Anda di halaman 1dari 14

Oleh: Dr. L. Sholehuddin, M.Pd.

, Dosen Tetap Sekolah Tinggi Shuffah Al-Quran Abdullah


bin Mas’ud Online (SQABM) Lampung

Pendidikan moral yang terlampau rasional dan kognitif dianggap tidak efektif dalam pendidikan
anak.

Moralitas lebih bersifat gaya kepribadian dari pada gaya berpikir, yang menuntut hidup bersama
dalam keharmonisan dengan sesama dan bertujuan untuk membantu peserta didik agar
memedulikan, mengindahkan, dan memperhatikan perasaan serta pribadi orang lain sebagai
perwujudan akhlak mulia.

Sedangkan akhlak sebagai salah satu orientasi pendidikan yang tidak bisa ditawar-tawar, yang
tentunya harus dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan menyentuh berbagai aspek.

Akhlak tidak dibentuk secara sporadis dan parsial sehingga outcome yang dihasilkan benar-benar
dapat eksis pada posisinya, dan mampu merespons berbagai persaingan ketat dan tantangan
zaman yang mengglobal.

Di samping itu, akhlak juga mampu mengambil manfaat bagi kehidupan kemanusiaan secara
individu maupun sosial terhadap peluang-peluang era globalisasi yang tersedia dan terbuka lebar
dengan berbagai konsekuensi yang mengiringinya.

Era globalisasi yang ditandai dengan adanya perubahan di segala bidang, meliputi politik,
ekonomi, sains, teknologi, informasi, sosial, budaya, dan lain-lain, telah membawa pengaruh
perubahan besar bagi kehidupan masyarakat dunia. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi,
informasi dan transportasi, juga telah membuat segala sesuatu yang terjadi di negeri yang jauh
bahkan di benua yang lain bisa diketahui, dan tempat tertentu bisa dicapai dalam waktu yang
amat singkat. Dunia ini seperti sebuah kampung yang kecil (global village).

Munculnya era globalisasi ini, nampaknya telah membawa perubahan positif pada perilaku
sebagian komunitas manusia, seperti budaya disiplin, kebersihan, tanggung jawab,
egalitarianisme dan kerja keras. Bahkan berbagai kemudahan lainnya, yang sangat berhubungan
erat dengan hajat hidup komunitas manusia dapat diakses dengan mudah, cepat, dan murah.

Ini seperti memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan alam serta sosial di berbagai belahan
bumi, melakukan komunikasi yang semakin canggih, melakukan perjalanan atau bepergian
(mobilitas tinggi), dan menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran pada setiap individu.

Globalisasi juga telah memacu diri untuk meningkatkan kualitas dalam mengantisipasi dan
menghadapi perkembangan ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.

Juga memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin kompleks dan
tidak terbatas, mengintegrasikan internasional individu-individu dengan jaringan-jaringan
informasi serta institusi ekonomi, sosial dan politik yang terjadi secara cepat dan mendalam pada
takaran yang belum pernah dialami selama sejarah sebelumnya.
Semuanya itu merupakan peluang dan tantangan yang memerlukan kesiapan individu, elemen
masyarakat, bangsa dan negara dalam mengantisipasi, menerima dan memanfaatkannya.

Namun di sisi lain, era globalisasi telah penciptaan kultur budaya homogen yang mengarah pada
penyeragaman selera, konsumsi, gaya hidup, nilai, identitas dan kepentingan individu. Sisi
lainnya dapat mengintroduksi dimensi budaya modernitas, seperti nilai-nilai demokrasi,
pluralisme, toleransi dan hak-hak asasi manusia, yang tidak sesuai dengan hati nurani individu
manusia yang menghendaki adanya keberagaman.

Padahal keragaman corak, warna dan perilaku sebagai sunatullah adanya yang telah mendapat
perhatian secara intens dalam syariat Islam. Implikasi globalisasi telah melahirkan sikap dan sifat
manusia berperilaku keras, cepat, akseleratif dan budaya instan.

Manusia tidak ubahnya seperti robot, selalu bersaing ketat, hidup bagaikan roda berputar cepat,
meninggalkan norma-norma universal dan semakin memudarnya penghargaan terhadap nilai-
nilai spiritual, nilai-nilai transendental, nilai-nilai budi pekerti, dan nilai-nilai agama. Itu semua
dapat berimplikasi pada melemah dan melonggarnya bentuk-bentuk identitas kultural suatu
bangsa, termasuk pendidikan.

Munculnya kecanggihan sains dan teknologi sebagai ciri khas globalisasi, telah mengakibatkan
terjadinya pergeseran substansi pendidikan ke pengajaran. Makna pendidikan yang sarat dengan
nilai-nilai akhlak bergeser pada pengajaran sebagai transfer pengetahuan, dengan tujuan agar
mampu menjalankan teknologi, demi mencapai tujuan materiil semata.

Konsekwensi Globalisasi

Konsekuensinya, budaya hedonisme, konsumerisme, kesenjangan sosial antara si miskin dan si


kaya, degradasi moral dan sederet prilaku tak terpuji terjadi di tengah-tengah masyarakat bangsa
Indonesia yang kita cintai.Hingga secara perlahan tapi pasti, dampak globalisasi ini telah
meruntuhkan nilai budaya lokal ke-timur-an.

Paling mengkhawatirkan lagi, hanyutnya akhlak (spiritualitas) pada pribadi masyarakat yang
menimbulkan efek-efek sosial dan berbagai macam perilaku buruk dalam kehidupan
bermasyarakat. Dampaknya yang tampak seperti meningkatnya pemberontakan remaja atau
dekadensi etika atau sopan santun pelajar, berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru,
dan figur-figur yang berwenang, kekejaman dan kebengisan antar kelompok teman sebaya. Ada
juga munculnya kejahatan dan sikap fanatik yang penuh kebencian, timbulnya gelombang
perilaku yang merusak diri sendiri, perilaku seksual, penyalahgunaan miras atau narkoba dan
perilaku bunuh diri.

Banyak remaja mulai mengabaikan pengetahuan moral sebagai dasar hidup, kecenderungan
untuk memeras, tidak mengindahkan peraturan, melakukan perilaku yang membahayakan
terhadap diri sendiri atau orang lain tanpa berpikir terlebih dahulu bahwa hal itu salah.
Budaya menyontek, membolos, tidak mengerjakan PR, merosotnya etika kerja, meningkatnya
sifat mementingkan diri sendiri (egois) dan kurangnya bertanggung jawab sebagai warga bangsa
juga mulai terlihat.

Bahkan sepasang remaja tega membuang bayinya akibat hubungan gelap yang mereka lakukan.
Tentu masih banyak lagi sederet tragedi kemanusiaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat
dunia, termasuk di bumi pertiwi, Indonesia yang kita cintai.

Namun jika mau dicermati, pada hakikatnya, era globalisasi hanya memberikan opsi untuk
diambil sebagai pilihan. Pilihan itu amat bergantung pada kapasitas daya nalar, dan daya rasa
individu masyarakat bangsa dalam menyikapi dan memahami pengaruh globalisasi itu.

Secara faktual, bila disimak lebih sekama tentang fakta-fakta yang terjadi akibat era globalisasi,
menunjukkan bahwa faktor manusia menjadi sangat urgen.

Dari sekian aspek positif era globalisasi yang ditawarkan, ternyata hanya segelintir orang saja
yang mampu beradaptasi dan merespons untuk mengambil manfaatnya.

Pada umumnya, justru anak bangsa tenggelam dalam buaian hedonisme, terpengaruh iming-
iming materialistik yang menggiurkan, tergilas budaya barat yang sekuler yang mengumbar
kebebasan dan kenikmatan semu.

Ini artinya bahwa kesiapan anak bangsa menghadapi perubahan era globalisasi ini, secara mental
spiritual memang belum siap. Masih perlu waktu yang cukup untuk bisa beradaptasi.

Untuk itulah, diperlukan adanya upaya-upaya konkret, langkah-langkah nyata dan tindakan
strategi prospektif yang dilaksanakan oleh para pemangku jabatan, kelompok masyarakat dan
semua elemen bangsa. Upaya dilakukan untuk melakukan pembinaan mental spiritual bagi
generasi tunas-tunas bangsa yang lebih intensif dan efektif agar anak bangsa memiliki kesiapan
prima secara, akidah, ilmu, mental dan profesi dalam menghadapi percaturan global dan
persaingan ketat di tengah-tengah antar masyarakat dunia.

Itu sisi urgennya mengapa pendidikan dan pembinaan akhlak menjadi hal utama dan serius bagi
generasi pada era globalisasi yang tersu menggelinding deras saat ini dan ke depan. (A/RS2/P1)
Dalam era globalisasi sekarang ini, perilaku seorang muslim sangat rentan untuk terpengaruh
dampak negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Peristiwa seperti ini bisa terjadi karena
kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang Islam, juga lingkungan yang tidak kondusif untuk
mendidik seseorang tentang agamanya. Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu dalam
diri seseorang, dari sifat-sifat yang ada tersebut diketahui bahwa yang teerpancar dalam diri
seseorang adalah contohnya seperti sabar,kasih sayang,atau malah sebaliknya pemarah, dapat
memutuskan hubungan silaturrahmi. Akhlak merupakan bentuk jama’ dari kata khuluqun, berasal
dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, budi pekerti atau tabiat. Dalam Al-Qur’an
surat Al-Qalam ayat 4 :
Artinya : Dan sesungguhnya kamu ( ya Muhammad ) benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Kata akhlak mengandung segi-segi persesuaian dengan khalqun atau ciptaan. Serta erat
hubungannya dengan khalik dan makhluk
Dalam upaya yang penting dalam meningkatkan akhlak adalah dengan menanamkan nilai-
nilai Islam sejak usia dini, sehingga mudah membangun dan membentuk karakter kepribadian
seseorang. Selain itu juga diperlukan penyuluhan dan pendidikan agama, serta
mengimplementasikan nilai-nilai Islam dengan memberikan contoh dari realitas yang ada.
Peningkatan kualitas akhlak sangat diperlukan, maka sudah seharusnya berupaya untuk
meningkatkan akhlak dengan memulainya dari diri kita sendiri. Kita juga bisa memulainya dengan
menghilangkan atau menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak sesuai dengan ajaran
agama Islam.
Makarimul akhlak (kepribadian yang mulia) merupakan sifat para nabi, orang shiddiq dan
shalih. Sedangkan akhlak yang buruk adalah racun yang membawa pemiliknya ke jalan syaitan
dan penyakit yang menghancurkan kebahagian umat manusia. Oleh karena itu Allah Ta’ala
mengutus Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam untuk menyempurnakan akhlak yang luhur
yang dimiliki umat manusia. Beliau membawa akhlak yang agung bersumber dari wahyu Ilahi
untuk menjadi teladan bagi orang yang beriman. Dalam upaya meningkatkan akhlak, H. Abdullah
Firdaus bersama rekan-rekannya membahas upaya untuk meningkatkan akhlak dalam sebuah
literasi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Akhlak dan Kepribadian melalui Pemahaman dan
Pendidikan Agama”. Cara-cara untuk menjadikan akhlak lebik baik dan mulia yaitu antara lain:
A. Adanya kemauan yang sungguh-sungguh untuk berlatih terus menerus dan menahan diri untuk
memperoleh keutamaan dan sopan santun yang sebenarnya sesuai dengan keutamaan jiwa. Latihan
ini terutama diarahkan agar manusia tidak memperturutkan kemauan jiwa alsyahwaniyyat, yang
sangat terkait dengan alat tubuh. Maka wujud latihan dalam menahan diri dapat dilakukan antara
lain dengan melakukan puasa, mengerjakan shalat dengan khusyu’.
B. Mencotoh orang-orang yang perilaku-perilakunya dan akhlaknya baik dan mulia.
C. Interospeksi atau mawas diri. Metode ini mengandung pengertian kesadaran seseorang untuk
berusaha mencari cacat /aib diri sendiri.
D. Melawan penyebab akhlak yang buruk dengan ilmu dan amal.
dan salah satu upaya yang juga sangat penting dalam meningkatkan kualitas akhlak adalah dengan
mempelajari al-Qur’an, memahami, dan mengamalkannya. Al-Qur’an adalah sumber ajaran
agama Islam yang paling pokok, di dalamnya terdapat berbagai peraturan dan petunjuk untuk
orang muslim dalam bertindak. Oleh karena itu, mempelajari al-Qur’an adalah hal yang sangat
dianjurkan dalam upaya meningkatkan akhlak.
Teladan adalah sesuatu yang pantas untuk diikuti, karena mengandung nilai-nilai
kemanusiaan. Manusia yang patut diteladani dan di contoh adalah Rasulullah. Contoh sifat-sifat
teladan adalah tidak menjelek jelekkan orang lain dan selalu menghormati orang lain, menolong
orang yang butuh pertolongan, berpakaian sopan, tidak berbohong, tidak berjanji Akhlaq mulia
merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang akan senantiasa
dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa.
Pengertian Globalisasi – Globalisasi adalah berasal dari kata Globalization. Global artinya
dunia sedangkan lization artinya adalah proses. Secara bahasa arti Globalisasi adalah Suatu
proses yang mendunia, suatu proses yang membuat manusia saling terbuka dan bergantung satu
sama lainnya tanpa batas waktu dan jarak.

Di era globalisasi yang didukung perkembangan teknologi, alat transportasi dan ilmu
pengetahuan seseorang di suatu wilayah dapat mengetahui segala jenis informasi yang tersebar di
dunia luar dengan cepat dan mudah. Globalisasi dimaknai sebagai dunia satu atap atau dunia
batas.

Dampak globalisasi menguntungkan, namun disisi lain merugikan. Semuanya tergantung


bagaimana kita menyikapinya. Namun, yang harus di ingat Globalisasi berbeda dengan istilah
global warming atau pemanasan global.

Para ahli mendefinisikan pengertian dari globalisasi. Beberapa diantaranya pengertian globalisasi
adalah sebagai berikut:

 Globalisasi adalah suatu hubungan sosial yang mendunia yang kemudian terhubung satu
sama lain sehingga antara kejadian dari tempat yang berbeda bisa berdampak juga bagi
tempat yang lain. (Anthony Giddens),
 Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di
seluru dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. (Selo Soemardjan).
 Globalisasi adalah tindakan dari suatu proses atau pengambilan kebijakan yang
menjadikan sesuatu mendunia, baik dalam lingkupnya ataupun aplikasinya. (The
American Heritage Dictionary).

Secara sederhana era globalisasi dapat dipahami sebagai era dimana kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan alat transportasi yang mendorong kehidupan manusia menjadi tanpa batasan. Baik
itu batasan geografis ataupun budaya.

Contoh globalisasi dalam bentuk sederhana adalah kita bisa mengetahui informasi apa yang
sedang terjadi dibelahan bumi lain. Atau kita dapat bepergian dari tempat satu ke tempat lainnya
dengan cepat meskipun jaraknya ratusan atau ribuan kilometer.

Ada beberapa teori Globalisasi yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya adalah teori
yang dikemukakan oleh Cochrane dan Pain yang menyatakan bahwa ada 3 pemeran utama
penting dalam Globalisasi yaitu

 Globalis,
 Para Tradisionalis
 Para Transformalis.

1. Teori Globalisasi Para Globalis


Para Globalis mengatakan bahwa dengan adanya Globalisasi ini akan membawa konsekuensi
secara langsung pada kehidupan di seluruh dunia bahwa nantinya akan ada serangan budaya
homogen yang menyebar ke seluruh dunia.

Mengenai hal ini, para globalis yang positif mengatakan bahwa hal tersebut bisa menjadikan
masyarakat dunia yang memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan toleran terhadap budaya dari
luar budayanya sendiri,

Namun para globalis negatif mengatakan bahwa hal tersebut bisa melunturkan budaya asli
masing-masing masyarakat dan menganggap itu juga salah satu upaya Negara adidaya untuk
menjajah budaya lain.

2. Teori Globalisasi Para Tradisionalis

dalam teori ini adalah orang-orang yang tidak menganggap bahwa Globalisasi tengah terjadi,
mereka menganggap bahwa proses yang saat ini terjadi adalah dampak dari perubahan yang
sudah terjadi sejak zaman dulu.

3. Teori Globalisasi Para Transformalis

adalah orang yang berada diantara globalis dan tradisionalis, yang menganggap bahwa benar
Globalisasi sedang terjadi namun terlalu dilebih-lebihkan.

PENGERTIAN GLOBALISASI : Penyebab, Teori, Ciri-Ciri dan Dampak


Globalisasi
SalamadianFebruari 19, 20182

Pengertian Globalisasi – Globalisasi adalah berasal dari kata Globalization. Global artinya
dunia sedangkan lization artinya adalah proses. Secara bahasa arti Globalisasi adalah Suatu
proses yang mendunia, suatu proses yang membuat manusia saling terbuka dan bergantung satu
sama lainnya tanpa batas waktu dan jarak.

Di era globalisasi yang didukung perkembangan teknologi, alat transportasi dan ilmu
pengetahuan seseorang di suatu wilayah dapat mengetahui segala jenis informasi yang tersebar di
dunia luar dengan cepat dan mudah. Globalisasi dimaknai sebagai dunia satu atap atau dunia
batas.

Dampak globalisasi menguntungkan, namun disisi lain merugikan. Semuanya tergantung


bagaimana kita menyikapinya. Namun, yang harus di ingat Globalisasi berbeda dengan istilah
global warming atau pemanasan global.

Daftar Isi Artikel [buka]


Pengertian Globalisasi

pixabay.com

Para ahli mendefinisikan pengertian dari globalisasi. Beberapa diantaranya pengertian globalisasi
adalah sebagai berikut:

 Globalisasi adalah suatu hubungan sosial yang mendunia yang kemudian terhubung satu sama
lain sehingga antara kejadian dari tempat yang berbeda bisa berdampak juga bagi tempat yang
lain. (Anthony Giddens),
 Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluru
dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. (Selo Soemardjan).
 Globalisasi adalah tindakan dari suatu proses atau pengambilan kebijakan yang menjadikan
sesuatu mendunia, baik dalam lingkupnya ataupun aplikasinya. (The American Heritage
Dictionary).

Secara sederhana era globalisasi dapat dipahami sebagai era dimana kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan alat transportasi yang mendorong kehidupan manusia menjadi tanpa batasan. Baik
itu batasan geografis ataupun budaya.
Contoh globalisasi dalam bentuk sederhana adalah kita bisa mengetahui informasi apa yang
sedang terjadi dibelahan bumi lain. Atau kita dapat bepergian dari tempat satu ke tempat lainnya
dengan cepat meskipun jaraknya ratusan atau ribuan kilometer.

Teori Globalisasi

satuam.com

Ada beberapa teori Globalisasi yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya adalah teori
yang dikemukakan oleh Cochrane dan Pain yang menyatakan bahwa ada 3 pemeran utama
penting dalam Globalisasi yaitu

 Globalis,
 Para Tradisionalis
 Para Transformalis.

1. Teori Globalisasi Para Globalis

Para Globalis mengatakan bahwa dengan adanya Globalisasi ini akan membawa konsekuensi
secara langsung pada kehidupan di seluruh dunia bahwa nantinya akan ada serangan budaya
homogen yang menyebar ke seluruh dunia.

Mengenai hal ini, para globalis yang positif mengatakan bahwa hal tersebut bisa menjadikan
masyarakat dunia yang memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan toleran terhadap budaya dari
luar budayanya sendiri,
Namun para globalis negatif mengatakan bahwa hal tersebut bisa melunturkan budaya asli
masing-masing masyarakat dan menganggap itu juga salah satu upaya Negara adidaya untuk
menjajah budaya lain.

2. Teori Globalisasi Para Tradisionalis

dalam teori ini adalah orang-orang yang tidak menganggap bahwa Globalisasi tengah terjadi,
mereka menganggap bahwa proses yang saat ini terjadi adalah dampak dari perubahan yang
sudah terjadi sejak zaman dulu.

3. Teori Globalisasi Para Transformalis

adalah orang yang berada diantara globalis dan tradisionalis, yang menganggap bahwa benar
Globalisasi sedang terjadi namun terlalu dilebih-lebihkan.

4. Teori Globalisasi Lain

Teori Globalisasi yang kedua disebutkan seorang ahli bernama George Ritzer yang mengatakan
bahwa era Globalisasi ini ditandai dengan adanya perkembangan dalam bidang komunikasi
seperti munculnya telepon dan televisi kemudian diakhiri dengan kesadaran masyarakat secara
global mengenai hal tersebut.

Ciri Ciri Globalisasi

Globalisasi mempunyai beberapa ciri, diantaranya:

1. Perubahan Dalam Konsep Jarak Ruang dan Waktu

Dengan dukungan teknologi berupa televisi, smartphone dan internet komunikasi dapat
dilakukan secara cepat. informasi-informasi dari satu belahan dunia dapat langsung diketahui
oleh seseorang dibelahan dunia lainnya.

Kemajuan dalam bidang transportasi juga membuat jarak ratusan atau ribuan kilometer dapat
ditempuh dengan waktu beberapa jam atau hari saja.

2. Adanya Saling Ketergantungan Dalam Bidang Ekonomi dan Perdagangan

ini disebabkan oleh pertumbuhan perdaganan internasional dan juga dominasi organisasi
semacam WTO atau world trade Organization yang menaungi perdagangan dunia dan lain
sebagainya.

3. Adanya Peningkatan Interkasi Kultural

Melalui televisi dan media lainnya manusia daoat mendapat pengetahuan baru dan lebih
mengenal keanekaragaman yang ada di dunia luar
4. Meningkatnya Masalah Bersama

di era globalisasi, masalah yang timbul dalam suatu negara dapat menjadi masalah yang menjadi
perhatian bersama atau dunia internasional, seperti masalah ham, lingkungan hidup, kejahatan
perang yang terjadi di suatu negara.
engertian Globalisasi Menurut Pakar (Para Ahli)
Menurut Para Pakar (Ahli) Internasional

1. Malcom Waters berpendapat bahwa globalisasi merupakan suatu proses sosial yang berakibat
bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi tidak penting, yang terjelma
didalam kesadaran masyarakat.
2. Dr. Nayef R.F.Al-Rodhan berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses yang meliputi
penyebab, kasus, serta konsekuensi dari integrasi transkultural dan transnasional kegiatan
manusia serta non-manusia.
3. Anthony Giddens berpendapat bahwa globalisasi merupakan intensifikasi hubungan sosial secara
global (mendunia) sehingga menghubungkan antar kejadian yang terjadi dilokasi yang satu
dengan lokasi lain dan menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya.
4. Martin Albrow berpendapat bahwa globalisasi merupakan semua proses penduduk yang
terhubung ke dalam komunitas tunggal dunia (komunitas global).
5. Laurence E. Rothernberg berpendapat bahwa globalisasi merupakan percepatan dari
intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang, perusahaan dan pemerintah dari negara
yang berbeda.

Menurut Para Pakar (Ahli) dari Indonesia

1. Achmad Suparman berpendapat bahwa globalisasi adalah suatu proses yang menjadikan sebuah
benda / perilaku sebagai ciri dari setiap individu di dunia tanpa terbatasi dengan wilayah.
2. Selo Soemardjan berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah proses terbentuknya sistem
organisasi dan komunikasi antar masyarakat (manusia) di seluruh dunia untuk mengikuti sistem
dan aturan-aturan tertentu yang sama.

Baca Juga

 Penjelasan Mengenai Respirasi Lengkap Pengertian, Macam dan Gambar


 Peran Enzim dalam Metabolisme Lengkap Pengertian, Komponen, Sifat dan Cara Kerja Enzim
 (Lengkap + Gratis) Materi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) CPNS

Baca Juga : Heboh, Gambar Hujan Yang Ditangkap Oleh Kamera dari atas Pesawat

Faktor penyebab terjadinya globalisasi


Faktor Intern
Faktor Intern munculnya globalisasi berasal dari dalam negeri. Berikut faktor intern tersebut.

1. Berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan masyarakat.


2. Kebebasan pers.
3. ketergantungan sebuah negara kepada negara-negara lain di seluruh dunia.
4. Munculnya berbagai lembaga swadaya masyarakat serta lembaga politik.
5. Berkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan.

Faktor Ekstern
Faktor Ekstern munculnya globalisasi berasal dari luar negeri dan perkembangan dunia. Faktor tersebut
sebagai berikut.

1. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional.


2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknology (Iptek).
3. Modersisasi atau pembaruan di berbagai bidang yang dilakukan negara-negara di dunia
mempengaruhi negara lain untuk mengadupsi atau meniru hal yang sama.
4. Adanya kesepakatan internasional tentang pasar bebas.
5. Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih.

Dampak Negatif dan Positif Globalisasi


Dampak Negatif dari Globalisasi

1. Perusahaan dalam negeri (lokal) akan kalah bersaing dengan perusahaan international (luar
negeri), hal ini berakibat perusahaan dalam negeri sulit untuk berkembang.
2. Munculnya sikap individualisme.
3. Informasi tidak terkendali dan tidak tersaring.
4. Kreativitas menurun karena individu kebanyakan bersikap konsumtif.
5. Budaya atau adat bangsa akan terkikis.
6. Tenaga tani berkurang.
7. Sikap solidaritas atau kepedulian, gotong royong, kesetiakawanan berkurang.
8. Beberapa tradisi budaya barat (budaya luar), yang sebenarnya tidak cocok dengan budaya lokal
menjadi gaya hidup.

Baca Juga : Materi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) CPNS Lengkap

Dampak Positif dari Globalisasi

1. Semakin cepat dan mudahnya komunikasi.


2. Taraf hidup dari masyarakat meningkat.
3. Turisme dan pariwisata meningkat
4. Kemudahan dalam transportasi.
5. Memacu meningkatkan kualitas diri.
6. Pembangunan semakin banyak
7. Peningkatan pada ekonomi menjadi lebih produktif, efektif, dan efisien
8. Informasi dan ilmu pengetahuan mudah didapatkan.

Beberapa hal yang butuh disiapkan dalam


menghadapi Globalisasi yaitu sebagai berikut :
 Pemberian ketrampilan hidup (life skill) agar bisa membuat kreatifitas serta kemandirian.
 Pembangunan kwalitas manusia Indonesia lewat pendidikan.
 Usaha menumbuhkan budaya serta sikap hidup global, seperti kreatif, mandiri, menghormati
karya, serta optimis.
 Usaha membuat pemerintahan yang transparan serta demokratis.
 Usaha senantiasa menumbuhkan wawasan kebangsaan dan jati diri nasional.

Sehingga bangsa Indonesia harus dapat meningkatkan kwalitas SDM (Sumber Daya Manusia) supaya
dapat menyeleksi masuknya budaya asing yang tidak relefan dengan jati diri bangsa indonesia.

Sekian artikel tentang Pengertian Globalisasi, Lengkap Penyebab, dan Dampak, semoga penjelasan
tengtang Globalisasi beserta Penyebab Globalisasi dan Dampak Globalisasi dapat bermanfaat bagi anda
maupun untuk sekedar menambah wawasan dan pengetahuan anda. Terimakasih atas kunjungannya.

Anda mungkin juga menyukai