Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro| Volume II, Nomor 3 – Maret 2019

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA


PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT X

Ika Wahyu Apriyanti1, Yogie Erlangga Haq2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMC BINTARO

Email : ika19.iwa@gmail.com

_______________________________________________________________________________________

ABSTRAK
Pendahuluan.Beban kerja tidak selalu menjadi penyebab stres pada perawat, beban kerja akan menjadi sumber stres
apabila banyaknya beban kerja yang tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang
tersedia bagi perawat. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada
perawat di RS X. Metodologi penelitian dengan menggunakan metode survey dan desain csoss sectional. Tehnik
pengambilan sampling dengan purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 82 responden. Untuk
memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat alat pengumpul data berupa kuesioner.Hasil
penelitian ini didapatkan jumlah perawat yang mengalami beban kerja tinggi sebanyak 47 (58%) responden, perawat
yang mengalami stres kerja berat sebanyak 34 (42%) dan perawat yang mengalami beban kerja tinggi dengan stres kerja
berat sebanyak 28 (59,6%) responden. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara beban kerja dengan stres
kerja pada perawat di RS X. Analisa data diukur dengan menggunakan uji chi-square. Pada tingkat signifikansi α 5%
diketahui nilai p value sebesar 0,001. Saran bagi pihak rumah sakit untuk dapat memperhatikan hubungan beban kerja
dengan stres kerja pada perawat dengan cara pembagian tugas yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
Kata kunci : beban kerja, stres kerja, perawat
ABSTRACT
Preface Workload is not always become a cause of stress among nurses, it can be precipitating a stress if physical
ability, knowledge and technical skill, and the availability of time are inadequate. Purpose of this study is to seek the
correlation between workload and work stress among nurses at Medika hospital BSD. Methodological studyusing
survey and cross sectional design method. Number of sampling are 82 respondents and the researcher using questioner
as data collection tool.The study result showed the number of nurses who experienced high workload were 47 (58%),
heavy work stress were 6 (17.6%) respondents and high workload with heavy work stress were 28 (59.6%)
respondents.The conclusion of this study confirmed there is a correlation betwen workload and work stress among
nurse at Medika hospital BSD. Data analysis was measured using chi-square test. Where at the significance of α 5%,
the p value was 0.001. It is recommended for the hospital to put more concern on this correlation between workload
and work stress among nurse by distributing the tasks in accordance with their level of education.
Keyword : workload, work stress, Nurse

227
PENDAHULUAN Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Rumah sakit merupakan salah satu Menurut America Siciety of safety and
bentuk sarana kesehatan, baik yang Engineering (ASSE) Kesehatan dan
diselenggarakan oleh pemerintah dan atau Keselamatan Kerja (K3) yang berkaitan
masyarakat yang berfungsi untuk melakukan dengan lingkungan dan situasi kerja
upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan merupakan suatu bidang kegiatan yang
dan upaya kesehatan penunjang. Rumah sakit bertujuan untuk mencegah semua jenis
dalam menjalankan fungsinya diharapkan kecelakaan (Widayana dan Wiratmaja, 2014).
senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam Menurut Jojang (2015) dalam Wagiu,
memberikan pelayanan kesehatan pada dkk (2017) Northwestern Nasional Life
masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam Insurance pernah melakukan penelitian
menjalankan fungsinya ditandai dengan tentang dampak stress di tempat kerja,
adanya mutu pelayanan rumah sakit. Mutu kesimpulanya yaitu satu juta absensi di tempat
pelayanan rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kerja berkaitan dengan masalah stress, 27%
beberapa faktor diantaranya yang paling mengatakan bahwa aspek pekerjaan
dominan adalah sumber daya manusia. menimbulkan stress paling tinggi dalam hidup
(Depkes RI, 2002 dalam Haryani, 2008) para pekerja, 46% manganggap tingkat stress
Sebagai pemberi jasa pelayanan kerja sebagai tingkat stress yang paing tinggi,
kesehatan, rumah sakit beroperasi 24 jam satu pertiga pekerja pekerja berniat untuk
sehari.Penanganan pada pelayanan tersebut langsung mengundurkan diri karena stress
dilaksanakan oleh perawat yang berjumlah dalam pekerjaan dan 70% berkata stress kerja
sekitar 60% dari tenaga kesehatan yang ada di telah merusak kesehatan fisik dan mental
rumah sakit dan merupakan ujung tombak pekerja. Sedangkan di Indonesia menurut hasil
pelayanan kesehatan rumah sakit. Tenaga penelitian yang dilakukan oleh Persatuan
kesehatan khususnya perawat memiliki Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun
peranan penting dalam pelayanan terhadap 2006 terdapat 50,9% perawat mengalami stress
pasien di rumah sakit. Perawat sebagai salah kerja.
satu bagian dari pemberi pelayanan Beban kerja tidak selalu menjadi
keperawatan mempunyai waktu yang paling penyebab stress pada perawat, beban kerja
panjang di sisi pasien, memungkinkan terjadi akan menjadi sumber stress bila banyaknya
kelelahan kerja. (Astuti, 2012). beban kerja tidak sebanding dengan
Melihat kondisi diatas maka sudah kemampuan baik fisik maupun keahlian dan
seharusnya pekerja di rumah sakit menjadi waktu yang tersedia bagi perawat. Selain itu
sasaran prioritas program kesehatan dan para perawat dihadapkan pada pasien yang
keselamatan kerja. Setiap tempat kerja di mengalami berbagai macam penyakit. Hal-hal
tuntut untuk melakukan pelaksanaan tersebut kemungkinan besar dapat memicu
Volume II, Nomor 3 – Maret 2019

terjadinya stress perawat.Stress yang dihadapi perawat menjadi kepala unit dan ketua PPI,
perawat didalam bekerja akan sangat perawat juga mengeluhkan rasa tidak percaya
mempengaruhi kualitas pelayanan diri karena kurangnya pengalaman, rasa lelah,
keperawatan yang diberikan kepada pasien. badan tidak bugar dan sulit konsentrasi karena
Stress yang berkelanjutan dan individu tidak perawat masih melakukan tugas yang
dapat beradaptasi dengan baik akan menjadi seharusnya bukan tugas perawat seperti
stress yang dapat menyebabkan gangguan menyiapkan obat, mendorong pasien ke
fisik, psikologis, dan sosial/perilaku. (Hartono, ruangan lain dan lain sebagainya. Perawat juga
2004 dalam Astuti 2012). mengatakan ada hubungan yang tidak
harmonis antar rekan kerja, rasa bosan dan
RS X berdiri pada tanggal 7 Desember
mudah marah karena bekerja overtime.
2009 yang berlokasi di Jl.Letnan Soetopo Kav
Kom IIIA BSD Lengkong Gudang serpong Semua kondisi diatas apabila tidak
tangerang Selatan, banten. RS X menempati ditangani dapat mengakibatkan menurunya
area seluas 12.000 m², dengan bangunan kinerja perawat dalam memberikan asuhan
berada pada daerah yang strategis di pusat kota keperawatan, dan tekanan yang terus menerus
BSD Tangerang. RS X merupakan rumah sakit pada diri perawat akan mengakibatkan
swasta PMA tipe B (non-pendidikan) yang munculnya stres kerja.
memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 200
TUJUAN PENELITIAN
tempat tidur yang menerima rujukan dari
rumah sakit disekitarnya. Berdasarkan data Tujuan penelitian ini adalah untuk
HRD saat ini terdapat 102 perawat di RS X mengetahui hubungan beban kerja dengan
yang bekerja disemua unit pelayanan yang stress kerja pada perawat di RS X.
terdiri dari S1 keperawatan : 25 perawat dan MANFAAT PENELITIAN
D3 keperawatan : 77 perawat. Dimana jumlah
1. Bagi Institusi Tempat Penelitian
turnover pada tahun 2018 sebanyak 16
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
perawat. Hasil pendataan yang dilakukan oleh
memberikan masukan dan gambaran
bagian catatan medik RS X selama tahun 2018
tentang beban kerja perawat sehingga
didapatkan hasil jumlah pasien masuk rawat
dapat dijadikan sebagai bahan
inap bulan Januari 268 pasien, Februari 224
pertimbangan bagi pihak manajemen
pasien, Maret 230 pasien, April 225 pasien,
rumah sakit dalam pengambilan keputusan
Mei 188 pasien, Juni 137 pasien, Juli 281
serta membuat kebijakan yang terkait
pasien, Agustus 244 pasien, September 240
dengan acuan pengembangkan program
pasien, Oktober 282 pasien. Berdasarkan hasil
peningkatan kesehatan dan keselamatan
wawancara dengan 10 perawat didapati ada
kerja bagi pekerja di rumah sakit
beberapa perawat yang melakukan tugas ganda
khususnya bagi perawat agar dapat
dalam menjalankan tugasnya misalnya seorang
meningkatkan mutu pelayanan.

229
2. Bagi Institusi Pendidikan 1. Karakteristik Responden
Sebagai bahan acuan untuk menambah Tabel 1. Gambaran distribusi responden
wawasan dan pengetahuan tentang beban berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat
kerja yang berhubungan dengan stres kerja pendidikan dan masa kerja perawat RS X
pada perawat bagi mahasiswa jurusan
Kelompo Frekuensi Persentase
kesehatan, khususnya mahasiswa
k Usia (%)
keperawatan. (Tahun)
3. Bagi peneliti 20-30 24 29,6%
Penelitian ini merupakan pengalaman 31-40 54 66,7%
berharga bagi penulis sehingga bisa 41-50 3 3,7%
Jumlah 81 100%
menambah pengetahuan penulis dalam
(n)
melaksanakan penelitian selanjutnya dan Jenis Frekuens Persentase
penelitian ini bisa digunakan sebagai Kelami i (%)
referensi bagi peneliti lain untuk bisa n
mengkaji variable lain sehingga dapat Pria 20 24,7%
Wanita 61 75,3%
dirumuskan sebagai konsep baru dalam
Jumlah 81 100%
meningkatkan kesehatan dan keselamatan
(n)
kerja perawat. Pendidikan Frekuens Persenta
i se (%)
METODOLOGI PENELITIAN
D3 62 76,5%
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Keperawatan
S1 Ners 19 23,5%
penelitian kuantitatif dengan metode survey Jumlah (n) 81 100%
dan desain csoss sectional. Metode ini Masa Frekuensi Persentase
bertujuan untuk mengetahui hubungan beban Kerja (%)
(Tahu
kerja dengan stres kerja pada perawat di RS
n)
X.Pengolahan data dalam penelitian ini
1-5 35 43,2%
menggunakan metode statistik program SPSS 6-10 46 58,8%
Jumlah 81 100%
dengan menggunakan uji Chi-
(n)
Square.Penelitian dilakukan di RS Xdimulai
Sumber : data primer 2018
dari bulan November 2018 sampai Februari
2019. Populasi dalam penelitian ini adalah Berdasarkan gambaran tabel diatas

seluruh perawat yang bekerja di RS X yang dari 81 responden menunjukan bahwa

berjumlah 102 perawat.Tehnik pengambilan mayoritas berusia 31-40 tahun sebanyak 54

sampel menggunakan tehnik purposive responden (66,7%), dengan mayoritas jenis

sampling dengan jumlah sampel sebanyak 81 kelamin wanita sebanyak 61 responden

perawat. (75,3%), pendidikan D3 keperawatan


sebanyak 62 responden(76,5%) dan yang
HASIL PENELITIAN
Volume II, Nomor 3 – Maret 2019

memiliki masa kerja 6-10 tahun sebanyak 46 29,4 100


Rendah 10 18 52,9% 6 17,60% 34
% %
responden (58,8%).
14,9 100
Tinggi 7 12 25,5% 28 59,60% 47
% %
2. Analisa Univariat
100
a. Beban kerja Total 17 21% 30 37% 34 42% 81
Tabel 2. Gambaran distribusi beban kerja pada %

perawat di RS X p = 0,001
Sumber :
Beban Frekuensi Persentase
Data Sumber : data primer 2018
Kerja (%) Berdasarkan tabel diatas diketahui beban
Rendah 34 42% primer
Tinggi 47 58% kerja rendah pada stres kerja ringan
2018
Jumlah (n) 81 100% sebanyak 10 (29,40%) responden, beban
Berdasarkan tabel diatas dari 81 kerja rendah dengan stres kerja sedang
responden menunjukan bahwa sebanyak 18 (52,90%) responden, beban
sebagian besar perawat mengalami kerja rendah dengan stres kerja berat
beban kerja tinggi sebanyak 47 sebanyak 6 (17,60%). Beban kerja tinggi
responden (58%) dengan stres kerja ringan sebnayk 7
b. Stres kerja
Tabel 3. Gambaran distribusi stres (14,90%) responden, beban kerja tinggi
dengan stres sedang sebanyak 12 (25,50%)
kerja pada perawat di RS X
responden, beban kerja tinggi dengan stres
Stres Kerja Frekuensi Persentase kerja berat sebanyak 28 (59,60%)
(%) responden. Pada signifikansi α 5%
Ringan 17 21%
Sedang 30 37% diketahui nilai p value sebesar 0,001
Berat 34 42% sehingga p value < 0,05 yang berarti Ha
Jumlah (n) 81 100%
Sumber : data primer 2018 diterima atau ada hubungan antara beban
kerja dengan stres kerja.
Berdasarkan tabel diatas menunjukan
bahwa sebagian besar perawat mengalami KESIMPULAN

stres kerja berat sebanyak 34 responden 1. Dari hasil analisa univariat diketahui
(42%). perawat yang mengalami beban keja tinggi
3. Analisa Bivariat sebanyak 47 (58%) responden
Tabel 4. Hubungan beban kerja 2. Dari hasil analisa univariat diketahui
dengan stres kerja pada perawat di RS perawat yang mengalami stres kerja berat
X sebanyak 34 (42%) responden
3. Dari hasil analisa bivariat perawat yang

Stres Kerja mengalami beban kerja tinggi dengan stres

Beban
Total kerja berat sebanyak 28 (59,6%)
Ringan Sedang Berat
Kerja responden.
4. Berdasarkan hasil penelitian uji statistik
F % F % F % F
chi-square dengan menggunakan SPSS 22

231
mengenai hubungan beban kerja dengan Kinerja Perawat Wanita Rumah Sakit
stres kerja pada perawat di RS X, maka Roemani Muhhamadiyah Semarang”.
dapat disimpulkan ada hubungan yang Tesis. Disertasi. Program Pasca sarjana
signifikan antara beban kerja dengan stres Universitas Diponegoro Semarang
kerja pada perawat di RS X dengan nilai α
Jojang H. (2015). “Hubungan Antara Shift
5% diketahui p value sebesar 0,001
Kerja dan Kepuasan Kerja dengan
sehingga p value < 0,05 yang berarti Ha
Stres”.
diterima.
Mumpuni dan Wulandari. (2010). “Selintas
DAFTAR PUSTAKA
tentang kelelahan Kerja”. Yogyakarta :
Astuti. (2012).” Hubungan Beban Kerja Dan Amara Books, pp: 1-2
Kondisi Penyakit Dengan Stres Kerja
Munandar. (2008). “Psikologi Industri dan
Pada Perawat Pelaksana Di Intensive
Organisasi”. Jakarta :
Care Unit (ICU) RSUD Polewali
Mandar”. Skripsi. Fakultas Ilmu Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2005).
Kesehatan Univrsitas Islam negeri “Tentang Standar Praktek
Alauddin Makassar keperawatan”.

Budiono, S. (2015). “Konsep Dasar Prihartini. (2007). Analisis Hubungan Beban


Keperawatan”. Jakarta : Bumi Medika Kerja Dengan Stres Kerja Perawat Di
Tiap Ruang Rawat Inap RSUD
Dahlan, S. (2013). “ Statistik Untuk
Sidikalang. Tesis. Sekolah Pasca
Kedokteran dan Kesehatan”. Jakarta :
Sarjana. Universitas Sumatera Utara.
Salemba Medika
Medan
Harrianto. (2010). “Kesehatan Kerja”.
Runtu. “Hubungan Beban kerja Fisik Dengan
Jakarata : kedokteran EGC
Stres kerja Perawat di Ruang Instalasi
Haryanti, dkk. (2012). “Hubungan Antara rawat Inap Rumah Sakit Umum GMIM
beban kerja Dengan Stres kerja Pancaran Kasih Manado”. e-Jurnal
Perawat di Instansi gawat darurat Keperawatan, Vol 6 No 1. Mei 20018
RSUD Kabupaten Semarang”. Jurnal.
Safaria dan safutra. (2009). “Manajemen
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
emosi”. Yogyakarta : Bumi Aksara
Hidayat. (2009). “Pengantar Konsep dasar
Saringinsih. (2010). “faktor-Faktor yang
keperawatan”. Jakarta : Salemba
Berhubungan dengan Stres Perawat di
Medika
Ruang Operasi RSUD Labuang Baji”.
Indriyani, A.(2009). “Pengaruh Konflik Peran Skripsi. Fakultas Kesehatan UIN
ganda Dan Status Kerja Terhadap Alauddin. Makassar
Volume II, Nomor 3 – Maret 2019

Siagian, S.P. (2008). “Kiat Meningkatkan Yanti. (2013). “Analisis Hubungan Beban
Produktifitas Kerja”. Jakarta : Rineka Kerja dengan Stres Kerja Pada Perawat
Cipta Di RS IMC Bintaro”. Skripsi. Prodi S1
Keperawatan. STIKes IMC Bintaro.
Sitorus. (2017). “Hubungan Beban kerja Dan
Tangerang Selatan.
kepuasan Kerja Dengan Kinerja
Perawat pelaksana di Ruang Rawat Yogi. (2012). “Hubungan Antara Beban Kerja
Inap DR. R.M. Joelham Kota Binjai”. Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Di
Skripsi. Fakultas Kesehatan masyarakat. Sentra Industri Gamelan Wirun
Universitas Sumatra Utara Medan Sukoharjo”. Skripsi. Prodi Diploma IV
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sumujatun. (2010). “Konsep Dasar Menuju
Fakultas Kedokteran Universitas
Keperawatan profesional”. Jakarta :
Sebelas Maret. Surakarta
CV. Trans Info Media
Wagiu S, dkk. (2017). “Hubungan Antara
Suyanto. (2011). “Metodologi dan Aplikasi
beban kerja Dengan Stres kerja Pada
Penelitian Keperawatan”. Yogyakarta :
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
Nuha Medika
sakit Hermana Lembean”. Jurnal.
Tarwaka. (2015). “Dasar-Dasar Pengetahuan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Ergonomi Dan Aplikasi Di tempat Universitas sam ratulangi
Kerja”. Surakarta : Harapan Press
Widayana I, Wiratmaja I. (2014). “Kesehatan
Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang dan Keselamatan Kerja”. Yogyakarta :
Ketenagakerjaan. Graha Ilmu

Undang-Undang No 36 Tentang Kesehatan Wijono. (2010). “psikologi Industri Dan


Organisasi”. Edisi 1. Jakarta : Prenada
Media Group.

233

Anda mungkin juga menyukai