Anda di halaman 1dari 10

HORIZON UNIVERSITY INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI
HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN
KELELAHAN KERJA DI RUANGAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT
ISLAM KARAWANG TAHUN 2024

PRIANGGA MALPINSA PRIAMBADA


NIM. 433131420120099

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

HORIZON UNIVERSITAS INDONESIA KARAWANG

Jln. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass karawang 41316

KARAWANG 2023/2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
Kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(conferhensif), penyembuhan penyakit (kuratif), pencegahan penyakit
(preventif) pada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga Kesehatan dan pusat penelitian medik, rumah sakit juga
ditunjang oleh unit-unit seperti, ruang operasi, laboratorium, farmasi,
administrasi, dapur, pengolahan dan limbah. Berdasarkan undang-undang
No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksud rumah sakit adalah
institusi pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat (World Health Organization (WHO, 2014).

Perawat menurut UU RI. No. 38 tahun 2014 tenaga Kesehatan, perawat


adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
Tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui
Pendidikan perawat. Perawat sebagai salah satu tenaga Kesehatan yang
bekerja di rumah sakit memiliki peran penting dalam memastikan
tercapainya tujuan rumah sakit yaitu dalam memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas sehingga rumah sakit dapat berhasil
melayani masyarakat (sherly agatha, 2023).

Perawat bekerja selama 24 jam dalam keadaan yang siap siaga untuk
melayani pasien secara terus menerus. Jumlah pasien yang selalu berubah
dan kondisi pasien yang bervariasi membuat perawat sangat mudah
mengalami kelelahan. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah pasien lebih
banyak dari pada jumlah perawat (merry, 2018).

Perawat memiliki tuntutan kerja yang tinggi, khususnya perawat yang


bekerja di instalasi rawat inap. Hal ini di sebabkan karena instalasi rawat
inap seluruh asuhan keperawatan di lakukan 24 jam selama 7 hari,
sehingga menambah tanggung jawab perawat untuk melakukan asuhan
keperawatan dibandingkan perawat yang bertugas di instalasi yang
lainnya. Tuntutan kerja yang tinggi tersebut menyebabkan aktivitas kerja
perawat juga meningkat, banyak faktor yang mempengaruhi belum
optimalnya kerja perawat, salah satunya adalah tingginya beban kerja
perawat. Beban kerja yang tinggi akan menimbulkan kelelahan kerja, yang
mana memberi konstribusi sebesar 50% terhadap terjadinya kecelakaan
kerja (Deni, 2019)

Tugas utama perawat dalam membentuk kesembuhan pasien, memulihkan


kondisi Kesehatan bahkan menyelamatkan pasien dari kematian
menjadikan profesi perawat sangat rentan mengalami kelelahan kerja,
sedangkan tugas poko perawat pelaksana bagian rawat inap yaitu
melaksanakan pengkajian keperawatan, melaksanakan analisis data untuk
merumuskan diagnosis keperawatan, merencakana dan melaksanakan
evaluasi keperawatan sederhana pada individu, melaksanakan
pendokumentasian askep, melaksanakan system kerja yang terbagi dua
atau tiga waktu setiap harinya, melaksanakan tugas siaga on call di rumah
sakit, memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu siap pakai,
melakukan pre serta postconfrence dan serah terima pasien pada saat
pergantian dinas, mengikuti pertemuan berkala yang diadakan kepala
ruang, dan melakukan droping pasien. Tugas-tugas yang begitu banyak
dan monoton serta terkadang berhadapan dengan sikap pasien yang
emosional menjadi kelelahan kerja bagi perawat (wisnarhamjah, 2019).

Beban kerja merupakan kondisi membebani yang dilami pekerja dalam


bekerja baik secara fisik maupun non fisik. Beban kerja penting diketahui
sebagai dasar untuk mengetahui kapasistas kerja perawat agar terdapat
keseimbangan antara tenaga perawat dengan beban kerja (Romadhoni dan
pudjiraharjo, 2018).

Beban kerja perawat merupakan suatu kondisi yang membebani baik


seacara fisik maupun non fisik, yang dialami perawat dari seluruh aktivitas
yang dilakukan perawat selama bertugas. Faktor yang mempengaruhi
beban kerja perawat adalah kondisi pasien yang selalu berubah, dan
jumlah rata-rata jam perawatan yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan langsung pada pasien melebihi dari kemampuan seseorang.
Demikian juga dengan beban kerja baik secara kuantitas dimana tugas-
tugas yang harus dikerjakan selalu banyak atau sedikit maupun secara
kualitas dimana tugas yang harus dikerjakan membutuhkan keahlian. Bila
banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik, keahlian,
dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stress (Rosava, dkk,
2022).

Dampak negatif dari meningkatnya beban kerja adalah kemungkinan


timbul emosi perawat yang tidak sesuai dengan harapan pasien. Beban
kerja Yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas
teanga Kesehatan dan tentu saja berpengaruh terhadap produktifitas
perawat, perawat merasakan bahwa jumlah perawat yang ada tidak
sebanding dengan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan, kondisi ini
dapat memicu munculnya stress kerja karena semua pasien rawat inap
perlu mendapatkan pelayanan yang efektif dan efesien sehingga
permasalahan yang dihadapi pasien segera terselesaikan (rahmi dan apri,
2019).

Beban kerja yang terdistribusi secara merata pada masing-masing ruangan


rawat inap, akan dapat memperingan tugas perawat dalam melayani pasien
yang sakit, banyaknya jumlah rekan kerja yang ikut bertugas diruangan
juga menjadi hal yang dapat berguna apabila salah seorang perawat
mengalami kelelahan sehingga dapat digantikan sementara tugas untuk
melayani pasien. Akibat negatif dari banyaknya tugas tambahan perawat
diantranya dapat menimbulkan emosi perawat yang tidak sesuai dengan
yang diharapkan dan berdampak buruk bagi kinerja perawat (Deni, 2019)

Kelelahan kerja diartikan sebagai kondisi emosional dimana seseorang


merasa lelah dan jenuh seacra mental ataupun fisik sehingga menipisnya
sumber daya mental dan fisik akibat dari tuntutan pekerjaan yang
meningkat. Biasanya kelelahan kerja dialami dalam bentuk kelelahan fisik,
mental, dan emosional yang terus-menerus (Mucihinsky, 2008 dalam
wisnar hamzah, 2019). Aspek-aspek dalam kelelahan kerja meliputi,
kelelahan otot, kelelahan mental, kelelahan emosi, dan kelelahan
kecakapan. Manusia memiliki respon atau tanggapan yang beragam ketika
menghadapi suatu masalah, respon maupun tanggapan tersebut bisa berupa
kecemasan (Ardiansyah, Rahyu dan rastika, 2018).

Kelelahan kerja yang tinggi dapat menurunkan kinerja seorang pekerja dan
menambah tingkat kesalahan kerja, kelalahan yang dialami oleh perawat
dapat berakibat buruk bagi pekerjaannya misalanya, menurunnya
konsentrasi yang pada akhirnya dapat membahayakan jiwa pasien yang
diarawatnya. Karena hal ini masalah kelelahan yang dialami perawat perlu
dapat perhatian. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kelelahan
kerja cukup kompleks dan saling terikat satu sama lain, salah satu faktor
yang mempengaruhi kelelahan kerja adalah beban kerja, beban kerja dapat
diasumsikan sebagai pekerjaan yang dikerjakan oleh seseorang, beban
kerja tergantung dari orang yang menangani nya, seseorang yang bekerja
dengan keadaan yang tidak puas dan tidak menyenangkan, pekerjaan
tersebut akan menjadi beban bagi dirinya (Suharjo, 2008 dalam Wisnar
hamzar, 2019).

Kelelahan kerja merupakan aneka keadaan yang disertai penurunan


efisiensi dan ketahan dalam bekerja, kelelahan kerja dapat mengakibatkan
menurunnya kinerja serta dapat menambah tingkat kesalahan kerja.
Kelelahan kerja pada perawat sangat berpengaruh buruk terhadap
pelayanan kerumah sakit, perawat dapat melakukan kesalahan dalam
pelayanan karena kelelahan yang dirasakan. Beban kerja fisik dan
kelelelahan kerja memiliki hubungan yang kuat searah dengan presentasi
tertinggi yang dapat mengartikan bahwa beban kerja fisik berbanding lurus
dengan peningkatan kelelahan kerja yaitu semakin meningkat beban kerja
fisik, maka kelelahan kerja juga mengalami peningkatan. Kelelahan dapat
berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan kelelahan kronis
yang terakumulasi dikarenakan beberapa faktor (Karundeng dkk, 2017).

Hasil penelitian (handri gumelar, dkk 2021) dengan judul “Hubungan


beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat pelaksana diinstalasi
rawat inap” di RSUD Sekarwangi Sukabumi jawabarat, menyatakan dari
keseluruhan responden sebanyak 58 orang, lebih dari setengah responden
mengalami beban kerja berat sebesar 5,9%. Sebagian besar responden
mengalami kelelahan tinggi yaitu 67,2% . Tidak terdapat hubungan antara
beban kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai yang diperoleh (p=
0,338). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat menjadi tolak ukur
serta pertimbangan untuk dikembangkannya materi pembelajaran tentang
beban kerja terhadap kelelahan kerja beserta faktor-faktor lainnya yang
akan mempengaruhi beban kerja perawat.

Hasil penelitian (Juandy Wiarso, 2018) berjudul “Hubungan antara shif


kerja dan beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat diruangan
rawat inap yeheskiel dan hana dirumah sakit umum GMIM pancaran kasih
manado” di manado menjelaskan hasil penelitiannya ini menunjukan
bahwa beban kerja, shif kerja sampai kepada masalah psikososial dapat
berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja. Hasil dari penelitian
dengan jumlah populasi sebanyak 34 responden, dengan uji statistik chi-
square nilai sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi
atau hubungan antara variabel independent dan dependen, hasil analisis
statistik didapat sig = 0,043 (sig<0,05) yang berarti terdapat hubungan
antara shif kerja dan kelelahan kerja, hasil analisis statistik dengan nilai sig
= 0,008 (sig< 0,05) yang berarti terdapat hubungan beban kerja dan
kelelahan kerja.

Hasil penelitian (Dewi falupi & Endang dwiyanti, 2017) dengan judul
“Hubungan antara beban kerja dan status gizi dengan keluhan kelelahan
kerja pada perawat instalasi rawat jalan di RSI jemusari” hasil penelitian
menunjukan bahwa responden memiliki beban kerja dengan kategori
sedang (90%), satatus gizi normal sebesar (63,4%), responden yang
mengalami keluhan kelelahan kerja dengan kategori lelah sebesar (90%).
Terdapat hasil penelitian yang diperoleh p-value= 0,009 yang artinya
terdapat hubungan antara beban kerja dengan keluhan kelelahan kerja,
kolerasi spearman sebesar 0,469 terdapat hubungan antara status gizi
dengan keluhan kelelahan kerja. Jadi beban kerja dan status gizi yang
dimiliki oleh perawat di RSI jaemusari berhubungan dengan keluhan
kelelahan kerja.

Rumah Sakit Islam Karawang merupakan rumah sakit umum dengan


pelayanan Kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang
bersifat sepesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis
24 jam, rumah sakit islam karawang merupakan rumah sakit tipe C.
Dimana dalam standar pelayanannya terdapat instalasi rawat inap dengan
jumlah total 7 ruangan, ruangan rawat inap tersebut terbagi menjadi kelas
VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III, instalasi rawat inap rumah sakit islam
karawang memiliki 99 kapasitas tempat tidur. Perawat diruangan rawat
inap memiliki latar belakang Pendidikan D3 keperawatan dan profesi
Ners.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada perawat


pelaksana rawat inap di Rumah Sakit Islam karawang didapatkan hasil
wawancara 10 orang perawat pelaksana yang bertugas di instalasi rawat
inap Rumah Sakit Islam Karawang yang dipilih sebagai secara acak
dimana perawat pelaksana mengatakan mengalami kelelahan kerja yang
disebabkan beban kerja yang tinggi, karena beberapa faktor diantaranya
banyaknya pasien dengan diagnosa medis yang berat akan menimbulkan
kompleks diagnosa keperawatan, observasi ketat terhadap pasien gawat,
kurangnya tenaga kerja, kurangnya fasilitas dan tuntutan keluarga pasien.
Sehingga didapatkan hasil pada saat diwawancarai 7 orang perawat
mengatakan saat mengalami beban kerja dan kelelahan, hal yang sering
terjadi karena faktor usia, banyaknya pasien gawat, tindakan yang banyak
dengan fasilitas yang kurang lengkap, adanya tuntutan keluarga pasien
menghambat pekerjaan perawat. Sedangkan 3 orang perawat mengatakan
sebaliknya saat mengalami beban kerja dan kelelahan, yang terjadi seperti
mengurutkan pasien dari tindakan gawat hingga ringan. Penulis tertarik
untuk meneliti permasalahan tersebut diatas dan tertuang dalam skripsi
yang berjudul : “Hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan
kelelahan kerja di ruangan rawat inap Rumah Sakit Islam Karawang
Tahun 2024”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah “Hubungan beban kerja perawat
pelaksana dengan kelelahan kerja di ruang rawat inap rumah sakit islam
karawang”.

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan
kelelahan kerja di ruang rawat inap rumah sakit islam karawang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, jenis
kelamin, dan Pendidikan, beban kerja perawat pelaksana dengan
kelelahan kerja di ruang rawat inap rumah sakit islam karawang.
b. Untuk mengetahui tingkat beban kerja perawat pelaksana di ruang
rawat inap rumah sakit islam karawang.
c. Untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja di ruang rawat inap
rumah sakit islam karawang.
d. Untuk mengetahui hubungan antara beban kerja perawat pelaksana
dengan kelelahan kerja di ruang rawat inap rumah sakit islam
karawang.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi Pendidikan
Sebagai bahan dokumentasi dan bahan untuk referensi tambahan
dalam proses belajar mengajar dan perencanaan membuat penelitian.
2. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pertimbangan
tambahan pada hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan
kelelahan kerja diruangan rawat inap di rumah sakit islam karawang.
3. Bagi pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi untuk
profesi keperawatan untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat
pelaksana dengan kelelahan kerja khusus nya di rungan rawat inap.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai awal dalam penelitian
lebih lanjut dan menambah variabel lain mengenai hubungan beban
kerja perawat pelaksana dengan kelelahan kerja di ruangan rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai