Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

MENGANALISIS SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN PT. PERTAMINA

Oleh :
Angga Adiyutha 25116025
Andre Atmadestra 25116018
Fadhil Ramadani 25116022
Mayasta Dyah Prameswari 25116015
Woro Puspa Indriyani 25116023

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1
1.2 Permasalahan .......................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................................2
1.4 Tujuan ..................................................................................................................................3
1.5 Manfaat ................................................................................................................................3
BAB II KAJIAN LITERATUR .....................................................................................................4
2.1 Pengenalan ISO 14001 dan EMS .........................................................................................4
BAB III METODOLOGI ...............................................................................................................8
3.1 Kerangka Kerja ....................................................................................................................8
3.2 Studi Pendahuluan ...............................................................................................................8
3.3 Waktu dan Lokasi Kerja ......................................................................................................9
3.4 Alat dan Bahan.....................................................................................................................9
3.5 Tahapan Pengambilan Data .............................................................................................. 10
3.6 Tahapan Analisis Data ...................................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 11
4.1 Profil Perusahaan .............................................................................................................. 11
4.2 Struktur ............................................................................................................................. 13
4.3 Program ............................................................................................................................. 14
4.4 Pencapaian ........................................................................................................................ 16
4.5 Strategi .............................................................................................................................. 16
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di


sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di
samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang
secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama. Saat
ini tingkat produksi

Berbagai macam organisasi semakin meningkatkan kepedulian terhadap


pencapaian dan penunjukan kinerja lingkungan yang baik melalui pengendalian dampak
lingkungan yang terkait dengan kegiatan, produk dan jasa organisasi yang bersangkutan,
konsisten dengan kebijakan peraturan perundangundangan, pengembangan kebijakan
ekonomi dan perangkat lain yang mendorong perlindungan lingkungan, dan
meningkatkan kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan terhadap lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan. Salah satu standar yang berkaitan dengan lingkungan dan
menjadi patokan stakeholder untuk mempertahankan daya saing adalah ISO 14000 dan
EMS (Environmental Management System). Berkaitan dengan sistem manajemen
lingkungan, ISO menerbitkan standarisasi mengenai Sistem manajemen lingkungan
yang dikenal dengan ISO 14001 yang merupakan bagian dari sistem manajemen
organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan mengenai
lingkungan dan juga sebagai panduan bagi organisasi dalam mengelola aspek
lingkungannya (ISO 14001, 2004).

Tidak hanya itu Kemajuan dan perkembangan industri mengharuskan adanya


ketersediaan sistem manajemen yang memadai sehingga dapat mengurangi kerusakan
serta kerugian di dalam lingkungan sekitar maupun keselamatan pada Karyawan dan
juga Dalam era globalisasi dan pasar bebas saat ini setiap perusahaan dihadapkan pada
situasi lingkungan bisnis yang semakin tidak pasti dan persaingan yang semakin ketat
untuk menjadi yang terbaik dalam bisnisnya Dalam menghadapi situasi persaingan
pasar yang semakin berat, tidak ada pilihan lain bagi PT. Pertamina (Persero) untuk
lebih meningkatkan kinerjanya melalui pembenahan diberbagai aspek baik yang

1
berkaitan dengan masalah lingkungan, operasional, distribusi, dan juga berkaitan
dengan pemberdayaan karyawannya seperti kesadaran kesehatan dan keselamatan
terhadap pekerja, perusahaan juga dituntut untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada
semua aspek perusahaan, baik aspek kesehatan pada lingkungan, aspek distribusi, aspek
produksi, maupun dari aspek sumber daya manusia.

ISO 14001 merupakan standar yang digunakan untuk membuat suatu sistem
manajemen lingkungan yang baik. Salah satu perusahaan yang menerapkan ISO 14001
ini adalah PT Pertamina EP Field Cepu. PT Pertamina EP Field Cepu adalah wilayah
kerja (WK) di bagian asset 4. Untuk mengetahui sejauh apa penerapan ISO 14001 di PT
Pertamina EP Field Cepu kami melakukan tindakan evaluasi penerapannya di
perusahaan. Evaluasi kami lakukan dengan cara mencari data-data pengelolaan
lingkungan perusahaan, mempelajari dokumen-dokumen pengelolaan lingkungan
perusahaan, memperhatikan penerapannya melalui data dan jurnal penelitian yang sudah
dilakukan orang lain sebelumnya yang berkaitan dengan standar ISO 14001. Hasil dari
pengamatan dari data ditemukan beberapa hal yang menjadi perhatian kami terhadap
penerapan sistem manajemen lingkungan di PT Pertamina EP Field Cepu. Hal tersebut
antara lain minimnya pegawai di bagian pengelolaan lingkungan (21 orang), kurangnya
pelatihan terhadap para pegawai dalam hal kesiagaan tanggap darurat, dan pengelolaan
limbah air terproduksi yang dihasilkan dari aktivitas pemboran.

1.2 Permasalahan

Pada analisis penerapan ISO dan EMS pada PT. Pertamina EP Field Cepu
didapatkan permasalahan antara lain minimnya pegawai di bagian pengelolaan
lingkungan (21 orang), kurangnya pelatihan terhadap para pegawai dalam hal kesiagaan
tanggap darurat yang berarti manajemen sumber daya di PT.Pertamina EP Field Cepu
kurang baik, dan pengelolaan limbah air terproduksi yang dihasilkan dari aktivitas
pemboran dan pengolahan limbah pada PT.Pertamina EP Field Cepu tidak di
manajemenkan dengan baik

1.3 Rumusan Masalah

1. Pemberdayaan sumber daya manusia di PT. Pertamina EP Field Cepu untuk


meningkatkan mutu sistem manajemen yang baik.

2
2. Sistem pengolahan limbah di PT. Pertamina EP Field Cepu dan apakah sudah sesuai
dengan ISO 14000 atau standar yang sudah didapatkan atau belum.
3. Sistem manajemen mutu pada PT. Pertamina EP Field Cepu

1.4 Tujuan

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah manajemen mutu,
manajemen sumber daya manusia, serta manajemen pengolahan limbah di
PT.Pertamina EP Field Cepu sudah sesuai dengan standar sistem manajemen
lingkungan yang ditentukan serta mengetahui pengaruh terhadap sistem manajemen
yang diterapkan pada PT.Pertamina EP Field Cepu.

1.5 Manfaat

Setelah kita menganalisis kajian, kita dapat mengevaluasi dan mengetahui


permasalahn permasalahan yang ada di perusahaan dan kemudian Diharapkan dapat
memberikan masukan sebagai evaluasi mengenai penerapan Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001 di PT. Pertamina EP Field Cepu.

3
BAB II
KAJIAN LITERATUR

2.1 Pengenalan ISO 14001 dan EMS

2.1.1 Environmental Management System

Environmental Management system diartikan sebagai Sistem Manajemen


Lingkungan yang merupakan suatu proses dan penerapan praktik sebuah organisasi atau
perusahaan dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi
perusahaannya. Proses ini melibatkan seluruh karyawan, pelanggan, klien dan juga
pemangku kepentingan perusahaan lainnya. EMS adalah suatu kerangka kerja untuk
membanttu sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan lingkungannya. Kerangka kerja
ini disesuaikan dengan bisnis dan tujuan dari perusahaan tersebut.

Sebelum membangun EMS, perusahaan harus memastikan kebijakan lingkungan


dan tujuannya, serta mengkomunikasikannya dengan keseluruhan organisasi.
Peluncuran EMS membutuhkan komitmen baik dari manajer senior maupun karyawan
di semua tingkatan. Hal ini penting agar semua orang mengerti mengapa organisasi
membutuhkan EMS yang efektif.

Elemen Dasar dalam EMS antara lain :

 Meninjau tujuan lingkungan perusahaan.


 Menganalisis dampak lingkungan dan persyaratan hukumnya.
 Menetapkan sasaran dan target lingkungan untuk mengurangi persyaratan
hukum.
 Menetapkan program untuk memenuhi tujuan dan target ini.
 Memonitor dan mengukur kemajuan dalam mencapai tujuan.
 Memastikan kesadaran dan kompetensi lingkungan karyawan.
 Meninjau kemajuan EMS dan melakukan perbaikan.

EMS dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal berikut, antara lain :

 Penghematan biaya melalui pengurangan konsumsi sumber daya.


 Meningkatkan efisiensi operasional.

4
 Peningkatan lingkungan kinerja.
 Kepatuhan terhadap hukum.
 Kepercayaan pelanggan lebih dalam.
 Peningkatan keterampilan karyawan.

Pendekatan yang terdapat dalam EMS, yaitu perencanaan, pelaksanaan,mengevaluasi


dan memperbaiki.

Adapun sasaran yang telah dicapai dari EMS ini antara lain :

 Mengurangi emisi hingga 10 persen pada tahun 2000.


 Mengurangi penggunaan listrik hingga 15 persen pada tahun 2000.
 Mengurangi penggunaan gas alam sebesar 20 persen di tahun 2000.
 Mendaur ulang 50 persen limbah kardus pada tahun 2001.
 Mempromosikan kegiatan lingkungan.
 Mengurangi energi yang digunakan di bidang manufaktur.
 Mendaur ulang plastik, 50 persen botol pada tahun 2012 dan 100 persen botol
pada tahun 2013.

Dalam menerapkan EMS, perusahaan juga berpedoman pada ISO. ISO adalah
Organisasi Internasional untuk Standardisasi. ISO telah membuat lebih dari 18.000
standar untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu ekonomi, lingkungan dan
sosial. Salah satu ISO yang menangani bidang lingkungan yaitu ISO 14000. ISO 14000
menjelaskan tentang standar, panduan, dan laporan teknis pengelolaan lingkungan. ISO
14000 menangani permasalahan lingkungan agar solusi yang diterapkan bisa memenuhi
kaidah pembangunan berkelanjutan. Tujuan utama ISO 14000 standar adalah untuk
mempromosikan lingkungan yang efektif dalam organisasi.

2.1.2 ISO 14001

ISO 14001 adalah standar internasional yang menentukan persyaratan untuk


pendekatan manajemen yang terstruktur untuk perlindungan lingkungan. ISO 14001
(Sistem Manajemen Lingkungan) merupakan sistem manajemen perusahaan yang
berfungsi untuk memastikan bahwa proses yang digunakan dan produk yang dihasilkan
telah memenuhi komitmen terhadap lingkungan, terutama dalam upaya pemenuhan

5
terhadap peraturan di bidang lingkungan, pencegahan pencemaran dan komitmen
terhadap perbaikan berkelanjutan.

Tujuan ISO 14001 adalah untuk memungkinkan organisasi dari semua jenis atau
ukuran untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan yang berkomitmen untuk
bertanggung jawab pada lingkungan; seperti keberlanjutan sumber daya, pencegahan
polusi, mitigasi perubahan iklim dan minimalisasi dampak lingkungan.

Manfaat Mendapatkan Sertifikat ISO 14001 adalah khususnya bagi produsen, sebagai
berikut :

 Meminimasi potensi konflik antara pekerja dengan pengusaha dalam penyediaan


lingkungan kerja yang layak dan sehat dan meningkatkan produktivitas pekerja
melalui efisiensi waktu dan biaya.
 Menjembatani pemenuhan peraturan lingkungan dengan lebih terencana dan
terstruktur.
 Penggunaan sumber daya alam yang lebih bijaksana menuju terciptanya eko-
efisiensi.
 Menjaga citra bisnis industri yang selama ini sering dikaitkan secara negatif
dengan pencemaran lingkungan

Manfaat Mendapatkan Sertifikat ISO 14001 adalah khususnya bagi lingkungan, sebagai
berikut :

 Berkurangnya pencemaran lingkungan melalui penurunan penggunaan bahan-


bahan kimia berbahaya.
 Pengurangan limbah berbahaya dan dapat mengurangi gangguan sosial yang
berasal dari keberadaan industri itu sendiri misalnya, mengurangi kebisingan,
polusi air, polusi udara, kemacetan, dan social responsibilty.

ISO 14001:2015 harus digunakan oleh setiap organisasi yang ingin mendirikan,
memperbaiki, atau mempertahankan sistem manajemen lingkungan agar sesuai dengan
kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan dan persyaratan. Persyaratan standar yang
dapat dimasukkan ke dalam sistem manajemen lingkungan, sejauh mana ditentukan
oleh beberapa faktor termasuk industri organisasi, kebijakan lingkungan, produk dan

6
penawaran layanan, dan lokasi. ISO 14001: 2015 adalah relevan untuk semua
organisasi, terlepas dari ukuran, lokasi, sektor, atau industri.

7
BAB III
METODOLOGI

3.1 Kerangka Kerja

KERANGKA KERJA

Studi Pendahuluan: Waktu dan Lokasi Alat dan Bahan


Kerja :
1. Pendahuluan 1. Alat
2. Tinjauan 1. Waktu 2. Bahan
Pustaka 2. Tempat
3. Metode Kerja
4. Pembahasan

Tahapan Pengambilan Data : Tahapan Pengambilan Data :


4. Sumber 1. Sumber
5. Penyaringan Data 2. Penyaringan Data
6. Hasil Data 3. Hasil Data

3.2 Studi Pendahuluan

3.2.1 Pendahuluan
Berisi data data yang didalamnya latar belakang yang menjelaskan mengenai
sistem manajemen lingkungan dan menjelaskan pengelolaan limbah dan sumber daya
manusia.

3.2.2 Tinjauan Pustaka

Untuk poin garis besar yang diambil dalam tugas besar sistem manajemen
lingkungan mengenai mengetahui apakah manajemen mutu, manajemen sumber daya
manusia, serta manajemen pengolahan limbah di PT.Pertamina EP Field Cepu sudah
sesuai dengan standar sistem manajemen lingkungan yang ditentukan serta mengetahui
pengaruh terhadap sistem manajemen yang diterapkan pada PT.Pertamina EP Field
Cepu.

8
3.2.3 Metode kerja
Dalam laporan kelompok yang kami buat didalamnya memuat kerangka kerja
,studi pendahuluan , waktu dan lokasi kerja, alat dan bahan , tahapan pengambilan data
dan terakhir analisis data . Semuanya saling berkaitan dan disesuaikan dengan ke
validan data dalam analisis mengenai apakah manajemen mutu, manajemen sumber
daya manusia, serta manajemen pengolahan limbah di PT.Pertamina EP Field Cepu
sudah sesuai dengan standar sistem manajemen lingkungan yang ditentukan serta
mengetahui pengaruh terhadap sistem manajemen yang diterapkan pada PT.Pertamina
EP Field Cepu.
3.2.4 Pembahasan
Di dalamnya membahas mengenai apakah manajemen mutu, manajemen
sumber daya manusia, serta manajemen pengolahan limbah di PT.Pertamina EP Field
Cepu sudah sesuai dengan standar sistem manajemen lingkungan yang ditentukan serta
mengetahui pengaruh terhadap sistem manajemen yang diterapkan pada PT.Pertamina
EP Field Cepu.

3.3 Waktu dan Lokasi Kerja

3.3.1 Waktu

Waktu mengerjakan makalah ini pada tanggal 15 April 2019 s.d 24 April 2019.

3.3.2 Tempat

 Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA)


 Gedung E, Lantai 2, Kelas 206
 Kantin Rumah Kayu

3.4 Alat dan Bahan

 Laptop
 Handphone
 Wifi
 Jurnal
 Makalah

9
 ISO 14001

3.5 Tahapan Pengambilan Data

Pengumpulan
Data

Jurnal Makalah ISO 14001

Penyaringan
Data

Hasil Data

3.6 Tahapan Analisis Data

Data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data kualitatif, dengan demikian
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
kualitatif” menurut H.B. Sutopo (2006:105). Teknik analisis data kualitatif bersifat
induktif karena analisis sama sekali tidak dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran
suatu prediksi atau hipotesis penelitian, tetapi semua simpulan yang dibuat sampai
dengan teori yang mungkin dikembangkandibentuk dari semua data yang telah berhasil
ditemukan. Miles dan Huberman (dalam Guanawan, 2013: 210) mengemukakan bahwa
ada tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif,
ketiga data tersebut adalah reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian yang diperoleh penulis kemudian di analisa dengan membandingkannya
dengan Environmental Management System ISO 14001.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yang didirikan pada tanggal 14 September 2005


merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) untuk melakukan kegiatan usaha
sektor hulu di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) minyak dan gas bumi di Blok Cepu
yang mencakup wilayah Kabupaten Bojonegoro dan Tuban di Provinsi Jawa Timur dan
Kabupaten Blora di Provinsi Jawa Tengah.

Keberadaan PEPC tidak terlepas dari dikeluarkannya Undang- Undang Nomor


22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
31 Tahun 2003 Tentang Pengalihan Bentuk Pertamina menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero), dimana Pertamina tidak lagi memegang Kuasa Pertambangan dan berubah
bentuk menjadi PT Pertamina (Persero).

Selanjutnya, berdasarkan PP No. 35/2004 Tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak


dan Gas Bumi, kontrak-kontrak Pertamina Technical Assistant Contract (TAC) dan
Enhanced Oil Recovery (EOR) beralih ke PT Pertamina (Persero) dan wilayah bekas
kontrak tersebut tetap merupakan bagian wilayah kerja PT Pertamina (Persero). Dengan
demikian TAC Blok Cepu seharusnya menjadi wilayah kerja PT Pertamina (Persero).
Namun untuk mempercepat produksi minyak dan gas (migas), Pemerintah menerbitkan
PP No. 34/2005 tentang Perubahan atas PP No. 35/2004 mengenai Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi sehingga berdasarkan PP tersebut, Kontrak TAC Blok
Cepu dapat diubah ke Kontrak Kerja Sama (KKS) dan tidak otomatis dikembalikan
sebagai Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Pertamina.

Untuk mengelola kegiatan migas dalam KKS Blok Cepu, dengan melalui proses
yang panjang, pada tanggal 15 Maret 2006 ditandatangani Joint Operating Agreement
(JOA) Blok Cepu antara MCL, Ampolex dan PEPC yang berlaku efektif mundur sejak
tanggal 17 September 2005. Di dalam JOA tersebut juga dinyatakan bahwa MCL
ditunjuk sebagai Operator Blok Cepu. Dengan demikian, sejak tahun 2006 aktivitas
operasional PEPC di Blok Cepu secara efektif telah dimulai dengan tigakegiatan utama

11
yaitu kegiatan eksplorasi, pengembangan lapangan minyak Banyu Urip dan kegiatan
perencanaan pengembangan lapangan gas Jambaran-Cendana.

Pada tanggal 17 Agustus 2011 telah ditandatangani Head Of Agreement (HOA) antara
MCL, PEPC, dan PT Pertamina EP (PEP) berisikan:

 Unitisasi Lapangan Jambaran (milik KKKS Blok Cepu) dengan lapangan Tiung
Biru (milik PEP)

 PEPC sebagai Operator Unitisasi Lapangan Jambaran-Tiung Biru.

 Pengembangan terintegrasi lapangan Unitisasi dengan Lapangan Cendana.

Hal tersebut merupakan babak baru bagi PEPC dalam pengembangan Lapangan
Jambaran Tiung Biru dari semula hanya merupakan Non Operator di Blok Cepu
kemudian menjadi Operator Unitisasi Lapangan Jambaran - Tiung Biru yang dapat
memberikan kontribusi peningkatan nilai bagi PT Pertamina (Persero).

Sebagai salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di


bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina EP Cepu
berkomitmen untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan produksi minyak dan gas
bumi nasional.

PEPC berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan


menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik dan benar (Good
Corporate Governance-GCG) dalam menjalankan setiap aktivitas usahanya. Seluruh
jajaran perusahaan meyakini bahwa pemenuhan aspek-aspek GCG dapat mendukung
tujuan perusahaan baik dalam mencapai kinerja terbaik, profitabilitas dan nilai tambah
bagi seluruh pemangku kepentingan, serta keberlangsungan usaha jangka panjang.

Visi :

Menjadi role-model perusahaan hulu dibidang minyak dan gas di dalam kegiatan
kemitraan dan pembinaan SDM profesional.

12
Misi :

 Mendukung target yang dibebankan oleh negara kepada PT Pertamina (Persero)


untuk menemukan cadangan migas baru dan meningkatkan produksi migas
nasional, khususnya di blok Cepu.
 Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi tinggi yang dikelola secara
profesional, fokus dan memiliki keungulan komptitif dengan
menggunakanreknologi modern kelas dunia yang dihasilkan dari kemitraan
dengan world class company sehingga memberikan nilai tambah lebih kepada
para stakeholders terutama pemegang saham, pelanggan, pekerja, dan
masyarakat luas.

4.2 Struktur

13
Dewan Komisaris:

 Komisaris Utama : Gandhi Sri Widodo

Dewan Direksi :

 Direktur Utama : Jamsaton Nababan


 Direktur Operasi : Achmad Zaidy
 Direktur Bisnis Support : Desandry
 Direktur Pengembangan : Taufik Aditiyawarman

4.3 Program

Saat ini, proyek pengembangan lapangan yang sedang dilakukan adalah project
full field Banyu Urip yang diprediksi mampu memproduksi minyak hingga 165
KBOPD dan Proyek Pengembangan Gas Cepu yang meliputi lapangan unitisasi
Jambaran - Tiung Biru dan lapangan Cendana. Proyek pengembangan Gas Cepu
diprediksi memproduksi gas sebesar 315 MMSCFD selama masa plato 16 tahun
produksi.

A. Banyu Urip Full Field

Kegiatan Pengembangan Lapangan Banyu Urip meliputi Kegiatan EPC (Engineering,


Procurement and Construction) yang terbagi atas 5 (lima) aktivitas EPC yaitu :

 EPC1 : Central Processing Facilities (CPF), Lingkup pekerjaan meliputi:


1. Pembangunan Wellpad untuk 49 sumur
2. Flowline from the wellpads menuju CPF
3. Sour Crude Processing & stabilization (185 kBD)
4. Crude Storage (125 kBD) & export pump
5. Gas Handling & Injection
6. Produced Water Treatment
7. Fuel Gas Treatment
8. Power Generation
 EPC2 : Onshore Export Pipeline, Lingkup pekerjaan meliputi:
1. Onshore Pipeline 72 km x 20"
2. Pipa untuk Horizontal Directionally Drilled (HDD), 20"

14
3. Insulation pipe
 EPC3 : Offshore Export Pipeline & Mooring Tower, meliputi:
1. Offshore Pipeline 23 km x 20" dia
2. Polyurethane Foam Insulation for Flow Assurance
3. Rigid Steel Riser
4. Mooring Tower 33 meter water depth
5. Piled Tower Structure
6. 360 degree Rotating Assembly
7. Lifting and Pigging Facilities
 EPC4 : Floating Storage & Offloading (FSO). Lingkup pekerjaan EPC4 adalah:
1. Konversi kapal tanker berjenis 90's Vintage VLCC (Very Large Crude
Carrier) menjadi FSO (Floating Storage and Offloading unit) dengan
kapasitas minimum 1.7 juta barrel
2. Offloading rate 30.000-50.000 bbl/jam
3. Kapasitas untuk mengakomodir kapal tanker dengan bobot mati 50.000-
300.000 dwt
4. Kapasitas awak 60-70 orang
 EPC5 : Infrastructure Facilities, Lingkup pekerjaan meliputi:
1. Solo Riverwater Intake Facility
2. Solo Riverwater Retention Basin (5,5 Mm3)
3. Administration, Operation & Maintenance buildings
4. Personnel Housing & Support facilities
5. Road & utility infrastructure

B. Pengembangan Gas Cepu

Proyek Pengembangan Gas Cepu didasarkan atas dua lapangan gas yakni
lapangan Jambaran - Tiung Biru dan lapangan Cendana. Struktur Jambaran - Tiung biru
merupakan reservoir gas yang melampar melalui dua wilayah kerja pertambangan yakni
WKP Blok Cepu dan WKP milik PT Pertamina EP (PEP). Berdasarkan ketentuan PP
No.35/2004, pengelolaan terhadap struktur tersebut harus dilakukan dengan konsep
Unitisasi Lapangan Jambaran dan Tiung Biru untuk pengembangan gas yang optimal.

15
Berdasarkan Head of Agreement ("HoA") yang ditandatangani pada tanggal 17 Agustus
2011 antara KKKS Blok Cepu dengan PEP, PEPC ditunjuk menjadi Operator Unitisasi
Lapangan Jambaran - Tiung Biru.

Pokok-pokok perjanjian dalam HoA antara lain :

1. Jambaran - Tiung Biru diunitisasi.


2. PEPC ditunjuk sebagai Operator Unitisasi
3. Konsep pengembangan Gas terintegrasi Jambaran - Tiung Biru dengan Cendana.

Rencana Pengembangan (Plan of Development/POD) Unitisasi Lapangan Gas


Jambaran Tiung Biru (JTB) yang terintegrasi dengan Lapangan Cendana telah disetujui
pada tanggal 13 Februari 2013. Pada tanggal 28 Februari 2013 PEPC ditunjuk sebagai
Operator Unitisasi Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) oleh Kementerian ESDM
melalui persetujuan Unitization Agreement ("UA") yang ditandatangani oleh PEPC,
MCL, Ampolex, BUMD, dan PEP. Kegiatan proyek sampai dengan 2013 meliputi
kegiatan AMDAL, procurement untuk FEED, optimisasi teknologi, perizinan dan survei
pembebasan lahan.

4.4 Pencapaian

 The 13th Sustainability Reporting Award. PEPC mendapatkan Runner Up 1


Best Sustainability Report Category Oil and Gas
 1st Runner Up dalam ajang Annual Pertamina Subsidiary Award untuk kategori
The Best Shareholder Achiever
 Eksternal assessment ISRS 8 yang di lead oleh fungsi HSSE
 APQO International ACE Team Awards 2018 PC-PROVE Opsprod 3 Stars
(Highest Category)

4.5 Strategi

 HSSE & sustainability


 Human capital development
 Upstream growth
 Gas growth
 Strengthening refining & petrochemical business

16
 New and renewble energy development
 Infrasrtucture and marketing development
 Company growth

17
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

PT Pertamina EP Field Cepu telah melakukan penerapan ISO 14001 di


perusahaannya dengan baik dan terarah dengan membentuk badan khusus untuk
menangani lingkungan. Meskipun masih ada beberapa kekurangan perusahaan tetap
berusaha melakukan yang terbaik dengan sumber daya dan kemampuan yang ada.
Selain itu, segala bentuk kegiatan pengelolaan lingkungan selalu dipantau, dievaluasi,
dan dilaporkan sehingga gangguan yang telah terjadi dan akan terjadi dapat diatasi
dengan baik. Segala bentuk kegiatan diawasi melalui laporan pemantauan lingkungan
yang dilakukan rutin oleh perusahaan dan dilaporkan setiap enam bulan sekali

SARAN

 PT. Pertamina melakukan open recruitment pegawai di bidang pengelolaan


lingkungan.
 PT. Pertamina melaksanakan pelatihan terhadap para pegawai dalam hal
kesiagaan tanggap darurat dan management pengelolaan limbah air terproduksi
yang dihasilkan dari aktivitas pemboran dan pengolahan limbah sehingga
management sumber daya di perusahaan tersebut terkelola dengan baik.

18

Anda mungkin juga menyukai