Anda di halaman 1dari 32

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM

PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Jakarta, 11 FEBRUARI 2019


POKOK BAHASAN POKOK BAHASAN

I. Pendahuluan

II. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

III. PPI dan Hand Hygiene

IV. PPI Dalam Kerangka Mutu

V. Penutup

2
PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

3 PILAR PROGRAM INDONESIA SEHAT

Jaminan Kesehatan
Paradigma Sehat Penguatan Yankes
Nasional
 Pengarusutamaan  Peningkatan akses  Benefit
kesehatan dalam terutama pada FKTP  Sistem Pembiayaan:
pembangunan
 Optimalisasi Sistem Asuransi – Azas gotong
 Promotif – Preventif Rujukan royong
sebagai pilar utama  Peningkatan Mutu  Kendali Mutu dan Kendali
upaya kesehatan
Biaya
 Pemberdayaan Penerapan pendekatan Continuum of
care Intervensi berbasis resiko
 Sasaran PBI dan Non PBI
masyarakat
kesehatan (health risk) Tanda Kepesertaan -> Kartu Indonesia
 Keterlibatan Lintas Sektor Sehat

PENDEKATAN
KELUARGA KELUARGA SEHAT NUSANTARA SEHAT
3
TANTANGAN DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

AKSES DAN MUTU BEBAN PENYAKIT

PEMBIAYAAN DISTRIBUSI SDM

AKI, AKB & GIZI KOMPETENSI FASKES

4
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM
PENINGKATAN AKSES PROGRAM
• SARANA PENINGKATAN MUTU
PRASARANA •AKREDITASI RS
•KOMPETENSI SDM* •AKREDITASI PKM
•ALAT KESEHATAN

Terwujudnya Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan


Rujukan yang berkualitas Bagi Masyarakat

5
POKOK BAHASAN

I. Pendahuluan

II. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

III. PPI dan Hand Hygiene

IV. PPI Dalam Kerangka Mutu

V. Penutup

6
MENGAPA PPI MERUPAKAN PRIORITAS DUNIA?
DATA GLOBAL :
• RATA2 1 DARI 10 PASIEN DIRAWAT MENGALAMI HAI’S DI DUNIA  1 DARI 10 PASIEN HAI’S DUNIA MENINGGAL

• SEBENARNYA KEMATIAN BISA DICEGAH

• 9-92,% DARI PETUGAS KESEHATAN TIDAK RUTIN CUCI TANGAN

• DATA AMR:

 MORTALITY RATE KARENA MRSA >50% DIBANDING KARENA S AUREUS


 ANTARA 38,7% -50,9% MENYEBABKAN INFEKSI LUKA OPERASI SEHINGGA TIDAK DAPAT MENGGUNAKAN AB
STANDAR

• NICU: ANGKA INFEKSI NEONATUS NEGARA BERKEMBANG 3-20X NEGARA INDUSTRI

• PELAYANAN IBU ( AFRIKA ): SAMPAI 20% DAPAT MENGALAMI ILO PASCA SC 11 % MENYEBABKAN KEMATIAN

Sumber: WHO
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
WHO : terjadi pada 5 – 10 % pasien dirawat

LOS Memanjang dan biaya meningkat


(cost uneffectiveness)

WHO : 50 % bisa dicegah dengan perubah


an perilaku petugas
MENGAPA PPI?

 Peningkatan kasus penyakit infeksi (new emerging, emerging & re-em


erging diseases) dan infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs)
 Gambaran mutu pelayanan RS
 KLB unpredictable
 Patient Safety dan healthcare worker safety
 HAIs : 1 dari 20 pasien dirawat mengalami infeksi akibat pelayanan ke
sehatan (healthcare associated infection)  70 % diantaranya BISA
DICEGAH !!  (< 10% dipengaruhi lingkungan; > 90% dipengaruhi
perilaku)

9
TUJUAN PROGRAM PPI

• Meningkatkan mutu layanan RS dan fasilitas pelayanan kesehatan


lainnya → cost effective
• Melindungi nakes & masyarakat dari penularan penyakit menular
(Emerging Infectious Diseases)
• Mencegah terjadinya HAIs (Healthcare Associated Infections)

10
(Program Pengendalian Resistensi Antimikroba) (Program Keselamatan Pasien RS)

PENCEGAHAN PENGGUNAAN
INFEKSI PRA ANTIBIOTIK

PPI
MS US E
MISUSE

HAND - HYGIENE OVERUSE


(Medication
Safety) UNDERUSE

11
LANDASAN HUKUM

• UU No. 36/2009 tentang Kesehatan


• UU No. 44/2009 tentang RS
• UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
• Permenkes No 8/2015 tentang Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba di RS
• Permenkes No 27 tahun 2017 tentang PPI di Fasyankes

12
PERMENKES NO. 27/ 2017
TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASYANKES

 Berlaku sejak 12 Mei 2017


 Tediri dari: 12 pasal
 Ruang lingkup Permenkes:
• FKRTL (rumah sakit)
• FKTP: Puskesmas, Klinik
dan praktik mandiri

13
Infeksi terkait pelayanan kesehatan ( HAI’s)

 Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada
infeksi dan tidak dalam masa inkubasi
 Termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang,
 Infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga
kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan

14
PERMENKES NO. 27/ 2017
TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASYANKES

Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
HAI’s dan Fasyankes
infeksi yang
bersumber
dari
masyarakat
Prinsip
Penggunaan PENDIDKAN
kewaspadaan
standar dan
antimikroba Bundles SURVEILANS & PELATIHAN
secara bijak PPI
transmisi

15
SUSUNAN ORGANISASI KOMITE PPI
(Permenkes 27/2017 tentang PPI di Fasyankes)
KOMITE/TIM PPI (pasal 5-8)

• Organisasi non struktural


• Fungsi : menjalankan PPI
• Menyusun kebijakan PPI termasuk pencegahan infeksi bersumber dari
masyarakat: TBC, HIV dan infeksi menular lainnya
• Untuk pelaksanan PPI pada praktik mandiri  dibawah koordinasi Dinkes
kabupaten/kota
• Kegiatan: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, monev dan pembinaan
• Pelaporan ke pimpinan fasyankes: 2 kali/tahun

17
PERMENKES NO. 27/ 2017
TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASYANKES
• Susunan organisasi Komite PPI adalah Ketua, Sekretaris, dan Anggota
yang terdiri dari IPCN/Perawat PPI, IPCD/Dokter PPI dan anggota lainnya.
•Anggota Komite PPI
IPCD/Dokter PPI :
a. Dokter wakil dari tiap Kelompok Staf Medik (KSM)
b. Dokter ahli epidemiologi
c. Dokter spesialis Mikrobiologi
d. Dokter spesialis Patologi Klinik

18
PERMENKES NO. 27/ 2017
TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASYANKES

Kriteria IPCN
• Perawat dengan pendidikan minimal DIII Keperawatan
• Mempunyai minat dalam PPI
• Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN
• Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara
• Memiliki kemampuan leadership dan inovatif
• Bekerja purna waktu.

20
Infection Prevention Control Nurse (IPCN)

 IPCN  menolong pencegahan infeksi pasien yang mengalami infeksi di rumah


sakit dan klinik.
 Menginstruksikan perawat lain dan tim kesehatan lain untuk melakukan
prosedur sanitasi yang benar, mempelajari perkembangan bakteri yang
terdapat pada tubuh pasien, mengidentifikasi bakteri penyebab yang
mengganggu tubuh pasien.
 Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan tidak lanjut pengelolaan infeksi
pasien.
MONITORING DAN EVALUASI

• Untuk mengukur keberhasilan


pelaksanaan program dan
kepatuhan penerapan oleh petugas
• Evaluasi angka kejadian HAI’s

• ICRA ( INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT)


• AUDIT PPI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis


• Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM
• Monitor dan evaluasi

Dinas kesehatan Prov/kabupaten/kota,


perhimpunan/asosiasi Fasyankes dan
organisasi profesi terkait
POKOK BAHASAN

I. Pendahuluan

II. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

III. PPI dan Hand Hygiene

IV. PPI Dalam Kerangka Mutu

V. Penutup

25
I. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN (ARK,HPK,AP,
PAP,PAB,PKPO
BERFOKUS PADA PASIEN MKE)

(7 BAB)
(PMKP,PPI,TKRS,
II. KELOMPOK STANDAR MANAJEMEN MFK, KKS, MIRM)
STANDAR RS
NASIONAL AKREDITASI (6 BAB)
RUMAH SAKIT (SNARS)
ED 1 III. SASARAN KESELAMATAN PASIEN SKP
berlaku mulai 1 Januari 2018
PONEK
HIV/AIDS
IV. PROGRAM NASIONAL TB
PPRA
GERIATRI

V. INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN


DALAM PELAYANAN IPKP
JENIS RUMAH SAKIT DAN STATUS AKREDITASI

JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA STATUS AKREDITASI


RUMAH SAKIT DI INDONESIA
Swasta/Lainnya 1232
BUMN 50 0
Organisasi Non Profit 570
Polri 45
TNI 120 perdana
709
Kementerian Lain 19 675 dasar
Pemkot 90 madya
Pemkab
525 utama
Pemprop 141 paripurna
Kemkes 33 125 88 tidak lulus
35

TOTAL : 2.825 RUMAH SAKIT 1.632 RUMAH SAKIT TERAKREDITASI

Sumber: Website KARS, 6 Desember 2018


Sumber: RS Online, 6 Desember 2018
SNARS, 2018
• Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi (PPI)
– Kepemimpinan dan tatakelola
– Program PPI
1. Kebersihan tangan 6. Pengelolaan limbah infeksius, benda tajam
2. Surveilans 7. Pengelolaaan linen/londri
3. Invesigasi KLB 8. Penyelenggaraan pelayanan makanan
4. Pengendalian antimikroba 9. Pemulasaran jenazah
5. Pelayanan pencucian, dekontaminasi 10. Transmisi infeksi
dan sterilisasi
11. Risiko konstruksi

– Peningkatan mutu dan program


edukasi
SASARAN KESELAMATAN PASIEN NASIONAL

• SKP.1 Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar


• SKP.2 Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
• SKP.3 Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai
• SKP.4 Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang
Benar, Pembedahan Pada PasienYang Benar
• SKP.5 Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
• SKP.6 Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh

28
HAND HYGIENE/KEBERSIHAN TANGAN:
• Merupakan salah satu prosedur yang paling penti
ng dan efektif mencegah Healthcare Associated
Infections (HAIs) bila dilakukan dengan baik dan
benar
• PILAR DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)
• Komponen sentral dari Patient Safety
• Bagian dari kewaspadaan standar
• Indikator Mutu RS
29
5 LANGKAH PRAKTIS UNTUK MENURUNKAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN
INFEKSI: KEBERSIHAN TANGAN
1. Memperbaiki hand hygiene • Program pendidikan dan program
2. Membuat standar nasional pemasangan peningkatan kualitas
dan perawatan alat invasif. multidisiplin.
3. Meningkatkan kebersihan Rumah Sakit. • Membutuhkan pelaksanaan
(terus-menerus).
4. Memperbaiki desain Rumah Sakit.
• Fokus pada merubah kebiasaan.
5. Memperketat kontrol peresepan Antibiotik.

30
POKOK BAHASAN

I. Pendahuluan

II. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

III. PPI dan Hand Hygiene

IV. PPI Dalam Kerangka Mutu

V. Penutup

31
PENUTUP

Tantangan
• Komitmen pimpinan RS untuk menerapkan PPI di RS
• Turnover petugas terlatih PPI tinggi
• Perubahan Budaya petugas kesehatan kesadaran untuk menurunkan penula
ran infeksi terkait pelayanan kesehatan
Tindak Lanjut
• Penguatan PPI melalui pemenuhan standar dan peningkatan kapasitas SDM
• Surveilans HAIS
• Perbaikan sistem pelaporan
• Monitoring dan evaluasi

32
TERIMA KASIH

DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


2019

33

Anda mungkin juga menyukai