Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perawat merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan perawat dan memiliki
kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan bidang
keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan secara holistic dan
profesional untuk individu sehat maupun sakit, perawat berkewajiban memenuhi
kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual. Profesi perawat bekerja di
tempat pelayanan- pelayanan kesehatan, baik dinstansi pemerintah maupun di instansi
swasta.
Pelayanan di ruang Instalasi Care Unit (ICU) merupakan salah satu ruang rawat di
rumah sakit yang dilengkapi staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien yang menderita penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dan masih mempunyai harapan
hidup. Ruang ICU menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1778/MENKES/SK/XII/2010 adalah suatu bagian dari Rumah Sakit yang mandiri,
dengan staf khusus dan peralatan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan
terapi pasien-pasien yang menderita penyakit dan cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Ruang
ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medik, perawat dan
staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.
Stres merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan umat manusia. Hal
ini dikarenakan stress sudah menjadi bagian hidup yang tidak bias terelakkan. Baik pada
lingkungan kerja, keluarga atau dimanapun stress bias dialami seseorang. Dengan kata
lain, stres pasti terjadi pada siapapun termasuk perawat dan akan menjadi masalah
apabila stress tersebut tidak dapat diatasi. Hal ini didukung oleh pendapat Muatsiroh dan
Siswati (2017) bahwa salah satu pekerjaan yang rentan mengalami resiko stress adalah
perawat. Dalam melaksanakan pengabdiannya, seorang perawat tidak hanya berhubungan
dengan pasiennya tetapi juga dengan keluarga pasien, teman pasien, rekan kerja sesame
perawat, berhubungan dengan dokter, peraturan yang ada di tempat kerja serta beban
kerja yang kadangkala dinilai tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan emosionalnya
(Almasitoh, 2011).
Stres di tempat kerja sering disebabkan karena adanya ketidaksesuaian antara
kemampuan seseorang dengan tuntutan tugas yang diterima. Hal ini sesuai dengan
pendapat Maharani & Budianto (2019) bahwa stress kerja perawat terjadi apabila dalam
bertugas mendapatkan beban kerja yang melebihi kemampuannya sehingga perawat
tersebut tidak mampu memenuhi atau menyelesaikan tugasnya. Haryanti, Aini &
Purwaningsih (2013) berpendapat bahwa kondisi dan beban masing-masing ruangan
perlu diketahui agar dapat ditentukan kebutuhan kuantitas dan kualitas tenaga perawat
yang diperlukan agar tidak terjadi beban kerja yang tidak sesuai yang dapat menyebabkan
stres kerja. Stres kerja adalah suatu kondisi yang memicu ketegangan dan menimbulkan
ketidakseimbangan fisik dan psikis yang dapat berpengaruh terhadap emosi, proses
berpikir, dan kondisi seseorang (Fahmi, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh PPNI sekitar 50,9% perawat yang bekerja di
empat propinsi mengalami stres kerja, sering pusing, tidak bisa istirahat karena beban
kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, serta gaji rendah tanpa diikuti intensif yang
memadai, tetapi keadaan yang paling mempengaruhi stres perawat adalah kehidupan
kerja (PPNI, 2008 dalam Desima, 2013).
Menurut hasil penelitian World Health Organization menyatakan bahwa perawat-
perawat yang bekerja di rumah sakit di Asia Tenggara termasuk indonesia memiliki
beban kerja berlebih akibat dibebani tugastugas non keperawatan. Perawat yang diberi
beban kerja berlebih dapat berdampak kepada penurunan tingkat kesehatan, motivasi
kerja, kualitas pelayanan keperawatan, dan kegagalan melakukan tindakan pertolongan
terhadap pasien. Apabila waktu bekerja yang harus ditanggung oleh perawat melebihi
dari kapasitasnya, seperti banyaknya waktu lembur, akan berdampak buruk bagi
produktifitas perawat tersebut (Syaer, 2010).
Penyebab stres yang sering terjadi pada petugas kesehatan meliputi kerja shift,
jam kerja yang panjang, peran yang ambigu dan konflik peran, dan terpaparnya petugas
kesehatan terhadap infeksi dan substansi bahaya lainya yang ada di rumah sakit.
Beberapa penelitian tentang stres kerja terhadap perawat juga telah dilakukan
berhubungan dengan beban kerja berlebih (work overload), tuntutan waktu pengerjaan
tugas yang cepat, tidak adanya dukungan sosial dalam bekerja (khususnya dari
supervisor, kepala perawat dan managerial keperawatan yang lebih tinggi), terpapar
penyakit infeksi, tertusuk jarum, dan berhubungan dengan pasien sulit atau kondisi sulit
pasien yang serius (NIOSH, 2008 dalam Mutmainah, 2012).
Studi pendahuluan yang dilakukan di RSI Sakinah pada bulan November 2022,
beban kerja perawat ICU terhitung tinggi, dengan perbandingan jumlah perawat dan
pasien yang ada tidak seimbang, dan didukung dari hasil perhitungan beban kerja perawat
ICU menurut Direktorat Pelayanan Keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001)
dengan memperhatikan unit kerja, kebutuhan perawat di ICU seharusnya sebanyak 28
orang, kondisi jumlah perawat yang ada 16 orang dengan jumlah rata-rata pasien perhari
sebanyak 13 pasien dengan banyaknya keluhan dari pasien dan keluarga. Itu disebabkan
karena aktifitas di ruang ICU mempunyai tanggung jawab besar dalam menangani pasien
kritis, kondisi pasien yang kritis menambah beban perawat Ruang ICU lebih besar
dibandingkan dengan perawat ruang lainnya, karena memerlukan pengawasan dan
observasi lebih ketat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
beban kerja dan stress perawat di Ruang ICU RSI Sakinah Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai