Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap tempat kerja dituntut untuk melakukan pelaksanaan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Menurut America Society of

Safety and Engineering (ASSE) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

yang berkaitan dengan lingkungan dan situasi kerja merupakan suatu

bidang kegiatan yang bertujuan untuk mencegah semua jenis kecelakaan

(Widayana dan Wiratmaja, 2014). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

diterapkan di seluruh tempat kerja yang memiliki pekerja, termasuk

Rumah Sakit.

Keselamatan kerja merupakan upaya manusia agar pemanfaatan

teknologi yang ditemukan manusia untuk menghasilakan produk dan jasa

di kegiatan operasi, dapat dikendalikan resikonya dengan berlandasakan

ilmu dan tekonologi (Profesionalisme). Suatu insiden yang mengakibatkan

kerugian bagi manusia dapat dicegah atau dihindari.Disini tampak bahwa

upaya untuk mengendalian resiko bahaya yang ada di tempat kerja adalah

keselamatan kerja (Safety), kesehatan kerja (Occupational), dan lindungan

lingkungan (EnvironmentalProtection).

Penerapan pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja,

lindungan lingkungan dan mutu produk/jasa sering dijadikan satu menjadi

sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang merupakan

upaya manusia untuk mencegah terjadinya insiden yang merugikan


perusahaan, tenaga kerja, masyarakat, maupun lingkungan alam

(Gunawan, 2013).

Menurut PERMENKES RI (2014), setiap orang yang mengabdikan

diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau

keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis

tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan

merupakan pengertian dari tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan khususnya

perawat memiliki peranan penting dalam pelayanan terhadap pasien di

rumah sakit. Perawat sebagai salah satu bagian dari pemberi pelayanan

keperawatan mempunyai waktu yang paling panjang di sisi pasien,

memungkinkan terjadi kelelahan kerja.

Undang-undang RI No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk

memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,moral dan

kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

manusia serta nilai-nilai agama. Agar tenaga kerja ada dalam keserasian

yang sebaik-baiknya, yang berarti dapat terjamin keadaan kesehatannya

dan produktivitas tinggi, maka perlu adanya keseimbangan faktor beban

kerja, beban tambahan dari lingkungan kerja dan kapasitasnya.Sehubungan

dengan hal tersebut munculnya fenomena yang merugikan dan dapat

menghancurkan tujuan organisasi pekerjaan diantaranya adalah

ketidakpuasan kerja, kebosanan kerja, kelelahan kerja, penurunan efisiensi

kerja dan produktivitas kerja.


Berdasarkan data international Labour Organization (ILO) tahun

2013 dalam Kemenkes RI 2014, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15

detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat

kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian kecelakaan

dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Hasil

laporan pelaksanaan kesehatan kerja di Provinsi di Indonesia tahun 2013,

jumlah kasus penyakit umum pada pekerja ada sekitar 2.998.766 kasus,

dan jumlah kasus penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan berjumlah

428.844 kasus.

Pada umumnya stres didasarkan dari gejala-gejala dan tanda-tanda

faal, perilaku, psikologikal dan somatik adalah hasil dari adanya

kecocokan antara orang dan lingkungannya yang mengakibatkan

ketidakmampuannya untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya

secara efektif. Sampai titik tertentu bekerja dengan tekanan batas waktu,

memiliki dorongan kerja yang besar atau beban kerja yang berlebih dapat

merupakan proses yang merangsang terjadinya stress akibat kerja. Losyk

dalam Jojang (2015) mengemukakan bahwa Northwestern National Life

Insurance pernah melakukan penelitian tentang dampak stres ditempat

kerja, kesimpulannya yaitu satu juta absensi ditempat kerja berkaitan

dengan masalah stres, 27% mengatakan bahwa aspek pekerjaan

menimbulkan stres paling tinggi dalam hidup para pekerja, 46%

menganggap tingkat stres kerja sebagai tingkat stres yang sangat tinggi,

satu pertiga pekerja berniat untuk langsung mengundurkan diri karena


stres dalam pekerjaan dan 70% berkata stres kerja telah merusak kesehatan

fisik dan mental pekerja.

Aspek lingkungan fisik dan lingkungan psikososial yang tinggi dari

pekerjaan menyebabkan perawat memiliki stres yang tinggi karena setiap

hari perawat akan berhadapan dengan hal-hal tersebut. Rumah Sakit

Hermana Lembean ditinjau dari lokasi yang dekat dengan padat penduduk

ditambah dengan Rumah Sakit ini menampung rujukan BPJS,

menyebabkan tingginya jumlah pasien, banyaknya pasien yang

memerlukan tindakan medis yang harus segera dilakukan dan kewajiban

perawat untuk selalu siap siaga dalam melakukan tindakan perawatan pada

pasien. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Beban Kerja

Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di instalasi gawat darurat”

Data RSUD tahun 2017 jumlah kunjungan pasien tercatat 6615

orang dengan berbagai macam kasus seperti hipertensi, contusio cerebri,

febris, diare, abdominal pain, nausea, ISPA, diabetes miletus, demam

berdarah, fraktur, dan kasus yang lainnya. Rumah Sakit Umum Dr.

Haulussy Ambon merupakan rumah sakit Pemerintah yang memberikan

pelayanan pada pasien semaksimal mungkin. Dengan jumlah perawat di

Instalasi gawat darurat sebanyak 19 orang dan bidan sebanyak 9 orang.

Jumlah kunjungan yang cukup banyak akan memerlukan penanganan dan

membutuhkan perawatan oleh dokter juga perawat yang ada di rumah

sakit.
Selama 1 tahun RSUD Dr. M. Haulussy Ambon mengalami

kunjungan pasien yang banyak sehingga kegiatan kerja pada perawat akan

meningkat. Fenomena ini terjadi karena perawat harus melakukan

pekerjaan yang cukup padat dalam arti beban kerjanya yang semakin

meningkat. Seiring dengan peningkatan beban kerja dan jumlah perawat

yang terbatas dalam memberikan pelayanan sehingga menimbulkan stres

yang menyebabkan kondisi perawat menjadi tidak stabil. Saat perawat

dengan kondisi kurang enak badan maka perawat akan memeriksakan ke

dokter jaga. Bila kondisi kesehatan perawat perlu istirahat maka perawat

mendapat ijin dari dokter untuk tidak masuk kerja. Hal ini dipicu oleh

perawat yang banyak berobat dikarenakan kondisinya kurang sehat.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian

dengan judul “Hubungan beban kerja perawat dengan stres kerja di

Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. M .Haulussy Ambon”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat perumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu : “Apakah ada hubungan antara beban kerja

perawat dengan stres kerja di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Haulussy

Ambon”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan

stres kerja di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.


2. Tujuan khusus

a. Mengetahui Beban Kerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

b. Mengetahui stress kerja perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD

Dr. Haulussy Ambon

c. Mengetahui Hubungan beban kerja perawat dengan stres kerja di

Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Haulussy Ambon

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam menjalankan

pelaksanaan keperawatan yang merupakan cerminan dari kualitas

pelayanan keperawatan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan untuk mengembangkan konsep keperawatan yang

berhubungan dengan beban kerja perawat dengan stres kerja di

Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Haulussy Ambon

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang

hubungan beban kerja perawat terhadap stres kerja di Instalasi Gawat

Darurat RSUD Dr.M. Haulussy Ambon


4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan beban kerja perawat dan stres kerja di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Dr.M. Haulussy Ambon

5. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk menilai beban kerja

perawat dan stres kerja di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. M.

Haulussy Ambon

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang hubungan beban kerja perawat dan stres kerja di

Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Haulussy Ambon, sejauh yang

diketahui peneliti belum pernah dilakukan penelitian, tetapi ada penelitian

yang mendukung penelitian ini yaitu:

1. Penelitian Tyas, (2006), dengan judul :”Hubungan Tingkat Stres Kerja

dan Tingkat Empati Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota

Yogyakarta” Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis

deskriptif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah metode

analitik. Pendekatan yang digunakan adalah secara cross

sectional.Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota

Yogyakarta.

2. Penelitian Basuki (2009) dengan judul Hubungan Antara Stres Kerja

Dengan Gangguan Kesehatan Perawat Di Ird Rsup Dr.Soeradji

Tirtonegoro Klaten Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui


hubungan antara stres kerja dengan gangguan kesehatan kerja perawat

di Instalasi Rawat Darurat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik korelasi dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional.

Data tingkat kecerdasan emosional dan tingkat stres kerja responden

dikumpulkan dengan kuesioner.

3. Penelitian Handiyah (2009) dengan judul: Hubungan Beban Kerja

Dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Di Igd Rsu

Pandan Arang Boyolali. Penelitian yang digunakan adalah korelasional

dengan pendekatan survey secara kuantitatif. Populasi penelitian

semua perawat pelaksana yang bertugas di IGD RS Pandang Arang

berjumlah 16 orang dengan total sampling. Teknik analisis data yang

digunakan adalah korelasi product moment. Adapun persamaan dari

penelitian ini terdapat pada subjek penelitiannya, sedangkan perbedaan

dari penelitian ini adalah terletak pada metode pengumpulan data dan

tempat penelitiannya. Peneliti menggunakan metode daily log dan

kuesioner.

Anda mungkin juga menyukai