Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN LINEN

No. :SOP/PPI
Dokumen
No. Revisi :00
SOP
Tanggal :17/03/2017
Terbit
Halaman :1/3

UPTD
dr.FITRIJAH
PUSKESMAS
NIP.19721102006042020
MEGALUH
1. Pengertian Pengelolaan linen dan laundry adalah suatu kegiatan mulai dari
pengumpulan linen kotor dari masing-masing ruangan, pengangkutan,
pencucian, penyetrikaan, penyimpanan sampai denan penggunaan
kembali linen yang sudah bersih.
Jenis-jenis linen :
1. Linen medis adalah linen yang digunakan untuk kegiatan medis
dimana harus linen memenuhi semua standart yang telah ditentukan.
Contoh : laken/sprei, stik laken, jas praktek, dll.
2. Linen non medis adalah linen yang digunakan untuk kegiatan non
medis dan hanya memenuhi standar material dan ukuran. Contoh :
taplak meja, gordyn.
2. Tujuan 1. Untuk memutus mata rantai terjadinya infeksi dengan meningkatkan
kewaspadaan standar
2. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas.
3. Kebijakan 1. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2. Kepmenkes No. 1024/Menkes/SK/X/2004 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
4. Referensi Departemen Kesehatan RI, tahun 2008 tentang Pedoman PPI di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
5. Alat dan 1. Linen
Bahan 2. Deterjen
3. Tempat sprei kotor yang tertutup
4. Pengharum pakaian.
6. Langkah- A. PENANGANAN LINEN DI RUANGAN :
langkah 1. Petugas melakukan kebersihan tangan
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri
3. Petugas membereskan bila linen terkena darah atau cairan tubuh
hendaknya petugas melipat dan menggulung linen kotor
sedemikian rupa sehingga bagian yang paling kotor berada
ditengah gulungan.
4. Petugas memisahakn linen infeksius dan non infeksius serta
menempatkan pada tempat tersendiri (tidak tercampur).
5. Linen infeksius dimasukka kantung plastik warna kuning, linen non
infeksius dimasukka ke kantong plastik warna hitam.
6. Bila sudah memenuhi ¼ bagian kantong diikat dan petugas
menghubungi pihak ketiga untuk dilakukan pencucian linen
7. Tempat penampungan linen kotor harus kuat, kedap air dan
tertutup
8. Pengangkutan linen kotor dan linen bersih harus dibedakan
tempatnya dan harus tertutup.
B. PENANGANAN LINEN DI LAUNDRY :
1. Petugas melakukan kebersihan tangan.
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
3. Petugas menilai linen kotor berdasarkan :
a. Tingkat kotornya (berat, sedang atau ringan).
b. Jenis linen (tebal, tipis, berwarna atau tidak berwarna, wool
atau katun)
c. Linen infeksius atau non infeksius.
4. Petugas penerimaan laundry melakukan pencatatan jumlah linen.
5. Sebelum pencucian petugas melakukan penimbangan untuk
mengetahui jumlah kebutuhan bahan pencucian.
6. Linen kotor infeksius direndam air panas 70˚ C, ± 25 menit dengan
detergen dan ditambahkan cairan desinfektan sesuai dengan
takaran yang telah ditentukan.
7. Setelah direndam, linen kotor dimasukkan dalam mesin sesuai
dengan kapasitas mesin.
8. Setelah proses pencucian selesai, linen direndam ke dalam ember
yang telah diberikan softener/pewangi, kemudian dikeringkan
dalam mesin cuci.
9. Proses pencucian selesai, mesin dibuka dan cucian dikeluarkan,
mesin dimatikan, handle listrik di matikan.
10. Setelah linen kering, petugas melakukan penyetrikaan linen.
11. Linen yang sudah rapi, dikemes dalam plastik dan tertutup saat
pengiriman.
12. Petugas laundry menaruh linen bersih di tempatnya.

7. Diagram alir A. PENANGANAN LINEN DI RUANGAN

Petugas melakukan
kebersihan tangan

Petugas menggunakan pelindung diri


. Petugas membereskan linen,bila linen terkena darah
atau cairan tubuh hendaknya petugas melipat dan
menggulung linen kotor sedemikian rupa sehingga
bagian yang paling kotor berada ditengah gulungan.

Petugas memisahakn linen infeksius dan non infeksius serta


menempatkanpada tempat tersendiri (tidak tercampur).

Linen infeksius dimasukka kantung plastik warna


kuning, linen non infeksius dimasukka ke kantong
plastik warna hitam.

Bila sudah memenuhi ¼ bagian kantong diikat dan petugas


menghubungi pihak ketiga untuk dilakukan pencucian linen

Tempat penampungan linen kotor harus kuat,


kedap air dan tertutup

Pengangkutan linen kotor dan linen


bersih harus dibedakan tempatnya
dan harus tertutup.

B. PENANGANAN LINEN DI LAUNRY

Petugas melakukan
kebersihan tangan

Petugas menggunakan alat pelindung diri yang sesuai

Petugas menilai linen kotor berdasarkan :


a. Tingkat kotornya (berat, sedang atau ringan).
b. Jenis linen (tebal, tipis, berwarna atau tidak
berwarna, wool atau katun)
c. Linen infeksius atau non infeksius.
Petugas penerimaan laundry melakukan
pencatatan jumlah linen.

Sebelum pencucian petugas melakukan penimbangan


untuk mengetahui jumlah kebutuhan bahan pencucian.

Linen kotor infeksius direndam air panas 70˚ C, ± 25 menit


dengan detergen dan ditambahkan cairan desinfektan
sesuai dengan takaran yang telah ditentukan.

Setelah direndam, linen kotor dimasukkan


dalam mesin sesuai dengan kapasitas mesin.

Setelah proses pencucian selesai, linen direndam ke


dalam ember yang telah diberikan softener/pewangi,
kemudian dikeringkan dalam mesin cuci.

Proses pencucian selesai, mesin dibuka dan


cucian dikeluarkan, mesin dimatikan, handle
listrik di matikan

Setelah linen kering, petugas melakukan


penyetrikaan linen

Linen yang sudah rapi, dikemes dalam plastik dan


tertutup saat pengiriman.

Petugas laundry menaruh linen


bersih di tempatnya

8. Hal-hal yg
perlu di -
perhatikan
9. Unit Terkait Semua unit terkait
10. Dokumen
Terkait
11. Dokumen
No. Yang diubah Isi perubahan Tanggal
Historis
mulai
Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai