PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan yang baik bagi pasiennya. Keberhasilan suatu rumah sakit ditandai
Undang Nomer 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan
paripurna, menyediakan pelayanan gawat darurat, rawat intensif, rawat jalan dan
rawat inap.
dan memberikan kontribusi yang paling besar bagi kesembuhan dan keselamatan
pasien rawat inap. Pelayanan rawat inap di pengaruhi oleh beberapa faktor, faktor
rawat pasien adalah dokter, perawat, bidan, serta tenaga kesehatan lainnya.
terbanyak karena perawat bertugas selama 24 jam merawat pasien serta jumlah
perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit. Dalam hal ini,
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
perawat memiliki kontribusi yang besar dalam upaya pelayanan kesehatan yang
mempunyai tanggung jawab besar dan dituntut bekerja secara professional dalam
pelayanan rumah sakit, sehingga perawat di tuntut untuk bisa maksimal dalam
dapat dicapai. Di sisi lain, keadaan psikologis perawat sendiri juga harus tetap
terjaga. Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan beban kerja pada perawat.
dalam waktu tertentu (Irwandi, 2007). Beban kerja perawat ditinjau dari total care
dirumah sakit mengacu pada teori kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan
oleh Henderson, yang terdiri atas 14 kebutuhan dasar manusia yaitu: memenuhi
istirahat dan tidur, memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani, memenuhi
2013).
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Martini (2007), menyatakan beban kerja merupakan sekumpulan kegiatan
yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam
jangka waktu tertentu. Beban kerja perawat meliputi beban kerja mental dan
beban kerja fisik. Beban kerja mental diantaranya mempersiapkan mental rohani
khusus dalam merawat pasien serta harus selalu berkomunikasi dengan pasien dan
Kinerja perawat tidak dilihat dari keterampilannya saja, tetapi banyak faktor
Faizin dan Winarsih (2008) menyatakan bahwa kinerja perawat sebenarnya sama
dengan prestasi kerja di suatu perusahaan. Kinerja perawat yang baik dan cakap
pasien akan tumbuh bersaman dengan kinerja perawat yang semakin cakap dalam
Dari hasil penelitian yang dilakukan Widodo dan Pratiwi (2008), diperoleh
bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja dengan waktu tanggap perawat di
Instalasi Gawat Darurat RSU Pandan Arang Boyolali, namun secara deskriptif
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut yakni semakin ringan beban
kerja, semakin cepat waktu tanggap perawat, dan semakin berat beban kerja,
survey data ruang rawat inap kelas III bulan September sampai Nopember 2015
didapatkan Bed Occupancy Rate (BOR) ruang Dahlia pada bulan September
masuk di ruang Dahlia pada bulan September 542, Oktober 545, Nopember 581.
Kenanga pada bulan September 576, Oktober 614, Nopember 506 pasien. Dan
Lavender pada bulan September 604, Oktober 675, Nopember 523 pasien.
Dahlia terdapat 17 orang yang bertugas pada sift pagi 6 orang, dan 3 orang pada
sift siang dan malam dengan jumlah kapasitas tempat tidur 28. Kenanga terdapat
12 orang yang bertugas pada sift pagi 6 orang, 2 orang pada sift siang dan malam,
dengan kapasitas tempat tidur 21. Lavender terdapat 14 orang yang bertugas pada
sift pagi 6 orang, dan 3 orang pada sift siang dan malam dengan kapasitas tempat
tidur 24. Dan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
orang perawat mengatakan beban kerja tinggi hal ini disebabkan karena pada shift
sore dan shift malam hari setiap perawat bertanggung jawab terhadap 8-11 pasien
sehingga tanggung jawab kerja semakin berat. Jumlah kunjungan tersebut tidak
dari pasien dan keluarga pasien terkait pelayanan yang diberikan terutama di
ruang rawat inap kelas III. Pasien dan keluarga pasien mengatakan merasa
kecewa dan kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh beberapa perawat
misalnya perawat dalam pemberian informasi yang kurang jelas dan tidak mudah
yang dilakukan belum berlangsung secara rutin dan berkala juga menjadi kendala
untuk mengukur tingkat implementasi kinerja perawat, karena evaluasi selama ini
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Beban kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III
RSUD Purbalingga”.
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
B. Rumusan Masalah
Pada uraian latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang peneliti
ajukan adalah “Apakah ada Hubungan Beban kerja dengan Kinerja Perawat di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
b. Untuk mengetahui beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III
RSUD Purbalingga.
c. Untuk mengetahui kinerja kerja perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III
RSUD Purbalingga.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD
Purbalingga.
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perawat agar
E. Penelitian Terkait
Beberapa peneliti lain yang berhubungan dengan beban kerja, dan kinerja kerja
1. Widodo dan Pratiwi (2008), meneliti tentang hubungan beban kerja dengan
darurat RSU Pandan Arang Boyolali. Hasil penelitian yaitu mayoritas perawat
IGD RSU Pandan Arang Boyolali yakni 11 orang (68,8%) menilai bahwa
beban kerja total dalam kategori berat, dan hanya 5 orang (31,3%) yang
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
menilai beban kerja total dalam kategori ringan. Beban kerja tersebut meliputi
beban kerja fisik, psikis, dan sosial. Adapun waktu tanggap perawat gawat
darurat di IGD RSU Pandan Arang Boyolali yaitu 16 pasien, 8 orang (50%)
hubungan antara beban kerja dengan waktu tanggap perawat, namun secara
ringan beban kerja, semakin cepat waktu tanggap perawat, dan semakin berat
gawat darurat sedangkan pada variabel dependent penelitian ini adalah kinerja
perawat.
2. Manuho, dkk; (2015), meneliti tentang Hubungan beban kerja dengan kinerja
0,035 yang menunjukan bahwa nilai ρ lebih kecil dari nilai α = 0,05.
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan beban kerja dengan kinerja
independent yaitu beban kerja dan variabel dependent yaitu kinerja perwat.
kinerja perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Bula
motivasi tinggi dalam bekerja dan 7 orang (20,6%) memiliki motivasi kerja
yang rendah. Untuk variable disiplin kerja perawat, terdapat 28 orang (82,4%)
yang masuk dalam kategori kurang disiplin dan 6 orang (17,6%) masuk dalam
cukup.
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah pada variabel
beban kerja.
HUbungan Beban Kerja, NUR APIPAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016