Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

PELAYANAN LAUNDRY

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


(PPI)
RUMAH SAKIT UMUM SENTRA MEDIKA SANGGAU
2019

1
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
SURAT KEPUTUSAN DIRE
………………………………………………………………………………………...
......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 2
1.2 Tujuan Pedoman............................................................................ dst
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan.............................................................
1.4 Batasan Operasional.....................................................................
1.3 Landasan Hukum..........................................................................
BAB II STANDAR KETENAGAAN............................................
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia.................................................
2.2 Distribusi Ketenagaan...................................................................
2.3 Pengaturan Jaga............................................................................
BAB III STANDAR FASILITAS.................................................
3.1 Denah Ruang................................................................................
3.2 Standar Fasilitas............................................................................
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN......................................
BAB V LOGISTIK.................................................................
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.............................................
BAB VII KESELAMATAN KERJA..............................................
BAB VIII PENGENDALI MUTU................................................
BAB IX PENUTUP................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah
melalui pelayanan penunjang medik, khususunya dalam pengelolaan linen
sehingga didapatkan linen yang berkualitas baik sesuai kebutuhan unit di
rumah sakit. Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman, dan siap
pakai diperlukan perhatian khusus, seperti kemungkinan terjadinya
pencemaran infeksi dan efek penggunaan bahan kimia. Maka dari itu, unit
laundry sebagai salah satu unit pelayanan wajib mengantisipasi dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia maupun peralatan non medis sesuai perkembangan bidang teknologi
di bidang laundry.
Alur pengelolaan linen cukup panjang, membutuhkan pengelolaan khusus,
dan banyak melibatkan tenaga kesehatan. Maka dari itu, perlu disusun
panduan pelayanan linen/laundry RSU Sentra Medika Sanggau sebagai acuan
kerja seluruh petugas yang bekerja di unit laundry serta sebagai landasan
pelayanan laundry RSU Sentra Medika Sanggau.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan linen yang berkualitas dan berperan aktif
dalam pengendalian infeksi nosokomial di RSU Sentra Medika Sanggau.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah
sakit.
b. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih,
kering, rapi, utuh dan siap pakai.
c. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk
terjadinya infeksi nosokomial.
d. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung, kontraktor, dan
lingkungan dari paparan bahaya potensial.
e. Untuk mewujudkan pengendalian health care associated infections
(HAI’s) di Rumah Sakit melalui kegiatan linen.
f. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di rumah sakit.

1.3 RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan linen meliputi :
a. Pengambilan linen
b. Pemilahan linen
c. Penimbangan linen
d. Pencucian linen
e. Penyetrikaan linen
f. Pelipatan linen
g. Penyimpanan linen
h. Pendistribusian linen
i. Perbaikan linen
j. Pencatatan dan pelaporan

1.4 BATASAN OPERASIONAL


1. Antiseptik adalah desinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan
membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
2. Dekontaminasi adalah suaru proses untuk mengurangi jumlah pencemaran
mikloorganisme atau subsransi lain yang berbahaya sehingga aman unruk
penanganan lebih lanjut.

3
3. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem.
4. Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena invasi agen
pirogen arau infeksius yang turnbuh, berkembang biak dan menyebabkan
sakit.
5. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit dimana pada
saat masuk rumah sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak dalam masa
inkubasi.
6. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
7. Linen adalah bahan/alat yang terbuat dari kain, tenun.
8. Kewaspadaan universal adalah suatu prinsip dimana darah, semua jenis
cairan tubuh, sekreta, kulit yang tidak utuh, dan selaput lender pasien
DIANGGAP sebagai sumber potensial untuk penularan infeksi HIV maupun
infeksi lainnya. Prinsip ini berlaku bagi SEMUA pasien, tanpa rnembedakan
risiko, diagnosis, ataupun status.
9. Linen kotor infeksius adalah linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan
tubuh dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi
Salmonella dan Shigella (sekresi dan ekskresi), HBV, dan HIV (jika terdapat
noda darah) dan infeksi lainnya yang spesifik (SARS) dimasukkan ke dalam
kantung dengan segel yang dapat terlarut di air dan kembali ditutup dengan
kantung luar berwarna kuning bertuliskan infeksius.
10. Linen kotor noninfeksius adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin,
meskipun mungkin linen yang diklasifikasikan dari seluruh pasien berasal
dari sumber ruang isolasi yang terinfeksi.
11. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk
runggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan
lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai
sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi.
12. MSDS (Material Safety Data Sheets) atau LDP (Lembar Data Pengaman)
adalah lembar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dari
bahan berbahaya, jenis bahaya yang dapat ditimbulkan, cara penanganan
dan tindakan khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat di dalam
penanganan bahan berbahaya.
13. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun,yang
karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
14. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat
sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal.
15. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan serta cara-
cara melakukan pekerjaan.
16. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan,
dapat menyebabkan kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling
ringan sampai paling berat.
17. Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan
dampak rnerugikan atau menimbulkan kerusakan.

1.5 LANDASAN HUKUM


1. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 23 tentang Pengelolaan Lingkungn Hidup Tahun
1997
3. Undang-Undang Nomor 1 tentang Keselamatan Kerja tahun 1970

4
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/ 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
7. Permenkes Nomor 1204 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Tahun 2004
8. Permenkes Nomor 1204 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Tahun 2019

9. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia tentang Pengelolaan Linen


Tahun 2002
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah tentang Baku Mutu Air Limbah Tahun
2004
11. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya tahun 2008
12. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan
tahun 2010

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Dalam upaya mempersiapkan tenaga linen yang handal, perlu kiranya
melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia
yang tepat bagi organisasi. Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan
dan meningkatkan kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui
strategi pengembangan kontribusi. Adapun kualifikasi sumber daya manusia di
Unit Laundry RSU Sentra Medika Sanggau adalah sebagai berikut :
Tabel Kualifikasi SDM di Unit Laundry RSU Sentra Medika Sanggau

Kualifikasi Tenaga Yang Job Description


Nama Jabatan
Formal Dibutuhkan
Kepala Unit SMA 1
Staff Pelaksana SMA 3
Jumlah 4

2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN


Sumber daya manusia Unit Linen/Laundry RSU Sentra Medika Sanggau
terdiri atas:
1. Kepala Unit Linen/Laundry : 1 orang
2. Administrasi : 1 orang
3. Staff Pelaksana : 2 orang

2.3 PENGATURAN JAGA


Pengaturan jam kerja di unit linen yang terdiri dari 3 staf pelaksana yaitu
sebagai berikut:
a. Shift Pagi : bekerja Pukul 06.00 WIB s.d 14.00 WIB
b. Shift Siang : bekerja Pukul 14.00 WIB s.d 20.00 WIB
Kepala unit bekerja pada shift pagi setiap hari kerja.

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 DENAH RUANG

3.2 STANDAR FASILITAS


Daftar Inventaris Peralatan di Linen
No Nama Alat Jumlah Keterangan

1 Mesin cuci kapasitas 10 kg 2 buah


2 Mesin pengering 1 buah
3 Setrika manual 2 buah
4 Trolley 2 buah
5 Kontainer linen kotor 4 buah
6 Kontainer linen bersih 4 buah
7 Rak linen 2 buah
8 Meja pelipatan dan penyeterikaan 1 buah
9 Meja kerja 1 buah
10 Kursi 2 buah

7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN FALSAFAH DAN TUJUAN


Unit laundry RSU Sentra Medika Sanggau menangani linen kotor hingga
menjadi bersih sehingga dapat didistribusikan ke unit yang memerlukan. Unit
laundry RSU Sentra Medika Sanggau menyelenggarakan pelayanan linen pada
pukul 06.00–20.00 WIB. Unit linen/laundry melakukan kegiatan secara
koordinatif dengan semua bagian pengguna linen. Dalam upaya menjaga
kualitas dan profesionalisme, unit laundry memberikan pelayanan dengan
mengutamakan kepuasan pengguna dengan didukung sarana dan prasarana
yang ada. Bagian linen melaksanakan evaluasi dan meningkatkan fungsi dan
kualitas sesuai tuntutan kebutuhan rumah sakit.

4.2 KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN ADMINISTRASI DAN


PENGELOLAAN
Tata administrasi yang dilakukan di unit laundry yaitu:
1. Pencatatan jenis dan jumlah linen kotor infeksius dan noninfeksius yang
diterima dari setiap unit pengguna dan ditangani oleh unit laundry.
2. Pencatatan berat linen kotor infeksius dan noninfeksius yang ditangani
setiap harinya.
3. Pencatatan jenis dan jumlah linen bersih yang telah dicuci dan disesuaikan
dengan catatan penerimaan awal
4. Pencatatan linen hilang
5. Pencatatan linen rusak
6. Pencatatan stok logistik

4.3 KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN STAF DAN PIMPINAN


Unit laundry memiliki pimpinan dan staf yang ditetapkan sesuai dengan
struktur organisasi RSU Sentra Medika Sanggau. Kepala unit laundry
membawahi petugas pelaksana, masing-masing dilengkapi dengan uraian
tugas, kewenangan dan tanggung jawab. Pertemuan rutin diadakan sedikitnya
sebulan sekali untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul dan evaluasi
peningkatan mutu pelayanan linen. Pertemuan lintas unit dilaksanakan secara
koordinatif dengan bidang lain sesuai ketentuan dan kebutuhan.

4.4 KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN FASILITAS DAN PERALATAN


Pemisahan linen kotor infeksius dan non infeksius dilakukan di ruangan
pada wadah tertutup berplastik kuning untuk linen kotor infeksius dan plastik
hitam untuk linen kotor noninfeksius. Penghitungan jumlah linen kotor dilakukan
di ruangan dan diserahterimakan saat pengambilan linen ke petugas
linen/laundry. Linen kotor dibawa ke unit linen/laundry dengan menggunakan
troly terpisah antara linen kotor infeksius dan noninfeksius. Linen kotor infeksius
dan noninfeksius masing-masing ditimbang. Berat maksimal untuk sekali
pencucian yaitu 8 kg untuk masing-masing jenis. Pencucian dilakukan terpisah
menggunakan mesin cuci infeksius dan noninfeksius. Ruang penanganan linen
kotor terpisah dengan linen bersih. Tersedia jadwal pembersihan lantai linen
maksimal 2x sehari. Untuk menghindari kontaminasi, dalam melaksanakan
tugas petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai SPO. Kegiatan
perencanaan kebutuhan, penyediaan, permintaan dan penyimpan linen
dilakukan oleh bagian pengguna sesuai ketentuan. Tersedia fasilitas cuci
tangan bagi petugas. Semua kegiatan dilakukan sesuai prosedur.
Sistem komunikasi diatur melalui telepon intern. Pengaturan tentang
pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan dilaksanakan secara
berkala dan dilengkapi dengan jadwal pemeliharaan, kalibrasi serta adanya
prosedur perbaikan dan penggantian peralatan yang rusak.

8
Pengelolaan pengadaan dan penyediaan kimia laundry dilakukan sesuai
prosedur yang berlaku di RSU Sentra Medika Sanggau dilengkapi dengan surat
permintaan barang ke logistik dan bukti penerimaan barang apabila barang
telah diterima. Kimia laundry yang dipergunakan di unit laundry RSU Sentra
Medika Sanggau yaitu:
1. Alkali
2. Emulsi
3. Oxygen bleach
4. Softener

4.5 KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


Pelayanan linen di RSU Sentra Medika Sanggau dilaksanakan berdasarkan:
1. Buku Pedoman Manajemen Linen Rumah Sakit tahun 2004
2. PMK Nomor 7 Tahun 2019 tentang Manajemen Lingkungan Rumah Sakit
3. PMK Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
Proses penatalaksanaan linen dilakukan sesuai SPO diantaranya:

4.6 KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN PENGEMBANGAN STAF DAN


PROGRAM PENDIDIKAN
Adanya program peningkatan keterampilan/pendidikan yang berkelanjutan
tiap tahun sesuai kebutuhan perorangan dan organisasi. Adanya program
pelatihan pengelolaan pencucian bagi tenaga pencucian.

4.7 KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN EVALUASI DAN


PENGENDALIAN MUTU
Evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan unit laundry dilakukan melalui
supervise dan monitoring langsung oleh Kapala Unit dan/atau tim PPI, audit
berkala oleh tim PPI, dan pengukuran indikator mutu oleh tim PMKP.

9
BAB V
LOGISTIK

5.1 PERMINTAAN BARANG (STOCK) KE LOGISTIK


Logistik merupakan segala sesuatu baik sarana, prasarana dan semua
barang yang diperlukan untuk linen dalam rangka pelaksanaan pelayanan di
rumah sakit. Adapun prosedur yang perlu diperhatikan dalam proses
permintaan barang (stock) ke logistik yaitu :
1. Kepala unit menulis bon permintaan barang (stock) secara tertulis di form
permintaan barang.
2. Bon permintaan dicek dan ditandatangani oleh kepala unit
3. Kepala unit menyerahkan bon permintaan kepada bagian logistik
4. Petugas pengadaan menerima bon permintaan barang.
5. Pada hari berikutnya Kepala Unit mengambil barang yang telah diminta ke
Perlengkapan
6. Kepala unit melakukan pengecekan antara bon permintaan dengan barang
yang diserahkan ke logistik
7. Apabila barang yang diserahkan sesuai dengan permintaan, kepala unit
menandatangani penerimaan pada bon permintaan.
8. Barang yang telah diterima dicatat oleh ke dalam kartu inventaris barang
pengadaan.
9. Barang yang telah diterima disimpan ke dalam lemari stok barang.

10
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

6.1 PENGERTIAN
Merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit
menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya di ambil.

6.2 TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
a. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di
Rumah Sakit.
b. Terlaksananya program–program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

6.3 KESELAMATAN UMUM


6.3.1 Aturan Umum Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan aturan yang penting untuk mencegah
penyebaran infeksi, langkah–langkahnya sebagai berikut :
a. Tuangkan Cairan anti septik / sabun ke telapak tangan 3 – 5 cc atau
satu tekan.
b. Gosokkan kedua telapak tangan.
c. Gosok punggung tangan dan sela–sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela–sela jari.
e. Jari–jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari–jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya.
h. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
i. Keringkan kedua tangan dengan tissue.
Kebersihan tangan dilakukan dengan memperhatikan 5 moment
mencuci tangan sebagai berikut :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik
c. Sesudah kontak dengan pasien
d. Sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Sesudah kontak dengan lingkungan pasien

6.3.2 Alat Pelindung Diri


Jenis-jenis alat pelindung diri yang wajib digunakan oleh petugas laundry
di RSU Sentra Medika Sanggau antara lain:
a. Sarung tangan, melindungi tangan dari bahan yang dapat
menularkan penyakit. Jenis sarung tangan yang digunakan saat
pengambilan linen kotor adalah sarung tangan pemeriksaan
sedangkan saat pencucian adalah sarung tangan rumah tangga.
Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung
tangan lakukan kebersihan tangan menggunakan sabun antiseptik
cair atau handrub berbahan dasar alkohol.
b. Masker, untuk melindungi petugas dari percikan bahan infeksius dan
paparan bahan kimia laundry. Masker digunakan menutupi mulut dan
hidung.

11
c. Kacamata (google), melindungi mukosa mata petugas dari percikan
darah atau cairan tubuh lain serta bahan kimia laundry.
d. Topi, digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dan rambut tidak tercampur ke linen. Topi harus cukup
besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat
memberikan sejumlah perlindungan pada petugas, tetapi tujuan
utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau
cairan tubuh yang terpercik dari linen kotor infeksius.
e. Apron, yang bersifat kedap air yang terbuat dari karet atau plastik,
merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan
tubuh petugas kesehatan. Petugas di ruangan harus mengenakan
apron ketika melakukan penghitungan dan pemisahan linen kotor.
Apron juga digunakan pada proses pencucian di unit linen/laundry.
Apron berguna untuk mencegah paparan bahan-bahan infeksius
yang ada di linen mengenai baju dan kulit petugas.
f. Pelindung kaki (boot), digunakan untuk melindungi kaki dari
paparan bahan-bahan infeksius dan kimia, maupun benda tajam di
unit linen/laundry. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam dan
kedap air harus tersedia di unit linen/laundry.

6.4 PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN DI LINEN


6.4.1 Tertusuk Jarum
1. Cuci dengan air mengalir selama 10 – 15 menit. Jangan dipencet.
2. Cuci dengan air sabun/desinfektan.
3. Penanganan selanjutnya sesuai alur prosedur tatalaksana kejadian
tertusuk jarum.
6.4.2 Terpajan Cairan Alkali (mengacu pada TDS dan MSDS produk)
1. Apabila terkena kulit, segera bilas dengan air mengalir atau air kran
kurang lebih 15 menit.
2. Apabila terkena pakaian, cucilah sebelum dipakai.
3. Apabila terkena mata, segera bilas dengan air mengalir atau air
kran kurang lebih 15 menit. Bukalah contact lense bila memakainya.
4. Apabila tertelan segeralah kumur-kumur menggunakan air bersih
hingga rasanya hilang, minum 1-2 gelas air susu, apabila tidak
tersedia minumlah air mineral sebanyak mungkin, jangan berusaha
dimuntahkan.
5. Apabila terhirup, segera pindah ke ruangan terbuka untuk
memperoleh udara segar.
6. Segera cari pertolongan dokter.
6.4.3 Terpajan Cairan Emulsi (mengacu pada TDS dan MSDS produk)
1. Apabila terkena kulit/badan, segera bilas dengan air mengalir atau air
kran kurang lebih 15 menit.
2. Apabila terkena pakaian, cucilah sebelum dipakai.
3. Apabila terkena mata, segera bilas dengan air mengalir atau air kran
kurang lebih 15 menit. Bukalah contact lense bila memakainya.
4. Apabila tertelan segeralah kumur-kumur menggunakan air bersih
hingga rasanya hilang, minum 1-2 gelas air susu, apabila tidak
tersedia minumlah air mineral sebanyak mungkin, jangan berusaha
dimuntahkan.
5. Apabila terhirup, segera pindah ke ruangan terbuka untuk
memperoleh udara segar.
6. Segera cari pertolongan dokter.
6.4.4 Terpajan Cairan Oxygen Bleach (mengacu pada TDS dan MSDS
produk)

12
1. Apabila terkena kulit/badan, segera bilas dengan air mengalir atau air
kran kurang lebih 15 menit.
2. Apabila terkena pakaian, cucilah sebelum dipakai.
3. Apabila terkena mata, segera bilas dengan air mengalir atau air kran
kurang lebih 15 menit. Bukalah contact lense bila memakainya.
4. Apabila tertelan segeralah kumur-kumur menggunakan air bersih
hingga rasanya hilang, minum 1-2 gelas air susu, apabila tidak
tersedia minumlah air mineral sebanyak mungkin, jangan berusaha
dimuntahkan.
5. Apabila terhirup, segera pindah ke ruangan terbuka untuk
memperoleh udara segar.
6. Segera cari pertolongan dokter.
6.4.5 Terpajan Cairan Softener (mengacu pada TDS dan MSDS produk)
1. Apabila terkena kulit/badan, segera bilas dengan air mengalir atau air
kran kurang lebih 15 menit.
2. Apabila terkena pakaian, cucilah sebelum dipakai.
3. Apabila terkena mata, segera bilas dengan air mengalir atau air kran
kurang lebih 15 menit. Bukalah contact lense bila memakainya.
4. Apabila tertelan segeralah kumur-kumur menggunakan air bersih
hingga rasanya hilang, minum 1-2 gelas air susu, apabila tidak
tersedia minumlah air mineral sebanyak mungkin, jangan berusaha
dimuntahkan.
5. Apabila terhirup, segera pindah ke ruangan terbuka untuk
memperoleh udara segar.
6. Segera cari pertolongan dokter.

13
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek


yang akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria, serta standar yang
digunakan untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit. Indikator adalah ukuran
atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator merupakan
suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator yang baik
adalah yang sensitif tapi juga spesifik. Kriteria adalah spesifikasi dari indikator.
Sedangkan standar adalah tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima
oleh seseorang yang berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat performance/kondisi tersebut
atau suatu ukuran/patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
Aspek yang dapat dipilih untuk upaya peningkatan mutu yaitu:
1. Keprofesian
2. Efisiensi
3. Keamanan petugas
4. Kepuasan pasien
5. Sarana dan lingkungan fisik
Indikator yang dipilih yaitu:
1. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada
input dan proses
2. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan
kelompok daripada untuk perorangan.
3. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan
antar Rumah Sakit
4. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek
yang dipilih untuk dimonitor
5. Didasarkan pada data yang ada
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai
indikator. Kriteria yang dibuat harus jelas sehingga terdapat batasan yang jelas
terkait capaian mutu.
Sedangkan standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
1. Acuan dari berbagai sumber
2. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara
3. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan

14
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Unit Laundry Rumah Sakit Umum Sentra Medika


Sanggau ini bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam
mengelola dan melaksanakan pelayanan yang tepat. Selain itu, pedoman pelayanan
ini akan bermanfaat bagi Rumah Sakit Umum Sentra Medika Sanggay dalam
mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajuan dan perkembangan pelayanan.
Demikian buku Pedoman Pelayanan Laundry di Rumah Sakit Umum Sentra Medika
Sanggau kami buat agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan laundry.

15

Anda mungkin juga menyukai