▪ Kurangnya pemahaman
Data Nasional tentang PPI
▪ PPI dianggap sebagai
IDO (2002-13 ), 2,1% HAIs tidak ada kebutuhan akreditasi
▪ Belum ada sistem
pelaporan
IPCN tugas pokok ▪ Kuurangnya pemahaman
Surveilans belum dilakukan tentang surveilans
surveilans tidak melakukan
askep oleh WHO disebut
olehIPCN/ IPP sebagaimana
IPCP (WHO 2020) mestinya
Pelayanan kesehatan
Efek samping
Mortalitas
Beban ekonomi
Satu dari 10 ps
Pencegahan dan masuk rawat
Pengendalian Infeksii
(PPI)I
Pentingnya Sebagai kontributor untuk pemberian
layanan kesehatan berkualitas tinggi
PPI yang aman dan efektif,
2 Pedoman PPI
4 Surveilans
WHO 2020
8 Multimodal Strategies
BODY OF KNOWLEDGE IPC
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
Tujuan program PPI Risiko dan kegiatan dalam program PPI
dapat berbeda dari satu rumah sakit ke
Untuk mengidentifikasi dan rumah sakit yang lain, tergantung pada
menurunkan risiko infeksi yang didapat kegiatan dan pelayanan klinis rumah
dan ditularkan di antara pasien, staf, sakit, populasi pasien yang dilayani,
tenaga kesehatan, tenaga kontrak, lokasi geografis, jumlah pasien dan
sukarelawan, mahasiswa dan jumlah staf.
pengunjung
Agar kegiatan PPI dapat dilaksanakan secara efektif maka dibutuhkan kebijakan dan
prosedur, pelatihan dan pendidikan staf, metode identifikasi risiko infeksi secara proaktif
pada individu dan lingkungan serta koordinasi ke semua bagian di rumah sakit
Fokus Standar Pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI) meliputi:
1. Penyelenggaraan PPI di Rumah Sakit
(Pedoman PPI WHO)
2. Program PPI
3. Pengkajian Risiko (ICRA Program)
4. Peralatan medis dan/atau
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
5. Kebersihan Lingkungan
6. Manajemen linen
7. Limbah infeksius
8. Pelayanan makanan
9. Risiko infeksi pada konstruksi dan renovasi
10. Penularan infeksi (Kewaspadaan Transmisi)
11. Kebersihan Tangan
12. Peningkatan mutu dan program edukasi
13. Edukasi, Pendidikan dan Pelatihan
STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Program pembangunan Upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit dan keselamatan pasien
kesehatan nasional
Kegiatan persiapan akreditasi Rumah Sakit dapat melakukan penilaian mandiri secara
periodik tentang pemenuhan standar akreditasi rumah
antara lain pemenuhan syarat untuk
sakit sehingga tergambar kemampuan rumah sakit
dapat diakreditasi dengan dalam memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan
pemenuhan kelengkapan dokumen
pelayanan dan perizinan,
peningkatan kompetensi staf melalui
pelatihan, dan kesiapan fasilitas Setelah dinilai mampu oleh pimpinan rumah sakit, maka rumah
pelayanan sesuai dengan peraturan sakit dapat mengajukan permohonan survei kepada lembaga
perundang-undangan. independen penyelenggara akreditasi yang dipilih oleh rumah sakit.
Pemilihan lembaga dilaksanakan secara sukarela oleh rumah sakit
dan tidak atas paksaan pihak manapun
Rumah sakit yang mengajukan permohonan survei akreditasi
paling sedikit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Rumah sakit memiliki perizinan berusaha yang masih berlaku dan teregistrasi di Kementerian
Kesehatan.
2. Kepala atau direktur rumah sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan
keahlian di bidang perumahsakitan.
3. Rumah sakit memiliki Izin Pengelolaan Limbah Cair (IPLC) yang masih berlaku.
4. Rumah sakit memiliki kerja sama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin sebagai pengolah
dan/atau sebagai transporter limbah B3 yang masih berlaku atau izin alat pengolah limbah B3
5. Seluruh tenaga medis di rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan (pemberi
asuhan) memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) yang masih berlaku atau
surat tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
6. Rumah sakit bersedia melaksanakan kewajiban dalam meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien
7. Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan (SPA) minimal 60% berdasarkan ASPAK dan
telah tervalidasi 100% oleh Kementerian Kesehatan atau dinas kesehatan daerah setempat sesuai
dengan kewenangannya
Pelaksanaan Penilaian Akreditasi
▪ Pada tahap ini lembaga ▪ RS menyampaikan dokumen kepada ▪ Telusur dan kunjungan
penyelenggara akreditasi lembaga independen penyelenggara lapangan dilakukan oleh
akreditasi melalui sistem informasi yang telah
menyampaikan seluruh lembaga independen
disediakan oleh lembaga independen
rangkaian kegiatan penyelenggara akreditasi yang bersangkutan. penyelenggara akreditasi setelah
akreditasi dimulai dari ▪ Jenis dokumen yang akan disampaikan oleh melakukan klarifikasi dokumen
persiapan survei, rumah sakit mengikuti permintaan dari yang disampaikan oleh rumah
pelaksanaan survei dan surveior lembaga independen penyelenggara sakit.
setelah survei. akreditasi yang disesuaikan dengan standar ▪ Telusur dan kunjungan
▪ Penjelasan dapat akreditasi. lapangan bertujuan untuk
dilakukan dengan metode ▪ Lembaga independen penyelenggara memastikan kondisi lapangan
akreditasi melakukan evaluasi dan analisis
daring menggunakan sesuai dengan dokumen yang
dokumen dan melakukan klarifikasi kepada
media informasi yang rumah sakit terhadap dokumen-dokumen disampaikan, serta untuk
tersedia dan dapat diakses tersebut. mendapatkan hal-hal yang
oleh rumah sakit ▪ Kegiatan ini dilakukan secara daring masih perlu pembuktian
menggunakan sistem informasi yang dapat lapangan oleh surveior
diakses oleh rumah sakit.
Pada saat telusur, surveior akan melakukan observasi, wawancara staf, pasien, keluarga, dan
pengunjung serta simulasi.
Lembaga independen penyelenggara akreditasi menentukan jadwal pelaksanaan telusur dan
kunjungan lapangan.
Jumlah hari dan jumlah surveior yang melaksanakan telusur dan kunjungan lapangan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:
Penilaian
Lembaga independen penyelenggara akreditasi menetapkan tata cara dan tahapan penilaian akreditasi
dengan berpedoman pada standar akreditasi yang dipergunakan saat survei akreditasi.
Tahapan penilaian ditentukan lembaga independen penyelenggara akreditasi dengan menerapkan prinsip-
prinsip keadilan, profesionalisme, dan menghindari terjadinya konflik kepentingan.
Lembaga independen penyelenggara akreditasi membuat instrumen, daftar tilik dan alat bantu untuk surveior
dalam melakukan penilaian agar hasil yang diperoleh objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penentuan skor dari elemen penilaian dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan dokumen, hasil
telusur, kunjungan lapangan, simulasi kepada petugas, wawancara, dan klarifikasi yang ada di standar
akreditasi mengikuti ketentuan sebagai berikut
Penutupan
Hasil akreditasi berdasarkan pemenuhan standar akreditasi dalam Keputusan Menteri ini,
dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut
Rumah sakit diberikan kesempatan mengulang pada standar yang pemenuhannya kurang dari
80%. Akreditasi ulang dapat dilakukan paling cepat 3 (tiga) bulan dan paling lambat 6 (enam)
bulan sejak survei terakhir dilaksanakan
2. Penyampaian Sertifikat Akreditasi Penyampaian sertifikat akreditasi rumah sakit
dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah survei akreditasi dilakukan.
Sertifikat akreditasi mencantumkan masa berlaku akreditasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
6. Umpan Balik Pelaksanaan Survei Akreditasi Oleh Rumah Sakit Untuk menjamin akuntabilitas
dan kualitas pelaksanaan survei, maka setiap survei harus diikuti dengan permintaan umpan balik
kepada rumah sakit terkait penyelenggaraan survei akreditasi dan kinerja dan perilaku surveior.
Umpan balik disampaikan kepada lembaga independen penyelenggara akreditasi di rumah sakit
tersebut dan Kementerian Kesehatan melalui sistem informasi akreditasi rumah sakit.
Umpan balik digunakan sebagai dasar untuk upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan survei
akreditasi.
Kementerian Kesehatan dapat memanfaatkan informasi dari umpan balik tersebut untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan survei akreditasi kepada lembaga
independen penyelenggara akreditasi rumah sakit.
KESIMPULAN
• Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
Nasional, kemajuan iptek sangat pesat, pelayanan kesehatan dituntut lebih
berkualitas/bermutu
• Setiap orang mempunyai hak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan bertanggungjawab (UU RI NO 36/2009, PS 5;2), sudah tertuang
dalam Patient safety. Goal kelima dari patient safet, mengurangi Risiko infeksi
terkait pelayanan Kesehatan
• Kemenkes sudah mengeluarkan KMK NO 1128 tenatng Akreditasi Rumah Sakit,
untuk mencapai mutu Layanan Kesehatan
• Akreditasi Rumah Sakit ada 16 BAB , salah satunya adalah Akreditasi
Pencegahan dan Penfendalian Infeksi