Anda di halaman 1dari 48

KONSEP DASAR

HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION


DAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

Yayasan Cinta Kasih Sejati (YCKS).

Disampaikan pada pelatihan


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Dasar
Yayasan Cinta Kasih Sejati
Tanggal 27-29 Juni 2022
TUJUAN UMUM
PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran ini peserta memahami konsep HAIs
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dengan tepat dan benar sesuai
dengan standar yang ditetapkan
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS POKOK BAHASAN
Setelah selesai pembelajaran ini peserta • Latar Belakang
memahami tentang
 Latar belakang • Epidemiologi HAIs

 Epidemiologi HAIs • Rantai infeksi


 Rantai infeksi • Kebijakan PPI
 Kebijakan PPI • Pengertian HAIs dan Tujuan PPI
 Pengertian HAIs dan Tujuan PPI • Penyebab HAIs
 Penyebab HAIs
• Dampak HAIs
 Dampak HAIs
 Program PPI • Program PPI

 Kesimpulan • Kesimpulan
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan Kemajuan iptek Pelayanan kesehatan dituntut


merupakan bagian lebih berkualitas/bermutu
sangat pesat
integral dari
pembangunan Nasional
Setiap orang mempunyai hak
Patient Safety memperoleh pelayanan kesehatan
(PMK NO yang aman, bermutu dan
SK 11/2017) bertanggungjawab
P5 (UU RI NO 36/2009, PS 5;2)
Healthcare Associated Infections
(HAIs)
Sumber Daya
UU RI Manusia
N0 44/2009 PENCEGAHAN DAN yang profesional
Tentang PENGENDALIAN
Rumah Sakit INFEKSI
(PMK NO 27/2017)
LATAR
BELAKANG
Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan masalah
kesehatan di seluruh dunia termasuk Indonesia
Dampak
Prevalensi HAIs di negara
 Mortalitas meningkat
maju bervariasi antara 3,5%
 Morbiditas meningkat
HAIs 7,1 IDO 7,8% di dan 12% (WHO 2016)
IDO (NHSN % Asia Tenggara  LOS meningkat
2014),2,6%
Rate HAIs di RSJHK 2013  Biaya meningkat
HAIs IAD 5.5 ‰, ISK 1.7‰, VAP  Beban ekonomi
4,5%
14.5‰, IDO 2.3 % meningkat
Indonesia ??

 Kurangnya pemahaman
Data Nasional tentang PPI
 PPI dianggap sebagai
IDO (2002-13 ), 2,1% HAIs tidak ada kebutuhan akreditasi
 Belum ada sistem
pelaporan
IPCN tugas pokok  Kuurangnya pemahaman
Surveilans belum dilakukan tentang surveilans
surveilans tidak melakukan
askep oleh WHO disebut
olehIPCN/ IPP sebagaimana
IPCP (WHO 2020) mestinya
HUBUNGAN TIMBAL BALIK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI DENGAN KESELAMATAN PASIEN DAN MUTU

KESELAMATAN
PENCEGAHAN PASIEN MUTU
DAN PENGENDALIAN
INFEKSI
PENDAHULUAN

Perubahan Budaya
 Safety Culture
 Blame-Free Culture Komitmen
 Repoting Culture Individu
 Learning Culture
Pentingnya Sebagai kontributor untuk pemberian
layanan kesehatan berkualitas tinggi
PPI yang aman dan efektif,

Khususnya yang terkait terhadap air, sanitasi dan kebersihan


(WASH) dan kualitas dan jaminan Kesehatan Universal
Mencegah Quality and Universal Health Coverage (UHC)

HAIs dan AMR


Disesuaikan dengan konteks lokal, dengan tetap
memperhatikan sumber daya yang tersedia dan
kebutuhan kesehatan masyarakat

Komponen inti IPC/PPI


Untuk mendukung peningkatan PPI di
tingkat nasional dan fasilitas, baik dalam
pelayanan publik maupun sektor swasta

Di tingkat nasional, dokumen ini menyediakan pedoman


terutama untuk pembuat kebijakan yang bertanggung jawab
atas pembentukan dan pemantauan program PPI nasional dan
penyampaian rencana aksi nasional AMR di dalam
kementerian kesehatan

Di tingkat fasilitas, audiens target utama adalah


administrator tingkat fasilitas (misalnya, kepala eksekutif
petugas) dan yang bertanggung jawab atas perencanaan,
pengembangan dan mengimplementasikan program-
program PPI lokal.
Ada delapan Komponen inti PPI
1 Program PPI

2 Pedoman PPI

3 Edukasi & Training

4 Surveilans

5 Monitoring & Audit

6 Workload, Staffing, and Bed Occupancy

7 Built Environment, Materials, and Equipment

WHO 2020
8 Multimodal Strategies
BODY OF KNOWLEDGE IPC
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Suatu upaya kegiatan untuk mencegah,


Pengertian P meminimalkan kejadian infeksi pada
Healtcare Associated pasien , petugas, pengunjung dan masyarakat
P sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
Infections (HAIs) lainnya yang meliputi pengkajian, perencanaan,
I pelaksanaan dan evaluasi (PMK no 27/2017)

Infeksi yang terjadi pada pasien selama Tujuan


perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, dimana pada saat masuk tidak Menurunkan atau meminimalkan insiden rate infeksi
ada infeksi atau tidak masa inkubasi ,termasuk terkait dengan pelayanan kesehatan pada pasien ,
infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul petugas dan pengunjung serta masyarakat sekitar
setelah pulang juga infeksi pada petugas karena rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
pekerjaannya (PMK no 27/2017) lainnya,
dengan mempertimbangkan cost effectiveness
FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFEKSI DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN

• Dari sumber daya yang tersedia:


• Penggunaan perangkat invasif dan antibiotik yang berkepanjangan dan
tidak tepat;
• Prosedur berisiko tinggi
• Imunosupresi dan kondisi penyakit pasien yang mendasarinya
• Penerapan kewaspadaan standar dan transmisi yang tidak memadai.
Beberapa faktor penentu lebih spesifik untuk
pengaturan dengan sumber daya terbatas
• Kondisi kebersihan lingkungan dan pembuangan limbah yang tidak memadai;
• Infrastruktur yang buruk;
• Peralatan yang tidak memadai;
• Kekurangan staf;
• Jumlah pasien yang banyak;
• Pengetahuan dan penerapan langkah-langkah pengendalian infeksi dasar yang
buruk;
• Kurangnya prosedur;
• Kurangnya pengetahuan tentang keamanan injeksi dan transfusi darah;
• Tidak adanya pedoman dan kebijakan lokal dan nasional.
Dampak dari infeksi terkait perawatan
kesehatan
• Kesehatan menciptakan penderitaan tambahan dan menimbulkan
biaya tinggi bagi pasien dan keluarganya.
• Infeksi memperpanjang masa tinggal di rumah sakit,
• Menciptakan kecacatan jangka panjang,
• Meningkatkan resistensi terhadapan timikroba,
• Merupakan beban keuangan tambahan yang besar untuk sistem
kesehatan,
• Menimbulkan biaya tinggi bagi pasien dan keluarganya, dan
menyebabkan kematian yang tidak perlu
SOLUSI MASALAH INFEKSI TERKAIT PELAYANAN
Masalah Solusi Keterangan
KESEHATAN/HAIs
HAIs Kebersihan tangan yang tepat dan benar (tenar) Sederhana dan biaya
masih Disinfeksi Permukaan Lingkungan yang tepat dan benar rendah
tinggi
Penerapan tindakan pencegahan dasar yang ben
ar selama prosedur invasif
Mengidentifikasi determinan lokal dari beban HCAI
Meningkatkan sistem pelaporan dan pengawasan di tingkat nasional;
Memastikan persyaratan minimum dalam hal fasilitas
Sumber daya khusus tersedia untuk surveilans HCAI di tingkat institusi Butuh
Mikrobiologikapasitas laboratorium akuntabilitas staf
Memastikan bahwa komponen inti untuk pengendalian infeksi ada ditingkat dan
pengaturan nasional Perubahan
Menerapkan kewaspadaan standar, khususnya praktik kebersihan tangan terbaikdi Perilaku Individu
samping tempat tidur;•
Meningkatkan pendidikan dan akuntabilitas staf
melakukan penelitian
Infeksi Terkait Perawatan Kesehatan Paling Umum

• Meskipun ada banyak infeksi terkait pelayanan Kesehatan, namunPusat


Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memilih untuk menyoroti beberapa
HAI umum yang terjadi di seluruh Amerika Serikat
• Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin (MRSA)
• Clostridioides difficile (C. difficile) Paling
rentan
• Central Line-Associated Bloodstream Infections (CLABSI) menyebar
• Infeksi Saluran Kemih Terkait Kateter (CAUTI)
• Infeksi Tempat Bedah (IDO)
• Pneumonia Terkait Ventilator (VAP) Kebersihan tangan

Mudah dijangkau
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

Program PPI dilaksanakan di fasilitas layanan Kesehatan untuk


 mencegah HAIs dan AMR
 mempersiapkan dan dan menanggapi krisis penyakit menular.

Membantu merencanakan, mengatur dan Mengimplementasikan program


IPC

Dilaksanakan sejalan dengan prioritas program PPI dan sumber daya yang
tersedia dan disesuaikan dengan tingkat fasilitas kesehatan dan nasional.

Setiap komponen inti harus diimplementasikan sejalan dengan prioritas


lokal dan sumber daya yang tersedia
KEWASPADAAN
ISOLASI
Kewaspadaan Isolasi Terdiri dari dua lapis:  Kebersihan tangan
 Penggunaan alat pelindung diri
LAPIS I : Kewaspadaan Standar
 Pemrosesan alat kesehatan
Ditujukan kepada semua pasien tanpa melihat
apakah infeksi atau bukan infeksi  Penanganan linen
 Pengendalian lingkunaan
LAPIS II : Kewaspadaan  Penanganan limbah
berdasarkan transmisi
 Perllindungan kes. karyawan
Ditujukan kepada semua pasien diduga infeksi
atau sudah konfirmasi infeksi melalui  Penempatan Pasien
kontak,droplet,airborne
 Etika batuk/bersin
 Kontak  Penyuntikan yang aman
 Droplet  Praktik lumbal punksi
 Airborne
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI RANTAI INFEKSI
Skema Kategorisasi untuk Rekomendasi
Sangat direkomendasikan untuk
diimplementasikan dan sangat
didukung oleh studi Kategori IA
eksperimental, klinis, atau Sangat direkomendasikan untuk
epidemiologis yang dirancang diimplementasikan dan didukung oleh
dengan baik. Kategori IB beberapa studi eksperimental, klinis, atau
epidemiologis dan alasan teoretis yang
kuat.

Diperlukan untuk implementasi,


sebagaimana diamanatkan oleh
peraturan atau standar federal
Kategori IC
dan/atau negara bagian.
Disarankan untuk
Kategori diimplementasikan dan didukung
oleh studi klinis atau epidemiologis
II atau alasan teoritis.
Tidak ada
Praktek yang tidak cukup rekomendasi; 
bukti atau tidak ada Masalah yang
konsensus mengenai belum
kemanjuran ada.
terselesaikan.
 Bagian dari program PPI
 Untuk memutus mata rantai
infeksi
 Dilaksanakan oleh semua
nakes di dental unit yang
terlibat melayani pasien

Memutus mata rantai infeksi


Standar Precaution/
Kewaspadaan Standar

• Bagian dari program


Kewaspadaan Isolasi
• Diterapkan kepada
semua pasien tanpa
memandang apakah
infeksi atau bukan
infeksi
• Merupakan lapis I
Kewaspadaan
berdasarkan transmisi
diterapkan pada pasien

+ yang sudah terinfeksi


atau diduga infeksi
Kewaspadaan standar
(lapis pertama harus
diterapkan
KEWASPADAAN
STANDAR
Kebersihan tangan
 Tangan media
transmisi
Mikroorganisme
 Kebersihan
tangan pilar
dalam PPI

Indikasi 5 moment

Jika ada pasien Kebersihan tangan di kamar bedah

20-30 “ 40-60 “
 Ada Fasilitas
 Ada audit kepatuhan
 Laporan hasil audit
 Kepatuhan > 85 % (INM)
KEWASPADAAN STANDAR
Alat Pelindung Diri Pemakaian APD ditentukan adanya paparan
(darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi)
Sendiri atau kombinasi
dan dinamika Transmisi (Kontak, droplet dan
airborne)  Ada Fasilitas APD
 Ada audit kepatuhan
Pemakaian APD yang tidak tepat dapat Pemakaian APD
menyebabkan infeksi silang,pemborosan  Laporan hasil audit
kepatuhan
 Kepatuhan 100 % (INM)
KEWASPADAAN STANDAR
PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN
PASIEN (DEKONTAMINASI)
KEWASPADAAN STANDAR
Penanganan Linen RS

Ganti linen setiap hari, minimal Tidak menempatkan linen Gunakan trolley linen saat
Pastikan linen dipakai dilantai mengangkut linen
setiap dua hari
kondisi bersih

Lipat linen sedemikian


Seterika linen sesuai dengan rupa sesuai standar Linen disimpan dalam lemari
Mencucui linen pakai bahan linen tertutup
airpanas dan detergen
Linen infeksius adalah linen yang ternoda darah dan cairan tubuh, kecuali dari ruang Isolasi
Seluruh linen yang berasal dari ruang isolasi dianggap linen infeksius
KEWASPADAAN STANDAR
Pengendalian Lingkungan RS

Standar mutu tidak ada lagi jam berkunjung,sehingga tidak ada lagi gelar2 tikar, tidur2an dilantai
atau di atas tempat tidur pasien , Era Pandemi Covid 19
KEWASPADAAN
STANDAR
Penanganan limbah Perlindungan Kesehatan Penyuntikan yang Etika batuk/Kebersihan
karyawan aman pernapasan
RS

• Limbah infeksius terpapar darah • Sehat jasmani & • Obat suntik kalau
dan cairan tubuh, kecuali dari rohani sudah dilarut segera
ruang Isolasi juga terpapar skresi • Vaccinasi diberikan • Pakai tisu
dan ekskresi • Berpakaian rapi • Teknik aseptic • Pakai lengan atas
• Limbah non infeksius tidak • Pemeriksaan kes • Disinfeksi yang tepat bagian dalam
terpapar darah dan cairan tubuh, berkala dan benar ( tenar) • Pakai masker
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
 MRSA,
VRE,MDRO
 SARS
 MERS CoV
 CoViD 19,
H1N1,H5N1
 TBC, Cacar air
 dsb

 Kewaspadaan
standar
 Kewaspadaan
berdasarkan
transmisi
PENCEGAHAN INFEKSI PADA
PEMAKAIAN ALAT; VAP,CAUTI,CLABSI
Risiko terjadinya
Bundles Inersi VAP HAIs
 Kebersihan tangan
 Teknik steril Ventilators
(VAP) Central lines
 Pemakaian APD
 Sedasi Bundles (CLABSI)
Inersi CLABSI
Prosedur
 Pemilihan lokasi optimal
operasi
 Kebersihan tangan
(SSI)
Bundles maintanen VAP  Preparasi kulit : Alkohol-based chg
 Maximum APD
 Kebersihan Tangan
 Posisi 300-450 Bundles maintenen
 Kebersihan mulut CLABSI
 Riview setiap hari
 Manajemen Bundles Inersi CAUTI Bundles maintenen  Kebersihan tangan
 “Sedation Vacation” Urinary CAUTI  Disinfeksi hub
 Kaji kebutuhan 
catheters  Kebersihan tangan Pergantian dressing
 Petugas yang terlatih 
(CAUTI)  Perawatan kateter Pergantian set Administrasi
 Kebersihan tangan
 Tehnik steril  Pemeliharaan kateter
 Segera lepas, tdk indikasi
PENCEGAHAN INFEKSI PADA
TINDAKAN OPERASI

Pre Operasi Intra Operasi Paska Operasi


 Hindari pencukuran • Surgical hand antiseptic  Rawat luka teknik steril
rambut • Sterile instrument dengan cairan NaCl
 Antibiotika profilaksis • Antiseptic skin  Luka ditutup 24-48 jam,
 Gula darah preparation kecuali ada rembesan atau
 Temperatur tubuh • Strict PersonilI infeksi
 Mandi sore dan pagi hari • Environment  Berikan nutrisi sesuai
kebutuhan
 Gula darah
 Tidak ada perpanjangan
antibiotik
SURVEILANS
HAIs
 Yang disurvei masalah yang
sering terjadi, setelah dilakukan
kajian risiko
 Survei CAUTI, CLABSI,
PLABSI,VAP
 IDO SC, IDO App
 Yang melakukan survei IPCN
 Numerator kasus infeksi
 Denumerator populasi berisiko
 Innsiden rate
Numerator/DenuminatorX
Konstanta (100, 1000)
 Laporan hasil surveilans dalam
bentuk statistik
AUDIT PROGRAM PPI

Audit program meliputi


 Kewaspadaan standar dan Kewaspadaan berdasarkan
transmisi Dilakukan Komite PPI
 Pencegahan infeksi dengan penerapan bundle IPCN
 Kegiatan surveilans
IPCD
 Diklat PPI
 Pemakaian Antimikroba
ICRA PROGRAM DAN
KONSTRUKSI /RENOVASI
BANGUNAN

Penilaian Risiko (Risk Assessment) Program Penilaian Risiko (Risk Assessment) Konstruksi
1. Probability of Performance 1. Types of Work (A,B,C,D)
2. Impact (Clinical/Financial/Resources) 2. Patient Risk Categories ( Low, Medium, High,
3. Infection Prevention Systems/Current Systems Highest
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Kewaspadaan
P Isolasi

R Bundel
Monev Pencegahan
O Infeksi
G Penggunaan
Antibiotika
R
A Surveilans
HAIs
M
Diklat
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Staf/Karyawan Penunjang Pasien & keluarga Sekuriti


Gizi,CSSD Petugas
Laundry,Farmasi kebersihan
Dokter
Perawat Laboratorium Pengunjung
Physioterapi Petugas Parkir
IPSRS, kamar
Masyarakat RS
jenazah, Radiologi

Sosialisasi Pedagang
PPI Dasar

PPI Umum
HH, APD, Lingkungan Sosialisasi
Limbah, Etika batuk
Di era Pandemik Covid 19 ditambah prokes
KESIMPULA
N

• Pembangunan Kesehatan merupakan bagian dari pembangunan Nasional


• Rumah Sakit dan Fasyankes merupakan sarana pelayanan Kesehatan yang
memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat
• Pasien yang masuk ke Rumah Sakit dapat berdampak risiko infeksi,akibat
pemberian pelayanan kesehatan (HAIs).
• Perlu dilaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk meminimalkan
risiko infeksi, yang dapat berdampak buruk
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi meliputi Kewaspadaan Isolasi,
Surveilans, Pendidikan dan Pelatihan, Pencegahan infeksi pada Pemakaian alat
dan Tindakan operasi, serta penggunaan antibiotika yang rasional
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dapat terlaksana dengan perubahan
perilaku individu.
REFERENCES

 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan menteri kesehatan


Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman PPI. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).

 Guidelines on core components of infection prevention and control programmes at the


national and acute health care facility level WHO 2016

 https://www.uvconcepts.com/blog/hai-prevention

 https://www.who.int/gpsc/country_work/gpsc_ccisc_fact_sheet_en.pdf

 WHO.2020. Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for IPC


precaution recommendations.
https://www.who.int/newsroom/commentaries/detail/modes-of-transmission-of-virus-
causing-covid-19-implicationsfor-ipc-precaution-recommendations

Anda mungkin juga menyukai