Air limbah usaha perbengkelan dapat berupa oli bekas, bahan ceceran, pelarut/pembersih,
air dan lain lain. Bahan pelarut/pembersih pada umumnya mudah sekali menguap, sehingga
keberadaannya dapat menimbulkan pencemaran terhadap udara. Terhirupnya bahan pelarut juga
dapat menimbulkan gangguan terhadap pernafasan para pekerja. Bahan bakar merupakan bahan
yang mudah sekali menguap dan terhirup oleh para pekerja. Bahan bakar merupakan cairan yang
mudah terbakar oleh nyala api, dan juga merupakan bahan yang mudah sekali terbawa oleh
aliran air. Bahan bakar bensin mudah sekali menguap dan terhirup oleh pekerja.
Air limbah dari bengkel dapat berupa bahan pelarut/ pembersih, bahan bakar, oli bekas
dan air bekas cucian. Teknologi pengolahan air limbah yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Air limbah usaha bengkel sangat mudah terkontaminasi dengan kontaminan seperti
minyak, oli, gemuk, bahan bakar dan lain lainnya. Oleh karena itu untuk mengelola air limbah
tersebut, pertama harus dilakukan dengan cara meminimisasi air limbah dan melakukan
pencegahan terjadinya proses kontaminasi dengan kontaminan kontaminan tersebut. Bagaimana
upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pencegahan pada slang air dan efisiensi
pemakaian air dengan cara menggunakan kran yang mudah ditutup dan penepatannya pun mudah
dijangkau. Upaya lainnya yaitu dengan mencegah masuknya air hujan ke dalam lingkungan kerja
yang telah tercecer kontaminan karena kontaminan akan larut dan terbawa aliran air hujan
tersebut, sehingga pencemaran akan tersebar mengikuti arah aliran air tersebut.
Untuk bengkel yang melayani cucian kendaraan terhindar dari kontaminan bekas cucian
seperti minyak atau oli, sebaiknya menempatkan tempat cuciannya dekat dengan saluran
pembuangan air limbah dan terhindar dari kegiatan bongkar mesin atau kegiatan ganti oli. Dan
apabila upaya diatas dilakukan, air limbah sedikit kemungkinan terkontaminasi, sehingga unit
pengolahan air limbah yang diperlukan tidak terlalu rumit dan lebih murah. Unit pengolahan
yang diperlukan hanya berupa unit untuk memisahkan kotoran padatan yaitu dengan proses
pengendapan dan unit pemisah minyak atau separator (oil Catcher).
Gambar 3.2 Bak Penampung Oli (Oil Trap) Bengkel Sumber: PT. Berkah Bhumi Abadi
Anaerobic Baffle Reactor
Pengertian Anaerobic Baffle Reactor (ABR) adalah Tangki septik yang lebih baik, terdiri dari
beberapa seri dinding antar/sekat yang menyebabkan air limbah yang datang tertekan untuk
mengalir. Kontak waktu yang lama dengan biomassa/lumpur aktif menghasilkan pengolahan
yang lebih baik.
Anaerobic Filter
Anaerobic Filter adalah sebuah fixed-bed bioloigical reaktor yang biasanya digunakan sebagai
secondary treatment yang mana didalamnya terdapat media sebagai tempat perlekatan bakteria
yang berfungsi untuk mensuspensi TSS yang terdapat pada air limbah atau dengan kata lain
membentuk biofilm.
Anaerobic Filter didasarkan pada kombinasi pengolahan physical dan biologi. Dimana
didalamnya terdapat area yang kedap air yang terdiri dari beberapa lapis media yang berfungsi
sebagai tempat bakteria mendegradasi padatan yang terdapat pada air buangan.
Untuk memungkinkan pembentukan biofilm yang diperlukan untuk pengolahanan aerob, maka
perlu pembibitan pada awal proses pengolahan seperti pada septic tank dan anaerobic Baffle
reactors. Pembibitan dapat dilakukan dengan penyemprotan lumpur aktif (misalnya dari sebuah
tangki septik) pada bahan saringan sebelum memulai operasi kontinyu. Selanjutnya, ketika
efisiensi pada anaerobic filter menurun, filter yang digunakan harus dibersihkan dengan
pembilasan kembali dari air limbah atau dengan menghapus massa filter untuk membersihkan
diluar reaktor. Seperti dengan tangki septik, penyedotan dari ruang pengolahan utama harus
dilakukan secara berkala. Kedua, penyedotan dan pembersihan bahan filter dapat membahayakan
kesehatan manusia karena anaerobic filter menghasilkan biogas sehingga perlu adanya tindakan
pencegahan keselamatan yang tepat. Gambar Anerobic Filter dapat dilihat pada Gambar 3.6.
berikut.