Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stres merupakan masalah yang umum terjadi di kehidupan moderen, termasuk stress

yang berhubungan dengan pekerjaan (ILO 2016). Stres kerja adalah respon fisik dan

emosional yang berbahaya dan dapat terjadi ketika tuntutan pekerjaan yang ada melebihi

kemampuan atau control kerja yang dimiliki oleh pekerja (Alberta, 2014). Stres kerja

menjadi hal yang beresiko bagi kesehatan dan keselamatan pekerja ketika pekerjaan yang

dilakukan melebihi kapasitas, sumber daya, dan kemampuan pekerja dilakukan secara

berkanjangan. Stres kerja menjadi perhatian penting salah satunya pada pekerja sektor

pelayanan kesehatan (ILO, 2016).

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan baik didalam

maupun duluar negeri yang diakui oleh pemerintah RI sesuai dengan peraturan perundangan.

Kepertawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau

masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat (UU No. 38 tahun 2014, tentang

keperawatan).

Dalam menjalankan tugas, perawat rentan terhadap stres. Perawat tidak hanya

berhubungan dengan pasien, juga dengan lingkungan kerja perawat. Hal yang dapat

menimbulkan stress adalah keterbatasan sumber daya manusia. Jumblah perawat dengan

jumblah pasien yang tidak seimbang akan menyebabkan kelelahan dalam bekerja karena

kebutuhan pasien terhadap pelayanan perawat lebih besar dari standar kemampuan perawat.
Kondisi ini yang akan berdampak pada keadaan psikis perawat seperti lelah, emosi, bosan,

perubahan mood dan dapat menimbulkan stres pada perawat (Saam dan wahyuni, 2012).

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengatakan sebanyak 50,9% perawat

Indonesia yang bekerja mengalami stress kerja, sering merasa pusing, lelah, kurang istirahat

akibat beban kerja terlalu tinggi serta penghasilan yang tidak memadai (Revalicha, 2013).

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2014, di banyak Negara sebesar 8%

penyakit yang ditimbulkan akibat kerja adalah depresi. Hasil penelitian Labour Force Survey

pada tahun 2014 menemukan adanya 440.000 kasus stres akibat kerja di Inggris dengan angka

kejadian sebanyak 1.380 kasus per 100.000 pekerja yang mengalami stress akibat kerja. Survey

yang dilakukan oleh Ragus Asia pada tahun 2012 menyatakan 64% pekerja di Indonesia

mengalami peningkatan stress di bandingkan tahun 2011.

Hasil penelitian Health and safety Executive (2015) menunjukan bahwa tenaga profeional

kesehatan, guru, dan perawat memeliki tingkat stres tertinggi dengan angka prevalensi

sebesar 2500, 2190 dan 3000 kasus/100.00 orang pekerja pada reriode 2011/12, 2013/14, dan

2014/15.

Sebuah studi cross sectional yang dilakukan pada 3 rumah sakit di wilayah Yagon,

Myanmar menunjukan bahwa 50,2% perawat memeliki tingkat stres kerja tinggi (Lwin,

2015). Di Indonesia, penelitian yang dilakukan pada perawat di RSUD Prof Dr. H Aloei

Saboe Kota Gorontalo menunjukan bahwa 55,1% perawat dengan tingkat stres berat (urip,

2015). Hasil penelitian pada perawat ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

menunjukan bahwa 80,3% perawat memeliki tingkat stres kerja yang tinggi (Wahyu, 2015).

Tingkat stres kerja yang tinggi juga berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan,

produktivitas, dan perilaku caring perawat akan semakin rendah (Riza, 2015; Harrisma,

2013; Desima, 2013). Penurunan kinerja perawat dan adanya kecendrungan untuk
meninggalkan pekerjaan karena lelah, dapat menyebabkan bertambahnya beban kerja pada

perawat yang menetap(Lwin, 2015).

Selain itu, stres kerja pada perawat juga berpengaruh pada kualitas pelayanan rumah

sakit. Apabila perawat mengalami stress kerja dan tidak dikelola dengan baik maka dapat

menghilangkan rasa peduli terhadap pasien, meningkatkan terjadinya kesalahan dalam

perawatan pasien dan membahayakan keselamatan pasien (Sharma, 2014; Jennings, 2008).

Hasil penelitian park (2013) menunjukan bahwa 27,9% perawat pernah melakukan kesalahan

yang dapat membahayakan membahayakan keselamatan pasien dengan stres kerja sebagai

salah satu faktor penyebabnya.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan stres kerja pada perawat diantaranya sift kerja

malam, konflik peran ganda, kurangnya dukungan social, konflik antara pekerjaan dan

keluarga, tuntutan tugas yang beragam dan tidak sesuai dengan kompetensi, beban kerja yang

berlabihan, kondisi kerja yang tidak nyaman, ketidakpastian pekerjaan dan tidak

seimbangnya jumblah rasio tenaga perawat dengan jumlah pasien (firman, 2011; Masitoh,

2011; Indriyani, 2009; Lumingkewas, 2015).

Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai gerbang utama penanganan kasus kegawatan di

Rumah sakit memegang peran penting dalam upaya penyelamatan hidup klien. Sebagai

tenaga medis yang bertugas di IGD dituntut memberikan penanganan yang cepat dan tepat

pada penanganan pasien gawat apabila pasien tidak memndapat pertolongan segera maka

dapat mengancam jiwa pasien atau menimbulkan kecacatan permanen (Mawu,Bidjuni &

Hamel, 2016).
Berdasarkan data awal yang diambil di RSUD Piru jumlah perawat yang bekerja di ruang

UGD sebanyak 20 perawat dengan rentan usia 24-53 tahun. Dengan status pegawai yang

terdiri dari 15 honorer dan 5 PNS.

Yang menyebabkan stress perawat di ruang UGD RSUD, yaitu : pasien gawat darurat

yang masuk secara bersamaan yang membuat perawat kewalahan dalam merawat pasien,

keluarga pasien yang belum paham tentang pemilihan pasien berdasarkan triase sehinggah

membuat perawat untuk menjelaskan dan memberi pemahaman kepada keluarga pasien,

selain melayani pasien ada juga tugas perawat yang lain yaitu sebagai pengkleman BPJS,

pengontrolan interna (antar ruangan), sistem pelaporan penyakit.

Jadwal shift kerja dimulai dari jam 08 : 00 – 14 : 00 WIT untuk jaga pagi, dan jam 14 : 00

– 20 : 00 WIT untuk jaga siang, dan 20 : 00 – 08 : 00 WIT untuk jaga malam. Dari

pembagian tugas perawat dibagi menjadi 5 tim, masing-masing terdiri dari 3 perawat. 1

kepala tim dan 2 perawat pelaksana dengan keseluruhan perawat sebanyak 20 orang.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul

“Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja perawat dalam melaksanakan pelayanan

keperawatan di ruang UGD RSUD Piru ?”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi stres kerja perawat dalam

melaksanakan pelayanan keperawatan di ruang UGD RSUD Piru Kabupaten Seram Bagian

Barat ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah Untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja perawat dalam melaksanakan

pelayanan keperawatan di ruang UGD RSUD Piru

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat dalam

melaksanakan pelayanan keperawatan di ruang UGD RSUD Piru

2. Untuk mengetahui hubungan shift kerja dengan stress kerja perawat dalam

melaksanakan pelayanan keperawatan di ruang UGD RSUD Piru

3. Untuk mengetahui hubungan beban kerja, shift kerja, dan stress kerja perawat dalam

melaksanakan pelayanan keperawatan di ruang UGD RSUD Piru

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau

masukan bagi perkembangan ilmu keperawatanan khususnya perawat yang bekerja di

Instalasi Gawat Darurat dalam kaitannya dengan menghadapi stress kerja.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.3 Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut dalam

rangka stress kerja pada pekerjaan lainnya. Manfaat lain dari peneliti ini adalah sebagai

bahan bahan informasi dan pengembangan keilmuan yang berkelanjutan di fakultas

keperawatan STIkes Maluku Husada.

1.4.4 Pendidikan
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan

pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan beragam karakteristik terutaSma dalam

dunia keperawatan.

1.4.5 Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini bermafaat bagi institusi pelayanan kesehatan sebagai informasi dan

sarana evaluasi. Institusi dapat dapat menggunakan penelitian ini sebagai evaluasi

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja perawat di ruang UGD.

Anda mungkin juga menyukai