Perawat merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan perawat dan memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan secara holistic dan profesional untuk individu sehat maupun sakit, perawat berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual. Profesi perawat bekerja di tempat pelayanan- pelayanan kesehatan, baik dinstansi pemerintah maupun di instansi swasta. Pelayanan di ruang Instalasi Care Unit (ICU) merupakan salah satu ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien yang menderita penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dan masih mempunyai harapan hidup. Ruang ICU menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 adalah suatu bagian dari Rumah Sakit yang mandiri, dengan staf khusus dan peralatan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit dan cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Ruang ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut. Stres merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan umat manusia. Hal ini dikarenakan stress sudah menjadi bagian hidup yang tidak bias terelakkan. Baik pada lingkungan kerja, keluarga atau dimanapun stress bias dialami seseorang. Dengan kata lain, stres pasti terjadi pada siapapun termasuk perawat dan akan menjadi masalah apabila stress tersebut tidak dapat diatasi. Hal ini didukung oleh pendapat Muatsiroh dan Siswati (2017) bahwa salah satu pekerjaan yang rentan mengalami resiko stress adalah perawat. Dalam melaksanakan pengabdiannya, seorang perawat tidak hanya berhubungan dengan pasiennya tetapi juga dengan keluarga pasien, teman pasien, rekan kerja sesame perawat, berhubungan dengan dokter, peraturan yang ada di tempat kerja serta beban kerja yang kadangkala dinilai tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan emosionalnya (Almasitoh, 2011). Stres di tempat kerja sering disebabkan karena adanya ketidaksesuaian antara kemampuan seseorang dengan tuntutan tugas yang diterima. Hal ini sesuai dengan pendapat Maharani & Budianto (2019) bahwa stress kerja perawat terjadi apabila dalam bertugas mendapatkan beban kerja yang melebihi kemampuannya sehingga perawat tersebut tidak mampu memenuhi atau menyelesaikan tugasnya. Haryanti, Aini & Purwaningsih (2013) berpendapat bahwa kondisi dan beban masing-masing ruangan perlu diketahui agar dapat ditentukan kebutuhan kuantitas dan kualitas tenaga perawat yang diperlukan agar tidak terjadi beban kerja yang tidak sesuai yang dapat menyebabkan stres kerja. Stres kerja adalah suatu kondisi yang memicu ketegangan dan menimbulkan ketidakseimbangan fisik dan psikis yang dapat berpengaruh terhadap emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang (Fahmi, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh PPNI sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat propinsi mengalami stres kerja, sering pusing, tidak bisa istirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, serta gaji rendah tanpa diikuti intensif yang memadai, tetapi keadaan yang paling mempengaruhi stres perawat adalah kehidupan kerja (PPNI, 2008 dalam Desima, 2013). Menurut hasil penelitian World Health Organization menyatakan bahwa perawat- perawat yang bekerja di rumah sakit di Asia Tenggara termasuk indonesia memiliki beban kerja berlebih akibat dibebani tugastugas non keperawatan. Perawat yang diberi beban kerja berlebih dapat berdampak kepada penurunan tingkat kesehatan, motivasi kerja, kualitas pelayanan keperawatan, dan kegagalan melakukan tindakan pertolongan terhadap pasien. Apabila waktu bekerja yang harus ditanggung oleh perawat melebihi dari kapasitasnya, seperti banyaknya waktu lembur, akan berdampak buruk bagi produktifitas perawat tersebut (Syaer, 2010). Penyebab stres yang sering terjadi pada petugas kesehatan meliputi kerja shift, jam kerja yang panjang, peran yang ambigu dan konflik peran, dan terpaparnya petugas kesehatan terhadap infeksi dan substansi bahaya lainya yang ada di rumah sakit. Beberapa penelitian tentang stres kerja terhadap perawat juga telah dilakukan berhubungan dengan beban kerja berlebih (work overload), tuntutan waktu pengerjaan tugas yang cepat, tidak adanya dukungan sosial dalam bekerja (khususnya dari supervisor, kepala perawat dan managerial keperawatan yang lebih tinggi), terpapar penyakit infeksi, tertusuk jarum, dan berhubungan dengan pasien sulit atau kondisi sulit pasien yang serius (NIOSH, 2008 dalam Mutmainah, 2012). Studi pendahuluan yang dilakukan di RSI Sakinah pada bulan November 2022, beban kerja perawat ICU terhitung tinggi, dengan perbandingan jumlah perawat dan pasien yang ada tidak seimbang, dan didukung dari hasil perhitungan beban kerja perawat ICU menurut Direktorat Pelayanan Keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja, kebutuhan perawat di ICU seharusnya sebanyak 28 orang, kondisi jumlah perawat yang ada 16 orang dengan jumlah rata-rata pasien perhari sebanyak 13 pasien dengan banyaknya keluhan dari pasien dan keluarga. Itu disebabkan karena aktifitas di ruang ICU mempunyai tanggung jawab besar dalam menangani pasien kritis, kondisi pasien yang kritis menambah beban perawat Ruang ICU lebih besar dibandingkan dengan perawat ruang lainnya, karena memerlukan pengawasan dan observasi lebih ketat. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang beban kerja dan stress perawat di Ruang ICU RSI Sakinah Mojokerto.