Anda di halaman 1dari 52

PELAYANAN

STERILISASI
(MENUJU AKREDITASI RUMAH SAKIT)

FMS
SQE QPS

PCI JCI IPSG

NINA KIRANA POETRI TRIJOELIATI


PENJAMINAN PRODUK STERIL

KESELAMATAN
PASIEN

PENCEGAHAN dan
PENGENDALIAN
INFEKSI

UNIT STERILISASI

‘KUALITAS PELAYANAN’
PROGRAM PPI

RANTAI PENULARAN INFEKSI

Agen Penyebab Infeksi


Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit

Pejamu Rentan:
Immunocompromised, Pasca Reservoir:
bedah, Luka bakar, Penyakit Manusia, Air dan Larutan,
kronik, Infant, Lansia Obat, Peralatan Lingkungan
5%
Alkes/Line
n Petugas
Tempat Masuk: Tempat Keluar: 35%
Lapisan mukosa, Luka, Sal. Cerna, Ekskreta, Sekreta, Droplet
10%
Sal. Kemih, Sal. Nafas
Pasien
Cara Penularan: 50%
Kontak langsung dan tak
langsung, Droplet, Udara, Benda,
Vektor
Pokok Bahasan:

 Dekontaminasi (pre cleaning)


PEMBER
 Pencucian (cleaning) SIHAN

 Pengemasan dan Penandaan DISTRI PENGE


 Disinfeksi dan Sterilisasi BUSI MASAN

 Penyimpanan
 Pendistribusian PENYIM STERILI
PANAN SASI
 Dokumentasi
Standar PCI 7.1

1. Pembersihan peralatan dan metode sterilisasi


sesuai dengan tipe peralatan
2. Prosedur pembersihan peralatan, proses
disinfeksi dan metode sterilisasi diluar unit
sterilisasi harus sama
3. Ada koordinasi pengawasan yang memastikan
seluruh proses pembersihan, disinfeksi dan
metode strerilisasi di seluruh rumah sakit sama
KATEGORI E.Spaulding
PROSES Classification System

Kategori Deskripsi Model proses


Critical items Peralatan masuk atau Sterilisasi
dipergunakan & - Suhu Tinggi
berhubungan dengan
- Suhu rendah
jaringan steril atau
sistem pembuluh,
peredaran darah dan
saraf
Semi critical items Peralatan dipergunakan DTT (disinfeksi
akan kontak dengan tingkat tinggi)
membran mukosa
Non critical items Peralatan dipergunakan Disinfeksi
hanya kontak dengan sedang atau
permukaan kulit saja rendah
PCI 7.1.1
Reuse SUD (single use devices)

 Jenis barang sesuai


dengan hukum dan
peraturan
 Risiko infeksi dan
risiko penurunan
performa alat
 Pedoman untuk
peralataan single use
yang di re-use
 Kebijakan konsisten
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO SUD REUSE

SYARAT:
 Proses pembersihan harus bisa dilakukan

 Hasil test fungsi/kelayakan alat baik

 Metode sterilisasi tersedia

 Dokumentasi proses
 Buku Panduan dan daftar alat yang di-reuse
MANFAAT AKREDITASI

 Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan


tantangan dalam pelayanan sterilisasi
 Merancang upaya keselamatan dan melakukan
perbaikan kualitas pelayanan
 Peningkatan kinerja staf unit pelayanan sterilisasi
 Mencapai standar yang ditetapkan serta
memastikan kualitas produk steril yang dihasilkan
 Kepuasan pelanggan eksternal dan internal
KONSEP PEMISAHAN AREA

 Koloni kuman
 Pertukaran udara
 Dinding dan lantai
AREA AREA
KOTOR BERSIH AREA
STERIL
 ‘General Cleaning’
Dekontaminasi Produksi ,  Cahaya, kebisingan
dan Pengemasan Penyimpanan
Pembersihan dan Sterilisasi
Alur Proses

Sterilisasi
Disinfeksi

Pencucian

Dekontaminas
i / Pre-
cleaning
Transportasi Produk
Kotor/Terkontaminasi

 Peralatan ditangani hati-hati


 Pemilahan dan pre cleaning

sebaiknya dilakukan di tempat


tindakan dilaksanakan
 Dekontaminasi dan keringkan

troli sebelum digunakan


Troli kedap
kembali
udara
Dekontaminasi
Proses fisika atau kimia yang
APD
digunakan untuk menurunkan jumlah
MO pada benda mati, sehingga aman
untuk penanganan selanjutnya

 Indikasi :
 Alat medis habis pakai
 Permukaan meja/permukaan alat lain
yang tercemar tumpahan darah atau
cairan tubuh pasien
 Linen bekas pakai yang tercemar darah
atau cairan tubuh pasien.
DEKONTAMINASI

Peralatan kotor Proses


Proses Pre Cleaning
/ Dekontaminasi
(air bersih, shower)
bekas pakai (Klorin 0,5% - 10’)

Proses Pencucian Proses Pengeringan


(deterjen enzimatik, PROSES DTT
deterjen disinfektan) (dengan lap bersih,
(di Unit Kerja - IFU)
Perhatikan IFU bukan kasa)
atau kirim ke
CSSD 
STERILISASI
Kapan pembersihan awal dimulai?

 Pada saat digunakan oleh USER di OK


 Atau sesaat setelah digunakan:

- dilembabkan atau semprotan air bertekanan


- dengan atau tanpa deterjen/disinfektan
- JCI  deterjen enzimatik (AAMI)

Prinsip,
- jangan biarkan kotoran mengering
- jangan gunakan NaCl, alkohol
atau air hangat/panas
Tentang BIOFILM

 adalah kumpulan MO yang menempel


dipermukaan instrumen dan sulit untuk
dihilangkan (CDC, 2008)
 bakteri dengan biofilm memiliki
tingkat ketahanan atau resistensi 1000x
dibandingkan dengan MO sejenis
 biofilm memiliki implikasi yang serius
terhadap tingkat daya tahan tubuh
pasien
 pencegahan terbentuknya biofilm jauh
lebih penting dibandingkan upaya
untuk menghilangkannya
Faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Pembersihan/Pencucian
Selang / Tubing

 Jangan biarkan kotoran


mengering dalam permukaan
 Gunakan larutan enzimatik

atau deterjen + surfaktan


 Bilas dengan air bertekanan

untuk mendorong kotoran


 Ukuran diameter/panjang

sikat harus sesuai


Rigid Container

 Buka petutup, lepaskan dan cuci


basket/keranjang
 Ganti filter disposable

 Jika tipe filternya menggunakan

katup, secara periodik bersihkan


dan ganti filter sesuai IFU

 Hati-hati karena filter dapat


menjadi sumber kontaminasi
Uji Kebersihan Alat

 Visual ‘tampak bersih’, gunakan magnifying lamp


: lihat debris, kotoran, darah, karat pada engsel,
galur dan retakan permukaan
 Uji laboratorium terhadap residu protein

 Swab koloni dan jenis MO yang tertinggal

 Monitoring indikator pembersihan

 Pembilasan akhir air destilata/RO


Waspadai biofilm pada saluran air
dan pada penampungan air
Pembersihan Mekanikal

 Ultrasonic cleaner
 Washer disinfector
 Flusher desinfector
 Steam gun

IFU
Keuntungan Penggunaan Mesin

 Paparan kontaminan infeksius


kepada petugas minimal
 Tidak diperlukan perendaman dan

penyikatan  SDM minimal ALAT


TERTENTU
 Pembersihan ‘efektif dan aman’,
MEMERLUK
 indikator untuk melihat AN
PEMBERSIH
‘tingkat kebersihan’ alat ANSECARA
MANUAL
Washer Disinfector

 Menyerupai ‘mesin cuci piring’, kombinasi putaran air


dan deterjen membersihkan kotoran permukaan alat
 Melewati pemanasan 93ºC (selama 10’)  DTS  

 Sistim kontrol proses pembersihan, disinfeksi dan

pengeringan  kualitas kebersihan peralatan baik


 Syarat penggunaan baki/kerajang

peralatan tidak bertumpuk, semua bagian dibuka,


peralatan berengsel dilepas untuk memudahkan
seluruh permukaan tersentuh putaran air
PROSEDUR DISINFEKSI

 Mengurangi sebagian besar bakteri, virus dan jamur


kecuali endospora
 Diawali proses pembersihan dan pengeringan

 Penggunaan bahan kimia disinfektan  IFU produk

- ketepatan konsentrasi (pengenceran)


- kesesuaian suhu larutan
- kesesuaian waktu perendaman
- penggunaan strip indikator memastikan life time
- dokumentasi
DTT dengan Bahan Kimia

o Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2-4%

o Langkah DTT Kimia sesuai IFU


 Konsentrasi bahan kimia, lama perendaman,
kapan harus diganti (Label ED)
o Seluruhnya terendam dalam larutan disinfektan
o Pembilasan dengan air destilata
o Segera dipakai, atau disimpan dalam kontainer yang
kering dan telah di DTT

o Rekomendasi JCI  Bahan Non Glutaraldehid,


penggunaan strip indikator, dokumentasi proses
DISINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)

DTT dengan merebus


o Rebus dalam panci tertutup, 20 menit sejak air mulai mendidih

o Seluruh alat harus terendam, jangan menambah alat lain

o Gunakan alat sesegera, atau simpan dalam wadah tertutup

DTT dengan mengukus


o Kukus 20 menit dengan uap kukusan, biarkan air tetap mendidih

o Waktu dimulai saat keluarnya uap, max 3 susunan panci uap

Catatan:
- Gunakan alat sesegera mungkin, atau simpan dalam wadah tertutup
- Tempatkan dalam wadah yang sudah di DTT atau di-sterilisasi
- Lap pengering/tisue yang digunakan untuk paska DTT harus steril
Tujuan dan Fungsi Kemasan

Penghambat/barrier terhadap
MO dan debu (tahan air/basah
& tusukan)

Memungkinkan penembusan
oleh agen sterilisasi

Mempresentasikan isi dari


kemasan yang steril
Pengemas Linen / Woven Textiles

 Kuat, nyaman mengikuti bentuk,


reuseable  ekonomis ?
 Tidak bisa lihat isi, cuci ulang, ada kadaluarsa,
“keriting”, menipis/bolong  cek di bawah cahaya

 Kualitas linen
 Min 140 benang/inch2
 Multi layer
 Tidak bergelombang
Double Wrapping
 Chemical treatment
Paper, Non Woven, Plastic Paper Pouch
Common Sterilization
Packaging Materials

Non-woven wrap

Packaging pouch Crepe paper


Peel Pouch Package
Pemberian Label  IDENTITAS
 Nama Set / Alat
 Tanggal Proses
 Nomor Loading / Siklus
 Pengemas / Operator Mesin
 ED / Kedalwarsa
LABEL

IDENTITAS KEMASAN KEDALUWAR


SA

Waktu Kedaluwarsa
(tanggal, bulan, tahun)

Batch No 30.07.15 Waktu Sterilisasi

01. 03. 20 (tgl, bln, thn)


ED 30.10.15

No. Mesin Steam Set Vena Seksi


Kenanga Lt.2
Nomor Loading
Mesin Steam
Nomor Absensi
Staf CSSD
Metode Sterilisasi
PANAS BASAH ( Autoklaf, Steam Sterilisator )

PANAS KERING ( Oven, Dry Heat )

GAS ( Ethylen Oksida, Formalin Steam, Plasma )

KIMIAWI ( Glularaldehide, Formaldehid )

PENYINARAN ( Sinar UV, Gamma, Katoda X )


Gamma Sterilizer

Hot Air Oven


Steam Sterilizer

STERILIZATION

ETO, Plasma is the most


common method adopted for
sterilizing Endoscope
ETO Plasma
Sterilizer Loading
 Jarak/space di antara kemasan atau pack
harus memungkinkan sirkulasi dan penetrasi
‘agen sterilisasi’
Steam Sterilization

 75-85% proses sterilisasi di rumah sakit


 Keuntungan:
 cepat, efektif dan murah

 mudah didapat dan digunakan

 teknologi cukup mudah dipahami

 tidak ada residu berbahaya/beracun

 bisa untuk banyak material/alat


Sterilisasi Suhu Rendah

 Jenis :
 Ethylene Oxide
Etilen Oksida  Uap Hidrogen Peroksida dengan atau
tanpa plasma
 Kombinasi Steam dan Formaldehid

Plasma
 Digunakan untuk instrumen yang
tidak tahan suhu tinggi
 56% peralatan single-use disterilkan
menggunakan EO (saat ini)
Formalin
Steam
Sterilisasi Bahan Kimia

 Glutaraldehid 2-4% (cydex), rendam


sekurang-kurangnya 10 jam
 Formaldehid 8%, rendam 24 jam
 Bilas dengan air steril sebelum digunakan
atau sebelum disimpan
 Toxic  Gunakan APD

 Perhatikan IFU
Paska Sterilisasi

 Hindarkan dari kemungkinan


kontaminasi ulang dalam
penyimpanan/distribusi
 Kondisi yang membahayakan
sterilitas:
- Kelembaban
- Debu/kotoran/minyak
- Benturan, tusukan, kerusakan
fisik
 Hati-hati dalam menangani
alat/bahan steril
Penyimpanan Produk Steril

FIRST
FIRST IN
OUT

 Tersedia tempat penyimpanan khusus, tidak


bercampur barang lain
 Perhatikan:
- jaga agar kemasan tidak lembab dan terkotori
- penempatan sesuaikan waktu kadaluarsa
Penyimpanan

 Kebijakan dan SPO masa kedaluwarsa produk


 Pembatasan akses ke tempat penyimpanan

 Jangan gunakan kardus dan karton

 Suhu ruang penyimpanan kurang dari 24 0C dan

kelembaban relative 35-70%


 Jarak simpan19 - 24 cm diatas lantai, 43 cm

dibawah plafond dan 5 cm dari dinding


Penyimpanan Produk Steril
Transportasi Produk Steril
 Gunakan troli atau kontainer tertutup
 Bedakan sarana transportasi produk steril dan
produk non steril

Kontainer
Troli
Recall
Procedure
QC
Batch No.
02. 03. 16

 Penandaan BATCH:
nomor mesin, nomor siklus,
petugas / operator proses
 Kegagalan proses sterilisasi
 tarik (recall) seluruh
load/siklus untuk proses
ulang - disterilkan kembali
hingga uji biologi (BI) negatif
Kapan Re-sterilisasi?

 Hasil biologi/swab test positif


 Indikator kimia eksternal/internal tidak

berubah warna
 Barang/kemasan steril basah / rusak

 Habis masa steril (kedaluwarsa)


Monitoring Sterilisasi
Memantau proses sterilisasi secara rutin dengan
mempergunakan indikator mekanik, kimia dan biologi
 dijadikan sebagai parameter

Jenis indikator mutu sterililitas


1. Indikator Mekanik
2. Indikator Kimia
3. Indikator Biologi
 Uji Kultur Laboratorium
Class 1Chemical Indicators

Selain sebagai fixator:


 Dipergunakan sebagai
eksternal indikator
 Didesain untuk satu
critical variable
 Membedakan instrumen
atau kemasan sudah
melewati proses
sterilisasi atau belum
Class 2 Chemical Indicators

 Bowie-Dick test
didesain untuk
mengevaluasi
kemampuan
menghisap udara
dalam chamber
secara adekuat
 Untuk mesin
sterilisasi dynamic
air-removal
Class 3/4/5/6 Chemical Indicators
49

 Sebagai internal indikator


untuk setiap pack
 Memastikan penetrasi
sterilant
 Indikator integrator dapat
dipergunakan sebagai data
awal early release of implants
bila hasil BI belum keluar,
tetapi tidak dapat
menggantikan fungsi BI test
Biological Indicators
50

 Parameter indikator yang


memastikan MO mati setelah
proses sterilisasi
 Indikator kimia tidak bisa
menggantikan indikator biologi
Guideline for Disinfection and Sterilization
in Healthcare Facilities, 2008

 The application of UV radiation in the health-care environment (i.e.,


operating rooms, isolation rooms, and biologic safety cabinets) is
limited to destruction of airborne organisms or inactivation of
microorganisms on surfaces. The effect of UV radiation on
postoperative wound infections was investigated in a double-blind,
randomized study in five university medical centers. After following
14,854 patients over a 2-year period, the investigators reported the
overall wound infection rate was unaffected by UV radiation, although
postoperative infection in the "refined clean" surgical procedures
decreased significantly (3.8%–2.9%) 780. No data support the use of UV
lamps in isolation rooms, and this practice has caused at least one
epidemic of UV-induced skin erythema and keratoconjunctivitis in
hospital patients and visitors 781.
...... terimakasih

if it’s not clean ...., it can’t be sterile


(E. Spaulding)

Anda mungkin juga menyukai