1 April 2023
ABSTRAK
Perawat merupakan komponen penting dalam mewujudkan kualitas layanan kesehatan di
rumah sakit. Beratnya pekerjaan dan tugas yang diemban oleh perawat baik secara fisik
maupun mental dan juga bahaya yang dapat terjadi kapan saja menyebabkan perawat mudah
mengalami kelelahan fisik (Burnout Syndrome) dan menimbulkan beban kerja yang berat.
Efek Kejenuhan Kerja pada perawat akan merasa stress yang berlebih dan ketidakpuasan yang
bisa jadi berefek pada kinerjanya. Teknik sampling yang digunakan adalah Random Sampling.
Jenis penelitian ini adalah menggunakan analititk kuantitatif dengan rancangan crosssectional.
Hasil penelitian variabel beban kerja dan Kejenuhan Kerja terhadap kinerja perawat di RSUD
Kota Bandung adalah beban kerja dan Kejenuhan Kerja secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di RSUD Kota Bandung. Adapun hasil uji T
(Parsial) variabel beban kerja terhadap kinerja menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh
negatif terhadap kinerja perawat, artinya jika beban kerja rendah maka kinerja akan tinggi dan
sebaliknya, Hasil Uji T pada variabel Kejenuhan Kerja juga didapatkan hasil bahwa
Kejenuhan Kerja memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja. Disarankan kepada pihak
manajemen Rumah Sakit untuk mengkaji lebih lanjut tentang sub variabel mana saja yang
berpengaruh paling besar terhadap kinerja, sehingga hasil evaluasi bisa digunakan sebagai
acuan untuk membuat perencanaan peningkatan kinerja. Peneliti selanjutnya disarankan untuk
meneliti tentang factor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja.
Kata Kunci: Beban Kerja, Kejenuhan Kerja, Kinerja Perawat
ABSTRACT
Nurses are an important component in realizing the quality of health services in hospitals. The
heavy work and tasks carried out by nurses both physically and mentally and also the dangers
that can occur at any time cause nurses to easily experience physical fatigue (Kejenuhan Kerja
syndrome) and cause a heavy workload. The effect of Kejenuhan Kerja on nurses will feel
excessive stress and dissatisfaction which can have an effect on their performance. The
sampling technique used is Random Sampling. This type of research is using quantitative
analysis with a cross-sectional design. The results of the study of workload and Kejenuhan
Kerja variables on the performance of nurses in Bandung City Hospital are workload and
Kejenuhan Kerja simultaneously (together) have a significant effect on the performance of
nurses in Bandung City Hospital. The results of the T test (Partial) of the workload variable
on performance stated that the workload had a negative effect on the performance of nurses,
meaning that if the workload was low, the performance would be high and vice versa. The T
test results on the Kejenuhan Kerja variable also showed that Kejenuhan Kerja had a negative
effect on performance. It is suggested to the hospital management to study further about which
sub-variables have the greatest influence on performance, so that the evaluation results can
penting dalam menghasilkan keuntungan dalam anlisis parametrik. Apabila data tidak
berkelanjutan (Hamid & Hassan, 2015). berdistribusi normal, maka kita tidak dapat
menggunakan anlisis parametrik melainkan
METODE PENELITIAN menggunakan analisis non-parametrik. Uji
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota normalitas pada penelitian ini menggunakan
Bandung yang beralamat di Jl. Rumah Sakit uji statistik non parametrik Kolmogorov
No.22, Pakemitan, Cinambo, Kota Bandung, Smirnov (K-S). Untuk mengetahui hasil uji
Jawa Barat 45474 bulan Oktober sampai normalitas menggunakan uji K-S dapat
dengan bulan Desember 2021. Design dilakukan sebagai berikut:
penelitian kuantitatif, metode penelitian - Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05
kuantitatif merupakan metode yang maka data berdistribusi normal
digunakan untuk meneliti pada populasi atau - Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05
sampel tertentu, pengumpulan data maka data tidak berdistribusi normal
menggunakan instrumen penelitian, dan
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang Uji Heteroskedasitas.
ditetapkan (Sugiyono, 2015). Populasi dalam Menurut Lupiyoadi & Ikhsan (2015)
penelitian ini adalah 251, sedangkan heteroskedastisitas berarti variasi residual
samplenya adalah 72 orang. tidak sama dari satu pengamatan yang lain
sama, agar memberikan pendugaan model
Uji Validitas lebih akurat. Apabila probabilitas
Berdasarkan tabel uji validitas menunjukkan signifikansinya di atas tingkat kepercayaan
bahwa semua item valid karena telah 5%, dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi taraf signifikan 5 % yaitu nilai tidak mengandung adanya
rhitung > dari t-tabel. Nilai r-tabel pada uji heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
validitas ini adalah 0,361.
Uji Multikolinieritas.
Uji Reabilitas Menurut Lupiyoadi & Ikhsan (2015)
Dari hasil nilai analisa nilai Cronbach’s multikolinieritas suatu kondisi dimana
alpha > r-table, sehingga dapat disimpulkan terjadi korelasi atau hubungan yang kuat
bahwa instrument penelitian ini reliable. diantara variabel bebas yang diikutsertakan
dalam pembentukan model regresi linier.
Analisis Regresi Berganda Untuk mengetahui apakah suatu model
Setelah data terkumpul, maka langkah regresi yang dihasilkan mengalami gejala
selanjutnya adalah menghitungnya dengan multikolinieritas dapat dilihat pada nilai VIF
menggunakan analisis korelasi berganda (Variance Inflation Factor). Model regresi
yang bertujuan untuk mencari hubungan yang baik apabila hasil penghitungan
antara variabel yang diteliti. Penelitian ini menghasilkan VIF < 10, bila menghasilkan
menggunakan dua variabel bebas, yakni nilai VIF > 10 berarti telah terjadi
beban kerja (X1) dan Kejenuhan Kerja (X2), multikolinieritas yang serius didalam model
dan satu variabel terikat yaitu Kinerja regresi (Lupiyoadi & Ikhsan, 2015).
Perawat (Y). Penggunaan korelasi ganda
digunakan untuk menguji hubungan kedua Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).
variabel bebas (X1) dan (X2) dengan Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
variabel terikat (Y). apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model
Uji Normalitas mempunya pengaruh secara bersama-sama
Menurut Lupiyoadi & Ikhsan (2015) uji terhadap variabel dependen atau terikat
normalitas data merupakan uji distribusi data (Ghozali, 2011).
yang akan dianalisis, apakah penyebarannya Pengujian dilakukan dengan menggunakan
normal atau tidak, sehingga dapat digunakan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%).
Pengaruh Beban Kerja dan Kejenuhan kepuasan kerja dll, hal ini sejalan dengan
Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di hasil penelitian yang dilakukan oleh Elizar
RSUD Kota Bandung (2019). Menyatakan bahwa terdapat
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan pengaruh antara stress kerja, beban kerja dan
tentang pengaruh beban kerja dan Kejenuhan kepuasan kerja terhadap kinerja perawat.
Kerja terhadap kinerja perawat di RSUD Penelitian lain juga menyebutkan bahwa
Kota Bandung memiliki dua hipotesis yaitu: kinerja perawat dipengaruhi oleh motivasi
Ho : Beban kerja dan Kejenuhan Kerja dengan nilai p value 0,000. Variabel
secara simultan tidak berpengaruh terhadap independen yang memiliki dampak lebih
kinerja perawat di RSUD Kota Bandung. besar terhadap kinerja berdasarkan analisa
Ha : Beban Kerja dan Kejenuhan Kerja data adalah Kejenuhan Kerja yaitu dengan
secara simultan berpengaruh terhadap nilai -796 sedangkan nilai korelasi dengan
kinerja perawat di RSUD Kota Bandung. beban kerja adalah -784. Menurut penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat yang dilakukan oleh Suci (2019)
nilai F hitung dari hasil pengolahan data menjelaskan bahwa presentasi pengaruh
sebesar 82.040 dan nilai ini menjadi statistik Kejenuhan Kerja dan kinerja perawat yang
uji yang akan dibandingkan dengan nilai F dilakukan di PT Graha Pusri Medika sebesar
dari tabel. Dari tabel F pada α = 0.05 dan 66,4%.
derajat bebas (n-2) diperoleh nilai F tabel Dari hasil analisa di atas tentang hubungan
sebesar 3,12. Karena F hitung (82.040) lebih Kejenuhan Kerja dengan kinerja memiliki
besar dari F tabel (3,12) maka pada tingkat hubungan yang negatif, semakin tinggi
kekeliruan 5% (α = 0.05) diputuskan untuk tingkat Kejenuhan Kerja dalam bekerja
Ha diterima dan Ho di tolak. Artinya dengan maka akan menurunkan kinerjanya. Hal ini
tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan sejalan dengan penelitian Zakiyati (2017)
bahwa beban kerja dan Kejenuhan Kerja yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
secara simultan (bersama-sama) yang negatif antara Kejenuhan Kerja denga
berpengaruh signifikan terhadap kinerja kinerja perawar dengan nilai -4197 dan
perawat di RSUD Kota Bandung. 0,000. Dari hasil analisa diatas tentang
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data hubungan beban kerja dengan kinerja
menggunakan alat bantu SPSS versi 20 perawat memiliki hubungan yang negatif.
didapatkan bahwa koefisien determinasi Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
dengan nilai R-Square sebesar 0,704, hasil menyebutkan bahwa beban kerja yang berat
ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh akan menimbulkan berbagai efek yaitu
beban kerja (X1) dan Kejenuhan Kerja (X2) kelelahan fisik maupun mental, serta bisa
terhadap kinerja perawat (Y) adalah sebesar mempengaruhi kualitas kinerja perawat. Saat
70,4 % dan sisanya sebesar 29,6% menghadapi tugas, perawat dituntut untuk
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat menyelesaikannya dengan dengan
dimasukan dalam model penelitian. cepat dan tepat. apabila keterbatasan
Keeratan hubungan antara variabel individu menghambat atau menghalangi
independen dan dependen memiliki keeratan hasil kerja pada tingkat yang digarapkan,
yang sangat kuat dengan nilai R yaitu 0,839. berarti telah terjadi kesenjangan antara
tingkat kemampuan dan kapasitas yang
PEMBAHASAN dimiliki, dapat dilihat pada hasil jawaban
Dari hasil analisa data di atas menunjukkan dari responden yang mengisi kuesioner pada
bahwa adanya hubungan yang sangat kuat pertanyaan “Pengetahuan dan keterampilan
antara variabel beban kerja dan Kejenuhan yang saya miliki tidak mampu mengimbangi
Kerja terhadap kinerja perawat sebesar sulitnya pekerjaan”.
(70,4)%, adapun 29,6% dipengaruhi oleh Berdasarkan data dari responden perawat
variabel lain. Variabel lain yang mungkin dengan beban kerja ringan sebanyak 8 orang
dapat mempengaruhi seperti stress kerja, (11,1%), beban kerja sedang 54 orang (75%),
PENUTUP Saran
Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian saran yang
Beban kerja berpengaruh negatif terhadap dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai
kinerja perawat. Semakin berat beban kerja berikut:
maka kinerja perawat semakin kurang. 1. Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bandung
RSUD Kota Bandung hampir seluruhnya Berdasarkan hasil penelitian beban kerja dan
responden memiliki beban kerja sedang. Kejenuhan Kerja berpengaruh terhadap
1. Kejenuhan Kerja berpengaruh negatif kinerja. Oleh karena itu beban kerja dan
terhadap kinerja perawat. Semakin berat Kejenuhan Kerja pada perawat di RSUD
Kejenuhan Kerja maka kinerja perawat Kota Bandung bisa dievaluasi kembali oleh
semakin kurang. Berdasarkan penelitian bagian Mutu Pelayanan indikator apa saja
yang dilakukan di RSUD Kota Bandung, yang dapat mempengaruhi kinerja, sehingga
hampir seluruhnya responden memiliki diharapkan kinerja perawat akan semakin
Kejenuhan Kerja sedang. baik.
2. Beban kerja dan Kejenuhan Kerja 2. Peneliti Selanjutnya
memiliki pengaruh negatif terhadap Penelitian ini hanya menggunakan metode
kinerja perawat. Berdasarkan penelitian deskriptif dan statistik yang mengandalkan
yang dilakukan di RSUD Kota Bandung, pendekatan kuantitatif dan pengujian
hampir seluruhnya responden memiliki statistik berupa angka-angka sebagai dasar
Kejenuhan Kerja sedang. untuk menarik kesimpulan. Disarankan
untuk peneliti selanjutnya perlu dilengkapi