Oleh :
Kelompok 20
Nama :
NIM :
1142005013
Asisten :
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Teknik Pewarnaan
1.1. Pewarnaan Sederhana
1.1.1. Latar Belakang
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan
menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk
melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan
susunan selnya. Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan
basa. Pada umumnya antara lain kristal violet, metylen blue,
karbol, fuchsin, dan safranin (lay, 1994). Pewarnaan sederhana
merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-
pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik
(suka dengan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif). Zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin.
Karena pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu
macam zat warna, hal ini dapat meningkatkan kontras antara
mikroorganisme dan sekelilingnya. Prosedur Pewarnaan
sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering
digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada
mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentuk yang bulat
(coccus), batang (basil), dan spiral. Pada coccus dapat terlihat
penataan seperti rantai (streptococcus), buah anggur
(stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang
terdiri dari 4 atau 8 (saranae) (Lay.1994).
1.1.2. Tujuan
- Mempelajari teknik pewarnaan dengan menggunakan satu
jenis pewarna
- Melihat bentuk-bentuk sel bakteri
1.2.Pewarnaan Gram
1.2.1. Latar Belakang
Pewarnaan gram merupakan salah satu bagian dari pewarnaan
diferensiasil. Pewarnaan gram merupakan salah satu metode pewarnaan
ganda yang digunakan sebagai dasar pengamatan dan awal dari
identifikasi bakteri untuk membedakan bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif berdasarkan sifat fisik dan kimia dinding sel
bakteri. Pewarnaan gram menggunakan pewarna utama Kristal
Violet dan pewarna tandingan Safranin. Pada zat warna basa bagian
yang berperan menempelkan warna disebut klorofor bermuatan positif.
Sedangkan zat warna asam yang berperan memiliki muatan negatif.
Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada dinding
sel, maka dari itu metode ini tidak dapat dilakukan pada bakteri
yang tidak memiliki dinding sel seperti genus.
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat
bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk
bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri
seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan
kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.
Pewarnaan ini dapat membagi bakteri menjadi gram positif
dan gram negatif berdasarkan kemampuannya untuk menahan
pewarna primer (kristal ungu) atau kehilangan warna primer dan
menerima warna tandingan (safranin). Bakteri gram positif
menunjukkan warna biru atau ungu dengan pewarnaan ini,
sedangkan bakteri gram negatif menunjukkan warna merah.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa
keberhasilan dari pewarnaan gram ini bergantung pada dinding
selnya. Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram
pada bakteri adalah didasarkan pada struktur dan komposisi
dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan
gram negatif mengandung lemak dalam presentase lebih tinggi
dan dinding selnya tipis.
Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan
bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar
permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel
dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram
negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya
terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori-pori mengkerut, daya
rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna
safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu, yang
merupakan warna dari Kristal Violet.
1.2.2. Tujuan
- Mengetahui prosedur pewarnaan gram, memahami
pentingnya setiap langkah dan secara umum memahami
reaksi-reaksi kimiawi dalam prosedur tersebut
- Mampu membedakan bakteri gram positif dan gram negatif
1.3.2. Tujuan
- Mempelajari teknik pewarnaan negatif
B. Pemurnian Isolat
1.1.Latar Belakang
Dari proses penangkapan mikroba dari suatu tempat tertentu
dengan menggunakana cawan petri yang berisi Nutrient Agar (NA) yang
diisolasi selama 2 hari, didapatkan bahwa adanya pertumbuhan mikroba
dalam cawan petri tersebut. Karena penangkapan mikroba ini berdasarkan
udara, maka mikroba yang tertangkap dan tumbuh dalam cawan petri ini
heterogen. Untuk mengetahui apa saja mikroba yang usdah ditangkap
dalam suatu proses isolasi mikroba, maka perlu dilakukan purifikasi atau
pemurnia mikroba.
Pemurnian mikroba inipun menggunakan medium Nutrient Agar
(NA) sama halnya seperti isolasi mikroba. Tetapi Nutrient Agar (NA)
yang digunakan dalam purifikasi atau permurnian ini tidak dalam cawan
petri, tetapi dalam tabung reaksi kecil. Medium dalam tabung reaksi ini,
dalam keadaan miring. Hal ini dimaksudkan agar dengan dimiringkannya
permukaan medium, maka luas ruang pembiakan untuk pemurniannya
menjadi lebih luas disbanding dengna menggunakan medium yang datar.
1.2.Tujuan
1.2.1. Mempelajari cara memindahkan biakan mikroba dari satu tempat
ke tempat lain secara aseptik
BAB II
A. Teknik Pewarnaan
2.1. Pewarnaan Sederhana
B. Pemurnian Isolat
CARA KERJA
A. Teknik Pewarnaan
3.1. Pewarnaan Sederhana
HASIL PENGAMATAN
A. Teknik Pewarnaan
4.1. Pewarnaan Sederhana
bakteri
Mikroba : Streptococcus sp.
4. Bentuk : Coccus (Bulat) rantai
Warna : Hitam
4.2. Pewarnaan Gram
bakteri
Mikroba : Vibrio sp.
2. Bentuk : Comma
Warna : Ungu
bakteri
bakteri
PEMBAHASAN
A. Teknik Laboratorium
5.1. Pewarnaan Sederhana
Dalam prosedur pewarnaan sederhana yang dilakukan
praktikan, tidak disebutkan adanya pemakaian pewarna seperti kristal
violet atau metilen biru. Oleh karena itu, praktikan menduga bahwa
dalam pewarnaan sederhana ini, yang bekerja sebagai pewarnanya
adalah aquades.
Pada hasil pengamatan terhadap bakteri Staphylococcus sp.
menggunakan mikroskop, didapatkan bahwa memang bentuk bakteri
tersebut adalah coccus (bulat) dan bergerombol seperti anggur. Akan
tetapi gambar yang dihasilkan praktikan kurang jelas bentuk dan
penataannya, hal ini mungkin dikarenakan kurangnya perbesaran yang
digunakan. Tetapi dengan melihat bakteri tersebut, kita tahu bahwa
bakteri tersebut bergerombol. Sehingga praktikan menduga, memang
benar jika bakteri yang diamati praktikan merupakan Staphylococcus
sp..
Pada hasil pengamatan bakteri Vibrio sp., didapatkan bahwa
memang bentuk dari bakteri yang diamati adalah vibrio atau
berbentuk spiral seperti coma. Sehingga, praktikan menduga bahwa
memang benar jika bakteri yang diamati merupakan bakteri Vibrio sp..
Pada hasil pengamatan terhadap bakteri Bacillus sp.,
seharusnya didapatkan bentuk bekteri seperti bacillus (batang), tetapi
hasil dari pengamatan dengan mikroskop kurang jelas bahwa bentuk
dari bakteri tersebut adalah batang. Hal ini mungkin disebabkan
perbesaran yang digunakan praktikan kurang besar.
Pada hasil pengamatan terhadap bakteri Streptcoccus sp.,
didapatkan bahwa memang bentuk bakteri tersebut adalah coccus
(bulat) dan berjajar seperti rantai.. Sehingga praktikan menduga,
memang benar jika bakteri yang diamati praktikan merupakan
Streptococcus sp..
B. Pemurnian Isolat
BAB VI
KESIMPULAN
1. Dari pengamatan keempat bakteri tersebut dan dari latar belakang yang
ada, maka dapat diketahui bahwa dinding sel bakteri tersebut
komposisinya didominasi dengan protein pada bakteri gram positif dan
lemak pada bakteri gram negatif.
2. Pewarnaan negatif bertujuan untuk memberi warna gelap pada latar
belakang dan tidak memberi warna pada sel bakteri. Hal tersebut dapat
terjadi karena pada pewarnaan negatif, pewarna yang digunakan adalah
pewarna asam dan memiliki komponen kromoforik yang bermuatan
negatif, yang juga dimiliki oleh sitoplasma bakteri. Sehingga pewarna
tidak dapat menembus atau berpenetrasi ke dalam sel bakteri karena
negative charge pada permukaan sel bakteri. Pada pewarnaan negatif ini,
sel bakteri terlihat transparan (tembus pandang).
3. Penggunaan larutan Hijau Malakit 5%, dan untuk memperjelas
pengamatan, sel vegetatif juga diwarnai dengan larutan Safranin 0,5%
sehingga sel vegetatif ini berwarna merah, sedangkan spora berwarna
hijau.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.academia.edu/10414811/Pewarnaan_Bakteri_1_MAKALAH_
PEWARNAAN_SEDERHANA_NEGATIF_KAPSUL_dan_GRAM
diakses pada Selasa, 6 Oktober 2015 pada pukul 01.49
2. http://www.academia.edu/11704012/Pewarnaan_Sederhana diakses pada
Selasa, 6 Oktober 2015 pada pukul 01.57
3. http://www.academia.edu/8884921/PEWARNAAN_BAKTERI diakses
pada Selasa, 6 Oktober 2015 pada pukul 02.09
4. http://www.academia.edu/6554037/5_Pewarnaan_Gram diakses pada
Selasa, 6 Oktober 2015 pada pukul 02.15
5. http://ilmuveteriner.com/ciri-ciri-dan-bentuk-bakteri/ diakses pada Selasa,
6 Oktober 2015 pada pukul 03.07
6.