Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 11 No.

1 April 2023

PENGARUH BEBAN KERJA DAN KEJENUHAN


KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT RSUD
KOTA BANDUNG
Umi Khasanah1, Anggi Saputra2
1
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, luna.sidera@gmail.com
2
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya. anggi@ars.ac.id

ABSTRAK
Perawat merupakan komponen penting dalam mewujudkan kualitas layanan kesehatan di
rumah sakit. Beratnya pekerjaan dan tugas yang diemban oleh perawat baik secara fisik
maupun mental dan juga bahaya yang dapat terjadi kapan saja menyebabkan perawat mudah
mengalami kelelahan fisik (Burnout Syndrome) dan menimbulkan beban kerja yang berat.
Efek Kejenuhan Kerja pada perawat akan merasa stress yang berlebih dan ketidakpuasan yang
bisa jadi berefek pada kinerjanya. Teknik sampling yang digunakan adalah Random Sampling.
Jenis penelitian ini adalah menggunakan analititk kuantitatif dengan rancangan crosssectional.
Hasil penelitian variabel beban kerja dan Kejenuhan Kerja terhadap kinerja perawat di RSUD
Kota Bandung adalah beban kerja dan Kejenuhan Kerja secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di RSUD Kota Bandung. Adapun hasil uji T
(Parsial) variabel beban kerja terhadap kinerja menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh
negatif terhadap kinerja perawat, artinya jika beban kerja rendah maka kinerja akan tinggi dan
sebaliknya, Hasil Uji T pada variabel Kejenuhan Kerja juga didapatkan hasil bahwa
Kejenuhan Kerja memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja. Disarankan kepada pihak
manajemen Rumah Sakit untuk mengkaji lebih lanjut tentang sub variabel mana saja yang
berpengaruh paling besar terhadap kinerja, sehingga hasil evaluasi bisa digunakan sebagai
acuan untuk membuat perencanaan peningkatan kinerja. Peneliti selanjutnya disarankan untuk
meneliti tentang factor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja.
Kata Kunci: Beban Kerja, Kejenuhan Kerja, Kinerja Perawat

ABSTRACT
Nurses are an important component in realizing the quality of health services in hospitals. The
heavy work and tasks carried out by nurses both physically and mentally and also the dangers
that can occur at any time cause nurses to easily experience physical fatigue (Kejenuhan Kerja
syndrome) and cause a heavy workload. The effect of Kejenuhan Kerja on nurses will feel
excessive stress and dissatisfaction which can have an effect on their performance. The
sampling technique used is Random Sampling. This type of research is using quantitative
analysis with a cross-sectional design. The results of the study of workload and Kejenuhan
Kerja variables on the performance of nurses in Bandung City Hospital are workload and
Kejenuhan Kerja simultaneously (together) have a significant effect on the performance of
nurses in Bandung City Hospital. The results of the T test (Partial) of the workload variable
on performance stated that the workload had a negative effect on the performance of nurses,
meaning that if the workload was low, the performance would be high and vice versa. The T
test results on the Kejenuhan Kerja variable also showed that Kejenuhan Kerja had a negative
effect on performance. It is suggested to the hospital management to study further about which
sub-variables have the greatest influence on performance, so that the evaluation results can

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 58


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 11 No. 1 April 2023

be used as a reference for planning performance improvement. Further researchers are


advised to examine other factors that affect performance.
Keywords: Workload, Kejenuhan Kerja, Nurse Performance

PENDAHULUAN dalam bekerja akan menurun, keinginan


Perawat merupakan komponen penting untuk bekerja pun menurun, dan hal-hal yang
dalam mewujudkan kualitas layanan merujuk dengan pekerjaan menjadi tidak
kesehatan, selain itu perawat memiliki membahagiakan. Kinerja menjadi menurun
pelayanan medis yang telah diakui oleh sehingga hasil yang diberikan menjadi tidak
pemerintah (Permenkes No. 26 Tahun 2019). memuaskan (Henri, 2017). Kinerja
Perawat berada di dalam semua unit yang merupakan suatu ukuran keberhasilan
ada di rumah sakit, salah satunya berada di pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
unit rawat inap. Unit rawat inap Kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh
diperuntukkan oleh pasien-pasien yang harus beberapa faktor seperti beban kerja,dan
diobservasi kejenuhan kerja. Dengan kinerja pegawai
(rawat) karena keadaanya tidak yang meningkat ini juga memberikan
memungkinkan untuk mendapat perawatan kontribusi bagi perusahaan. Setiap
di rumah, dikarenakan penyakitnya perusahaan berupaya untuk meningkatkan
membutuhkan perawatan yang intensif dari kinerja pegawainya agar tecapainya tujuan
pekerja medis. Perawat sendiri memiliki perusahaan. Salah satu upaya untuk
wewenang untuk memberikan pelayanan meningkat kinerja pegawai yaitu
atau asuhan keperawatan diruang rawat inap memberikan beban kerja yang tidak
serta memiliki tanggung jawab yang besar berlebihan. “Beban kerja adalah sejumlah
(Permenkes No. 26 Tahin 2019). Tanggung kegiatan yang membutuhkan keahlian dan
jawab dan beban kerja yang berat harus dikerjakan dalam jangka waktu
mengharuskan seorang perawat mampu tertentu dalam bentuk fisik maupun psikis.”
melaksanakan asuhan keperawatan dengan (Dhania dalam).
baik. Beban kerja perawat rumah sakit Beban kerja yang tinggi juga akan
biasanya berat, sering membutuhkan shift mempengaruhi kinerja perawat hal ini
panjang dan memaksakan tuntutan fisik. sejalan dengan penelitian menurut Muslimah
Salah satu studi terhadap lebih dari 5.000 (2015) menunjukkan bahwa 67.4%
shift keperawatan melaporkan 40% dari shift responden memiliki kinerja kurang dan
kerja melebihi 12 jam, hal ini menunjukkan 65.2% responden mempersepsikan beban
bahwa perawat sering bekerja lebih lama dari kerja berat, hal ini dapat disimpulkan bahwa
yang dijadwalkan (Rogers, et.al dalam terdapat hubungan antara beban kerja dengan
Arlina 2016). kinerja perawat. Namun hal ini bertentangan
Beratnya pekerjaan dan tugas yang diemban dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
oleh perawat baik secara fisik maupun Waryantini & Maya (2020), hasil
mental dan juga bahaya yang dapat terjadi penelitiannya menggunakan uji rank
kapan saja menyebabkan perawat mudah spearman dengan hasil p = 0,884 > (0,05)
mengalami kelelahan fisik (Kejenuhan Kerja sehingga Ho diterima, hal ini dapat
Syndrome) dan menimbulkan beban kerja disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang berat. Efek Kejenuhan Kerja pada antara beban kerja dengan kinerja perawat.
perawat akan merasa stress yang berlebih Selain beban kerja yang tinggi penelitian lain
dan ketidakpuasan. Sehingga perawat akan juga menyebutkan bahwa kinerja perawat
sulit dalam menyesuaikan jam kerja yang berhubungan dengan kelelahan fisik/
sudah ada. Tentu ini akan berpengaruh pada Kejenuhan Kerja Syndrome (Shinta & Laely,
performa perawat yang berakibat juga 2020).
terhadap kepuasan pasien. Rasa semangat

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 59


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 11 No. 1 April 2023

RSUD Kota Bandung merupakan salah satu KAJIAN LITERATUR


Rumah Sakit rujukan di kota bandung, Beban Kerja
menurut hasil penelitian dari Liliandari Beban kerja adalah suatu kondisi dari
(2021) hampir seluruhnya atau mayoritas pekerjaan dengan uraian tugasnya yang
perawat di ruang rawat inap RSUD Kota harus diselesaikan pada batas waktu tertentu
Bandung (60.0%) memiliki beban kerja (Tarwaka dalam Kevin F, 2016). Menurut
tinggi serta hampir seluruhnya sebanyak Koesomowidjojo dalam Ma’rih 2017 beban
70.0% mengalami Kejenuhan Kerja dengan kerja kuantitatif akan menunjukan adanya
kategori sedang. Dari hasil studi jumlah pekerjaan besar yang harus
pendahuluan, penulis juga telah melakukan dilaksanakan seperti jam kerja yang cukup
studi pendahuluan pada 5 orang perawat tinggi, tekanan kerja yang cukup besar, atau
yang bekerja di RSUD Kota Bandung dan berupa besarnya tanggung jawab yang besar
perawat tersebut juga sedang melanjutkan atas pekerjaan yang diampunya. Beban kerja
pendidikan jenjang S1 Keperawatan dan perawat adalah seluruh kegiatan atau
sudah mulai menyusun proposal skripsi, 3 aktifitas yang dilakukan oleh seorang
perawat mengatakan konsentrasi mulai perawat selama bertugas disuatu unit
terbagi antara kerja dan kuliah, perbandingan pelayanan keperawatan (Marquish dan
jumlah perawat dan pasien tidak seimbang Marquish, 2010).
sehingga menyebabkan beban kerja
meningkat, selain mengakibatkan kelelahan Kejenuhan Kerja
fisik hal tersebut juga mengakibatkan Definisi Kejenuhan Kerja menurut Maslach
kelelahan psikis dan emosional apalagi dan Leiter (2007 dalam Nelma, 2019) adalah
ketika pasien yang dirawatnya sulit untuk fenomena psikis yang berkaitan dengan
diajak kerjasama, hal ini berefek pada kinerja pekerjaan. Kejenuhan Kerja juga dimaknai
yang menurun, 2 perawat lain mengatakan sebagai sindrom kelelahan emosional dan
tidak terlalu memikirkan terlalu berat sinisme yang seringkali terjadi pada orang
masalahmasalah dalam hidupnya, cukup yang bekerja (Andarini, 2018). Kejenuhan
dijalani sesuai alurnya. Kerja mengacu pada efek emosional
Selain wawancara dengan perawat, peneliti berkaitan dengan perasaan frustrasi dan
juga mewawancarai beberapa pasien dan ketidakberdayaan yang kemudian
keluarga pasien yang sedang dirawat. berkembang dalam sikap negatif pekerja
Peneliti mewawancarai kepada 10 orang (Raudenská et al., 2020).
pasien dan keluarga pasien mengenai kinerja
perawat dalam pemberian asuhan Kinerja
keperawatan didapatkan data bahwa 2 orang Kinerja pada suatu organisasi dapat
menyatakan kurang puas terhadap kinerja dijadikan sebagai acuan berhasil atau
perawatnya dalam hal tindakan dan tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan
komunikasi perawat, 2 orang menyatakan yang ditetapkan. Chandra & Priyono (2016)
puas terhadap pelayanan perawat dan 6 mendeskripsikan kinerja sebagai
orang menyatakan cukup dan sedang kemampuan individu dalam mencapai
terhadap kinerja perrawat. Dari paparan dan persyaratan pekerjaan dengan indikator
hasil studi pendahuluan di atas peneliti kesetiaan, prestasi, tanggung jawab,
tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pekerjaan, kejujuran, ketaatan. Dimensi
“Pengaruh Beban Kerja dan Kejenuhan kinerja ialah ukuran dan penilaian dari
Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di perilaku di tempat kerja meliputi kualitas dan
RSUD Kota Bandung”. kuantitas output, waktu kerja, hingga
hubungan kerjasama sesame rekan kerja
(Indarti et al., 2014). Dalam organisasi,
terutama yang berorientasi pada keuntungan,
kinerja dianggap paling banyak berperan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 60


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 11 No. 1 April 2023

penting dalam menghasilkan keuntungan dalam anlisis parametrik. Apabila data tidak
berkelanjutan (Hamid & Hassan, 2015). berdistribusi normal, maka kita tidak dapat
menggunakan anlisis parametrik melainkan
METODE PENELITIAN menggunakan analisis non-parametrik. Uji
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota normalitas pada penelitian ini menggunakan
Bandung yang beralamat di Jl. Rumah Sakit uji statistik non parametrik Kolmogorov
No.22, Pakemitan, Cinambo, Kota Bandung, Smirnov (K-S). Untuk mengetahui hasil uji
Jawa Barat 45474 bulan Oktober sampai normalitas menggunakan uji K-S dapat
dengan bulan Desember 2021. Design dilakukan sebagai berikut:
penelitian kuantitatif, metode penelitian - Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05
kuantitatif merupakan metode yang maka data berdistribusi normal
digunakan untuk meneliti pada populasi atau - Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05
sampel tertentu, pengumpulan data maka data tidak berdistribusi normal
menggunakan instrumen penelitian, dan
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang Uji Heteroskedasitas.
ditetapkan (Sugiyono, 2015). Populasi dalam Menurut Lupiyoadi & Ikhsan (2015)
penelitian ini adalah 251, sedangkan heteroskedastisitas berarti variasi residual
samplenya adalah 72 orang. tidak sama dari satu pengamatan yang lain
sama, agar memberikan pendugaan model
Uji Validitas lebih akurat. Apabila probabilitas
Berdasarkan tabel uji validitas menunjukkan signifikansinya di atas tingkat kepercayaan
bahwa semua item valid karena telah 5%, dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi taraf signifikan 5 % yaitu nilai tidak mengandung adanya
rhitung > dari t-tabel. Nilai r-tabel pada uji heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
validitas ini adalah 0,361.
Uji Multikolinieritas.
Uji Reabilitas Menurut Lupiyoadi & Ikhsan (2015)
Dari hasil nilai analisa nilai Cronbach’s multikolinieritas suatu kondisi dimana
alpha > r-table, sehingga dapat disimpulkan terjadi korelasi atau hubungan yang kuat
bahwa instrument penelitian ini reliable. diantara variabel bebas yang diikutsertakan
dalam pembentukan model regresi linier.
Analisis Regresi Berganda Untuk mengetahui apakah suatu model
Setelah data terkumpul, maka langkah regresi yang dihasilkan mengalami gejala
selanjutnya adalah menghitungnya dengan multikolinieritas dapat dilihat pada nilai VIF
menggunakan analisis korelasi berganda (Variance Inflation Factor). Model regresi
yang bertujuan untuk mencari hubungan yang baik apabila hasil penghitungan
antara variabel yang diteliti. Penelitian ini menghasilkan VIF < 10, bila menghasilkan
menggunakan dua variabel bebas, yakni nilai VIF > 10 berarti telah terjadi
beban kerja (X1) dan Kejenuhan Kerja (X2), multikolinieritas yang serius didalam model
dan satu variabel terikat yaitu Kinerja regresi (Lupiyoadi & Ikhsan, 2015).
Perawat (Y). Penggunaan korelasi ganda
digunakan untuk menguji hubungan kedua Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).
variabel bebas (X1) dan (X2) dengan Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
variabel terikat (Y). apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model
Uji Normalitas mempunya pengaruh secara bersama-sama
Menurut Lupiyoadi & Ikhsan (2015) uji terhadap variabel dependen atau terikat
normalitas data merupakan uji distribusi data (Ghozali, 2011).
yang akan dianalisis, apakah penyebarannya Pengujian dilakukan dengan menggunakan
normal atau tidak, sehingga dapat digunakan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%).

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 61


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 11 No. 1 April 2023

Menurut Sugiyono (2017) terdapat dua


Pengujian Koefisien Determinasi ( 2). pengaruh dalam uji t seperti tergambar dalam
Uji koefisien determinasi (2) digunakan kurva di bawah ini:
untuk mengetahui presentase sumbangan
pengaruh serentak variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat. Koefisien
determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted
2
dimana untuk menginterpretasikan
besarnya nilai koefisien determinasi harus
diubah kedalam bentuk persentase (Ghozali,
2011). Apabila nilai koefisien determinasi (2)
semakin mendekati angka 1, maka model
regresi dianggap semakin baik Pada Gambar IV.1
penelitian ini menggunakan nilai Adjusted Kurva Pengaruh Positif dan Negatif
R-Square pada saat mengevaluasi model Dari hasil analisa di atas maka dapat
regresi terbaik. disimpulkan bahwa beban kerja berpengaruh
negatif terhadap kinerja perawat, artinya jika
Uji Autokorelasi beban kerja rendah maka kinerja akan baik
Autokorelasi adalah adanya korelasi antar begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian
variabel itu sendiri, pada pengamatan yang menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) ditolak
berbeda waktu dan individu. Umumnya pada dan (Ha) diterima.
kasus ini banyak yang terjadi pada data time
series. Gejala autokorelasi ini dapat Hubungan Kejenuhan Kerja Terhadap
dideteksi dengan menggunakan uji Dorbin Kinerja Perawat Di RSUD Kota
Watson. Untuk menguji apakah terdapat Bandung
autokorelasi atau tidak dalam model regresi Berdasarkan hasil penelitian tentang
ketentuannya adalah: hubungan Kejenuhan Kerja dengan kinerja
a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW perawat di RSUD Kota Bandung memiliki
dibawah -2 (DW < -2) dua hipotesis yaitu:
b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW Ho: Kejenuhan Kerja tidak berpengaruh
berada diantara -2 dan 2 atau -2 < DW < terhadap kinerja perawat di RSUD Kota
2 Bandung.
c. Terjadi korelasi negative, jika nilai DW Ha: Kejenuhan Kerja berpengaruh terhadap
diatas (DW >2) kinerja perawat di RSUD Kota Bandung.
Hubungan Beban Kerja Terhadap Kinerja Berdasarkan data yang dikelola software
Perawat Di RSUD Kota Bandung SPSS Versi 20 dan hasil analisa nilai sig.
Berdasarkan hasil penelitian tentang untuk pengaruh X2 dan Y adalah sebesar
hubungan beban kerja dengan kinerja 0,000 < 0,005 diperoleh nilai t hitung
perawat di RSUD Kota Bandung memiliki variabel beban kerja sebesar -4.545
dua hipotesis yaitu: sedangkan nilai t tabel adalah 1,666. Dari
Ho: Beban kerja tidak berpengaruh terhadap hasil analisa di atas maka dapat disimpulkan
kinerja perawat di RSUD Kota Bandung. bahwa Kejenuhan Kerja berpengaruh negatif
Ha: Beban kerja berpengaruh terhadap terhadap kinerja perawat, artinya jika
kinerja perawat di RSUD Kota Bandung. Kejenuhan Kerja rendah maka kinerja akan
Berdasarkan data dari Software SPSS Versi baik begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian
20 serta hasil analisa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) ditolak
diketahui nilai sig. untuk pengaruh X1 dan Y dan (Ha) diterima.
adalah sebesar 0,000 < 0,005 diperoleh nilai
t hitung variabel beban kerja sebesar -4.055
sedangkan nilai t tabel adalah 1,666.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 62


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 11 No. 1 April 2023

Pengaruh Beban Kerja dan Kejenuhan kepuasan kerja dll, hal ini sejalan dengan
Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di hasil penelitian yang dilakukan oleh Elizar
RSUD Kota Bandung (2019). Menyatakan bahwa terdapat
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan pengaruh antara stress kerja, beban kerja dan
tentang pengaruh beban kerja dan Kejenuhan kepuasan kerja terhadap kinerja perawat.
Kerja terhadap kinerja perawat di RSUD Penelitian lain juga menyebutkan bahwa
Kota Bandung memiliki dua hipotesis yaitu: kinerja perawat dipengaruhi oleh motivasi
Ho : Beban kerja dan Kejenuhan Kerja dengan nilai p value 0,000. Variabel
secara simultan tidak berpengaruh terhadap independen yang memiliki dampak lebih
kinerja perawat di RSUD Kota Bandung. besar terhadap kinerja berdasarkan analisa
Ha : Beban Kerja dan Kejenuhan Kerja data adalah Kejenuhan Kerja yaitu dengan
secara simultan berpengaruh terhadap nilai -796 sedangkan nilai korelasi dengan
kinerja perawat di RSUD Kota Bandung. beban kerja adalah -784. Menurut penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat yang dilakukan oleh Suci (2019)
nilai F hitung dari hasil pengolahan data menjelaskan bahwa presentasi pengaruh
sebesar 82.040 dan nilai ini menjadi statistik Kejenuhan Kerja dan kinerja perawat yang
uji yang akan dibandingkan dengan nilai F dilakukan di PT Graha Pusri Medika sebesar
dari tabel. Dari tabel F pada α = 0.05 dan 66,4%.
derajat bebas (n-2) diperoleh nilai F tabel Dari hasil analisa di atas tentang hubungan
sebesar 3,12. Karena F hitung (82.040) lebih Kejenuhan Kerja dengan kinerja memiliki
besar dari F tabel (3,12) maka pada tingkat hubungan yang negatif, semakin tinggi
kekeliruan 5% (α = 0.05) diputuskan untuk tingkat Kejenuhan Kerja dalam bekerja
Ha diterima dan Ho di tolak. Artinya dengan maka akan menurunkan kinerjanya. Hal ini
tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan sejalan dengan penelitian Zakiyati (2017)
bahwa beban kerja dan Kejenuhan Kerja yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
secara simultan (bersama-sama) yang negatif antara Kejenuhan Kerja denga
berpengaruh signifikan terhadap kinerja kinerja perawar dengan nilai -4197 dan
perawat di RSUD Kota Bandung. 0,000. Dari hasil analisa diatas tentang
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data hubungan beban kerja dengan kinerja
menggunakan alat bantu SPSS versi 20 perawat memiliki hubungan yang negatif.
didapatkan bahwa koefisien determinasi Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
dengan nilai R-Square sebesar 0,704, hasil menyebutkan bahwa beban kerja yang berat
ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh akan menimbulkan berbagai efek yaitu
beban kerja (X1) dan Kejenuhan Kerja (X2) kelelahan fisik maupun mental, serta bisa
terhadap kinerja perawat (Y) adalah sebesar mempengaruhi kualitas kinerja perawat. Saat
70,4 % dan sisanya sebesar 29,6% menghadapi tugas, perawat dituntut untuk
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat menyelesaikannya dengan dengan
dimasukan dalam model penelitian. cepat dan tepat. apabila keterbatasan
Keeratan hubungan antara variabel individu menghambat atau menghalangi
independen dan dependen memiliki keeratan hasil kerja pada tingkat yang digarapkan,
yang sangat kuat dengan nilai R yaitu 0,839. berarti telah terjadi kesenjangan antara
tingkat kemampuan dan kapasitas yang
PEMBAHASAN dimiliki, dapat dilihat pada hasil jawaban
Dari hasil analisa data di atas menunjukkan dari responden yang mengisi kuesioner pada
bahwa adanya hubungan yang sangat kuat pertanyaan “Pengetahuan dan keterampilan
antara variabel beban kerja dan Kejenuhan yang saya miliki tidak mampu mengimbangi
Kerja terhadap kinerja perawat sebesar sulitnya pekerjaan”.
(70,4)%, adapun 29,6% dipengaruhi oleh Berdasarkan data dari responden perawat
variabel lain. Variabel lain yang mungkin dengan beban kerja ringan sebanyak 8 orang
dapat mempengaruhi seperti stress kerja, (11,1%), beban kerja sedang 54 orang (75%),

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 63


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 11 No. 1 April 2023

dan beban kerja berat 10 orang (13,9%), Implikasi Manajerial


sehingga dapat disimpulkan bahwa hampir Bandung. Maka dari itu dapat di
seluruhnya responden memiliki beban kerja implikasikan sebagai berikut:
sedang. Beban kerja perawat di rumah sakit 1. Berdasarkan penelitian yang telah
meliputi bedan kerja fisik dan mental. Beban dilakukan, diketahui bahwa beban kerja
kerja fisik meliputi mendorong brankar, berpengaruh secara siginfikan terhadap
mengangkat pasien, memandikan pasien kinerja perawat di RSUD Kota Bandung.
imobilisasi, mendorong peralatan kesehatan. Maka dari itu dapat memberikan
Sedangkan beban kerja mental bekerja implikasi bagi pihak RSUD Kota
dengan sistem shift, bekerja dengan Bandung untuk mengevaluasi komponen
keterampulan khusus dalam merawat pasien beban kerja apa saja yang mempengaruhi
, tanggung jawab terhadap kesembuhan serta kinerja dengan harapan untuk membuat
harus menjalin komunikasi dengan pasien. perencanaan guna meningkatkan kinerja
Dari gambaran beban kerja di atas terlihat perawat agar lebih baik.
bahwa perawat menghadapi beban kerja 2. Berdasarkan penelitian yang telah
yang bervariasi berat ringannya dan bisa jadi dilakukan, diketahui bahwa Kejenuhan
dipengaruhi oleh ruangan masing-masing Kerja berpengaruh secara siginfikan
perawat. terhadap kinerja perawat di RSUD Kota
Hasil analisa variabel Kejenuhan Kerja Bandung. Maka dari itu dapat
adalah perawat dengan Kejenuhan Kerja memberikan implikasi bagi pihak RSUD
ringan sebanyak 2 orang (2,8%), Kejenuhan Kota Bandung untuk mengevaluasi
Kerja sedang 60 orang (83,3%), dan komponen Kejenuhan Kerja apa saja
Kejenuhan Kerja berat 10 orang (13,9%), yang mempengaruhi kinerja dengan
sehingga dapat disimpulkan bahwa hampir harapan untuk membuat perencanaan
seluruhnya responden memiliki Kejenuhan guna meningkatkan kinerja perawat agar
Kerja sedang. lebih baik.

PENUTUP Saran
Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian saran yang
Beban kerja berpengaruh negatif terhadap dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai
kinerja perawat. Semakin berat beban kerja berikut:
maka kinerja perawat semakin kurang. 1. Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bandung
RSUD Kota Bandung hampir seluruhnya Berdasarkan hasil penelitian beban kerja dan
responden memiliki beban kerja sedang. Kejenuhan Kerja berpengaruh terhadap
1. Kejenuhan Kerja berpengaruh negatif kinerja. Oleh karena itu beban kerja dan
terhadap kinerja perawat. Semakin berat Kejenuhan Kerja pada perawat di RSUD
Kejenuhan Kerja maka kinerja perawat Kota Bandung bisa dievaluasi kembali oleh
semakin kurang. Berdasarkan penelitian bagian Mutu Pelayanan indikator apa saja
yang dilakukan di RSUD Kota Bandung, yang dapat mempengaruhi kinerja, sehingga
hampir seluruhnya responden memiliki diharapkan kinerja perawat akan semakin
Kejenuhan Kerja sedang. baik.
2. Beban kerja dan Kejenuhan Kerja 2. Peneliti Selanjutnya
memiliki pengaruh negatif terhadap Penelitian ini hanya menggunakan metode
kinerja perawat. Berdasarkan penelitian deskriptif dan statistik yang mengandalkan
yang dilakukan di RSUD Kota Bandung, pendekatan kuantitatif dan pengujian
hampir seluruhnya responden memiliki statistik berupa angka-angka sebagai dasar
Kejenuhan Kerja sedang. untuk menarik kesimpulan. Disarankan
untuk peneliti selanjutnya perlu dilengkapi

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 64


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 11 No. 1 April 2023

dengan pendekatan kualitatif untuk Potu, A. (2013). Kepemimpinan, Motivasi


mempertajam kajian, selain itu faktor-faktor dan Lingkungan Kerja Pengaruhnya
yang mempengaruhi kinerja perawat selain Terhadap Kinerja Karyawan pada
beban kerja dan Kejenuhan Kerja. kanwil Ditjen Kekayaan Negara
Suluttenggo dan Maluku Utara di
REFERENSI Manado. Jurnal EMBA, 1(1): 1208-
Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku 1218.
Dalam: Sikap Manusia Teori dan Reddin. (2011). The 3-D Management Style
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Theory: a Typology Based On Task
Pelajar. and Relationship Orientation.
Budiono & Pertami, S. B. (2016). Konsep Training and Development Journal.
Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi April 2011. Hal 8-17. Rineka Cipta.
Medika. Riduwan. (2012). Metode & Teknik
Darmadi, H. (2013). Metode Penelitian dan Menyusun Proposal Penelitian.
Sosial. Bandung: Alfabeta. Bandung: Alfabeta
Darmawan. (2013). Metode Penelitian Rivai & Basri. (2005). Manajemen Sumber
Kuantitatif. Bandung: Remaja Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Rosdakarya. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Simanjuntak. (2005). Manajemen dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Evaluasi Kinerja. Jakarta: Fakultas
Ke empat. Jakarta: Balai Ekonomi Universitas Indonesia.
Pustaka. Simanjuntak, P. A. (2020). Pengaruh Etos
Hakim, A. R. (2010). Kreatif Dalam Kerja, Kepuasan Kerja, Sikap Kerja
Organisasi (Studi pada Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Kreatif). Semarang. Pegawai pada Kantor Pelayanan
Haryanto, D. (2017). Pengaruh Gaya Pajak Pratama Medan Polonia. Vol. 2
Kepemimpinan, Kompensasi dan No. 1, Februari 2020.
Komitmen Organisasi Terhadap Siregar, S. (2013). Metode Penelitian
Kinerja Karyawan CV. Indyferyto Kuatitaif. Jakarta: PT Fajar
Group Yogyakarta. Interpratama Mandiri
Hasibuan, M. (2016). Manajemen Sumber Soegandhi, V. M., Sutanto, E. M., Setiawan,
Daya Manusia. Jakarta: Penerbit R. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja
Bumi Aksara. dan Loyalitas Kerja Terhadap
Kartono, K. (2000). Hygiene Mental. Organizational Citizentship Behavior
Jakarta: CV. Mandar Maju. pada Karyawan PT. Surya Timur
Kiswanto. (2010). Kinerja Karyawan Kaltim Sakti Jatim.
Pos Samarinda. 6(1), 1429-1439. Subakti, A. G. (2013). Pengaruh Motivasi,
Mangkunegara, A. P. (2017). Manajemen Kepuasan dan Sikap Kerja terhadap
Sumber Daya Mnausia Perusahaan Kinerja Karyawan di Café X Bogor.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Vol. 4 No. 2: Binus Business Review.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Umum. Yogyakarta: CV. Andi.
Nursalam. (2013). Metodologi
Penelitian: Pendekatan Praktis (edisi
3). Jakarta: Salemba Medika. BIODATA PENULIS
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Penulis 1
Indonesia No. 26 Tahun 2019 tentang Nama lengkap Umi khasanah lahir di
Peraturan Pelaksanaan Undang- Kebumen, Jawa Tengah pada tanggal 19
undang No. 38 Tahun 2014 September 1989. Tempat tinggal Jl.
Tentang Keperawatan Cihaurkuku Rt 05 Rw 01 Antapani,

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 65


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 11 No. 1 April 2023

Bandung. Riwayat Pendidikan MI Agustus 1995. Tempat tinggal Binong Utara


Muhammadiyah 2 Argosari tahun 1997- 13 RT: 08 Rw 02 Kiaracondong Bandung.
2003, MTs Sultan Agung Kalibangkang Riwayat Pendidikan SD N 1 Somogede
tahun 2003-2006, tahun 2001-2007, SMP N 1 Wadaslintang
SMK Negeri 1 Karanganyar 2006-2009, tahun 2007-2010, SMA N 1 Wadaslintang
Program Sarjana di Fakultas Keperawatan tahun 2010-2013, Program Sarjana di
Universitas BSI Bandung tahun 2010-2014, Fakultas Keperawatan Universitas BSI
Program Profesi Ners di Universitas BSI Bandung tahun 2013-2017, Program Profesi
Bandung tahun 2014-2015, Magister Ners di Universitas BSI Bandung tahun
keperawatan di Universitas Jendral achmad 2017-2018, Magister keperawatan di
yani tahun 2021 sampai sekarang. Saat ini Universitas Jendral achmad yani tahun 2021
saya bekerja di Universitas Adhirajasa sampai sekarang. Saat ini saya bekerja di
Reswara Sanjaya sebagai staff akademik di Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
program studi sarjana keperawatan dari sebagai staff akademik di program studi
tahun 2020 sampai sekarang. sarjana keperawatan dari tahun 2019 sampai
sekarang.
Penulis 2
Nama lengkap Anggi Saputra lahir di
Wonosobo, Jawa Tengah pada tanggal 14

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 66


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index

Anda mungkin juga menyukai