Anda di halaman 1dari 35

BAB III

KAJIAN SITUASI RUANGAN GIDEON

A. Profil Rumah Sakit Immanuel Bandung


Arti yang tersirat dalam Logo Yayasan
Badan RS Greja Kristen Pasundan
Heman : Penuh Kasih Sayang
Geten : Penuh Perhatian dan Telaten
Ka : Kepada
Papancen : Tugas dan Kewajiban
Arti warna pada lambang Rumah Sakit
Immanuel menunjukan :
Warna Merah : Darah Yesus yang menyelamatkan
Warna Biru : Kedamaian, Kejujuran, Ketulusan
Warna Kuning : Keagungan karya penyaliban Yesus Kristus Juru Selamat
Dunia.
Rumah Sakit Immanuel Bandung merupakan rumah sakit tipe B yang
memiliki kebijakan mutu dalam berupaya memenuhi kepuasan dan
keselamatan pasien dengan senantiasa memperbaiki sistem manajemen mutu,
manajemen resiko, pendidikan dan penelitian kesehatan berbasis bukti secara
konsisten dan berkesinambungan (Iskandar, 2014).
Rumah sakit Immanuel merupakan Rumah Sakit Swasta yang
diselenggarakan oleh Yayasan Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan.
Rumah Sakit Immanuel mempunyai tugas upaya kesehatan, pendidikan serta
penelitian di bidang kedokteran, keperawatan, dan kesehatan serta berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemulihan serta melaksanakan upaya rujukan, yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan dengan tidak
menyampingkan kualitas mutu pelayanan dengan melihat terpenuhinya
pelanggan dengan senantiasa menyempurnakan serta kesinambungan system

1
manajemen mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Immanuel secara
konsisten.
Rumah Sakit Immanuel Bandung merupakan Rumah Sakit Swasta setara
tipe B telah terakreditasi 16 jenis pelayanan dan telah mengikuti ISO
9001:2008. Serta telah lulus akreditasi Rumah Sakit dengan kelulusan
Paripurna. Rumah Sakit Immanuel Bandung mempunyai 3 area rawat inap
yaitu rawat inap Prima 1, rawat inap Prima 2, dan IPI (Instalasi Perawatan
Intensif). Area rawat inap Prima 1 terdiri dari kelas 3B sampai 1C, rawat inap
Prima 2 terdiri dari kelas 1, VIP dan VVIP. Sedangkan ruang IPI terdiri dari
ruang HCU, ICU, NICU-PICU, Cath Lab, atau bisa disebut juga ruang
Cateterisasi Jantung.
1. Visi Misi Rumah Sakit Immanuel Bandung
a. Visi Rumah Sakit Immanuel Bandung
Memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan yang prima dan
inovatif berfokus kepada pasien sebagai perwujudan cinta kasih Allah
b. Misi Rumah Sakit Immanuel Bandung
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang prima dan
berbasis keselamatan pasien
2. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan mengembangkan
budaya ilmiah di bidang kesehatan
3. Mengembangkan layanan tersier, unggul dan berkembang
4. Membangun budaya kerja dan karakter sumber daya manusia yang
berlandaskan nilai-nilai kristiani agar memberikan pelayanan
terbaik, handal dan beretika dalam menjalankan kompetensinya
5. Menjalani kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya
memperkuat peran rumah sakit dalam pelayanan dan pendidikan
kesehatan
2. Tujuan Rumah Sakit Immanuel Bandung
a. Terwujudnya layanan dan pendidikan kesehatan yang memberikan
kepuasan dan kepercayaan pelanggan.

2
b. Adanya penelitian dan pengembangan di bidang pelayanan dan
pendidikan kesehatan yang menghasilkan produk inovatif.
c. Terwujudnya sinergitas kerja sama dengan semua pihak dalam rangka
memperkuat peran rumah sakit dalam pelayanan pendidikan kesehatan.
3. Falsafah keperawatan Rumah Sakit Immanuel Bandung
Falsafah keperawatan Rumah Sakit Immanuel Bandung yakni EMPATI
artinya melakukan tindakan nyata untuk mengatasi penderitaan dan
kesulitan orang lain yang dijabarkan sebagai berikut :
a. Energik : bersemangat untuk melaksanakan tugas
b. Mutu : memberikan pelayanan keperawatan dan pelayanan
kebidanan dengan kualitas terbaik yang memenuhi kebutuhan harapan
pelanggan.
c. Professional: memberikan pelayanan keperawatan dan pelayanan
kebidanan berdasarkan standar profesi dan kode etika profesi.
d. Aman : memberikan pelayanan keperawatan dan pelayanan
kebidanan yang bebas berbahaya atau resiko bagi pasien, diri sendiri,
staf lain dan rumah sakit.
e. Tekun : senantiasa memberikan pelayanan keperawatan dan
pelayanan kebidanan dengan sungguh-sungguh.
f. Integritas : bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan,
pedoman, panduan dan standar yang berlaku di Rumah Sakit
Immanuel Bandung.
4. Visi Keperawatan Rumah Sakit Immanuel Bandung
Menjadi keperawatan Rumah Sakit Immanuel Bandung sebagai pilihan
layanan keperawatan professional atas dasar Kasih Kristus.
5. Misi Keperawatan Rumah Sakit Immanuel Bandung
a. Meningkatkan komitmen perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan professional.
b. Menerapkan system pemberian pelayanan keperawatan professional.
c. Meningkatkan budaya pembelajaran ilmu keperawatan serta
berkesinambungan.

3
6. Tujuan Keperawatan Rumah Sakit Immanuel Bandung
a. Terselangaranya pelayanan keperawatan yang holistic, bermutu dan
terintergrasi.
b. Terwujudnya iklim kerja akademis dan professional di pelayanan
keperawatan.
c. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung penyelenggaraan
pelayanan keperawatan.
7. Kebijakan Mutu Rumah Sakit Immanuel Bandung
Kebijakan Mutu Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah “Rumah Sakit
Immanuel senantiasa berupaya memenuhi kepuasaan pelanggan dengan
perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan yang berkesinambungan serta
konsisten dalam system manajemen mutu pelayanan, pendidikan dan
penelitian kesehatan yang berbasis bukti”.
Rumah Sakit Immanuel dilengkapi beberapa saranan pelayanan yang dapat
menunjang pelayanan kesehatan. Saranan pelayanan rawat inap
mencangkup rawat inap untuk anak, dewasa dengan penyakit bedah,
dewasa dengan penyakit dalam, ruang maternitas, ruangan ODC, ruang
intensif (terdiri dari Kelas I, II, III, VIP, VVIP). Saranan pelayanan rawat
jalan mencangkup polo klinik anak, umum, gizi, penyakit dalam, penyakit
jantung, syaraf, THT, mata, kandungan dan KB poli klinik paru, KIA,
kulit dan kelamin, konsultasi gizi dan jiwa, serta terdapat fasilitas
kesehatan lain seperti CT-Scan, USG, EEG, EKG, Medical Check-Up,
Radiologi, Laboratorium, Kamar Bedah, Wound care, Rehabilitas Medic
dan Fisioterapi dan mempunyai ruang tindakan Angiografi (Chathlab).
RS Immanuel Bandung :

4
B. PROFIL RUANGAN
Rumah Sakit Immanuel Bandung memiliki ruang rawat inap salah satunya
adalah ruang Gideon sebagai ruang rawat inap penyakit dalam . Ruang Gideon
memiliki tenaga medis, perawat dan nonmedis.tenaga perawat di ruang
Gideon ada 13 orang dengan tingkat pendidikan Ners dan DIII Keperawatan
dengan masa kerja 2 tahun sampai 23 tahun. Selain tenaga medis dan perawat.
Pembagian jadwal dinas terbagi menjadi 3 shift yaitu dinas pagi, dinas sore
dan dinas malam yang telah disusun dan diatur oleh kepala ruangan.
C. KAJIAN SITUASI RUANG GIDEON
Pengkajian dlakukan oleh mahasiswa program studi Profesi Ners
Angkatan XXII pada tanggal 9 Maret – 12 Maret 2020, meliputi ( Sumber
daya Manusia, Struktur Organisasi, Sarana dan Prasarana, Metode pemberian
Asuhan Keperawatan di ruang Gideon).
D. SUMBER DAYA MANUSIA (MAN)
1. Struktur Organisasi
Ruang Gideon RS Immanuel di pimpin oleh kepala ruangan dengan
lulusan S1 Ners, Kepala ruangan memiliki pengalaman kerja 11 tahun dan
13 perawat yang terbagi 5 PJ Shift dan 7 perawat pelaksana dan 1
inventaris

5
Adapun struktur organisasi yaitu :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ruang Gideon

KEPALA INSTALASI RAWAT


INAP
Liana Ginting, S. Kep.,Ners

KEPALA RUANGAN GIDEON


Sari, S. Kep.,Ners

PENANGGUNG JAWAB SHIFT PERAWAT PELAKSANA


Fonicka Pesta C, S. Kep.,Ners Herlina ,AMK

Hany Juwita S. Kep.,Ners Jenter Yanriyanto S. Kep.,Ners

Anton Antoni S. Kep.,Ners Lamsar K Hutagalung,S. Kep.,Ners

Feby Yulianti S. Kep.,Ners


Zonia Ridawati, S. Kep.,Ners
Neni Kustinah ,AMK
Nadia Kris Utami S. Kep.,Ners

Servant Bidaya S. Kep.,Ners

Puji Cahya Astuti S. Kep.,Ners

6
Tabel 3.1
Kualifikasi pendidikan dan lama Bekerja Tenaga Perawat Gideon
Rumah Sakit Immanuel
No Nama Jabatan Pendidikan PK Lama
. kerja
1 Sari, S. Kep.,Ners Kepru S1 2 11
2 Fonicka Pesta C, S. Kep.,Ners PJ Shift S1 2 11.1
3 Hany Juwita Amd., Kep PJ Shift D3 2 23.8
4 Anton Antoni S. Kep.,Ners PJ Shift S1 2 10.0
5 Feby Yulianti S. Kep.,Ners PJ Shift S1 2 7.1
6 Neni Kustinah ,AMK PJ Shift D3 2 14.3
7 Herlina ,AMK Perawat pelaksana D3 2 24.6
8 Jenter Yanriyanto S. Perawat pelaksana S1 2 3.3
Kep.,Ners
9 Lamsar K Hutagalung,S. Perawat pelaksana S1 2 3.2
Kep.,Ners
10 Zonia Ridawati, S. Kep.,Ners Perawat pelaksana S1 2 2.3
11 Nadia Kris Utami S. Kep.,Ners Perawat pelaksana S1 2 5.8
12 Perawat pelaksana S1 Pra 0.5
Servant Bidaya S. Kep.,Ners
PK
13 Perawat pelaksana S1 Pra 0.4
Puji Cahya Astuti S. Kep.,Ners
PK

Sumber : Dokumen ruangan Gideon bulan Maret 2020

Interpretasi Data :
Tabel diatas menunjukan jumlah tenaga perawat yang ada diruangan
gideon berjumlah 13 orang, terdiri dari : 1 Orang kepala ruangan, 5 orang
PJ Shift dan 7 orang Perawat Pelaksana. Perawat yang bekerja dengan
masa kerja paling lama 24,6 tahun, dan masa kerja paling baru yakni 0,4
bulan.
Tabel 3.2

7
Kualifikasi Pendidikan Tenaga Perawat di Ruang Gideon

No Tenaga Perawat di Ruang


Pendidikan Jumlah %
1. Sarjana Keperawatan + Ners 10 orang 77 %
3. Diploma Keperawatan 3 orang 23 %
Total 13 orang 100 %
Sumber : Dokumen ruangan Gideon bulan Maret 2020

Interpretasi Data :
Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan perawat
diruangan Gideon adalah S1 Profesi Ners berjumlah 10 orang (77%), dan
tingakat pendidikan D3 Keperawatan berjumlah 3 orang (23%). Dari
keseluruhan tenaga kerja perawat di Ruang Gideon. Selain tenaga medis
dan Keperawatan, ruang gideon memiliki 1 inventaris.

Tabel 3.3 Distribusi Tenaga Non Medis Ruang Gideon


RS Immanuel

No Nama Petugas Pendidikan Tugas


1. SMA Inventaris
Sumber : Dokumen ruangan Gideon bulan Maret 2020
2. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Perawat Gideon
Tabel 3.4 Kapasitas Tempat Tidur Ruang Gideon
Rumah Sakit Immanuel
RUAN KELAS JUMLAH TEMPAT TIDUR
G
G II 8
III 9
I
PEMBAGIAN RUANGAN GIDEON
D Penyakit Dalam 2
E Isolasi Khusus 1
Isolasi TB Paru 4
O Isolasi GE 2
N TOTAL 13
Sumber : Dokumen ruangan Gideon bulan Maret 2020
Inerpretasi Data :

8
Dari tabel diatas dapat diketahui Ruang Gideon RS Immanuel
memiliki 17 tempat tidur, yang terdiri dari kelas II, dan Kelas III, yang
mana terdapat ruang Isolasi Khusus 1 bed, ruang isolasi TB Paru 4 bed,
Ruang Isolasi GE 2 bed dan ruang untu Penyakit dalam 2 bed.

3. Perhitungan BOR
Perhitungan BOR pada bulan februari 2020

jumlah hari perawatan rumah sakit


BOR= x 100 %
(Jumlah tempat tidur x Jumlah haridalam satu periode)

Tabel 3.5 Distribusi BOR 3 Bulan di Ruang Gideon


Rumah Sakit Immanuel

No. Bulan BOR


1 Desember 2020 61,2 %
2 Januari 2020 59,7 %
3 Februari 2020 62,4 %
Total 61,1 %

4. Rata-rata Jumlah Pasien


Perhitungan Rata-rata Jumlah pasien diruangan Gideon Menggunakan
rumus :

BOR X Jumlah Bed

a. Rata-rata jumlah pasien 3 bulan trakhir


b. Rata –rata jumlah pasien = 61,1 % x 17 TT = 10,38% (10 Pasien)

9
c. Jumlah rata-rata pasien dalam 3 bulan terakhir adalah 10 Pasien
d. Sedangkan jika menurut hasil kajian situasi dari 09 Maret s/d 12
Maret 2020 14 pasien di ruangan Gideon. Total Care 2 orang dan
Parsial care 12 orang.
Jumlah Pasien
Rumus : BOR = x 100 %
Jumlah Tempat Tidur
14
BOR : x 100 % = 0,8 x 100 % = 0,8% = 80%
17

Jadi untuk rata-rata BOR yang terdapat diruangan Gideon dari 09


Maret s/d 12 Maret 2020, yaitu 80%
Sensus harian, BOR = 80% x 17 = 13,6 (14 )
5. Perhitungan SDM
a. Waktu pearawatan langsung
 Parcial Care :
12 x 6 = 72
 Total Care :
2 x 6 = 12
Jumlah perawatan langsung : 84 jam
b. Waktu Perawatan Tidak Langsung
420
 30 x 14 =
60 Menit
= 7 jam

c. Waktu Penyuluhan

210
 15 x 14 = = 3,5 Jam
60 Menit
d. Jumlah hasil perawatan

94,5
 84 + 7 + 3,5 = = 6,75 ( 7 jam )
14
Menurut Gillis :

10
TP : A x B x 365
(365 – C ) x Jam Kerja

= 7 x 14 x 365 = 35, 770


(365 – 76 ) x 7 289 x 7

= 35,770 = 17, 6 ( 18 Perawat )


2,023

E. Matherial
a. sarana dan prasarana
Tabel 3.7 Daftar peralatan & fasilitas di Ruang Gideon
Rumah Sakit Immanel

No Nama peralatan Satuan


Ruang Obat

1. Kulkas obat 1 Buah


2. Trolley shopping 1 Buah
3. Lampu tindakan 1 Buah
4. Lemari gantung 1 Buah
5. Tempat sampah 2 Buah
6. Lemari obat 1 Buah
7. Baki kayu besar 4 Buah
8. Baki kayu kecil 1 Buah
Spoll hock

1. Steleci 1 Buah
2. Lemari Gantung 1 Buah
3. Trolley baskom mandi 2 Buah
4. Tempat sampah 2 Buah

11
5. Baskom mandi 17 Buah
6. Urinal 2 Buah
7. Pispot 20 Buah
8. Tempat linen kotor 2 Buah
Alat medis

1. Stetoskop 2 Buah
2. Tensimeter 3 Buah
3. Timbangan 1 Buah
4. Alat EKG + Trolley 1 Buah
5. Oxymetri 2 Buah
6. Thermometer 2 Buah
7. Nebulizer 1 Buah
8. Suction pump 1 Buah
Kamar pasien

1. Jumlah kamar 7 Buah


2. Bed pasien 17 Buah
3. Tiang infus 17 Buah
4. Kamar mandi 7 Buah
5. Sofa 8 Buah
6. Kursi tamu 9 Buah
7. Cermin 5 Buah
8. Tempat sampah 4 Buah
9. Meja makan 17 Buah
Sumber : Data Fasilitas Ruangan Gideon, 2020

12
F. Method
a. Penerapan Model praktik keperawatan Profesional ( MPKP )
Model asuhan keperawatan yang dijalankan di ruang Gideon
adalah Model Modular. Hasil wawancara dengan kepala Ruangan
dengan beberapa perawat Ruang Gideon bahwa penerapan model
Modular sering kali diterapkan apabila situasi ruangan sibuk.
b. Operan
Opera dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pergantian shift
malam ke pagi dengan jam kerja mulai pukul 07.00 WIB – 14.00
WIB, pagi ke sore dengan jam kerja 14.00 WIB – 21.00 WIB, dan
sore ke malam dengan jam kerja pada pukul 21.00 WIB – 07.00
WIB. Berdasarkan hasil observasibelum 100% perawat mengikuti
pelaksanaan operan dan tidak tepat waktu. Perawat masih sibuk
dengan hal-hal lain. kegiatan ini di pimpin oleh perawat yang dinas
pada shift tersebut.
c. Prosedur SOP
Ruang Gideon memiliki 95 SOP Keperawatan.

G. Money

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakuakn di ruang Gideon di


peroleh data biaya perawatan pasien di Ruang Gideon sebagian besar
dari BPJS dan asuransi, masalah pembiayan terpusat langsung jadi bisa
di katakana tergantung dari lokasi anggaran yang disediakan Rumah
sakit untuk tiap-tiap Ruangan. Menurut Nursalam kritikan yang di
terima di Ruangan biasa terkait kurangnya sumber daya sehingga
pelayanan menjadi kurang optimal.
Pembiayaan di ruang Gideon yakni pembiayan gaji intensif
perawat, pembiayaan kegiatan pelatihan dan pembiayaan pengadaan
sarana dan prasarana di ruangan Gideon diatur oleh bagian keuangan
Rumah Sakit.

13
H. Machine

Tabel 3.8 Fasilitas Di Ruangan Gideon


Rumah Sakit Immanuel

NO NAMA ALAT JUMLAH KETERANGAN


1. EKG 1 Baik
2. Suction Pump 1 Baik
3. Komputer 1 Baik
4. Telepon Ruangan 1 Baik
5. Nebulizer 1 Baik
6. Infus Pump 1 Baik
7. Kipas Angin 1 Baik
8. SPO2 Multifuction 1 Baik
9. Kulkas 2 Baik

I. Environment
a. Denah Ruang Gideon

14
Keterangan :
Gideon terdiri dari 2 kelas yaitu kelas 2A dan 3A, Kelas 2A
memiliki 8 Bed dengan 4 kamar mandi. Dan kelas 3A memiliki 9 Bed
dengan 3 Kamar mandi.
Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruangan Gideon
dapat di simpulkan bahwa :
1. terdapat Ruang perawat dan Ruang mahasiswa.
2. Ventilasi : Ruangan Gideon Segar, udara masuk keluar
dengan baik melalui Jendela di belakang Ruang perawat. Setiap kamar
memiliki jendelanya masing-masing.
3. Pencahayaan : Terang di sebagian ruangan, tidak terpapar
langsung sinar matahari. Bisa untuk membaca.
4. Atap : Rapat, Tidak ada yang bocor di ruang Gideon.
5. Dinding : Kuat, tidak retak dan bersih.
6. Lantai : keramik cukup bersih dan kering.
7. saran air bersih : Tersedia pembuangan air Limbah lancer
8. Tempat sampah Non Infeksius dan Infesius terpisah, dan adanya
sampah Flabot dan benda tajam di ruangan.
J. Analisa Swot

15
1. Kekuatan (Strength)
a) Adanya laporan jaga setiap pergantian shift
b) Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang telah di
lakukan
c) Jumlah perawat 13 orang, lulusan S1+Ners : 10 orang
(termasuk kepala ruangan) dan D3 : 3 orang
d) Ruang gideon merupakan ruangan Kelas II dan III dengan
kategori pelayanan penyakit dalam
e) Ruang Gideon memiliki Ruang Isolasi Khusus, TB Paru, dan
Isolasi GE
f) Perawat di ruang gideon paling lama dengan masa kerja 24,6
tahun dan ketua tim dengan pengalaman kerja 7 tahun
g) Ruang Gideon memiliki tenaga perawat yang telah mengikuti
pelatihan yang di programkan dari rumah sakit seperti (BHD,
PPGD, ENIL Patient Safety, APAR dan Lain – lain)
h) Ruang Gideon memiliki Standar Prosedur operasional (SPO)
i) Terdapat alat / sarana komunikasi seperti computer dan telepon
ruangan
j) Ruang Gideon memiliki O2 sentral memudahkan penanganan
emergancy pada pasien gangguan pola pernapasan.
k) Terdapat mahasiswa yang praktik di Ruang Gideon (STIK
Immanuel Bandung) sehingga dapat membantu perawat di
ruangan
2. Kelemahan (Weaknes)
a) Belum optimalnya proses dalam melaksanakan handover di
ruangan Gideon.
b) Berdasarkan hasil wawancara handover diruangan
menggunakan model primer dan lebih ke face to face sebab itu
yang paling efektif karena tidak memakan waktu banyak.
c) Belum optimal perawat dalam penerapan hand higiene sesuai
SPO

16
d) Tidak terdapat etiket pada drip infus/ plabot infus
e) Ruang Gideon memiliki tempat penyimpanan obat yang
belum sesuai dengan kapasitas BOR di ruangan.
f) Komunikasi yang terjalin di Ruangan kurang baik ( perawat-
perawat, Perawat-Pasien)
3. Peluang (Opportunity)
a) Adanya UU No.38 tahun 2014 tentang perawat dalam
melakukan pelayanan keperawatan
b) Adanya undang-undang nomor 11 tahun 2017 yang mengatur
tentang keselamatan pasien
c) Adanya organisasi PPNI sebagai badan yang menaungi profesi
keperawatan.
d) Adanya Penyelenggara pelatihan di bidang kesehatan
khususnya di bidang keperawatan yang diselenggarakan oleh
RS Immanuel yang diikuti oleh perawat diruangan.
e) Adanya lokasi perguruan tinggi yang dekat dengan Rumah
Sakit Immanuel sehingga memudahkan perawat dalam
melanjutkan pendidkan ke jenjang yang lebih tinggi.
f) Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan berhubungan dengan meningkatnya angka kesakitan.
g) Adanya kerjasama dengan BPJS
4. Ancaman (Thread)
a) Teknologi yang semakin berkembang membuat pasien menjadi
lebih kritis tentang pelayanan di Rumah Sakit.
b) Adanya rumah sakit swasta (RS.Santosa yang memiliki tipe
RS B, dengan status paripurna, dengan tingkat paripurna, serta
RS Ibu dan Anak dijalan Kopo).
c) Adanya mea (masyarakat ekonomi asean) dapat menjadi
persaingan dalam dunia kesehatan semakin tinggi.
d) Masyarakat semakin kritis terkait dengan pelayan kesehatan
disertai tingkat kemajuan teknologi yang semakin canggih

17
memudahkan masyarakat mengetahui segala informasi dengan
cepat.
e) Persaingan antar RS yang mempunyai tenaga perawat yang
profesional semakit kuat.

18
K. MATRIKS SWOT

Strength (S) Weakness (W)


1. Adanya laporan jaga setiap pergantian 1. Belum optimalnya proses dalam
shift melaksanakan handover di ruangan
2. Timbang terima sudah merupakan Gideon.
kegiatan rutin yang telah di lakukan 2. Berdasarkan hasil wawancara handover
3. Jumlah perawat 13 orang, lulusan diruangan menggunakan model primer
S1+Ners : 10 orang (termasuk kepala dan lebih ke face to face sebab itu yang
ruangan) dan D3 : 3 orang paling efektif karena tidak memakan
4. Ruang gideon merupakan ruangan Kelas waktu banyak.
II dan III dengan kategori pelayanan 3. Belum optimal perawat dalam
penyakit dalam penerapan hand higiene sesuai SPO
5. Ruang Gideon memiliki Ruang Isolasi 4. Tidak terdapat etiket pada drip infus/
Khusus, TB Paru, dan Isolasi GE plabot infus
6. Perawat di ruang gideon paling lama 5. Ruang Gideon memiliki tempat
dengan masa kerja 24,6 tahun dan ketua penyimpanan obat yang belum sesuai
tim dengan pengalaman kerja 7 tahun dengan kapasitas BOR di ruangan.
7. Ruang Gideon memiliki tenaga perawat 6. Komunikasi yang terjalin di Ruangan
yang telah mengikuti pelatihan yang di kurang baik ( perawat-perawat,
programkan dari rumah sakit seperti Perawat-Pasien)
(BHD, PPGD, ENIL Patient Safety,
APAR dan Lain – lain)
8. Ruang Gideon memiliki Standar
Prosedur operasional (SPO)

19
9. Terdapat alat / sarana komunikasi seperti
computer dan telepon ruangan
10. Ruang Gideon memiliki O2 sentral
memudahkan penanganan emergancy
pada pasien gangguan pola pernapasan.
11. Terdapat mahasiswa yang praktik di
Ruang Gideon (STIK Immanuel
Bandung) sehingga dapat membantu
perawat di ruangan.

Opportunities (O) : SO Strategi: WO Strategi :


1. Adanya UUD no.38 tahun 2014 1. Melakukan koordinasi dan diskusi 1. Dengan adanya penilaian mutu dalam
tentang perawat dalam melakukan dengan kepala ruangan terkait masalah pemberian pelayanan, RSI Immanuel
pelayanan keperawatan yang ditemukan menuntut tiap ruang perawatan agar
2. Adanya UUD No.11 tagun 2017 yang 2. Berkoordinasi dengan kepala ruangan meningkatkan fasilitas ruangan, dan
mengatur tentang keselamatan pasien agar melakukan Desiminasi terkait melaksanakan semua tindakan
3. Adanya organisasi PPNI sebagai Belum optimalnya proses dalam keperawatan sesuai dengan standar
badan yang menaungi profesi melaksanakan handover di ruangan operasional prosedur.
keperawatan Gideon 2. Meningkatkan pengalaman perawat
4. Adanya penyelengggara dibidang 3. Dengan dijadikannya ruang Gideon ruangan dengan menangkap peluang
kesehatan khususnya dibidang sebagai lahan praktik pendidikan, dapat kebijakan rumah sakit dalam
keperawatan yang diselenggarakan membantu perawat dalam melakukan mengadakan dan mengikuti pelatihan
oleh RS Immanuel yang diikuti oleh setiap tindakan sesuai dengan Standar serta melanjutkan studi ke jenjang
perawat diruangan Operasional Prosedur. yang lebih tinggi.
5. Adanya lokasi perguruan tinggi yang

20
dekat dengan rumah sakit Immanuel
sehingga memudahkan perawat dalam
melanjukan pendidikan perawat ke
jenjang yang lebih tinggi
6. Meningkatkan kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan
berbuhungan dnegan meningkatnya
angka kesakitan
7. Adanya kerjasama dengan BPJS
Threats (T) : ST Strategi: WT Strategi :
1. Teknologi yang semakin berkembang 1. Adanya perawat dengan kualifikasi 1. Terkait dengan belum optimalnya
membuat pasien menjadi kritis pendidikan Ners, S-1 dan D-III penerapan SOP dalam melakukan
tentang pelayanan di Rumah sakit merupakan sebuah kekuatan dalam timbang terima atau handover maka
2. Adanya rumah sakit swasta (RS. memenuhi hak-hak konsumen. kepala ruangan perlu melakukan
Santosa yang memiliki tipe B, dengan 2. Ruang Gideon memiliki tenaga perawat coaching bagi perawat di setiap
tingkat paripuna, serta Rumah sakit yang telah mengikuti pelatihan yang operan shift
Ibu dan Anak dijalan Kopo) diprogramkan dari rumah sakit (BHD, 2. Mengoptimalkan manajemen waktu
3. Masyarakat semakin kritis terkait PPGD, ENIL, Patien safety, APAR). dan konsentrasinya dalam proses
dengan pelayanan kesehatan disertai Dengan mengikuti pelatihan tersebut melakukan handover di nurs station.
tingkat kemajuan teknologi yang masyarakat dapat mendapatkan 3. Terkait dengan tingginya tuntutan
semakin canggih memudahkan pelayanan kesehatan profesional dan masyarakat mengenai pemberian
masyarakat mengetahui segala berkualitas. pelayanan kesehatan yang
informasi dengan cepat professional dan berkualitas, maka
4. Persaingan antar RS yang mempunyai perawat perlu memperhatikan hal
tenaga perawat yang professional terkait dengan penggunaan alat

21
semakin kuat. pelindung diri (APD) sesuai standart
prosedur opprasional.

22
L. Matriks IFE dan EFE
NO. FAKTOR BOBOT RATING SKOR
Kekuatan (Strengths)
1. Adanya laporan jaga setiap pergantian 0,09 4 0,36
shift
2. Timbang terima sudah merupakan 0.09 3 0,27
kegiatan rutin yang telah di lakukan
3. Jumlah perawat 13 orang, lulusan 0,10 4 0,4
S1+Ners : 10 orang (termasuk kepala
ruangan) dan D3 : 3 orang
4. Ruang gideon merupakan ruangan 0,10 4 0,4
Kelas II dan III dengan kategori
pelayanan penyakit dalam
5 Ruang Gideon memiliki Ruang Isolasi 0,09 4 0,36
Khusus, TB Paru, dan Isolasi GE
6 Perawat di ruang gideon paling lama 0,09 3 0,27
dengan masa kerja 24,6 tahun dan
ketua tim dengan pengalaman kerja 7
tahun
7 Ruang Gideon memiliki tenaga 0,09 4 0,36
perawat yang telah mengikuti
pelatihan yang di programkan dari
rumah sakit seperti (BHD, PPGD,
ENIL Patient Safety, APAR dan Lain
– lain)
8 Ruang Gideon memiliki Standar 0,10 4 0,4
Prosedur operasional (SPO)
9 Terdapat alat / sarana komunikasi 0,09 4 0,36
seperti computer dan telepon ruangan
10 Ruang Gideon memiliki O2 sentral 0,08 3 0,24
memudahkan penanganan emergancy
pada pasien gangguan pola
pernapasan.
11 Terdapat mahasiswa yang praktik di 0,08 3 0,24
Ruang Gideon (STIK Immanuel
Bandung) sehingga dapat membantu
perawat di ruangan
Jumlah 1 42 3,66

Kelemahan (Weaknes)
1. Belum optimalnya proses dalam 0,17 2 0,34

23
melaksanakan handover di ruang
Gideon.
2. Berdasarkan hasil wawancara 0,17 3 0,51
handover diruangan menggunakan
model primer dan lebih ke face to
face sebab itu yang paling efektif
karena tidak memakan waktu
banyak.
3. Belum optimal perawat dalam 0,17 3 0,51
penerapan hand higiene sesuai SPO
4. Tidak terdapat etiket pada drip 0,17 2 0,34
infus/ plabot infus
5. Ruang Gideon memiliki tempat 0,16 2 0,32
penyimpanan obat yang belum
sesuai dengan kapasitas BOR di
ruangan.
6. Komunikasi yang terjalin di 0,16 2 0,32
Ruangan kurang optimal ( perawat-
perawat, Perawat-Pasien)

Jumlah 1 19 2,34
TOTAL S -W = 1,32

Keterangan

Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing- masing factor


yang memiliki nilai 1 = sangat lemah, 2 = tidak begitu lemah, 3=
cukup kuat, 4 = sangat kuat.jadi reting mengacu pada Rumah Sakit,
sedangkan bobot mengacu pada Rumah sakit yang berada.

NO. FAKTOR BOBOT RATING SKOR


Peluang (Opportunities)
1. Adanya UU No.38 tahun 2014 tentang 0,15 4 0,6
perawat dalam melakukan pelayanan

24
keperawatan
2. Adanya undang-undang nomor 11 0,14 4 0,56
tahun 2017 yang mengatur tentang
keselamatan pasien
3. Adanya organisasi PPNI yang 0,14 4 0,56
menaungi profesi perawat
4. Adanya Penyelenggara pelatihan di 0,14 3 0,42
bidang kesehatan khususnya di bidang
keperawatan yang diselenggarakan
oleh RS Immanuel yang diikuti oleh
perawat diruangan.
5 Adanya lokasi perguruan tinggi yang 0,14 3 0,42
dekat dengan Rumah Sakit Immanuel
sehingga memudahkan perawat dalam
melanjutkan pendidkan ke jenjang
yang lebih tinggi.
6 Meningkatnya kebutuhan masyarakat 0,15 4 0,6
akan pelayanan kesehatan berhubungan
dengan meningkatnya angka kesakitan.
7 Adanya kerjasama dengan BPJS 0,14 3 0,42

Jumlah 1 24 3,58
Ancaman (Threats)
1. Teknologi yang semakin berkembang 0,3 3 0,9
membuat pasien menjadi lebih kritis
tentang pelayanan di Rumah Sakit
2. Adanya rumah sakit swasta 0,2 3 0,6
(RS.Santosa yang memiliki tipe RS B,
dengan status paripurna, dengan
tingkat paripurna, serta RS Ibu dan
Anak dijalan Kopo)
3. Adanya mea (masyarakat ekonomi 0,2 3 0,6
asean) dapat menjadi persaingan dalam
dunia kesehatan semakin tinggi
4 Masyarakat semakin kritis terkait 0,2 4 0,8
dengan pelayan kesehatan disertai
tingkat kemajuan teknologi yang
semakin canggih memudahkan
masyarakat mengetahui segala
informasi dengan cepat
5 Persaingan antar RS yang mempunyai 0,1 4 0,4

25
tenaga perawat yang professional
semakin kuat
Jumlah 1 17 3,3
TOTAL O – T = 0,28

Keterangan :

Rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4,


dimana 1 = dibawah rata-rata, 2 = rata-rata, 3 diatas rata-rata, 4 =
sangat bagus.reting ditentukan berdasarkan efetifitas strategi rumah
sakit. Dengan demikian nilainya didasarkan pada kondisi rumah
sakit.

M. DIAGRAM CARTESIUS

OPPORTUNITIE

26
0,4
S – W = 1,32
0,3 O – T = 0,28

0,2

Strategi
Pembedahan Strategi Agresif
0,1
-0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4
STRENGHTS WIKNESS

-0,1

-0,2
Strategi Bertahan
Strategi
Diverifikasi
-0,3

-0,4

THREATS

27
N. Prioritas Masalah
1. Perumusan Masalah
Dari kajian situasi yang telah dilakukan, maka masalah-malasah
yang ditemukan antara lain :
a. Belum optimalnya proses dalam melaksanakan handover di
ruangan Gideon
2. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah, menggunakan rumus
CARL. Rumusnyaadalah (Supriyanti, 2007) :

CxAxRxL

Ket :

C : Ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan prasarana)


A : Kemudahan masalah yang ada (mudah di atasi atau tidak)
R : Kesiapan dari tenaga pelaksana
L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
Lain

No Alternatif pemecahan Masalah C A R L Score Ket


Ket : optimalnya proses dalam
1. Belum
melaksanakan handover di ruangan 5 5 5 4 500 I
Gideon

a. Sangat Penting :5
b. Penting :4
c. Cukup Penting :3
d. Kurang Penting :2
e. Sangat Kurang Penting :1

Berdasarkan skoring yang telah dilakukan terhadap alternatif


penyelesaian masalah atau rencana strategi diatas maka didapatkan
rencana strategi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-

28
masalah yang ditemukan di Ruang Gideon antara lain “Belum
optimalnya proses dalam melaksanakan handover di ruangan Gideon”.

29
O. FISHBONE
1. Belum optimalnya proses dalam melaksanakan handover di ruangan Gideon.

MAN MATERIAL
MACHINE

Perawat per sift


berjumlah 3 orang Adanya papan
informasi pasien

(-)
Jumlah perawat 13
orang Mempunyai buku
operan shift

Belum optimalnya proses


dalam melaksanakan
Operan di handover di ruangan
laksanakan di ners
stesion Tidak fokus dalam
melakukan operan shift
(-)

METHODE ENVIRONMENT MONEY

30
31
TABEL 1.1
Hari/
No Nama Pertanyaan Jawaban
Tanggal
1 Senin, 09 maret Kepala 1. Metode tim apa yang 1. Metode yang sekarang
diterapkan di ruangan diterapkan pada ruangan
2020 Ruangan
Gideon ? Gideon yaitu metode tim
2. Apakah dilakukan 2. Pada ruangan Gideon selalu
sharring di ruangan ? dilakukan sharing
3. Adakah pelatihan untuk
tenaga perawat ? 3. Penaga perawat di ruangan
Gideon telah mengikuti
pelatihan khusus
Ns.S 1. Bagaimana penerapan 1. Diruangan Gideon handover
handover apakah sudah belum terlalu dilakukan
efektif dilakukan ? secara optimal
Karena tidak adanya disiplin
waktu dan ketetapan saat
melakukan handover.
Ns. L 1. Bagaiman penerapan 1. Handover di ruangan
handover apakah menggunakan face to face dan
sudah efektif kepada pasien , namun
dilakukannya ? terkadang untuk pasien tidak
2. Bagaiman penerapan dilakukan
ronde keperawatan 2. Ronde keperawatan dilakukan
di ruangan Gideon ? 2x dilakukan dalam sehari.
Yaitu, pergantian shift dari
malam kepagi, dan dari pagi
ke sore sedangkan yang
malam tidak dilakukan karena
pasien beristirahat.
WAWANCARA PROSES HANDOVERBerdasarkan tabel 1.1 , Dari Hasil
Wawancara Di Ruangan Gideon antara Kepala Ruangan Dengan Perawa Pada Hari
Senin 09 Maret 2020 Sampai Kamis 12 Maret 2020 Didapatkan Metode Bahwa
Diruangan Menggunakan Metode Tim , Ruangan Gideon Juga Menerapkan
Handover Namun Belum Dilakukan Secara Optimal Namun Perawat Diruangan
GideonJjuga Telah Mengikuti Pelatihan.

TABEL 1.2
OBSERVASI HAND HYGIENE

32
No Hari/ Tanggal Nama Dilakukan Tidak Dilakukan
Perawat Sesuai SPO Sesuai SPO
1 Senin 09 Maret 2020 Ns. L 
Sampai
Ns. I 
Kamis 12 Maret 2020
Ns. N 
Ns. A 
Ns. F 
Ns. Z 
Ns. P 
Ns. H 
Ns. J 
Ns. S 
Ns. N 
Ns. F 

Dari tabel 1.2 didapatkan hasil observasi hand hygiene didapatkan


dari jumlah perawat diruangan Gideon yang tidak melakukan hand hygiene
sesuai SOP sebanyak 10 dengan presentase 10% dan perawat yang
melakukanhand hygiene sesuai sebanyak 2 orang dengan presentase 2%.

TABEL 1.3
LEMBAR OBSERVASI PENGGUNAAN APD

33
(MASKER DAN HANDSCOON)

No Hari/ Inisial Menggunakan Menggunakan


. Tanggal Perawat Masker Handscoon
1. Senin 09 Ns. L √ √
Maret Ns. I - -
2020
Ns. N √ √
Sampai
Ns. A √ -
Kamis 12
Maret Ns. F √ -
2020 Ns. S √ √
Ns. P √ -
Ns. H √ -
Ns. J √ √
Ns. S √ √

Keterangan
 : Menggunakan
 : Tidak Menggunakan
Dari tabel 1.3 Didapatkan data untuk perawat Gideon pada tanggal 09
samapai tanggal 12 maret 2020 perawat yang menggunakan handscoon
sebanyak 5 orang dengan presentase 5%, sedangkan ya.ng yang hanya
menggunakan masker sebanyak 9 orang dengan presentase 9%.

TABEL 1.4
LEMBAR OBSERVASI ETIKET OBAT

34
Dari hasil observasi diruangan Gideon pada hari Senin 09 maret 2020 sampai
kamis 12 maret 2020 didapatkan ada 8 perawat dengan presentase 8% yang
tidak memberikan etiket atau label pada cairan infuse. Dan yang
menggunakan etiket pada cairan infuse sebanyak 4 orang dengan presentase
4%.

35

Anda mungkin juga menyukai