Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perawat merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu ada di
setiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
rumah sakit (Hamid, 2015). Menurut Undang-undang Nomor 38 Tahun
2014 tentang profesi keperawatan, perawat adalah seseorang yang
dinyatakan lulus dalam menempuh pendidikan tinggi keperawatan, baik di
dalam negeri maupun luar negeri yang diakui pemerintah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2017).

Seorang perawat berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi


bio-psiko-sosial-spiritual, agar tercapainya derajat kesehatan yang
merupakan fungsi utama dari perawat (Dwi, 2017). Perawat tidak hanya
melakukan tugas keperawatan tertentu, namun perawat telah memperluas
tugas keperawatan diantaranya, pemberi layanan, pembela (advokat),
edukator, komunikator, manajer, klinisi, perawat praktik ahli, perawat
praktisioner, perawat anestesi terdaftar dan tersertifikasi, perawat
pendidik, perawat kepada orang yang mengerjakan tugas. Perawat
merupakan komponen utama di rumah sakit, bekerja siap siaga dalam
waktu 24 jam, dengan segala kondisi pasien. Ditambah dengan jumlah
perawat yang kurang. Tuntutan yang yang tinggi, besarnya peran dan
tanggungjawab perawat sehingga perawat beresiko menjadi stress dalam
bekerja. Karena terdapat tekanan-tekanan baik dari dalam maupun dri
luar, sehingga dibutuhkan penyesuaian diri (Marquis & Huston, 2009).

Beban berarti tanggungan yang harus dikerjakan sebagai tanggungan yang


menjadi tanggung jawabnya. Kerja adalah kegiatan melakukan sesatu yang
dilakukan bertujuan mendapatkan hasil pekerjaan (Sunarso dan Kusdi;
2010). Menurut Danang Sunyoto (2012; 64), beban kerja adalah yang terlalu
banyak dapat menyebabkan ketegangan dalam diri seseorang sehingga
menimbulkan stress. Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat keahlian yang
dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja mungkin terlalu tinggi, volume kerja
mungkin terlalu banyak dan sebagainya. Beban kerja perawat (nursing
workload/nursing intensity) didefinisikan sebagai jumlah dari perawatan dan
kerumitan perawatan yang diperlukan oleh pasien yang dirawat di rumah
sakit (Huber; 2006). Sementara itu, Marquis dan Huston (2001)
mendefinisan beban kerja dalam bidang keperawatan sebagai jumlah hari
pasien (pattient days), dalam istilah lain unit beban kerja dikaitkan dengan
jumlah, prosedur, pemeriksaan, kunjungan pasien, injeksi, dan tindakan
lainnya yang diberikan kepada pasien. Beban kerja perawat adalah seluruh
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama
bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan (Marquis dan Huston dalam
Mastini; 2013).

Stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap
tuntutan atau beban atasnya. Stres dapat muncul apabila seseorang
mengalami beban atau tugas berat dan orang tersebut tidak dapat mengatasi
tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon, dengan tidak mampu
terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stres
(Selye, 1950 dalam Hidayat, 2011). Stres kerja perawat dapat terjadi
apabila perawat dalam bertugas mendapatkan beban kerja yang melebihi
kemampuannya sehingga perawat tersebut tidak mampu memenuhi atau
menyelesaikan tugasnya, maka perawat tersebut dikatakan mengalami stres
kerja.Manifestasi dari stres kerja perawat antara lain akibat karakterisasi
pasien, pengkajian terhadap pasien, dan aspek lingkungan kerja yang
mengganggu merupakan langkah awal dalam menangani masalah masalah
yang datang mengenai tingkat kepadatan ruangan emergency, efisiensi
pelaksanaan tugas, serta adanya tuntutan untuk menyelamatkan pasien
(Levin et al, 2004).
Stres kerja perawat adalah suatu kondisi dari hasil penghayatan subjektif
individu yang dapat berupa interaksi antara individu dan lingkungan kerja
yang dapat mengancam dan memberi tekanan secara psikologis, fisiologis
dan perilaku perawat (Wijono, 2014)

American Nurses Asociation (2017), menyatakan bahwa stres pada perawat


didapatkan sebanyak 82% dari pekerja yang ada di rumah sakit di Amerika.
Menurut Health and Safety Executive (2019), menunjukkan bahwa tenaga
profesional kesehatan, guru, dan perawat memiliki tingkat stres tinggi
dengan angka prevalensi sebesar 3000 kasus per 100.000 orang pekerja.
Perawat dan mahasiswa keperawatan menghadapi bahaya yang unik di
tempat kerja, dengan ini menunjukkan harus ada cara untuk menanggulangi
tingkat stres pada perawat, terutama dengan aktivitas fisik, nutrisi, istirahat,
keamanan dan kualitas hidup (Hendarti, 2020). Menurut Kementerian
Kesehatan RI pada tahun (2017), sebesar 60,6% pekerja mengalami depresi
dan sebesar 57,6% pekerja mengalami insomnia. Gangguan ini berhubungan
Dengan gangguan mental emosional dan stresor pengembangan karir.
Penyebab stres ditempat kerja disebabkan oleh beban pekerjaan, seperti
target, hubungan interpersonal, dengan atasan atau rekan kerja lain. Hasil
survei yang dilakukan PPNI (2018), menyatakan bahwa sekitar 50,9%
perawat di Indonesia mengalami stres kerja (Hendarti, 2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astuti, 2019 yang berjudul


Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Perawat Pelaksana Di Ruang
Instalasi Rawat Inap Rs Bhayangkara Makassar, Berdasarkan hasil analisa
data dengan menggunakan uji chi-square maka diperoleh nilai p=0.000
< ( a=0.05) Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan tingkat stres
perawat pelaksana di RS Bhayangkara Makassar. Dari hasil yang
didapatkan menyatakan bahwa beban kerja ringan yang mempunyai
tingkat stres yang stre berat 3 (10.3%) responden dan beban kerja
ringan yang mempunyai tingkat stres yang stres berat 18 (94.7%)
responden sedangkan beban kerja berat yang mempunyai tingkat stres
yang stres berat 26 (89.7%) responden dan beban kerja berat yang
mempunyai tingkat stres yang stres ringan 1 responden (5.3%).
Hasil survey data awal pada bulan Januari 2023 hingga maret 2023 didapati
jumlah perawat di Ruang IGD Rumah Sakit Pertamina Balikpapan yaitu 27
orang, dengan tiap shift berjumlah 6 orang dan harian pagi 3 orang,
Sedangkan Jumlah kunjungan pasien di ruang IGD Rumah Sakit Pertamina
Balikpapan periode januari sampai maret 2023 yaitu sebanyak 9.543
pasien,
Dengan jumlah rata-rata kunjungan pasien 110, menurut rumus perhitungan
tenaga perawat IGD berdasarkan lokakarya PPNI, ideal jumlah perawat
sebanyak 61 orang.

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap 6 perawat di IGD, 4


perawat merasakan cemas dan leher terasa tegang, 2 perawat mengalami
keluhan nyeri kepala, sensitiv, dan saat kunjungan meningkat ada beberapa
perawat yang pulang melebihi jam kerja. Berdasarkan data diatas dan
fenomena yang terjadi di lapangan, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stres
Pada Perawat Di Ruang IGD Rumah Sakit Pertamina Balikpapan”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu “Adakah Hubungan Beban kerja dengan tingkat stres pada perawat
di ruang IGD Rumah Sakit Pertamina Balikpapan?”.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ada Hubungan Beban kerja dengan tingkat stres pada
perawat di ruang IGD Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik perawat IGD berupa jenis
kelamin, pendidikan dan lama di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
b. Mengidentifikasi beban kerja perawat diruang IGD pada perawat
diruang IGD Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
c. Mengidentifikasi tingkat stres perawat diruang IGD pada perawat
diruang IGD Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
d. Menganalisis Hubungan Beban kerja dengan tingkat stres pada
perawat di ruang IGD Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan
ilmu pengetahuan yang telah diterima selama kuliah.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Diharapkan sumber informasi dan bahan pertimbangan di dalam
mengatasi permasalahan yang timbul terutama dalam hal mengatasi
beban kerja dan tingkat stres kerja yang timbul pada tenaga perawat serta
bagi perawat dapat meningkatkan layanan asuhan keperawatan kepada
pasien.

Anda mungkin juga menyukai