Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PERILAKU CARING

PERAWAT DI RAWAT INAP SAKURA

RS INDRIATI SOLO BARU

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Suparmi

NIM ST172072

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

• 1 Latar belakang

Losyk dalam Jojang (2015) mengemukakan bahwa Northwestern National Life

Insurance pernah melakukan penelitian tentang dampak stres ditempat kerja, kesimpulannya

yaitu satu juta absensi ditempat kerja berkaitan dengan masalah stres, 27% mengatakan

bahwa aspek pekerjaan menimbulkan stres paling tinggi dalam hidup para pekerja, 46%

menganggap tingkat stres kerja sebagai tingkat stres yang sangat tinggi, satu pertiga pekerja

berniat untuk langsung mengundurkan diri karena stres dalam pekerjaan dan 70% berkata

stres kerja telah merusak kesehatan fisik dan mental pekerja.

Salah satu artikel penelitian yang dilakukan oleh Darwin (2014) ditemukan bahwa

masih banyak perawat dengan perilaku caring yang kurang baik yang mempengaruhi sikap

professional perawat. Sukesi (2013), juga menemukan bahwa sebanyak 29 dari 52 perawat

atau sebesar 55,8% perawat kurang caring dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hafsiah (2012) tentang hubungan

perilaku caring dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Pariaman, didapatkan banyak

perawat kurang caring terhadap pasien, lebih dari setengah klien (57,1%) tidak puas

terhadap perilaku caring perawat.

Gibson, james & john (2000) mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi

perilaku caring sebagai berikut :


a. Faktor Individu 13 Faktor individu yang dapat mempengaruhi perilaku caring yaitu,

kemampuan diantaranya kemampuan kecerdasan emosional, latar belakang, keterampilan,

dan karakteristik demografis diantaranya umur, jenis kelamin, dan pendidikan.

b. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku caring yaitu,

sikap, kepribadian dan motivasi, faktor ini dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, dan

karakteristik demografis.

c. Faktor Organisasi Faktor organisasi yang dapat mempengaruhi perilaku caring yaitu,

sumber daya manusia, kepemimpinan, imbalan, struktur dan pekerjaan.

Beban kerja sangat mempengaruhi perilaku caring perawat, beban kerja seorang

perawat juga sangat dipengaruhi oleh waktu.

Hasil penelitian Syabana (2011) di RSUD Ambarawa didapatkan terdapat hubungan

antara beban kerja pada Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Semarang, hasil

penelitian menunjukkan bahwa beban kerja perawat sebagian besar adalah tinggi yaitu

sebanyak 27 responden (93,1%) dan yang rendah pada 2 responden (6,0%). Penelitian yang

dilakukan oleh Lloyd dan Rue (2007), menunjukkan bahwa beban kerja perawat di ruang

IGD tergolong berat. Beban kerja yang tergolong berat karena parawat di IGD dalam

melakukan kegiatannya harus secara cermat, cepat dan tepat melakukan identifikasi setiap

pasien yang dating karena dituntut dengan keberhasilan penyelamatan jiwa tergantung dari

pelayanan yang diberikan di IGD. Dalam waktu yang bersamaan perawat harus selalu

waspada terhadap kedatangan pasien gawat maupun darurat yang harus diselamatkan

jiwanya.
Kusmiati (2011), menyatakan bahwa yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah

kondisi pasien yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan yang di butuhkan untuk

memberikan pelayanan langsung pada pasien, serta banyaknya tugas tambahan yang harus

dikerjakan oleh seorang perawat sehingga dapat menganggu penampilan kerja dari perawat

tersebut. Disamping tugas tambahan, beban kerja seorang perawat juga sangat dipengaruhi

oleh waktu kerjanya. Apabila waktu kerja yang harus ditanggung oleh perawat melebihi dari

kapasitasnya, seperti banyaknya waktu lembur, akan berdampak buruk bagi produktifitas

perawat tersebut (Syaer, 2010).

Pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi selama ini di Rawat Inap Ruang Sakura RS

Indriati. Oleh karena itu berdasarkan hasil jurnal penelitian serta studi pustaka terkait, ada

kecenderungan bahwa beban kerja juga mempengaruhi perilaku caring perawat Di Rawat

Inap Ruang Sakura RS Indriati selama ini. Berdasarkan pengamatan perilaku caring perawat

terhadap pasien, mereka seringkali tidak melakukan karena beban kerja di ruangan yang

cukup berat dan tenaga perawat yang tidak seimbang. Secara lebih rinci beban kerja perawat

di Rawat Inap Ruang Sakura RS Indriati diantaranya meliputi: perawat melakukan observasi

klien secara ketat selama jam kerja, banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi

keselamatan pasien, harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkualitas,

tuntutan keluarga untuk keselamatan klien, tugas pemberian obat-obatan yang diberikan

secara intensif, dan lain sebagainya. menurunya perilaku caring tersebut diakibatkan karena

jumlah pasien serta tingkat ketergantungan pasien lebih tinggi dan program yang dilakukan

di ruangan tersebut semakin lama semakin meningkat.

Berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan

Beban Kerja Perawat Dengan Perilaku Caring Perawat Di Rawat Inap Sakura RS Indriati”.
• Rumusan Masalah

Berdasarkan wawancara dengan 5 perawat di ruangan mengatakan mereka tahu tentang

caring dan sebenarnya mampu melakukan, akan tetapi mereka seringkali tidak melakukan

perilaku caring karena beban kerja di ruangan yang cukup berat. Secara lebih rinci beban kerja

perawat Di Rawat Inap Ruang Sakura RS Indriati diantaranya meliputi: perawat melakukan

observasi klien secara ketat selama jam kerja, banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi

keselamatan pasien, harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkualitas, tuntutan

keluarga untuk keselamatan klien, tugas pemberian obat-obatan yang diberikan secara intensif,

dan lain sebagainya. menurunya perilaku caring tersebut diakibatkan karena jumlah pasien serta

tingkat ketergantungan pasien lebih tinggi dan program yang dilakukan di ruangan tersebut

semakin lama semakin meningkat.

Berdasarkan pengamatan perilaku caring perawat terhadap pasien, mereka seringkali

tidak melakukan karena beban kerja di ruangan yang cukup berat dan tenaga perawat yang

tidak seimbang.

Berdasarkan data diatas maka penulis merumuskan masalah tentang : Apakah ada

Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Perilaku Caring Perawat Di Rawat Inap Sakura

RS Indriati Solo Baru.

1. 3 Tujuan Penelitian:

A. Tujuan Umum :

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan

Perilaku Caring Perawat Di Rawat Inap Sakura RS Indriati Solo Baru.

A. Tujuan Khusus :
a. Mendeskripsikan beban kerja perawat di Rawat Inap Sakura RS Indriati Solo Baru

b. Mendeskripsikan perilaku caring perawat di Rawat Inap Sakura RS Indriati Solo Baru

c. Menganalisis hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat di Rawat Inap

Sakura RS Indriati Solo Baru.

1. 4 Manfaat Penelitian

A. Manfaat bagi responden

Perilaku caring perawat terhadap pasien lebih baik dan optimal sehingga mempercepat

kesembuhan pasien.

A. Bagi institusi rumah sakit

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan bahan pertimbangan dalam

pengambilan kebijakan terutama mengenai peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

tentang caring perawat.

A. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan referensi tentang beban kerja perawat serta perilaku caring.

D. Bagi praktek keperawatan dan penelitian selanjutnya


a. Sebagai tinjauan pustaka tentang beban kerja serta perilaku caring perawat.

b. Sebagai literatur maupun data dasar untuk penelitian selanjutnya.

E. Bagi ilmu keperawatan

Manfaat penelitian ini bagi ilmu keperawatan adalah, dengan mengaplikasikan perilaku

caring perawat dapat meningkatkan kualitas kerja perawat, khususnya di ruangan inap

Sakura.

Anda mungkin juga menyukai