Anda di halaman 1dari 12

JKMM, Desember 2019,Vol. 2 No.

2 ISSN:2599-1167
JURNAL MKMI, Vol 4 No.1 , Desember 2019

Hubungan Stres Kerja Dan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja pada
Perawat di RSUDTenriawaru Kelas B Kabupaten Bone Tahun 2018

Relationship Work Stres And Workload With Work Fatigue On Nurses


At Tenriawaru Hospital Class B District Bone Year 2018

Dewi Mulfiyanti1, Masyitha Muis2, Fridawaty Rivai3


1Bagian Kesker, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
2Bagian Kesker, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
3Bagian Mars, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin

email: dewwimulfiyanti@gmail.com

ABSTRAK
Selama dua tahun terakhir ini RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone mengalami peningkatan jumlah
pasien yang dibuktikan dengan Bed Occupancy Rate (BOR), hal ini membuat beban kerja para perawat
semakin bertambah, semakin bertambahnya beban para perawat semakin bertambah tingkat kelelahan yang
dirasakan perawat dan jika hal ini terus berlanjut akan terjadi penurunan produktivitas kerja dan dapat
memicu terjadinya stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara beban kerja dan
stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone Tahun 2018.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik, dengan menggunakan pendekatan
Cross Sectional, dan mengambil 65 perawat untuk menjadi responden dengan menggunakan teknik
purposive sampling yaitu teknik dengan tujuan atau pertimbangan tertentu yang memenuhi kriteria inklusi
hasil kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji
validitasnya. Uji statistik yang di gunakan yaitu uji univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perawat yang merasakan kelelahan tinggi sebanyak 43,1%. Perawat dengan beban kerja sedang
sebanyak 61,5%. Perawat yang mengalami stres sedang sebanyak 95,4%. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kelelahan kerja (p = 0,001) dan terdapat
hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja (p = 0,001).
Kata kunci : Stres Kerja, Beban Kerja, Kelelahan Kerja
Abstract

For the last two years Tenriawaru Distict general Hospital B Class Bone District has increased the number
of patients proved by Bed Occupancy Rate (BOR), this makes the workload of nurses increasing, the burden
of the nurses increased the level of fatigue felt by nurses and if things this continues to be a decline in work
productivity and trigger the occurrence of work stress. This study aims to analyze the relationship between
workload and work stress eith work fatigue on nurses Tenriawaru Class B District Bone Year 2018.The
research uses research analytic observational method, using Cross Sectional approach. The sample
research were 65 nurses to become respondents by using techniques purposive sampling that was technique
with a specific purpose or consideration that meets the inclusion criteria of the inclusion criteria results.
Data collection was done by using qustionnaires that have been tested its validity. The statistical anaysis
used is univariate and bivariate test.The results showed that nurses who feel high fatigue as mush as 43,1%.
Nurses with medium work load was 61,5%. Nurses who experience severe stress was 95,4%. This shows that
there was significant relationship between work stress and work fatigue (p = 0,001) and there was relation
between work stress and work fatigue (p = 0,001).
Keywords: Job Stress, Workload, Work Fatigue

1
Mulfiyanti, dkk., 2019

PENDAHULUAN di bidang industri, namun juga

Setiap tempat kerja dituntut dibidang pelayanan kesehatan,

untuk melakukan pelaksanaan contohnya perawat. Penelitan ini

Kesehatan dan Keselamatan Kerja serupa yang dilakukan oleh

(K3). Menurut America Sociaty of Windyananti (2010), menunjukkan

Safety and Engineering (ASSE) sebagaian besar perawat di Ruang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Mawar Kuning IRNA RSUD

yang berkaitan dengan lingkungan dan Kabupaten Sidoarjo mengalami

situasi kerja merupakan suatu bidang kelelahan. Selain itu penelitian yang

kegiatan yang bertuuan untuk dilakukan oleh Perwitasari (2014),

mencegah semua jenis kecelakaan bahwa sebagian besar perawat di

(Tarwaka, 2010). Kesehatan dan RSUD dr. Mohamad Soewandhie

Keselamatan Kerja (K3) diterapkan Surabaya mengalami kelelahan kerja

dieluruh tempat kerja yang memiliki sedang. Penelitian serupa juga

pekerja, termasuk Rumah Sakit (Wagiu dilakukan oleh Maharja (2015), bahwa

dkk., 2017). sebagian besar responden di Instalasi

Data dari Occupational Safety Rawat Inap RSU Haji Surabaya

And Health Adrimistration (OSHA) diketahui bahwa sebagian besar

pada tahun 2011, rumah sakit responden menagalami kelelahan kerja

Amerika Serikat tercatat 58.860 tingkat sedang yaitu sebanyak 14 orang

kecelakaan kerja dan penyakit yang (51,9 %) dari total responden 27 orang

menyebabkan karyawan kehilangan perawat. Kelelahan kerja tingkat

pekerjaan. Dalam hal tingkat kasus sedang ini menunjukan bahwa perawat

kehilangan waktu, lebih berbahaya mudah mengalami kelelahan kerja

untuk bekerja di rumah sakit dari pada dengan tingkat yang cukup tinggi

di konstruksi atau manufaktur.(OSHA, (Maharja, 2015).

2011). The Joint Comission pada tahun RSUD Tenriawaru Kelas B

2008 juga melaporkan 300% lebih Kabupaten Bone merupakan Rumah

perawat membuat kesalahan karena Sakit Daerah yang banyak menerima

kelelahan dan berujung kepada rujukan dari Rumah Sakit tipe C dan

kematian pasien (Suwandi dkk., 2017). termasuk rumah sakit tipe B

Kelelahan kerja tidak hanya pendidikan. Visi dari RSUD

dialami oleh tenaga kerja yang bekerja Tenriawaru adalah menjadi Rumah
Sakit pendidikan yang berkualitas dan

2
Mulfiyanti, dkk., 2019

mandiri untuk mewujudkan pelayanan semakin bertambah tingkat kelelahan


kesehatan paripurna menuju yang dirasakan perawat dan jika hal ini
masyarakat Bone yang sehat. Dalam terus berlanjut akan terjadi penurunan
dua tahun terakhir ini RSUD produktivitas kerja dan dapat memicu
Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone terjadinya stres kerja.
mengalami peningkatan jumlah pasien Berdasarkan pada penelitian
yang dibuktikan dengan Bed sebelumnya diantaranya penelitian
Occupancy Rate (BOR) atau angka tentang hubungan antara beban kerja
penggunaan tempat tidur. dan stres kerja dengan kelelahan kerja

Bed Occupancy Rate (BOR) pada perawat rumah sakit Bhayangkara

menggambarkan tingkat rata-ratta Tk. III Manado (Suwandi dkk.,2017),

tempat tidur. Angka BOR idealnya hubungan antara beban kerja fisik dan

yaitu 60%-80%. Berdasarkan studi stres kerja dengan perasaan kelelahan

pendahuluan yang dilakukan, capaian kerja pada perawatan di ruang rawat

BOR pada tahun 2016 dari Ruang inap rumah sakit tk. III r. w. mongisidi

Rawat Inap 79,42% dan IGD 75,08%. manado yang dilakukan (Qalbhi dkk.,

Sementara pada tahun 2017 di Ruang 2016), hubungan Stres Kerja dengan

Rawat Inap cenderung mengalami Kelelahan Kerja Perawat di Ruang

peningkatan mencapai 85% dan IGD Rawat Inap RSU GMIM Kalooran

78 , 28 % data ini menunjukkan Amurang yang diteliti oleh

adanya peningkatan capaian BOR (Lendombela, 2017). Tujuan penelitian

dilihat dari dua tahun terakhir. Data adalah untuk menganalisis hubungan

dari Laporan Tahunan Instalasi Rawat stres kerja dan beban kerja dengan

Inap dan IGD RSUD Tenriawaru Kelas Kelelahan Kerja Pada Perawat Di

B Kabupaten Bone (2018), diperoleh RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone

jumlah kunjungan pasien rawat inap Tahun 2018.

dari bulan januari sampai April 1.123


BAHAN DAN METODE
pasien dan IGD 1.152 pasien. Bed
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Occupancy Rate (BOR) tahun 2018 di
Instalasi Rawat Inap 84,52% dan IGD Penelitian ini dilaksanakan di

85%. Hal ini membuat beban kerja para IGD dan Instalasi Rawat Inap RSUD

perawat semakin bertambah, semakin Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone

bertambahnya beban para perawat pada bulan Mei s/d Juni 2018. Jenis
penelitian yang digunakan adalah

3
Mulfiyanti, dkk., 2019

observasional analitik dengan pendekatan Committee (IFRC) untuk mengukur


cross sectional (potong lintang). kelelahan kerja dan kuesioner Survei
Diagnostic Stres untuk mengukur stres
Populasi dan Sampel
kerja yang yang telah di uji validitas
Populasi pada penelitian ini
dan rehabilitasnya, serta beban kerja
adalah perawat sebanyak 89 orang
dihitung dengan cara menghitung
yang bekerja di Ruang Perawatan
denyut nadi kerja sebanyak 2 kali yaitu
Bedah (Zaal B), Ruang Perawatan
sebelum bekerja dan setelah bekerja
Anak (Zaal Anak), Ruang Perawatan
dengan menggunakan stop watch atau
Interna (Zaal C), Ruang Perawatan
jam tangan.
ICU, dan Ruang IGD RSUD
Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone. Analisis Data
Sampel dalam penelitian ini adalah 65 Data dianalisa dengan statistik
orang karena pengambilan sampel pada dengan menggunakan SPSS, untuk
penelitian ini dilakukan dengan menguji hubungan stres kerja dan
menggunakan teknik purposive beban kerja dengan kelelahan kerja
sampling yaitu teknik dengan tujuan pada perawat di RSUD Tenriawaru
atau pertimbangan tertentu yang Kelas B Kabupaten Bone Tahun 2018
memenuhi kriteria inklusi sebagai digunakan analisis univariat dan
berikut; lama bekerja minimal 1 (satu ) analisis bivariat dengan menggunakan
tahun, tidak memiliki riwayat penyakit, uji Chi Square.
tidak menderita dan memiliki risiko
HASIL
memiliki, tidak merokok, responden
Karakteristik Responden
wanita tidak haid, mempunyai status
Tabel 1 memperlihatkan
gizi yang baik, tidak sedang hamil,
karakteristik responden bahwa
tidak sedang menyusui, tidak sedang
responden terbanyak berjenis kelamin
sakit waktu penelitian, umur tergolong
perempuan yaitu 36 orang orang
usia produktif ( 18 – 45 thn), dan
(55,4%) dengan kelompok umur
bersedia mengikuti penelitian.
terbanyak adalah 25-35 tahun yaitu 49
Metode Penumpulan Data orang (75,4%). Pada Umur tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar
Pengumpulan data dilakukan
responden berada pada usia produktif
dengan menggunakan kuesioner
dan siap menjalani pekerjaan baik
kuesioner Industrial Fatigue Research
secara fisik maupun psikologi. Dari

4
Mulfiyanti, dkk., 2019

jenjang pendidikan dapat diketahui orang (84,6%) dan sebagian besar


bahwa kelompok pendidikan responden memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT)
terbanyak adalah D-III yaitu 35 orang kategori normal yaitu 39 orang
(53,8%) hal ini menggambarkan (60,0%) menandakan bahwa
pengetahuan yang cukup memadai dari komposisi zat gizi dan kalori
responden. Disamping itu juga responden dalam keadaan baik dan
diperlukan pelatihan untuk sesuai kadarnya sehingga tidak
meningkatkan kompetensi responden di mengganggu aktifitas dan gerakan saat
bidang asuhan keperawatan sehingga memberikan pelayanan kesehatan.
mampu mengatasi permasalahan yang Analisis Bivariat Stres Kerja
muncul dalam pekerjaan Tabel 1 menunjukkan bahwa
keperawatannya. dari 3 orang (4,6%) responden yang
Masa kerja responden dengan stres kerja ringan merasakan
terbanyak adalah 5-20 tahun sebanyak kelelahan kategori rendah sebanyak 3
50 orang (76,9%) menunjukkan bahwa orang (4,6%). Dari 62 orang (60,0%)
sebagian besar responden sudah cukup responden dengan stres kerja sedang
lama bekerja dan kebanyakan masih mayoritas merasakan kelelahan
berstatus pegawai honor, hal ini akan kategori tinggi sebanyak 28 orang
memHubungani minat dan (43,1%) sisanya 11 orang (16,9%)
pengalaman dalam bekerja. merasakan kelelahan kategori rendah
Responden memiliki berat badan dan 23 orang (35,4%) merasakan
terbanyak lebih dari 50 kg yaitu 55 kelelahan kategori sedang.

Tabel 1 Distribusi Hubungan Stres Kerja Dengan Kelelahan Kerja pada Perawat
Berdasarkan Kuesioner di RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone Tahun
2018
Stres Kerja Sig (p)
n Mean Rank Sum of Ranks
Kelelahan Ringan 26 21.83 567.50
Kerja Sedang 39 40.45 1577.50 0,001
Total 65

Beban Kerja Pre merasakan kelelahan kategori sedang


Tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang (32,3%) sisanya 14
dari 44 orang (67,7%) responden yang orang (21,5%) merasakan kelelahan
dengan beban kerja ringan mayoritas kategori rendah, 9 orang (13,8%)

5
Mulfiyanti, dkk., 2019

merasakan kelelahan kategori tinggi. sebanyak 19 orang (29,2%) sisanya 2


Dari 21 orang (32,3%) responden orang (3,1%) merasakan kelelahan
dengan beban kerja sedang mayoritas kategori sedang.
merasakan kelelahan kategori tinggi

Tabel 2 Distribusi Hubungan Beban Kerja.Pre Dengan Kelelahan Kerja pada


Perawat Berdasarkan Kuesioner di RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone
Tahun 2018

Beban Kerja Kelelahan Kerja


Perawat Rendah Sedang Tinggi Total Sig (p)
n % n % n % n %
Ringan 14 21,5 21 32,3 9 13,8 44 67,7
Sedang 0 0 2 3,1 19 29,2 21 32,3 p=0,0
01
Total 14 21,5 23 35,4 28 43,1 65 100,0

Beban Kerja Post merasakan kategori tinggi. Dari 40


Tabel 3 menunjukkan bahwa orang (61,5%) responden dengan
dari 25 orang (38,5%) responden yang beban kerja sedang mayoritas
dengan beban kerja ringan mayoritas merasakan kelelahan kategori tinggi
merasakan kelelahan kategori rendah sebanyak 26 orang (40,0%) sisanya 14
sebanyak 14 orang (21,5%) sisanya 9 orang (21,5%) merasakan kelelahan
orang (13,8%) merasakan kelelahan kategori sedang.
kategori sedang dan 2 orang (3,1%)

Tabel 3 Distribusi Hubungan Beban Kerja Post dengan Kelelahan Kerja pada
Perawat Berdasarkan Kuesioner di RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone
Tahun 2018

Beban Kerja Kelelahan Kerja


Perawat Rendah Sedang Tinggi Total Sig
(p)
n % n % n % n %
Ringan 14 21,5 9 13,8 2 3,1 25 38,5
Sedang 0 0 14 21,5 26 40,0 40 61,5 p=0,
001
Total 14 21,5 23 35,4 28 43,1 65 100,0

6
Mulfiyanti, dkk., 2019

Tabel 4 Distribusi Hubungan Shift Kerja Dengan Kelelahan Kerja pada Perawat
Berdasarkan Kuesioner di RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone Tahun
2018

Shift Kerja
Perawat Rendah Sedang Tinggi Total Sig(p)
N % N % N % n %
Pagi 14 21,5 20 30,8 6 9,2 40 61,5
Siang+ 0 0 3 4,6 22 33,8 25 38,5 ]-
Malam
Total 14 21,5 23 35,4 28 43,1 65 100,0

Shift Kerja Penyebab stres kerja yaitu


Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 40 adanya beban kerja berlebih yang
orang (21,5%) responden yang diterima perawat diakibatkan oleh
bertugas shift pagi menunjukkan meningkatnya jumlah pasien dalam
mayoritas sebanyak 20 orang (30,8%) tiga bulan terakhir, sifat pekerjaan
mengalami kelelahan kategori sedang perawat yang monoton dapat memicu
sisanya sebanyak 14 orang merasakan adanya rasa kebosanan akan pekerjaan
kelelahan kategori rendah dan 6 orang tersebut, lingkungan kerja yang sering
(9,2%) merasakan kelelahan kategori terpapar dengan berbagai penyakit,
tinggi. Dari 25 orang (38,5%) kurangnya perhatian dari atasan, dan
responden yang bertugas pada shift konflik pada saat bekerja menyebabkan
siang dan malam mayoritas 22 orang adanya frustasi dalam bekerja. Stres
(30,8%) mengalami kelelahan kategori yang terjadi pada setiap individu
sedang sisanya sebanyak 3 orang berbeda- beda, tergantung dengan
(4,6%) mengalami kelelahan kategori tingkat masalah yang dihadapi setiap
sedang. individu itu sendiri. Berdasarkan teori
PEMBAHASAN yang ada bahwa faktor hubungan kerja
Dalam penelitian ini terlihat ditempat kerja merupakan faktor yang
bahwa ada beberapa variabel yang berpotensi menyebabkan terjadinya
secara signifikan berhubungan dengan stres. Ketidaknyamanan dalam
kelelahan kerja pada perawat yaitu melakukan pekerjaan, konflik dengan
stres kerja, beban kerja, jenis kelamin, sesama pekerja, serta kurangnya
umur dan masa kerja dan variabel yang komunikasi antar pekerja merupakan
tidak berhubungan adalah status gizi. dari adanya stres akibat kerja (Cooper

7
Mulfiyanti, dkk., 2019

dan Payne, 1988 dalam Tarwaka menimbulkan kelelahan kerja karena


(2015). Hasil penelitian ini tidak kurangnya waktu tidur khususnya pada
sejalan dengan penelitian yang shift malam. Hasil diatas sejalan
dilakukan oleh Pesik (2016) yang dengan penelitian Anastasia (2015)
mengatakan bahwa tidak terdapat dimana diperoleh melalui uji chi
hubungan antara stres kerja dengan square antara shift kerja dengan
tingkat kelelahan kerja pada perawat. kelelahan dapat diketahui nilai p =
Akan tetapi penelitian ini didukung 0,0001 dimana p < 0,05, artinya ada
dengan penelitian yang di lakukan oleh hubungan shift kerja dengan terjadinya
Widyasari (2010) yang mengatakan kelelahan pada perawat di Rumah
bahwa ada hubungan antara kelelahan Sakit Malahayati Medan tahun 2015.
dan stres kerja pada perawat. Penelitian lain seperti yang dilakukan
Berdasarkan pembagian waktu oleh Astianto (2014) juga
produktif dan non produktif yang telah menunjukkan adanya Hubungan kerja
dijabarkan dalam hasil penelitian pada shift terhadap kelelahan.
tabel 4.9 diketahui bahwa beban kerja Kelelahan kerja terjadi karena
yang dimiliki oleh perawat cenderung fungsi faal tubuh yang dapat berubah
tinggi, terutama pada shift malam. Shift karena faktor usia mempengaruhi
kerja di di RSUD Tenriawaru Kelas B ketahanan tubuh dan kapasitas kerja
Kabupaten Bone menggunakan tiga seseorang. Seseorang yang berumur
shift yaitu shift pagi (08.00 s.d 14.00 muda sanggup melakukan pekerjaan
WITA), shift siang (14.00 s.d 21.00 berat dan sebaliknyajika seseorang
WITA) dan shift malam (21.00 s.d berusia lanjut maka kemampuan untuk
08.00 WITA). Hal ini akan melakukan pekerjaan berat akan
menghubunkan beban kerja perawat menurun karena merasa cepat lelah dan
melihat keberagaman tugas yang tidak bergerak dengan gesit ketika
dilakukan perawat dan jam kerja yang melaksanakan tugasnya sehingga
melewati waktu standar jam kerja mempengaruhi kinerjanya. Penelitian
harian dan mingguan terutama pada tersebut sesuai dengan penelitian
shift malam selama 11 jam dengan Mayasari (2011) dalam Pesik (2016)
rotasi jaga yang tidak tetap. Perbedaan tentang perbedaan tingkat kelelahan
lama kerja juga menentukan tingkat perawat wanita yang menyatakan
kelelahan kerja. Menurut Setyawati bahwa kelelahan bukan karena faktor
(2010), bahwa shift kerja dapat usia seseorang. Banyaknya kegiatan
8
Mulfiyanti, dkk., 2019

yang dilakukan pada umur 21– 34 dengan gizi lebih, yang memiliki
tahun, meskipun secara teoritis perbedaan presentase dari 39
kelelahan lebih mudah dialami oleh responden dengan status gizi normal 15
umur yang lebih tua. responden (52,6%) mengalami
Secara umum wanita hanya kelelahan tinggi, sedangkan dari 17
mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari responden dengan status gizi, 9
kemampuan fisik atau kekuatan otot responden (13,8%) mengalami
laki-laki tetapi dalam hal tertentu kelelahan kerja tinggi Sejalan dengan
wanita lebih teliti daripada laki-laki. ini Supriasa (2002) dalam Lendombela
Menurut Konz (1996), dalam (2017) mengemukakan bahwa selain
Tarwaka., dkk (2010), untuk kerja seseorang dengan IMT obesitas,
fisik, wanita mempunyai volume seseorang dengan IMT kurus juga akan
oksigen maksimal 15-30% lebih rendah lebih mudah merasakan kelelahan
dibandingkan laki-laki. Kondisi ini akibat adanya perubahan fungsi tubuh
disebabkan presentase lemak tubuh karena simpanan zat gizi habis dan
perempuan lebih tinggi dan kadar Hb terjadi kemerosotan jaringan sehingga
darah lebih rendah dari laki-laki. Hal menyebabkan perubahan biokimia dan
ini yang menyebabkan perempuan rendahnya zat gizi dalam darah berupa
cenderung mengalami kelelahan kerja. rendahnya Hb, serum vitamin A dan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat Karoten. Hasil penelitian ini tidak
disimpulkan bahwa perempuan lebih sebanding dengan pernyataan
cepat merasakan kelelahan daripada Widyasari (2010) yang menyatakan
laki-laki. Penelitian ini sesuai dengan bahwa seorang dengan IMT obesitas
yang dilakukan oleh Perwitasari (2013) atau dengan status gizi lebih akan
menunjukkan bahwa terdapat mudah mengalami kelelahan dibanding
hubungan antara jenis kelamin dengan dengan seseorang dengan status gizi
kelelahan kerja. normal.
Status gizi merupakan salah Masa kerja merupakan
satu faktor individu yang dapat akumulasi waktu dimana pekerja telah
menyebabkan terjadinya kelelahan memegang pekerjaan tersebut.
pada pekerja. Berdasarkan pada Semakin banyak informasi yang kita
penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan simpan maka semakin banyak
bahwa jika dibandingkan antara keterampian yang kita pelajari dan
kelompok dengan status gizi normal akan semakin banyak hal yang kita
9
Mulfiyanti, dkk., 2019

kerjakan. Kelelahan berkaitan dengan KESIMPULAN DAN SARAN


tekanan yang terjadi pada saat bekerja Berdasarkan hasil penelitian
yang dapat berasal dari tugas kerja. dapat disimpulkan bahwa, ada
Tekanan yang konstan terjadi dengan hubungan yang signifikan antara stres
bertambahnya masa kerja seiring kerja dan beban kerja dengan kelelahan
dengan proses adaptasi. Proses adaptasi kerja pada perawat. Pada karakteristik
memberikan efek positif yaitu dapat perawat terdapat variabel yang
menurunkan ketegangan dan memiliki hubungan yang signifikan
peningkatan aktivitas atau performasi dengan kelelahan kerja pada perawat
kerja, sedangkan efek negatifnya batas yaitu umur, jenis kelamin dan masa
ketahanan tubuh yang berlebihan pada kerja sedangkan yang tidak memiliki
proses kerja. Kelelahan ini membawa hubungan yaitu status gizi. Adapun
kepada pengurangan fungsi psikologis saran yang perlu diakukan yaitu
dan fisoiologi yang dapat dihilangkan perlunya penjadwalan dan jumlah
dengan upaya pemulihan. Pada masa perawat disetiap shift kerja yang diatur
kerja dengan periode dekade, kelelahan secara baik agar perawat dapat
berasal dari kelebihan usaha selama meringankan beban kerja yang bisa
beberapa dekade dan dapat dipulihkan menimbulkan kelelehan pada perawat
dengan pensiun, sedangkan untuk masa dan bagi pihak Rumah Sakit agar dapat
kerja yang masih dalam periode memberikan pelatihan untuk
tahun kelelahan berasal dari meningkatkan kemampuan dan
kelebihan usaha selama beberapa pengalaman agar dapat menjalankan
tahun yang dapat dipulihkan dengan tugas dengan baik dan mungkin
liburan (Suma’mur, 2014). Sejalan diperlukan kontrol terhadap gejala stres
dengan penelitian yang dilakukan oleh dikemudian hari agar dapat
Pramitasari (2016) tentang pengaruh megurangi stress kerja pada perawat
masa kerja dan shift kerja terhadap Unit Gawat Darurat (UGD) dan Ruang
kelelahan kerja pada perawat inap di Rawat Inap di RSUD Tenriawaru
rumah sakit PKU Muhammadiyah Kelas B Kabupaten Bone.
Surakarta yang mengatakan bahwa ada
DAFTAR PUSTAKA
hubungan antara masa kerja dengan
Astianto. (2014). Pengaruh Stres
kelelahan kerja pada perawat di rumah Kerja Dan Beban Kerja
sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Terhadap Kinerja Karyawan
PDAM Surabaya. https://

10
Mulfiyanti, dkk., 2019

repository.stiesia.ac.id/370/ Perusahaan dan Keselamatan


(sitasi 25 Januari 2018) Kerja (Hiperkes). Jakarta : CV.
Lendombela, Ditya. (2017). Agung Seto.
Hubungan Stres kerja Dengan Setyawati, LM. (2010). Selintas
Kelelahan Kerja Perawat Di tentang kelelahan kerja.
Ruang rawat Inap RSU GMIM Yogyakarta: Amara Books.
Klooran Amurang. Program Suma’mur P. (2014). Kesehatan
Studi Ilmu Keperawatan Kerja Dalam Perspektif Hiperkes.
Fakultas Kedokteran Universitas Yogyakarta: Amara
sam Ratulangi. Manado Books
Maharja, R. (2015). Analisis Tingkat Suwandi, Asri W.A., Kawatu, Paul.
Kelelahan Kerja Berdasarkan A.T., Akili, Rahayu H,. (2017).
Beban Kerja Fisik Perawat di Hubungan Antara Beban Kerja
Instalasi Rawat Inap RSU dan Stres Kerja Dengan
Haji Surabaya. The Indonesian Kelelahan Kerja Perawat Rumah
Journal of Occupational Safety Sakit Bhayangkara Tk. III
and Health. Vol 4, No 1: 93-102. Manado. Fakultas Kesehatan
https://e- Masyarakat Universitas Sam
journal.unair.ac.id/IJOSH/article/ Ratulangi. Manado.
download/1651/1272.pdf. (Sitasi Tarwaka. (2010). Ergonomi Industri
26 Januari 2018) Dasardasar Pengetahuan
Perwitasari D., Tualeka A R., (2014). Ergonomi dan Aplikasi di
Faktor yang Berhubungan Tempat Kerja. Surakarta: Harapa
dengan Kelelahan Kerja Press
Subyektif pada Perawat di RSUD Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri
dr. Mohamad Soewandhie Dasar-Dasar Pergetahuan
Surabaya. Fakultas Kesehatan Ergonomi dan Aplikasi di
Masyarakat Universitas Tempat Kerja Edisi II. Surakarta
Airlangga. : Harapan Press.
Qalbi N. (2016). Hubungan Antara Wagiu, C.F, Kolibu, F.K, Asrufuddin
Beban Kerja Fisik Dan Stres A. (2017). Hubungan Antara
Kerja Dengan Perasaan Beban Kerja Dengan Stres Kerja
Kelelahan Kerja Pada Pada Perawat Di Ruang Rawat
Perawatan Di Ruang Rawat Inap Inap Rumah Sakit Hermana
Rumah Sakit Tk. III R. W. Lembean. Fakultas Masyarakat
Mongisidi Manado Tahun 2016. Sam Ratulangi. Manado. (Sitasi
Skripsi. Manado: Fakultas 22 Januari 2018)
Kesehatan Masyarakat Widyasari JK. (2010). Hubungan
Universitas Sam Antara Kelelahan Kerja Dengan
Ratulangi.http//medkesfkm.unsra Stres Kerja Pada Perawat Di
t.ac.id/wp.../2016/11/JURNAL- Rumah Sakit Islam Yarsis
Nurul-Qalbhi.pdf. (sitasi 23 Surakarta. Skripsi. Surakarta :
Januari 2018) Universitas Negeri Sebelas Maret
Retnosari, DF. (2016). Hubungan (http://eprints.uns.ac.id/6316/1/1
Antara Beban Kerja dan Status 592324 08201002181.pdf,(Sitasi
Gizi Dengan Keluhan Kelelahan 22 Januari 2018)
Kerja Pada Perawat Instalasi Windyananti, A. (2010). Hubungan
Rawat Jalan Di RSI Jemusari. Antara Kelelahan Kerja Dengan
Universitas Airlangga. Surabaya. Stres Kerja Pada Tenaga Kerja
Suma’mur, P.K. (2009). Higiene Di Pengolahan Kayu Lapis

11
Mulfiyanti, dkk., 2019

Wreksa Rahayu Boyolali. workplace_5581.pdf. (Sitasi 22


Fakultas Kedokteran Universitas Januari 2018)
Sebelas Maret Surakarta. (Sitasi WSH Council. (2010). Workplace
22 Januari 2018) safety & health guidelines
Work Safe Victoria. (2008). Fatigue (Fatigue Management).
prevention in the workplace. (https://www.wshc.sg/wps/theme
(http://www.workcover.nsw.gov. s/html/upload/cms/file/Fatigue%
au/formspublications/publication 20Manag ement.pdf). (Sitasi 23
s/Docum Januari 2018)
ents/fatigue_prevention_in_the_
.

12

Anda mungkin juga menyukai