Anda di halaman 1dari 20

RUMAH SAKIT PORT MEDICAL CENTER

PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI


TAHUN 2019

DITERBITKAN OLEH :
RUMAH SAKIT PORT MEDICAL CENTER

RUMAH SAKIT PORT MEDICAL CENTER


Jl. Enggano no 10 Tanjung Priok Jakarta Utara
Telp. 43902350 Fax. 43902302
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RS PORT MEDICAL CENTER

NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

dr. Winda Fricilia Oktarina Pembuat Dokumen

Nur Oktavia, SKM Ketua Komite PMKP

Kepala
dr. M Syaiful Huda Effendi, MM RS Port Medical Center

Panduan Alat Pelindung Diri i


DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT


LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………… ii
BAB I DEFINISI …………………………………………………………………………………….. 1
BAB II RUANG LINGKUP ………………………………………………………………………… 4
BAB III KEBIJAKAN……. ………………………………………………………………………….. 11
BAB IV TATA LAKSANA ………………………………………………………………………….. 13
BAB V DOKUMENTASI .…………………………………………………………………………… 19

Panduan Alat Pelindung Diri ii


BAB I
DEFINISI

A. Pendahuluan
Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang
berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan pekerjaan yang umum
dihadapi oleh petugas pelayanan kesehatan adalah kontak dengan darah dan
cairan tubuh pasien saat melakukan perawatan pasien. Pemaparan terhadap
darah dan cairan tubuh pasien dapat meningkatkan resiko petugas terhadap
infeksiyang serius dan kemungkinan kematian.
Petugas kesehatan yang bekerja di kamar bedah dan kamar bersalin
beresiko tinggi terhadap pemaparan terhadap darah dan cairan tubuh pasien
dibandingkan unit lainnya (Gershon dan Vlavon 1992). Karena resiko yang
tinggi ini, panduan dan praktik perlindungan infeksi yang lebih baik diperlukan
untuk melindungi petugas yang bekerja di area tersebut. Petugas yang
paham cara melindungi diri mereka dari pemaparan darah dan cairan
tubuh pasien secara konsisten menggunakan tindakan ini ,maka akan membantu
melindungi pasien dari resiko infeksi.
Sementara kesadaran terhadap keseriusan AIDS dan hepatitis C
meningkat dan bagaimana mereka dapat tertular di tempat kerja, banyak petugas
kesehatan yang tidak merasakan diri mereka dalam resiko besar. Terlebih lagi
mereka yang beresiko tidak secara teratur menggunakan alat pelindung diri,
atau melakukan kebersihan tangan yang telah difasilitasi untuk mereka.
Pelindung barrier, yang secara umum disebut sebagai alat pelindung diri
(APD), telah digunakan selama bertahun tahun untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Namun dengan munculnya
AIDS dan hepatitis C, serta meningkatnya kembali tuberkulosis di banyak negara,
pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk melindungi petugas.
Dengan munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS dan penyakit infeksi
lainnya (Emerging Infectious Diseases), pemakaian APD yang tepat dan benar
menjadi semakin penting. Agar menjadi efektif, APD harus digunakan secara
benar. Misalnya, gaun dan duk lobang telah terbukti dapat mencegah infeksi luka
hanya bila dalam keadaan yang kering. Sedangkan dalam keadaan basah, kain
Panduan Alat Pelindung Diri 1
beraksi sebagai spons yang menarik bakteri dari kulit atau peralatan melalui
bahan kain sehingga dapat mengkontaminasi luka operasi.

B. Definisi
Pengertian alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh petugas untuk melindungi seluruh/ sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanyan bahaya kecelakaan kerja (Sugeng Budianto,
2005). Alat pelindung diri yang baik adalah alat yang dapat melindungi petugas
dari bahaya kerja, kecuali bila tidak digunakan dengan sempurna. Penggunaan
yang tidak benar akan memberikan hal yang membahayakan bagi petugas.
Alat pelindung diri digunakan sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi
petugas apabila usaha rekayasa dan administrative tidak dapat dilakukan dengan
baik.
APD juga merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang lain
disekitarnya. Penggunaan APD harus tetap dikontrol oleh pihak yang
bersangkutan, khususnya di sebuah tempat kerja.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai panduan dalam penggunaan alat pelindung diri di Rumah Sakit Port
Medical Center.

2. Tujuan khusus
a. Mencegah transmisi mikroba dari tangan petugas ke pasien di Rumah
Sakit Port Medical Center.
b. Mencegah terjadinya infeksi di Rumah Sakit Port Medical Center.
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Port Medical
Center.
d. menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan Alat Pelindung Diri 2
A. Lokasi
Lokasi yang harus menggunakan Alat Pelindung Diri di Rumah Sakit Port Medical
Center adalah Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Intensif Care Unit, Rawat
Jalan, Perinatologi, Kamar Operasi, Laundry, Dapur, Unit sterilisasi, UPS, Farmasi,
Laboratorium, Radiologi, Fisioterapi, Kebersihan lingkungan dan semua yang ada
lingkungan sekitar rumah sakit.

B. Sasaran
Dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas radiologi, fisioterapi, petugas
dapur, petugas laundry, petugas sterilisasi, petugas kebersihan, petugas
farmasi, petugas UPS.

C. Manfaat
1. Dapat mencegah terjadinya infeksi di Rumah Sakit Port Medical Center.
2. Dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Port Medical Center.

D. Jenis - jenis Alat Pelindung Diri


1. Sarung tangan
Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk
mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti setiap kontak
pasien ke pasien berikutnya untuk menghindari kontaminasi silang. Meskipun
efektifitas pemakaian sarung tangan dalam mencegah kontaminasi dari petugas
kesehatan telah terbukti berulang kali (Tenorio et.al2001).
Tetap pemakaian sarung tangan tidak menggantikan kebutuhan untuk
melakukan kebersihan tangan, sebab sarung tangan bedah lateks dengan
kualitas terbaik sekalipun mungkin mengalami kerusakan kecil tidak terlihat,
sarung tangan mungkin robek pada saat digunakan atau tangan
terkontaminasi pada saat melepas sarung tangan (Bagg Jenkins dan Barker,
1990, Davis 2001)
a. Terdapat 3 jenis sarung tangan, yaitu :
1) Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan
tindakan invasive atau pembedahan
Panduan Alat Pelindung Diri 3
2) Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas
pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau
pekerjaan rutin.
3) Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan – bahan terkontaminasi dan saat membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
b. Hal - hal yang harus diperhatikan pada pemasangan sarung tangan:
1) Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya untuk
sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai dengan ukuran
tangan dapat mengganggu keterampilan dan mudah robek.
2) Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan resiko sarung tangan
robek.
3) Tarik sarung tangan keatas untuk melindungi pergelangan tangan.
4) Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak mengandung lemak) untuk
mencegah kulit tangan kering dan berkerut.
5) Jangan gunakan lotion atau krim yang berbasis minyak karena akan
merusak sarung tangan.
6) Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum
karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
7) Jangan menyimpan sarung tangan ditempat dengan suhu yang terlalu
panas atau terlalu dingin, kerana dapat merusak bahan sarung tangan
sehingga mengurangi efektifitasnya sebagai pelindung.
8) Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan melakukan
kebersihan tangan.
9) Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan wajib melakukan
kebersihan tangan.

2. Masker
Masker digunakan untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta

Panduan Alat Pelindung Diri 4


melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari cipratan darah dan
cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan udara yang kotor dan
melindungi pasien.
Masker yang digunakan harus menutupi hidung dan mulut serta
melakukan fit test (penekanan dibagian hidung). Bila masker tidak terbuat
dari bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah
kedua hal tersebut.
Masker yang ada terbuat dari berbagai bahan seperti katun ringan, kain
kassa, kertas dan bahan sintetik yang beberapa tahan cairan. Masker yang
dibuat dari katun atau kertas sangat nyaman tetapi tidak dapt menahan
cairan atau efektif sebagai filter.
Masker yang dibuat dari bahan sintetik dapat memberikan perlindungan
dari tetesan partikel berukuran besar (> 5чm ) yang tersebar melalui batuk
atau bersin ke orang yang berada didekat pasien (kurang dari 1 meter).
Namun masker bedah terbaik sekalipun tidak dirancang untuk benar – benar
menutup pas secara erat (menempel sepenuhnya pada wajah) sehingga
mencegah kebocoran udara pada bagian tepinya.
Dengan demikian, masker tidak dapat secara efektif menyaring udara
yang dihisap. Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang
digunakan harus dapat mencegah partikel mencapai membran mukosa
dari petugas kesehatan. Ketika melepas masker pegang bagian talinya
karena bagian tengah masker merupakan bagian yang paling banyak
terkontaminasi (Rothrok, McEwen dan Smith 2003).
Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang
direkomendasikan, bila penyaringan udara dianggap penting misalkan pada
perawatan seseorang yang telah diketahui atau dicurigai menderita flu
burung atau SARS. Masker dengan efisiensi tinggi misalnya N-95 melindungi
dari partikel dengan ukuran < 5 mikron yang dibawa oleh udara. Pelindung
ini terdiri dari banyak lapisan bahan penyaring dan harus dapat menempel
dengan erat pada wajah tanpa ada kebocoran. Di lain pihak pelindung ini
juga lebih mengganggu pernapasan dan lebih mahal daripada masker bedah.
Sebelum petugas memakai masker bedah N95 perlu dilakukan fit test
Panduan Alat Pelindung Diri 5
pada setiap pemakaiannya.
Saat merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui airborne maupun droplet seperti flu burung atau
SARS, petugas kesehatan harus menggunakan masker efisiensi tinggi.
Pelindung ini merupakan perangkat N-95 yang telah disertifikasi oleh US
National Institute For Occupational Safety dan Health(NIOSH), disetujui oleh
European CE, atau standar nasional/ regional yang sebanding dengan
standar tersebut dari negara yang memproduksinya.
Masker efisiensi tinggi dengan tingkat efisiensi lebih tinggi dapat juga
digunakan. Masker efisiensi tinggi seperti khususnya N-95 harus diuji
pengepasannya (fit test) untuk menjamin bahwa perangkat tersebut pas
dengan benar pada wajah pemakainya.

Terdapat 2 jenis masker, yaitu :


a. Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui
droplet.
b. Masker respiratorik, untuk mencegah penularan melalui airborne.

3. Pelindung Mata dan pelindung Wajah

Pelindung mata dan pelindung wajah dapat digunakan Kembali


setelah dilakukan pencucian dan desinfektan oleh petugas yang telah
menggunakan sarung tangan dengan cara :
a. Membersihkan bagian dalam pelindung mata dan pelindung wajah
dengan menggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke detergen
b. Membersihkan bagian luar pelindung mata dan pelindung wajah dengan
menggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke desinfektan (klorin)
dan kemudian dibersihkan Kembali dengan menggunakan air bersih atau
alcohol untuk melepas residu
c. Mengeringkan pelindung mata dan pelindung wajah dengan cara di
jemur atau dilap bersih
4. Sepatu pelindung

Panduan Alat Pelindung Diri 6


Sepatu pelindung dapat digunakan Kembali setelah dilakukan pencucian
dan desinfektan oleh petugas yang telah menggunakan sarung tangan
dengan cara :
a. Mencuci sepatupelindung dengan menggunakan deterjen pada suhu 20-
30 C
b. Menggunakan desinfektan klorin atau alcohol setelah dibilas dengan
menggunakan air bersih
c. Mengeringkan sepatu pelindung dengan cara dijemur

BAB III
KEBIJAKAN

Panduan Alat Pelindung Diri 7


Berikut adalah regulasi yang mengatur kebijakan tentang penggunaan Alat
Pelindung Diri :
1. APD digunakan untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi / bahan
infeksius.
2. APD terdiri dari sarung tangan, masker, pelindung mata (goggle), visor, penutup
kepala, gaun / apron, sepatu tertutup / boot.
3. Setiap petugas dalam melakukan pekerjaannya yang beresiko terkena pajanan
darah dan cairan tubuh pasien wajib menggunakan APD sesuai dengan
indikasinya.
4. APD sarung tangan dan masker yang digunakan diunit disiapkan oleh petugas
famasi.
5. APD di setiap unit harus selalu tersedia di kit APD
6. APD digunakan ditempat akan dilakukan tindakan.
7. Melepas APD sesegera mungkin setelah melakukan tindakan.
8. Petugas tidak menggunakan APD dari satu pasien ke pasien lainnya.
9. APD diletakkan/dibuang ditempat yang sesuai dengan tempatnya.

BAB IV
TATA LAKSANA

Alat Pelindung Diri digunakan jika melakukan tindakan yang memungkinkan


Panduan Alat Pelindung Diri 8
tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau
kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.

A. Petugas yang Menggunakan Alat Pelindung Diri


Semua petugas yang akan melakukan tindakan yang kemungkinan ada kontak
langsung, percikan dengan darah atau cairan tubuh lainya,maupun membran atau
kulit yang terlepas.

B. Faktor Penting yang Harus Diperhatikan Pada Pemakaian Alat Pelindung


Diri
1. Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum
memasuki ruangan.
2. Gunakan dengan hati- hati jangan menyebarkan kontaminasi.
3. Lepas dan buang secara hati- hati ke tempat sampah infeksius yang telah
disediakan di ruang ganti khusus. Lepas masker diluar ruangan. Segera
lakukan kebersihan tangan.

C. Jadwal Pemakaian Alat Pelindung Diri


Pemakaian Alat Pelindung Diri digunakan apabila petugas akan melakukan
tindakan yang kemungkinan ada kontak langsung, percikan dengan darah atau
cairan tubuh lainya,maupun membran atau kulit yang terlepas.

D. Tatalaksana Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD)


1. Urutan Mengenakan APD
a. Pelindung kaki / sepatu boot
b. Topi
c. Masker
d. Gaun / apron
e. Kacamata / pelindung wajah
f. Sarung tangan

2.Cara - cara Mengenakan APD

Panduan Alat Pelindung Diri 9


a. Sepatu boot / pelindung kaki
Kenakan sepatu boot sesuai ukuran sehingga memudahkan penggunaanya
dan periksa dahulu sebelum di gunakan.
b. Topi
Kenakan topi hingga menutupi rambut kepala dan telinga.
c. Masker
1) Memegang pada bagian tali (kaitkan pada telinga jika menggunakan
kaitan tali karet atau simpulkan tali dibelakang kepala jika menggunakan
tali lepas)
2) Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
3) Tekan klip tipis fleksibel/ fit test (jika ada) sesuai lekuk tulang hidung
dengan kedua ujung jari tengah atau telunjuk.
4) Paskan dengan erat pada wajah dan dibawah dagu sehingga melekat
dengan baik.
5) Periksa ulang untuk memastikan bahwa masker telah melekat dengan
benar.
d. Gaun pelindung / apron
1) Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan kebelakang punggung.
2) Ikat dibagian belakang leher dan pinggang.
e. Kacamata / pelindung wajah
Pasang pada wajah dan mata, sesuaikan agar pas.
f. Sarung tangan
1) Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun
2) Kuku tidak boleh panjang karena akan merobek sarung tangan.
3) Ingat memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan
kebersihan tangan baik dengan handwash ataupun handrub.

Sarung tangan digunakan pada saat :


a. Ada kemungkinan kontak tangan dengan cairan tubuh, membran kulit
yang terlepas.
b. Melakukan prosedur medis yang bersifat infasif.
c. Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau
Panduan Alat Pelindung Diri 10
menyentuh permukaan tercemar.
d. Menerapkan kewaspadaan traansmisi kontak (yang diperlukan
pada kasus penyakit menular melalui kontak yang telah diketahui atau
dicurigai), yang mengharuskan petugas kesehatan menggunakan sarung
tangan bersih ketika memasuki ruangan pasien dan segera melepas
sebelum meninggalkan ruangan pasien dan melakukan kebersihan
tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis alkohol.
e. Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien,
sebagai upaya menghindari kontaminasi silang.
f. Jenis sarung tangan ada sarung tangan bersih, sarung tangan steril dan
sarung tangan rumah tangga.

3. Urutan melepaskan APD


a. Sarung tangan
1) Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi
2) Pegang bagian luar sarung tangan dengan satu tangan lainnya,
lepaskan.
3) Pegang sarung tangan yang telah di lepas dengan menggunakan
tangan yang masih memakai sarung tangan.
4) Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan
dibawah sarung tangan yang belum di lepas di pergelangan
tangan.
5) Lepaskan sarung tangan diatas sarung tangan pertama
6) Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius.
7) Kecuali masker, lepaskan APD dipintu. Masker dilepaskan setelah
meninggalkan ruangan pasien dan menutup pintunya.

b. Kacamata atau pelindung wajah


1) Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi
2) Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
3) Letakkan ditempat yang telah disediakan untuk diproses ulang.
c. Gaun pelindung
Panduan Alat Pelindung Diri 11
1) Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi
2) Lepas tali tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja.
3) Balik gaun pelindung
4) Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah
disediakan untuk di proses ulang atau buang ke tempat sampah
infeksius.
d. Masker
1) Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi, jangan
disentuh.
2) Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas.
3) Buang ke tempat sampah ineksius
4) Ingat masker tidak boleh dikantongi untuk digunakan kembali.
e. Topi
f. Sepatu boot
1) Lepaskan sepatu boot dengan urutan terakhir
2) Ingat bahwa bagian luar sepatu boot telah terkontaminasi jadi melepas
sepatu tidak disentuh.
3) Letakkan sepatu boot di tempat yang sudah tersedia.

Setelah melepaskan semua lakukanlah kebersihan tangan.

BAB V
DOKUMENTASI

1. Hasil kegiatan survey dan audit penggunaan APD dilakukan oleh IPCN.
2. Pelaporan dan kesimpulan hasil survey dan audit penggunaan APD dilaporkan
ke ketua Komite PPI dan diteruskan ke kepala rumah sakit.
3. Hasil pelaporan dan kesimpulan yang telah diketahui oleh kepala rumah
Panduan Alat Pelindung Diri 12
sakit di informasikan ke tiap unit atau di presentasikan dalam rapat keperawatan
rumah sakit.
4. Formulir audit kepatuhan penggunaan APD.
No ITEM INDIKATOR YA TIDAK NA

1 Alat a. Tersedia APD yang sesuai (masker,sarung


tangan,apron)
pelindung
b. Menggunakan APD jika akan melakukan tindakan
diri yang resiko dengan pajanan cairan tubuh pasien
(darah,urin,pus )
c. APD digunakan ditempat akan dilakukan tindakan
d. Melepas APD sesegera mungkin setelah
melakukan tindakan
e. Petugas tidak menggunakan APD dari satu pasien
kepasien lainnya.
f. APD diletakkan/dibuang ditempat yang sesuai
dengan tempatnya.

Lampiran :

DAFTAR ALAT PELINDUNG DIRI DI TIAP UNIT


A. Kamar Operasi
1. Topi
2. Sarung tangan steril dan non steril
3. Apron

Panduan Alat Pelindung Diri 13


4. Sepatu boot / sandal dengan ujung tertutup
5. Masker
6. Nurse Cap
7. Kacamata / googles glass
B. ICU
1. Topi
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Alas kaki dengan ujung tertutup
5. Gaun/ apron
6. Kacamata / googles glass
C. IGD
1. Topi
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Apron
5. Kacamata/ googles glass
6. Sepatu boot
D. Rawat Jalan
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Alas kaki tertutup
4. Gaun/ apron
5. Kacamata / googles glass

E. Rawat Inap
1. Topi
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Apron
5. Kacamata/ googles glass
6. Alas kaki tertutup
Panduan Alat Pelindung Diri 14
F. Perinatologi
1. Topi
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Apron
5. Kacamata/ googles glass
6. Alas kaki tertutup
G. VK
1. Sarung tangan steril dan non steril
2. Apron
3. Sepatu boot / sandal dengan ujung tertutup
4. Masker
5. Nurse Cap
6. Kacamata / googles glass
H. Perawat
Bila melakukan tindakan terhadap pasien infeksi atau dicurigai infeksi
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Apron
4. Kacamata / googles glass
5. Sepatu boot.

I. RADIOLOGI
1. Apron
2. Masker
3. Sarung tangan
J. LABORATORIUM
1. Jas kerja
2. Sarung tangan
3. Masker

Panduan Alat Pelindung Diri 15


4. Kaca mata (jika perlu)
K. CLEANING SERVICE
1. Sarung tangan rumah tangga
2. Masker
3. Sepatu boot
4. Baju kerja
5. Baraskort (jika perlu)
6. Kaca mata (jika perlu)
L. LAUNDRY
1. Sepatu boot
2. Sarung tangan rumah tangga
3. Masker
4. Baraskort / gaun
5. Googles (jika perlu)
M. PETUGAS GIZI
1. Head cap
2. Celemek
3. Sarung tangan plastik
4. Masker (pada saat penyajian)
N. AMBULANCE
1. Sepatu boot
2. Masker
3. Sarung tangan non steril
4. Apron
5. Head cap

O. CSSD
1. Topi
2. Sarung tangan steril dan non steril
3. Apron
4. Sepatu boot / sandal dengan ujung tertutup
5. Masker
6. Nurse Cap
Panduan Alat Pelindung Diri 16
7. Kacamata / googles glass

Panduan Alat Pelindung Diri 17

Anda mungkin juga menyukai