik 2018), dan merupakan kota terpadat ke 5
di provinsi Jawa Barat. Dengan jumlah penduduk yang akan semakin meningkat
persoalan sanitasi akan semakin komples sehingga perlunya antisipasi dari
pemerintah Kota Bogor.
UPTD PAL Kota Bogor merupakan salah satu unit pelaksana teknis dinas
yang bergerak dalam bidang pengelolaan air limbah dan lumpur tinja. UPTD PAL
telah mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berfungsi untuk mengolah air limbah dan
lumpur tinja yang dihasilkan dari limbah rumah tangga sehingga mengurangi beban
pencemaran dan memenuhi baku mutu. Pengolahan air tersebut diharapkan dapat
mengurangi dampak yang akan ditimbulkan baik kerusakan lingkungan, kesehatan
dan keselamatan masyarakat dan lainnya. Peranan sistem pengelolaan air limbah dan
lumpur tinja ini sangat penting dan limbah yang telah di olah tersebut telah memenuhi
standar baku mutu.
2
e) Mengamati secara langsung kondisi di lapangan sebagai pendalaman
materi kuliah serta sekaligus mengaplikasikan ilmu - ilmu yang telah
didapat di bangku kuliah.
f) Memberikan pengalaman dalam hal menyelesaikan masalah atau problem
solving yang berkaitan dengan lingkungan dalam sebuah perusahaan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum proses pengolahan air limbah dan lumpur
tinja UPTD PAL Kota Bogor.
b. Meninjau pengelolaan air limbah dan lumpur tinja UPTD PAL Kota Bogor
c. Mempelajari perpipaan air limbah skala kawasan UPTD PAL Kota Bogor
1.2.3 Manfaat Kerja Praktik
Dengan kegiatan Kerja Praktik di UPTD PAL Kota Bogor, diharapkan dapat :
a. Menambah wawasan mengenai pengelolaan air limbah dan lumpur tinja di
area UPTD PAL Kota Bogor
b. Menambah pengetahuan di luar lingkup bidang Teknik Lingkungan yang
diterapkan di UPTD PAL Kota Bogor
c. Menjadi Salah satu referensi dan informasi untuk kegiatan penelitian di
masa mendatang, khususnya berkaitan dengan pengelolaan air limbah dan
lumpur tinja.
3
1.4 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik
a. Hari/tanggal Kerja Praktik :
Senin, 01 Juli 2019 – Jum’at, 16 Agustus 2019
b. Tempat Kerja Praktik :
UPTD PAL Kota Bogor
Jl. Achmad Adnawijaya B1 No. 11 Kelurahan Bantar jati
Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI / PERUSAHAAN KERJA PRAKTIK
5
Gambar 2.2 Lokasi IPAL Tegal Gundil
6
Gambar 2.3 Struktur Organisasi UPTD IPAL Kota Bogor
7
IPAL dan IPLT Kota Bogor terletak di lahan milik Pemerintah Kota Bogor
dengan luas 1.4 Ha. Lahan lokasi IPAL dan IPLT telah dibebaskan dan telah
dilakukan ganti rugi oleh Pemerintah Kota Bogor sesuai Surat Walikota Bogor,
No. 600/3224-Pem, Surat Keterangan Walikotamadya Bogor, No 593/3235-Pem,
dan Surat Keterangan Kepala Desa Tanah Baru, No. 411/43/XI/1994. Lokasi
IPAL dan IPLT, saat ini bagian sebelah utara dilintasi jalan bebas hambatan Bogor
Outer Ring Road (BORR) pada bagian atasnya terdapat 2 unit pengolahan yang
dilintasi di IPAL dan IPLT.
UPTD PAL Kota Bogor merupakan salah satu unit pelaksana teknis dinas
yang bergerak dalam bidang pengelolaan air limbah dan lumpur tinja. UPTD PAL
telah mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berfungsi untuk mengolah air limbah dan
lumpur tinja.
8
dan 2 unit motor yang dilengkapi tangki tinja berkapasita 1 m3. Pelayanan ini
bukan hanya diperuntukan untuk perumahan, melainkan juga untuk perkantoran,
sekolah, rumah ibadah dan fasilitas umum. UPTD PAL Kota Bogor tidak
melayani pembuangan air limbah medis, limbah industri dan limbah B3.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) UPTD PAL Kota Bogor
memiliki kapasitas 26 m3/hari tetapi berdasarkan ritasi pembuangan lumpur tinja
dari truk tinja hanya 9 – 12 m3/hari dan teknologi pengolahan yang digunakan
terdiri dari Receiving Point, Biodigester, Stabilisasi Reaktor, Sludge Drying Bed,
Horizontal Gravel Filter, Kolam Fakultatif dan Kolam Maturasi.
9
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN KERJA PRAKTIK
10
2. Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data informasi dengan
mengajuka pertanyaan secara langsung pada pembimbing lapangan dan staff yang
berkaitan langsung dengan obyek study.
3. Dokumentasi
Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen, catatan, serta literatur yang
ada di perusahaan yang berhubungan dengan masalah pengelolaan air limbah dan
lumpur tinja.
11
3.6.3 Prosedur
1) Tim/Petugas Penyedotan menuju lokasi Pelanggan
2) Tim/Petugas Penyedotan memberikan salam, memperkenalkan diri dan
menyebutkan asal instansi (UPTD PAL), memperlihatkan Surat Tugas dan
menanyakan Kartu Pelanggan, serta menyampaikan kuitansi pembayaran
3) Tim/Petugas Penyedotan meminta ijin masuk rumah kepada Pelanggan.
4) Tim/Petugas Penyedotan menanyakan letak tangki septik dan meminta ijin
untuk didampingi Pelanggan menuju ke lokasi tangki septik.
5) Tim/Petugas Penyedotan melakukan pengecekan keberadaan akses untuk
menyedot tinja. Petugas mengenakan perlengkapan APD/K3, Bila sudah ada
akses, buka tutup Septik Tank dan cek kondisi kepadatan lumpur tinja.
6) Bila tidak ada akses untuk menyedot tinja,Tim/Petugas Penyedotan minta ijin
untuk melakukan pembongkaran. Buat lubang untuk buka tutup Septik Tank.
Bila sudah ada akses, cek kondisi kepadatan lumpur tinja.
7) Jika diperlukan,Tim/Petugas Penyedotan melakukan pengenceran Lumpur
Tinja dengan mengaduk menggunakan bambu/kayu dan menyemprot
menggunakan air.
8) Tim/Petugas Penyedotan melakukan penyedotan menggunakan sarana tangki
vakum
9) Tim/Petugas Penyedotan membersihkan sekitar tempat dan selang
penyedotan.
10) Tim/Petugas Penyedotan menutup kembali tangki septik
11) Menerima pembayaran biaya jasa pelayanan penyedotan tinja dan
menyerahkan bukti pembayaran (slip 1) ke Pelanggan.
12) Meminta Pelanggan menandatangani Surat Tugas dan Kartu Pelanggan.
13) Tim/Petugas Penyedotan mengucapkan Terima Kasih,menerima kembali
Surat Tugas dan Kartu Pelanggan.
14) Tim/Petugas Penyedotan meninggalkan rumah pelanggan, menuju IPLT.
12
3.7 Intruksi Kerja Pengangkutan dan Pembuangan Lumpur Tinja
3.7.1 Tujuan
Sebagai acuan bagi petugas pelaksana penyedotan lumpur tinja melakukan
pengangkutan dan pembuangan lumpur tinja ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT)
3.7.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktifitas terdiri dari pengangkutan dari rumah pelanggan,
pendataan asal dan volume lumpur tinja di IPLT, pembuangan lumpur tinja sampai
meninggalkan IPLT
3.7.3 Prosedur
1) Tim/Petugas Penyedotan berangkat dari Rumah Pelanggan terlayani menuju
IPLT.
2) Tim/Petugas Penyedotan menunjukkan Surat Tugas dan menginformasikan
data truk dan asal penyedotan kepada Petugas Pencatat di IPLT.
3) Tim/Petugas Penyedotan mengarahkan truk menuju ke bangunan penerima
Lumpur Tinja di IPLT sesuai dengan arahan petugas IPLT.
4) Tim/Petugas Penyedotan melakukan pembuangan/pengosongan lumpur tinja
dengan cara membuka Kran pembuangan.
5) Tim/Petugas Penyedotan membersihkan ceceran lumpur dan selang
menggunakan selang air yang diperuntukkan untuk itu di lokasi IPLT.
6) Tim/Petugas Penyedotan meninggalkan IPLT.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Calon Pelanggan
Mengisi formulir
Pelaksanaan Penyambungan*
Ket :
Retribusi pelayanan air limbah sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 4 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik, yaitu debit air limbah domestik yang akan di buang
berkisar antara 60-80% dari debit air minum.
14
Room Jetter. UPTD PAL Kota Bogor tidak melayani pembuangan air limbah medis,
industri dan Limbah B3. Prosedur Pelayanan Penyedotan Kakus/WC/Lumpur Tinja dapat
dilihat pada Gambar 4.2
Konsumen/ On Call
Akses OK
Pelaksaan Penyedotan
Pembayaran Layanan
Sedot Kakus
Ket :
15
3. Kantor swasta, toko, rumah sakit dan tempat-tempat usaha (komersil)
lainnya dikenakan biaya sebesar Rp.250.000/rit
c. Penyedotan Kakus/Jamban di dalam daerah untuk tangki minimal 2 m3 dan
maksimal 3 m3 :
1. Rumah Tinggal dikenakan biaya sebesar Rp.300.000/rit
2. Asrama, kantor pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga sosial, serta
sejenisnya dikenakan biaya sebesar Rp.400.000/rit
3. Kantor swasta, toko, rumah sakit dan tempat-tempat usaha (komersil)
lainnya dikenakan biaya sebesar Rp.750.000/rit
d. Mobil Toilet :
1. Mobil Toilet dikenakan tarif sewa sebesar Rp.1.000.000/hari
e. Bagi yang menggunakan fasilitas IPLT untuk setiap kendaraan pengangkutan
tinja, diluar Pemerintah Daerah dikenakan biaya sebesar :
1. Untuk mobil tangki volume dibawah 4 m3 sebesar Rp.25.000/rit
2. Untuk mobil tangki volume diatas 4 m3 sebesar Rp.35.000/rit
Penyaluran air limbah dari perumahan ke IPAL melalui sistem perpipaan bawah
tanah, air limbah tersebut berasal dari air bekas mandi dan pencucian yang mengandung
deterjen, sabun dan lain-lain. Air limbah dari sambungan rumah dialirkan ke rumah
pompa untuk ditampung di bak penampung. Rumah pompa berfungsi untuk menyedot
dan mengukur volume aliran air limbah dari perumahan sebelum dialirkan menuju IPAL.
Pengontrolan aliran dilakukan melalui saluran pengontrol bawah tanah. Tahapan
pengaliran air limbah domestik sebelum memasuki IPAL dapat dilihat pada Gambar 4.3
16
Gambar 4.3 Ilustrasi Sistem Aliran Air Limbah menuju IPAL
Air limbah domestik dari perumahan dialirkan melalui perpipaan yang dilengkapi
dengan saringan kasar untuk menyaring sampah berukuran besar seperti daun, kertas,
plastik dan lain-lain. Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak penampungan
awal yang berada pada rumah pompa), untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan
kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengontrol
aliran, bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai
lumpur) dan penampung lumpur.
Teknologi pengolahan air limbah terdiri dari kolam anaerob, kolam aerob, kolam
fakultatif, kolam maturasi dengan kapasitas desain ± 1,4 l/det dan Sludge Drying Bed.
Sumber air limbah berasal dari perumahan yang telah terpasang Sambungan Rumah
Perpipaan Air Limbah, air limbah yang masuk ke IPAL sebesar 183 m3.
Diagram alir proses instalasi pengolahan air limbah dapat dilihat pada Gambar
4.4
17
4.3.1 Kolam Anaerob
Air limbah dari bak penampungan awal dialirkan ke kolam anaerob (dapat
dipasang lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air limbah yang akan
diolah). Kolam anaerob yang ada pada instalasi IPAL Tegal Gundil yaitu berjumlah
dua unit). Salah satunya berupa kolam bersifat kedap air dengan konstruksi dari rabat
beton yang diplester dan diberi kerangka beton. Kolam anaerob difungsikan sebagai
kolam penampung air limbah yang merupakan kolam pertama sebagai proses
pengolahan air limbah. Kolam ini beroperasi tanpa adanya oksigen terlarut (DO)
karena beban organik masih sangat tinggi, sehingga bakteri membutuhkan banyak
oksigen untuk menguraikan limbah organik. Penguraian zat-zat organik dalam air
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Pada kolam anaerob
akan terbentuk scum pada permukaan kolam sehingga proses anaerobik dapat berjalan
dengan baik dan tidak menimbulkan bau.
Gambar 4.5 Kolam anaerob dengan kapasitas air limbah 1320 m3.
18
4.3.2 Kolam Aerob
Air limbah dari kolam anaerob dialirkan ke kolam aerob. Pada kolam aerob
merupakan bentuk pengolahan biologi dengan memanfaatkan bakteri dan algae dalam
kondisi aerob yang dibantu dengan oksigen yang dihasilkan oleh algae yang tumbuh
di permukaan air. Kolam aerob dengan luas ± 1.460 m2 dengan kedalaman hingga 1,5
m. proses yang terjadi dalam kolam aerob ini adalah fotosintesis dan respirasi.
Gambar 4.6 Kolam aerob dengan kapasitas air limbah luas 1.460 m2 dan
kedalaman 1,5 m.
Air limbah dari kolam aerob dialirkan ke kolam fakultatif. Kolam fakultatif
berfungsi sebagai secondary treatment atau pengolahan tahap kedua. Beban organik
yang masuk di kolam ini lebih rendah, maka zona aerob terjadi pada bagian atas kolam
dan zona anaerob terjadi pada bagian bawah kolam. Zona diantara kedua zona tersebut
dinamakan sebagai zona fakultatif. Kolam ini bersifat kedap air dengan konstruksi
pasangan batu belah yang diplester dan diberi kerangka beton bertulang. Kolam
fakultatif yang ada di IPAL Tegal Gundil yaitu ada dua dengan luas 1.323 m 2,
kedalaman 1,75 m dan daya tampung air limbah 2.315 m3. Kolam fakultatif
difungsikan sebagai kolam pengolahan air limbah dengan kekuatan medium atau
kecepatan (organic loading rate) lebih rendah dari kolam anaerob. Pembebanan
organiknya lebih kecil dari pada kecepatan pembebanan organik, dan merupakan
kolam dengan kedalaman 1,2 – 2,5 m yang terdiri dari 3 zona yaitu zona aerobik pada
bagian atas, zona fakultatif pada bagian tengah, dan zona anaerobik pada bagian bawah
dengan rentang waktu detensi 5 – 30 hari. Pada kolam fakultatif, proses yang terjadi
19
yaitu penurunan BOD dan COD yang disebabkan oleh adanya aktivitas reaksi
simbiosis antara algae dan bakteri.
Gambar 4.7 Kolam fakultatif dengan kapasitas air limbah 2315 m3.
4.3.4 Kolam Maturasi
Dari kolam fakultatif, air dialirkan ke kolam maturasi akhir. Kolam maturasi
sebagai tempat proses pematangan lumpur. Fungsi bak maturasi adalah untuk
melanjutkan penurunan BOD5 dan COD dan lebih penting adalah menurunkan
kandungan bakteri patogen dan konsentrasi SS. Kolam mini bersifat kedap air dengan
konstruksi pasangan batu belah yang diplester dan diberi pasangan kerangka beton
bertulang. Pada IPAL Tegal Gundil terdapat kolam maturasi sebanyak empat kolam
dengan luas 1.744 m2, kedalaman 1,5 m, dan kapasitas penampungan air limbah yaitu
2.616 m3.
Gambar 4.8 Kolam maturasi dengan kapasitas air limbah 2.616 m3.
Air dari kolam maturasi dialirkan ke kolam filter. Pada kolam filter ini terjadi
sistem pengolahan air limbah dengan fungsi untuk memisahkan kandungan lumpur
20
yang terdapat dalam limbah dengan sistem penyaringan. Lumpur yang terdapat dalam
kolam secara berkala dipompakan ke unit kolam filter. Proses yang terjadi dalam
kolam filter, lumpur akan mengendap didasar kolam yang telah terdapat media pasir
dan kerikil. Overflow dari kolam filter akan mengalir langsung ke sungai atau saluran
umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan
zat organik (BOD, COD), juga dapat menurunkan konsentrasi ammonia, deterjen,
padatan tersuspensi (SS), fosfat dan lainnya.
Dari tabel dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) memenuhi baku mutu air limbah dari PermenLHK No. 68 tahun 2016
tentang baku mutu air limbah domestik, kecuali pada parameter Ammonia yang
melebihi baku mutu.
21
Parameter Ammonia yang melebihi baku mutu terjadi karena adanya alga
blooming yang menutupi permukaan kolam sehingga cahaya matahari tidak bisa
masuk ke dalam kolam dan menggangu proses fotosintesis dan respirasi.
Diagram alir proses instalasi pengolahan lumpur tinja dapat dilihat pada
Gambar 4.9
22
Gambar 4.10 Receiving Point
4.4.2 Biodigester
Air limbah yang diolah akan terpisah menjadi padatan (lumpur) dan cairan
(supernatan) yang masih harus diolah lebih lanjut karena masih mengeluarkan bau
walaupun konsentrasi material organik sudah jauh berkurang. Biodigester cocok
digunakan untuk limbah dengan konsentrasi material organik yang tinggi seperti
limbah dari wc/kakus, limbah industri tahu dan tempe, limbah dari rumah potong
hewan dan peternakan.
23
limbah dengan menggunakan beberapa bak/kompartemen yang fungsinya berbeda-
beda. Air limbah yang masuk pada reaktor akan diolah secara bertahap. Bak pertama
akan menguraikan materi organik yang mudah terurai dan demikian seterusnya bak
berikutnya akan menguraikan material yang lebih sulit terurai.
• Biaya yang diperlukan untuk mengangkut lumpur kering akan lebih murah
apabila telah dikeringkan.
• Pengurangan kadar air dilakukan untuk mencegah bau dan pembusukan.
• Lahan yang tersedia untuk pengeringan lumpur.
Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur pada bak
pengering lumpur 5 hari atau bila lumpur kering mempunyai kadar air maksimal 25%,
(tergantung dari ketebalan lumpur yang tertampung).
Apabila lumpur yang ditampung dalam bak pengering lumpur sudah kering,
maka lumpur tersebut dapat diangkat secara periodik dan diangin-anginkan di gudang
lumpur kering selama 3 – 5 hari, setelah itu dapat digunakan sebagai pupuk dan
campuran bahan penimbun lahan yang memerlukan urugan.
24
Mengingat lumpur yang dialirkan ke unit pengering relatif cukup pekat maka
pemeliharaan saluran yang menghubungkan antara unit-unit yang dihubungkan harus
dijaga kelancaran alirannya. Untuk menghindarkan penyumbatan yang mungkin
terjadi akibat aliran kurang lancar, setiap selesai penyaluran lumpur perlu digelontor.
Air pengelontor bisa dari efluen sistem atau air yang ada di instalasi.
25
Gambar 4.14 Horizontal Gravel Filter
4.4.6 Kolam Fakultatif
26
konsentrasi E. Coli dari kolam-kolam sebelumnya.
27
4.5 Sarana Pengelolaan IPAL Tegal Gundil
Saluran air limbah mengalirkan air limbah domestik dari perumahan ke tempat
bak atau kolam penampungan awal. Saluran ini dibangun di bawah tanah sehingga tidak
menimbulkan bau dan tidak dialiri oleh air limpasan permukaan apabila terjadi hujan.
Saluran ini dibuat mengikuti jalan trotoar dalam kompleks perumahan sampai pada
kolam penampungan awal yang berada di rumah pompa.
28
Gambar 4.18 Rumah Pompa
4.5.3 Laboratorium
29
4.5.4 Manhole
Plat man hole adalah lubang atau bak penampungan lumpur atau sedimen dan
dilengkapi dengan plat penutup biasanya dari baja. Ini berfungsi untuk mengendapkan
lumpur atau sedimen yang terbawa bersama dengan limbah cair domestik.
30
Sambungan Rumah Perpipaan Air Limbah, air limbah yang masuk ke IPAL sebesar 183
m3 .
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktik kerja lapangan yang dilakukan di UPTD PAL Kota Bogor sebagai
berikut :
UPTD PAL Kota Bogor mengelola Limbah Cair Domestik dan Lumpur Tinja
UPTD PAL Kota Bogor telah melayani 424 Rumah Terlayani perpipaan air
limbah yang terpasang di Perumahan Indraprasta-Bantarjati, Kelurahan
Bantarjati dan Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara,
UPTD PAL Kota Bogor melayani penyedotan Kakus/WC/Lumpur Tinja yang
daerah cakupan layanan se-Kota Bogor dan sekitarnya.
UPTD PAL Kota Bogor Memiliki 2 Pengolahan yaitu, Instalasi Pengolahan
Air Limbah dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja.
UPTD PAL Kota Bogor mempunyai 7 sarana pengelolaan air limbah dan
lumpur tinja, yaitu Saluran dari Pemukiman ke Kolam Penampungan Awal,
Rumah Pompa, Laboratorium, Plat Manhole, Taman Komplek IPAL Tegal
Gundil, IPAL dan IPLT.
Kualitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) memenuhi baku mutu air
limbah dari PermenLHK No. 68 tahun 2016 tentang baku mutu air limbah
domestik, kecuali pada parameter Ammonia yang melebihi baku mutu.
Parameter Ammonia yang melebihi baku mutu terjadi karena adanya alga
blooming yang menutupi permukaan kolam sehingga cahaya matahari tidak
bisa masuk ke dalam kolam dan menggangu proses fotosintesis dan respirasi.
Kualitas Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) sebagian memenuhi baku
mutu air limbah dari PermenLHK No. 68 tahun 2016 tentang baku mutu air
limbah domestik, kecuali pada parameter BOD, COD dan TSS yang melebihi
baku mutu. Parameter BOD, COD dan TSS yang melebihi baku mutu terjadi
karena adanya alga blooming yang menutupi permukaan kolam fakultatif,
terdapat banyak sampah pada kolam maturasi dan banyaknya endapan lumpur
pada kolam fakultatif dan kolam maturasi.
32
5.2 Saran
Sebaiknya Operator IPAL dan IPLT, Teknisi dan Operator Alat Berat memakai
APD yang lengkap pada saat operasional dan pemeliharaan IPAL dan IPLT.
Sebaiknya Pemeliharaan Kolam dilakukan setiap hari agar kualitas IPAL dan
IPLT terjaga.
Sebaiknya Operator IPAL dan IPLT lebih memperhatikan mengenai keadaan
kebersihan sekitar IPAL dan IPLT.
Sebaiknya Operator IPAL menyimpan dan merapihkan barang-barang yang
tidak terpakai di gudang bukan di area IPLT.
Sebaiknya Operator IPLT melakukan pengurasan pada kolam maturasi karena
lumpur yang mengendap sudah tinggi dan banyak.
Sebaiknya Operator IPAL dan IPLT memasang alat pengukur volume limbah
agar limbah yang masuk bisa tercatat dan terdata.
33
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2018. Kota Bogor Dalam Angka Tahun 2018. Kota
Bogor : Badan Pusat Statistik
Grintings, Perdana. 1995. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Air. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Laporan Monitoring Dokumen Lingkungan Kegiatan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Tegal Gundil, 2018, UPTD
PAL Kota Bogor.
Metcalf & Eddy. 2004. Wastewater Engineering. New York: McGraw-Hill
Peraturan Daerah Kota Bogor No. 8 Tahun 2014 Tentang Retribusi Jasa Umum
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 Tentang
Baku Mutu Air Limbah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
04/PRT/M/2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik.
Standar Operasional Prosedur Instalasi Pengolahan Air Limbah, 2013, UPTD PAL Kota
Bogor.
Standar Operasional Prosedur Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, 2013, UPTD PAL
Kota Bogor.
34
LAMPIRAN
35
1. Penyedotan Septik Tank
36
3. Penagihan Retribusi IPAL
37
5. Penyalaan Pompa di Rumah Pompa
38
7. Pemeliharaan Kolam IPAL
39
9. Baku mutu air Limbah Domestik Permen LHK No. 68 tahun 2016
40