KEMENTERIAN KESEHATAN
DALAM PPI
Pasal 3 ayat 1 :
Setiap Fasilitas Pelayanan
Kesehatan harus
melaksanakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
4
Mengapa
PPI
Merupakan
Prioritas
Dunia ??
4
MENGAPA PPI?
Data global :
❖ HAIs : 1 dari 10 pasien dirawat mengalami infeksi akibat pelayanan ke sehatan (healthcareass
ociatedinfection), 1 dari 10 psn dengan HAIs meninggal
❖ 70 % diantaranya BISA DICEGAH !! (< 10% dipengaruhi lingkungan; > 90% dipengaruhi perilaku)
9-9,2 % petugas tidak rutin cuci tangan ( WHO,2011)
Nasional :
❖ Peningkatan kasus penyakit infeksi (newemerging,emerging & re-emergingdiseases) dan infeksi ter
kait pelayanan kesehatan (HAIs)
❖ Gambaran mutu pelayanan RS
❖ KLB unpredictable
❖ Patient Safety dan healthcareworker safety
• Meningkatkan mutu layanan RS dan fasilitas pela
yanan kesehatan lainnya → cost effective
• Melindungi nakes & masyarakat dari penularan
penyakit menular (EmergingInfectious Diseases)
• Mencegah terjadinya HAIs (Healthcare Associated I
nfections)
8
pasien, staf, tenaga kesehatan, tenaga kontrak, sukarelawan, mahasiswa dan pengunjung.
❑ Risiko dan kegiatan dalam program PPI dapat berbeda dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang
lain, tergantung pada kegiatan dan pelayanan klinis rumahsakit, populasi pasien yang dilayani,
❑ Prioritas program sebaiknya mencerminkan risiko yang telah teridentifikasi tersebut, perkembangan
prosedur, pelatihan dan pendidikan staf, metode identifikasi risiko infeksi secara
proaktif pada individu dan lingkungan serta koordinasi ke semua bagian rumah sakit.
PPI
Kewaspadaan Pengunaan
standar dan Bundles
Berdasarkan
antimikroba
transmisi secara bijak
PENGGUNAA
N KEWASPADA
ANTIMIKROB AN ISOLASI
A YG BIJAK
PROGRAM
PPI
PENCEGAHA
N DAN
PENGENDALI DIKLAT
AN INFEKSI
MEMBERIKAN MOTIVASI
PELAKSANAAN KEPATUHAN PPI
IPCLN Adalah Profesi Perawat yang
bekerja di Unit kerjanya yang MEMONITOR KEPATUHAN PELAKSANAAN
KEWASPADAAN ISOLASI
melaksanakan kegiatan PPI
➢ ICRA ( INFECTIONCONTROLRISK
ASSESMENT)
➢ AUDIT
➢ PELAPORAN HASIL SURVEILANS
SECARA Berkala
21
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
zonasi,self assesment,thermogun,la
kukan kebersihan tangan sebelum m
asuk RS,jaga jarak dll
Penempatan pasien,ventilasi,durasi,
jarak,pembatasan fisik,’barrier “pemi
sahan alur
i_maisyah
Prinsip pencegahan dan Kewaspadaan Isolasi:
pengendalian risiko penularan:
➢Kewaspadaan standar
• Menerapkan kewaspadaan (kebersihan tangan, APD,
isolasi untuk semua pasien, kebersihan pernafasan,
• Menerapkan pengendalian kebersihan lingkungan,
administrasi penanganan linen, tata
• Melakukan pendidikan dan laksana limbah, desinfeksi
pelatihan peralatan.
➢Kewaspadaan
berdasarkan transmisi:
droplet, kontak dan
airborne
Pada tahun 2007, CDC dan HICPAC merekomendasikan 11 (sebelas) komponen utama yang harus dilaksanakan dan
dipatuhi dalam kewaspadaan standar, yaitu
7.perlindungan 8.penempatan 9. hygiene respirasi/etika batuk dan 10. praktik menyuntik 11. praktik lumbal
Kesehatan petugas, pasien, bersin, yang aman dan pungsi yang aman.
HAND HYGIENE/KEBERSIHAN TANGAN:
Merupakan salah satu prosedur yang paling penting dan efektif
mencegah Healthcare Associated Infections (HAIs) bila dilakuk
an dengan baik dan benar
Meningkatkan pelaksanaan kebersihan tangan dapat menurun
kan transmisi pathogen > 50 %
PILAR dalam Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Komponen sentral dari Patient Safety
Bagian dari kewaspadaan standar
Indikator Mutu RS
Pelaksanaan kebersihan tangan sesuai standar. harus > 90
% (WHO, 2016)
27
5 LANGKAH PRAKTIS UNTUK STRATEGI MENINGKATKAN K
MENURUNKAN INFEKSI: EBERSIHAN TANGAN
1.Memperbaiki handhyg
iene
2.Membuat standar pemasangan dan pera Program pendidikan dan program
watan alat invasif peningkatan kualitas multidisiplin
3.Meningkatkan kebersihan Rumah Sakit Membutuhkan pelaksanaan (terus-
4.Memperbaiki desain Rumah Sakit. menerus)
5.Memperketat kontrol peresepan Anti Fokus pada merubah kebiasaan
biotik.
28
PENGGUNAAN APD
4 unsur yang harus dipatuhi:
1. Tetapkan indikasi penggunaan APD dgn mempertimbangkan :
1. APD yang digunakan antara lain :
• APD digunakan oleh yg berisiko terpajan a) Gaun/gown,
dgn pasien / material infeksius
Risiko b) Sarung tangan,
c) Masker N95/bedah,
• Seperti; nakes, petugas kebersihan, petu d) Pelindungkepala
terpapar gas instalasi sterilisasi, petugas laundry e) Pelindungmata(goggles)
& petugas ambulans di Fasyankes f) Sepatu pelindung
Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan
pelindung wajah (face shield)
• Transmisi penularan COVID-19 : droplet &
kontak
• Transmisi airbone bisa digunakan pada tindak 2. APD yang digunakan antara lain:
an yg memicu terjadinya aerosol a) Gaun/gown,
Dinamika - intubasi trakea, ventilasi non invasive, trakeostomi, b) Sarung tangan,
c) Masker N95,
resusitasi jantung paru, ventilasi manual sebeulm in
transmisi tubasi, nebulasi & broskopi, pemerikasaan gigi sepe
d) Pelindungkepala,
e) Pelindungmata(goggles)
rti scaler ultrasonic & high-speed air driven, pemeri f) Pelindung wajah (face shield)
ksaan hidung & g) Sepatu pelindung
Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan
tenggorokan, pengambilan swab penggunaan apron
PENGGUNAAN APD
4 unsur yang harus dipatuhi :
Klinis
House
Keeping Perawat
Laboratori
Sanitasi um
KEBERHASIL
AN PPI
IPSRS K3L
Gizi Farmasi
38
"Dengan memperhatikan kondisi saat ini,
penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia makin
terkendali, Pemerintah memutuskan untuk
melonggarkan kebijakan pemakaian ,"
kata dalam pidatonya.