KAJIAN SITUASI
28
29
Ka : Kepada
Papancen : Tugas dan kewajiban
Arti warna pada lambing Rumah Sakit Immanuel menunjukkan :
Warna merah : Darah Yesus Kristus yang menyelamatkan
Warna Biru : Kedamaian, kejujuran, ketulusan
Warna kuning : keagungan karya penyaliban Yesus Kristus Juruselamat dunia.
2. Visi dan Misi Keperawatan Rumah sakit Immanuel
a. Visi keperawatan Rumah Sakit Immanuel
Menjadi keperawatan Rumas Sakit Immanuel sebagai pilihan layanan
keperawatan profesional atas dasar kasih Kristus.
b. Misi keperawatan Rumah Sakit Immauel
Meningkatkan komitmen perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan profesional.
Menerapkan sistem pemberian pelayanan keperawata profesional.
Meningkatkan budaya pebelajaran ilmu keperawatan secara
berkesinambungan.
3. Visi dan Misi Rumah Sakit Immanuel Bandung
a. Visi Rumah sakit Immanuel Bandung
Memberikan pelayanan dan Pendidikan kesehatan yang prima dan inovasif
berfokus kepada pasien sebagai perwujudan cinta kasih Allah”.
b. Misi Rumah Sakit Immanuel Bandung
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang prima dan berbasis
keselamatan pasien.
2) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dana mengembangkan budaya
ilmiah di bidang kesehatan
3) Mengembangkan layanan primer, unggul dan berkembang
4) Membangun budaya kerja dan karakter sumber daya manusia yang
berlandaskan nilai-nilai kristiani agar memberikan pelayanan terbaik, handal
dan beretika dalam menjalankan kompetensinya.
5) Menjalani kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya memperkuat peran
rumah sakit dalam pelayanan dan pendidikan kesehatan.
30
KEPALA RUANGAN
Ida Lestari, S. Kep., Ners
31
Trifani, AMK
S.Kep.,Ners
13. Jullia Anastasya PP Ners 2,4 1
Maruanaja,
S.Kep.,Ners
14. Shiddiq PP Ners 0,8 Pra PK
Permana,
Skep.,Ners
15. Riska Diana PP Ners 1,0 Pra PK
S.Kep,. Ners
16. Lilis Inventaris SMP 36,0
Ratnaningsih
Sumber: Dokumentasi jadwal dinas ruang Hana dan Jokebed, Maret 2020
Interpretasi data:
Tabel 3.2
Klasifikasi pendidikan
Perawat ruang Hana dan Jokebed RS immanuel
No Jenis pendidikan Jumlah Presentase
%
1 S1+Ners 10 orang 56%
2 DIII Keperawatan 13 orang 44%
3 Total 23 orang 100 %
Sumber :Dokumen Ruang Hana dan Jokebed Maret 2020
Interpertasi Data :
Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan perawat diruang Hana dan
Jokebed adalah profesi Ners berjumlah 10 orang dengan presentase 56%
tingkat pendidikan D3 keperawatan berjumlah 13 orang dengan presentase
44% dan keseluruhan tenaga kerja perawat di Ruang Hana dan Jokebed
b. M2-Material
Tabel 3.3 Kapasitas Tempat Tidur Ruang Hana
Ruang Kelas Jumlah Tempat
Tidur
Hana II A 2 tempat tidur
II B 16 tempat tidur
Isolasi 1 tempat tidur
Sumber : Dokumen Ruangan Hana Rs Immanuel Bandung
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui tempat tidur di ruang hana RS Immanuel
berjumlah 19 tempat tidur
Tabel 3.4
Kapasitas Tempat Tidur Ruang Jokebed
34
Tabel 3.6
Berdasarkan persediaan Alat Kesehatan di Ruang Jokebed
35
c. M3-Methode
1) Model asuhan keperawatan
model asuhan keperawaratan yang digunakan di ruang Hana dan Jokebeb
adalah model asuhan keperawatan dengan metode modular.
2) Pembagian shift
No Shift Jam datang dan pulang
.
1. Pagi 07-14.00 WIB
Tabel 3.8
Barang Inventaris Di Ruang Jokebed
No Alat Rumah Tangga Jumlah Kondisi
.
1 Calculator 2 Baik
2 CPU 1 Baik
3 Keyboard Computer 1 Baik
4 Kipas Angin Tembok 1 Baik
12’’
5 Monitor Computer 2 Baik
6 Mouse Computer 1 Baik
7 Kulkas 1 Baik
8 Dispenser Air Minum 3 Baik
9 Thermometer Digital 2 Baik
10 Nebu 1 Baik
11 Suction Pam 1 Baik
12 EKG 1 Baik
13 Emergency Kit 1 Baik
14 Tensi Meter Manual 2 Baik
15 Tensimeter Air Raksa 2 Baik
16 Tabung 02 Kecil 1 Baik
17 Satu Rasi 2 Baik
18 Timbangan 1 Baik
f. M6-Environtment
Tabel 3.9
Denah ruangan Hana
NURSE
STATION
NURSE
STATION
38
BOR =
BOR =
BOR = 82 %
Berdasarkan data rekam medis bulan februari 2020 didapatkan BOR (Bed Occupation
Ratio) di ruangan Hana Jokebeth sebesar 82 %. Menurut depkes RI (2005) nilai BOR
yang ideal adalah 60-85 %
2. Perhitungan tenaga perawat menurut Gillies
Tenaga perawat =
Tenaga perawat =
Tenaga perawat = 36,3 perawat (36 perawat)
3. Perhitungan tenaga kerja menurut hasil lokakarya PPNI
Tenaga perawat =
Tenaga perawat =
Tenaga perawat = 25,4 perawat ( 25 tenaga perawat yang dibutuhkan)
Berdasarkan perhitungan jumlah tenaga perawat dengan menggunakan metode Gillies
dan hasil lokakarya PPNI didapatkan metode Gillies 36 perawat dan hasil lokakarya
sebanyak 25 perawat sehingga jumlah perawat diruangan Hana dan Jokebeth
berdasarkan kedua metode belum tercukupi.
D. Metode pengumpulan data
39
Kelompok melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara dan lembar observasi
checklist. Observasi merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek
(Sugiyono, 2015). Observasi menggunakan lembar observasi checklist dilakukan pada
tanggal 9 Maret 2020 sampai 10 Maret 2020 diruang rawat inap Hana dan Jokebeth
Rumah Sakit Immanuel Bandung.
E. Identifikasi SWOT
pada tahap ini dilakukan analisis SWOT mengenai kekuatan dan kelemahan (faktor
eksternal) yang dimilikioleh ruang Hana dan Jokebeth sekaligus menganalisis peluang
dan ancaman (faktor eksternal) yang dimili ruang Hana dan Jokebeth, adalah sebagai
berikut:
1. Kekuatan (Strenght)
a. Rumah Sakit Immanuel bandung merupakan rumah sakit swasta setara tipe B
setelah terakerditasi 16 jenis pelayanan dan telah mengikuti ISO 9001:2008. Serta
telah lulus akreditasi rumah sakit dengan kelulusan paripurna.
b. Rumah Sakit Immanuel mempunyai tugas upaya kesehatan, pendidikan serta
penelitian di bidang kedokteran, keperawatan, dan kesehatan
c. Adanya pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh Rumah sakit Immenual dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
d. Rumah sakit Immanuel menjadi Rumah Sakit pendidikan yang memiliki kerja
sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel dan institusi pendidikan
lain.
e. Rumah Sakit Immanuel telah berdiri lebih dari 100 tahun
f. Adanya visi, misi dan filosofi RumahSakit sebagai dasar peayanan kesehatan
g. Rumah sakit immanuel bandung mempunyai 3 area rawat inap yaitu rawat inap
prima 1, rawat inap prima 2, dan IPI (instalasi perawatan intensif). Area rawat
inap prima 1 terdiri dari kelas 3B sampai 1C, rawat inap prima 2 terdiri dari kelas
1, VIP dan VVIP. Sedangkan ruang IPI terdiri dari ruang HCU, ICU, NICU-
PICU, CATH LAB, atau bisa di sebut juga ruangan cateterisasi jantung.
h. Rumah Sakit mempunyai Falsafah keperawat yakni EMPATI artinya melakukan
tindakan nyata untuk mengatasi penderitaan atau kesulitan orang lain
i. Tingkat pendidikan perawat diruang Hana dan Jokebed adalah profesi Ners
berjumlah 10 orang, DIII keperawatan berjumlah 13 orang dan keseluruhan tenaga
kerja perawat di Ruang Hana dan Jokebed
40
j. Tempat tidur di ruang Hana RS Immanuel berjumlah 19 tempat tidur dan tempat
tidur di ruang Jokebed RS Immanuel berjumlah 9 tempat tidur.
k. Model asuhan Keperawatan yang digunakan di ruang Hana dan Jokebeth adalah
model asuhan keperawatan dengan metode modular.
l. Pada ruang Hana dan Jokebed berlaku 690 standar operasional prosedur yang
mana masih ada perawat yang tidak melakukan tindakan sesuai dengan SOP
m. Administrasi pasien dibagi menjadi 3 jenis yaitu, BPJS, Umum dan Asuransi
n. Rumah Sakit Immanuel telah terakreditasi standarisasi oleh ISO (International
For Standarition) yang merupakan suatu standar sistem manajemen mutu dan
telah meraih kelulusan di ringkat paripurna dari KARS.
o. Terdapat satu troly emergency pada masing masing ruangan
p. Rumah Sakit Immanuel memiliki komite pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI)
q. Ruang Jokebeth memiliki ruang rawat inap kelas 1A dan ruang isolasi sedangkan
ruang Hana memiliki ruang rawat inap kelas IIA, IIB dan ruang isolasi
r. Sebanyak 100 % perawat mencantumkan assesment
s. Sebanyak 100 % perawat mencantumkan rekomendasi tindakan atau rekomendasi
yang diperlukan untuk memperbaiki masalah
t. mendokumentasikan seluruh informasi serah terima dengan SOAP tersebut pada
selembar catatan perkembangan pasien terintegrasi setiap 1 jam sebelum berakhir
u. Sebanyak 100 % perawat membubuhkan stampel pada serah terima pasien bagian
bawah
v. Sebanyak 100 % perawat melakukan penandatanganan serah terima pasien pada
stampel terima lengkapi nama jelas tanda tangan tanggal dan jam serah terima
w. SOP tersimpan dalam bentuk E-document
2. Kelemahan (Weakness)
a. Komunikasi serah terima antar shift jaga (handover)
1) Kepala ruangan memimpin kegiatan hand over secara bergantian antara ruang
hana jokebed.
2) Beberapa perawat tidak datang sesuai dengan jam dinas
3) Perawat mempunyai buku catatan pribadi operan shift di ruang jokobed tetapi
jarang digunakan.
4) Sebanyak 41,6% perawat di ruangan tidak datang tepat waktu sehingga
kegiatan Hand over lambat di lakukan.
41
23) Sebanyak 36,36% perawat tidak melakukan ronde kepada seluruh pasien, shift
berikutnya melakukan kontrak dengan seluruh pasien
b. Edukasi perawat kepada pasien baru dan keluarga
1) Sebanyak 100% perawat tidak memberikan edukasi tentang langkah-langkah
cuci tangan untuk pasien baru dan keluarga
2) Sebanyak 100 % perawat pada saat ke pasien baru tidak mencuci tangan.
3) Jumlah perawat diruangan Hana dan Jokebeth berdasarkan kedua metode
belum tercukupi.
c. Belum optimalnya pelaksanaan cuci tangan (five moment)
1) Sebanyak 100% dari 12 perawat tidak melakukan cuci tangan sebelum kontak
dengan pasien
2) Sebanyak 16,6% dari 12 perawat tidak mencuci tangan sebelum tindakan
aseptik
3) Sebanyak 8,3% dari 12% perawat tidak mencuci tangan setelah terkena cairan
tubuh pasien
4) Sebanyak 41,6% dari 12 perawat tidak mencuci tangan setelah kontak dengan
pasien
5) Sebanyak 100% dari 12 perawat tidak mencuci tangan setelah kontak dengan
lingkungan pasien.
6) Tidak semua bed pasien tersedia handrub pump
3. Peluang (Opportunities)
a. Adanya organisasi PPNI yang menaungi profesi keperawatan untuk menjamin
pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dapat di pertanggung jawabkan,
sehingga semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pelayanan
keperawatan Rumah Sakit Immanuel Bandung.
b. Letaknya Rumah sakit Immanuel strategis dan adanya jalur transportasi yang
mudah di jangkau oleh masyarakat untuk ke rumah sakit
c. Adanya tuntutan akreditasi Rumah sakit yang membuat mutu pelayanan
keperawatan semakin meningkat. Adanya peluang perawat untuk melanjutkan
jenjang pendidikan dari DIII ke S1 keperawatan.
d. Adanya seminar dan pelatihan keperawatan untuk meningkatkan kompetensi
perawat seperti pelatihan Pj-shift dan pelatihan bantu hidup dasar (BHD)
e. Telah di sahkanya Undang-undang perawatan no 38 yahun 2014, tentang
profesionalisme perawat
43
4. Ancaman (Threats)
a. Adanya persaingan antar ruangan di rumah sakit yang memberikan pelayanan
yang sama seperti ruangan Lukas, Magdalena, LCA, Gidion
b. Adanya Undang-undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
sehingga menjadi peluang untuk meningkatkan mutu pelayanan untuk kepuasan
konsumen dan meningkatkan kepercayaan konsumen
c. Adanya Undang-undang Pasal 32 No.44 tahun 2009 tentang perlindungan hak
pasien
d. Tingginya tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas
e. Adanya peningkatan teknologi informasi yang membuat masyarakat semakin
kritis dalam menilai pelayanan kesehatan di rumah sakit
F. Matriks Strategis SWOT
Kekuatan/Strength : Kelemahan/Weakness:
Internal 1. Adanya system 1) Kepala ruangan memimpin
pengembangan staff berupa kegiatan hand over secara
pelatihan (PKRS, LSH, bergantian antara ruang hana
Manajemen, Audit, CI) jokebed.
2. 1 kepala ruangan dengan 2) Beberapa perawat tidak
masa kerjanya 22,4 tahun datang sesuai dengan jam
3. Adanya pelatihan perawat dinas
4. Mempunyai sarana dan 3) Perawat mempunyai buku
prasarana yang memadai catatan pribadi operan shift di
5. Tersediannya nurse station ruang jokobed tetapi jarang
6. Sudah diterapkan budaya digunakan.
SENYUM, SAPA, SALAM, 4) Sebanyak 41,6% perawat di
SOPAN, SANTUN. ruangan tidak datang tepat
7. RS memiliki visi misi sebagai waktu sehingga kegiatan
acuan melaksanakan kegiatan Hand over lambat di lakukan.
Eksternal
pelayanan 5) Berdasarkan hasil observasi
8. Rumah Sakit Immanuel pada hari I terdapat 1 perawat
bandung merupakan rumah tidak melakukan handover
sakit swasta setara tipe B pada pasien kelolaannya
setelah terakerditasi 16 jenis karena terlambat, sehingga
pelayanan dan telah mengikuti perawat sift pagi hanya
ISO 9001:2008. Serta telah membaca pada catatan SOAP.
lulus akreditasi rumah sakit 6) Sebanyak 68,18% perawat
dengan kelulusan paripurna. diruangan tidak menyiapkan
9. Rumah Sakit Immanuel buku catatan overan shift
mempunyai tugas upaya 7) Sebanyak 17,3% perawat
kesehatan, pendidikan serta melakukan operan tanpa
penelitian di bidang membaca catatan rekam
kedokteran, keperawatan, dan medik.
kesehatan 8) Sebanyak 68,18% saat
10. Adanya pelatihan-pelatihan melakukan operan perawat
yang dilaksanakan oleh tidak menyampaikan kondisi
Rumah sakit Immenual dalam ruangan, jumlah pasien,
rangka meningkatkan mutu karakteristik pasien, rencana
pelayanan kesehatan
11. Rumah sakit Immanuel tindakan.
menjadi Rumah Sakit 9) Sebanyak 9,09% perawat
pendidikan yang memiliki tidak mengidentifikasi nama
kerja sama dengan Sekolah pasien dan tanggal masuk
Tinggi Ilmu Kesehatan rumah sakit melalui stiker
Immanuel dan institusi identitas
pendidikan lain. 10) Sebanyak 13,63% perawat
12. Rumah Sakit Immanuel telah tidak menyebutkan diagnosa
berdiri lebih dari 100 tahun medis, DPJP, lama hari rawat
13. Adanya visi, misi dan filosofi 11) Sebanyak 40,9% perawat
RumahSakit sebagai dasar tidak menyebutkan masalah
peayanan kesehatan keperawatan yang didapat
14. Rumah sakit immanuel pada pasien ini
bandung mempunyai 3 area 12) Sebanyak 68,18% perawat
rawat inap yaitu rawat inap tidak menyebutkan keadaan
prima 1, rawat inap prima 2, umum pasien, tanda vital
dan IPI (instalasi perawatan terbaru
intensif). Area rawat inap 13) Sebanyak 9,09% perawat
prima 1 terdiri dari kelas 3B tidak mencantumkaan
sampai 1C, rawat inap prima 2
terdiri dari kelas 1, VIP dan tindakan yang sudah diberikan
VVIP. Sedangkan ruang IPI 14) Sebanyak 100% perawat
terdiri dari ruang HCU, ICU, mencantumkan riwayat alergi
NICU-PICU, CATH LAB, pasien (bila ada)
atau bisa di sebut juga ruangan 15) Sebanyak 100% perawat
cateterisasi jantung. mencantumkan hasil
15. Ruang Jokebeth memiliki laboratorium yang abnormal
ruang rawat inap kelas 1A dan tanggal dan waktu tes
ruang isolasi sedangkan ruang dilakukan dan hasil tes
Hana memiliki ruang rawat sebelumnya untuk
inap kelas IIA, IIB dan ruang perbandingan
isolasi 16) Sebanyak 8,81 % perawat
16. Rumah Sakit mempunyai tidak mencantumkan riwayat
Falsafah keperawat yakni medis
EMPATI artinya melakukan 17) Sebanyak 54,54 % perawat
tindakan nyata untuk tidak mencantumkan temuan
mengatasi penderitaan atau klinis yang ada
kesulitan orang lain 18) Sebanyak 50 % perawat
17. Tingkat pendidikan perawat mencantumkan drain, luka
diruang Hana dan Jokebed
adalah profesi Ners berjumlah dekubitus (bila ada)
10 orang, DIII keperawatan 19) Sebanyak 50 % perawat
berjumlah 13 orang dan tidak mendiskusikan sistem
keseluruhan tenaga kerja pada pasien yang terganggu
perawat di Ruang Hana dan 20) Sebanyak 18,18% perawat
Jokebed shift berikutnya tidak
18. Tempat tidur di ruang Hana melakukan klarifikasi
RS Immanuel berjumlah 19 penjelasan yang disampaikan
tempat tidur dan tempat tidur 21) Sebanyak 18,18 % perawat
di ruang Jokebed RS shift berikutnya tidak
Immanuel berjumlah 9 tempat melakukan klarifikasi rencana
tidur. harian masing-masing perawat
19. Model asuhan Keperawatan dan beri masukan/saran/tindak
yang digunakan di ruang Hana lanjut
dan Jokebeth adalah model 22) Sebanyak 18, 18 %perawat
asuhan keperawatan dengan tidak menutup acara serah
metode modular. terima sambil bersalaman
20. Pada ruang Hana dan Jokebed 23) Sebanyak 36,36% perawat
berlaku 690 standar tidak melakukan ronde kepada
operasional prosedur yang seluruh pasien, shift
mana masih ada perawat yang berikutnya melakukan kontrak
tidak melakukan tindakan dengan seluruh pasien
sesuai dengan SOP 24) Sebanyak 100% perawat
21. Administrasi pasien dibagi tidak memberikan edukasi
menjadi 3 jenis yaitu, BPJS, tentang langkah-langkah cuci
Umum dan Asuransi tangan untuk pasien baru dan
22. Rumah Sakit Immanuel telah keluarga
terakreditasi standarisasi oleh 25) Sebanyak 100 % perawat
ISO (International For pada saat ke pasien baru tidak
Standarition) yang merupakan mencuci tangan.
suatu standar sistem 26) Jumlah perawat diruangan
manajemen mutu dan telah Hana dan Jokebeth
meraih kelulusan di ringkat berdasarkan kedua metode
paripurna dari KARS. belum tercukupi.
23. Terdapat satu troly emergency 27) Sebanyak 100% dari 12
pada masing masing ruangan perawat tidak melakukan cuci
24. Rumah Sakit Immanuel tangan sebelum kontak
memiliki komite pencegahan dengan pasien
dan pengendalian infeksi (PPI) 28) Sebanyak 16,6% dari 12
perawat tidak mencuci tangan
sebelum tindakan aseptik
29) Sebanyak 8,3% dari 12%
perawat tidak mencuci tangan
setelah terkena cairan tubuh
pasien
30) Sebanyak 41,6% dari 12
perawat tidak mencuci tangan
setelah kontak dengan pasien
31) Sebanyak 100% dari 12
perawat tidak mencuci tangan
setelah kontak dengan
lingkungan pasien.
32) Tidak semua bed pasien
tersedia handrub pump
Opportunities (O): SO strategi : WO strategi :
1. Telah di sahkanya Undang- 1. Adanya peluang perawat
1. Terdapat hanrub di setiap pintu
undang perawatan no 38 untuk melanjutkan jenjang
masuk ruang perawatan Hana –
yahun 2014, tentang pendidikan dari DIII ke S1
profesionalisme perawat keperawatan. Jokobed.
2. Adanya tuntutan akreditasi 2. Adanya seminar dan
Rumah sakit yang membuat pelatihan keperawatan 2. terdapat poster tentang five
mutu pelayanan keperawatan untuk meningkatkan
moment di ruang Hana –
semakin meningkat. kompetensi perawat
Jokobed.
seperti pelatihan Pj-shift
dan pelatihan bantu hidup 3. Terdapat leflet tentang five
dasar (BHD)
moment di Ruang Hana –
3. Terdapat penilaian mutu
Jokobed.
pelayanan di Rumah Sakit
Immanuel. 4. Letaknya Rumah sakit
Immanuel strategis dan adanya
jalur transportasi yang mudah di
jangkau oleh masyarakat untuk
ke rumah sakit
1 2,56
2. Kelemahan
a. Kepala ruangan tidak memimpin kegiatan
hand over diruang Jokebeth 0,2 3 0,6
b. Perawat tidak mempunyai buku catatan
pribadi operan shift di ruang jokobed 3 O – T=
0,1 0,3
c. DIII keperawatan berjumlah 13 orang dan 2,4 – 3,8= -1,4
keseluruhan tenaga kerja perawat di Ruang
0,2 3 0,6
Hana dan Jokebed
d. Sebanyak 41,6% perawat di ruangan tidak
datang tepat waktu sehingga kegiatan Hand
over lambat di lakukan. 0,05 2 0,1
e. Terdapat 1 perawat tidak melakukan
handover pada pasien kelolaannya karena
alasan tertentu 0,05 3 0,15
f. Sebanyak 100% perawat melakukan kegiatan
handover tidak sesuai SOP yang ada
Total 0,3 4 1,2
Faktor Eksternal (EFAS)
3. Peluang 1 3,25
a. Adanya organisasi PPNI yang menaungi
profesi keperawatan untuk menjamin
pelayanan keperawatan yang berkualitas dan 3
0,2 0,6
dapat di pertanggung jawabkan, sehingga
semakin meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Immanuel Bandung.
0,3 2 0,6
4. Ancaman
Tingginya tuntutan masyarakat terkait 1 2,4
pelayanan kesehatan profesional dan
berkualitas
Adanya Undang-undang No.8 tahun 1999
tentang perlindungan konsumen sehingga 0,9 4 3,6
menjadi peluang untuk meningkatkan mutu
pelayanan untuk kepuasan konsumen dan
meningkatkan kepercayaan konsumen 0,1 2 0,2
Total
1 3,8
2. Kelemahan O – T=
0,5 4 2
1) Sebanyak 100% perawat tidak memberikan 3 – 2,7= 0,3
edukasi tentang langkah-langkah cuci tangan
untuk pasien baru dan keluarga
2) Sebanyak 100 % perawat pada saat ke pasien 0,3 3 0,9
tidak mencuci tangan.
3) Jumlah perawat diruangan Hana dan 0,2 2 0,4
Jokebeth berdasarkan kedua metode belum
tercukupi. 1 3,3
Total
Faktor Eksternal (EFAS)
3. Peluang
a. Letaknya Rumah sakit Immanuel strategis 0,3 3 0,9
dan adanya jalur transportasi yang mudah di
jangkau oleh masyarakat untuk ke rumah
sakit
b. Telah di sahkanya Undang-undang 3
0,2 0,6
perawatan no 38 yahun 2014, tentang
profesionalisme perawat
c. Terdapat penilaian mutu pelayanan di Rumah
0,5 3 1,5
Sakit Immanuel.
Total
1 3
4. Ancaman
a. Adanya Undang-undang No.8 tahun 1999
tentang perlindungan konsumen sehingga 0,3 2 0,6
menjadi peluang untuk meningkatkan mutu
pelayanan untuk kepuasan konsumen dan
meningkatkan kepercayaan konsumen
b. Adanya Undang-undang Pasal 32 No.44
tahun 2009 tentang perlindungan hak pasien 0,3 3 0,9
c. Adanya peningkatan teknologi informasi
yang membuat masyarakat semakin kritis 0,2 3 0,6
dalam menilai pelayanan kesehatan di rumah
sakit
d. Adanya persaingan antar Rumah Sakit dalam
memberikan pelayanan yang lebih tinggi 3
0,2 0,6
Total
1 2,7
3. Melakukan hand hygiene 5 moment S – W=
Faktor Internal (IFAS) 4 – 3,8= 0,2
1. Kekuatan
a. Mempunyai sarana dan prasarana yang 0,5 4 2
memadai termasuk wastafel, handwash dan
handrub untuk mencuci tangan
b. Pada ruang Hana dan Jokebed berlaku 690 0,5 4 2
standar operasional prosedur termasuk
prosedur cuci tangan 6 langkah
Total 1 4
2. Kelemahan
a. Sebanyak 100% dari 12 perawat tidak 0,2 4 0,8
melakukan cuci tangan sebelum kontak O – T=
dengan pasien 2,9 – 2,5= 0,4
b. Sebanyak 17% dari 2 perawat tidak mencuci 4
0,2 0,8
tangan sebelum tindakan aseptik
c. Sebanyak 9% dari 12 perawat tidak mencuci
0,1 4 0,4
tangan setelah terkena cairan tubuh pasien
d. Sebanyak 42% dari 12 perawat tidak
0,1 4 0,4
mencuci tangan setelah kontak dengan pasien
e. Sebanyak 100% dari 12 perawat tidak
mencuci tangan setelah kontak dengan 0,2 4 0,8
lingkungan pasien.
f. Tidak semua bed pasien tersedia handrub
pump 0,2 3 0,6
Total
Faktor Eksternal (EFAS) 1 3,8
3. Peluang
a. Terdapat hanrub di setiap pintu masuk ruang
perawatan Hana – Jokobed. 0,2 3 0,6
b. Terdapat poster tentang five moment di
ruang Hana – Jokobed. 3
0,3 0,9
c. Terdapat leflet tentang five moment di Ruang
Hana – Jokobed.
0,2 1 0,2
d. Rumah sakit memiliki pegawai PPI yang
bertugas dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi
0,3 4 1,2
Total
4. Ancaman
1 2,9
a. Tingginya tuntutan masyarakat terkait
pelayanan kesehatan profesional dan
berkualita 0,2 2 0,4
b. Adanya peningkatan teknologi informasi
yang membuat masyarakat semakin kritis
dalam menilai pelayanan kesehatan di rumah 0,3 2 0,6
sakit
1 2,5
Keterangan :
Bobot masing-masing faktor memili nilai yaitu:
1,0 = paling penting
0,0 = tidak penting
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai, yaitu:
1 = sangat lemah
2 = tidak begitu lemah
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
H. Diagram Cartesius Matrix Space
Diagram 3.1
Diagram Kartesius Matrix Space
O
(M2) 2 (M3)
(-1,35, 0,3) (0,2, 0,4)
1
W -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7
S
-1
(M1) -2
(-0,69, -1,4)
-3
Ket:
-4 M1: Kegiatan
-5 Handover
-6
M2:
-7
Edukasi pasien
baru
M3:
Cuci tangan 5
T Moment
1. Berdasarkan diagram Kartesius diatas bahwa ruangan Hana dan Jokebeth untuk
masalah kegiatan hand over berada pada kuadran IV strategi bertahan
2. Berdasarkan diagram Kartesius diatas bahwa ruangan Hana dan Jokebeth untuk
masalah edukasi pasien baru dan keluarga berada pada kuadran III strategi
pembenahan
3. Berdasarkan diagram Kartesius diatas bahwa ruangan Hana dan Jokebeth untuk
masalah cuci tangan 5 moment berada pada kuadran I strategi agresif
I. Prioritas masalah
Skoring prioritas masalah dengan metode CARL ruang Hana Jokebed
CxAxRxL
MONEY MATERIAL
MAN
Sebanyak 41,6% perawat di
ruangan tidak datang tepat waktu
sehingga kegiatan Hand over
Sebanyak 100% perawat lambat di lakukan.
Kesibukan perawat
dalam melakukan
Kurangnya kesadaran perawat
pendokumentasian dan
tentang pentingnya pemberian PROBLEM
asuhan keperawatan
edukasi pada pasien baru Belum optimalnya pelaksanaan
edukasi pada pasien baru
Sebanyak 100%
perawat tidak
melakukan cuci tangan
sebelum kontak dengan PROBLEM
pasien Belum optimalnya pelaksanaan 5
moment cuci tangan
Ditemukan beberapa
handrub pump tidak terisi
Berdasarkarkan hasil cairan di bed pasien
Five moment tidak sesuai
SPO.