Anda di halaman 1dari 6

PERAN DAN FUNGSI PRIMARY NURSE (PN)

Oleh, Elok Dwi Oktaviana, 1806139973, Mahasiswa Profesi Ners FIK UI 2022

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat, baik sehat
maupun sakit (UU No. 38 Tahun 2014). Dalam pelayanannya terdapat suatu manajemen.
Manajemen diartikan sebagai suatu proses yang mengarahkan semua atau sebagian dari
suatu organisasi melalui adanya penyebaran sumber daya (Marquis & Huston, 2015).
Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien (Mugianti, 2016).
Asuhan keperawatan dalam pelayanan keperawatan dapat diberikan dengan
metode primer yaitu suatu pemberian asuhan keperawatan oleh perawat profesional
selama 24 jam (Murray, 2017). Ketika perawat utama tidak ada, perawat pendamping
merawat kelompok pasien yang sama dan mengikuti rencana perawatan yang
dikembangkan oleh perawat primer. Model keperawatan primer memupuk hubungan
yang kuat antara perawat dan pasien dan keluarganya karena banyak pengambilan
keputusan terjadi di samping tempat tidur (Tiedeman & Lookinland, 2004). Dalam model
ini, komunikasi bersifat lateral, dengan perawat utama bertanggung jawab untuk
perawatan langsung, berinteraksi dengan dokter dan anggota tim perawatan kesehatan
lainnya, dan memberikan laporan shift (Murray, 2017).
Peran Primary nursing dalam manajemen keperawatan yaitu (MARQUIZ & Hustin, 2015)
1. Peran interpersonal: Peranan yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi.
Peran interpersonal dibagi menjadi 3 yaitu Figurehead (Pemimpin diibaratkan
sebagai simbolis dan memiliki tanggung jawab terhadap hukum dan sosial), Leader
(Mengarahkan, memberikan motivasi, dan bertanggung jawab atas staffnya) dan
Liaison (Sebagai penghubung dan menjaga kontak hubungan bagi unit mereka
sendiri).
2. Peran informasional: Dapat dikatakan bahwa pemimpin berperan sebagai pusat
syaraf bagi unit organisasinya, yang mana pemimpin tahu lebih banyak informasi
daripada stafnya. Pemrosesan informasi merupakan bagian utama (key part) dari
tugas seorang pemimpin. Peran informasional terbagi menjadi 3 peran, yaitu:
monitor role (melakukan monitoring kerja perawat pelaksana), disseminator role
(memberikan informasi yang relevan kepada anggota tim) dan spokesperson
(menyampaikan informasi kepada pihak luar mengenai timnya).
3. Decisional/pengambilan keputusan: Pemimpin sebagai pusat syaraf organisasi,
hanya dia yang memiliki informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai
untuk memutuskan strategi organisasinya. Peran PPJA sebagai pengambil
keputusan terbagi menjadi 4, yaitu: entrepreneur role (menciptakan dan
mengontrol perubahan dalam tim; PPJA berusaha untuk meningkatkan kinerja
organisasinya dan mengembangkan ide-ide baru untuk meningkatkan kinerja
tersebut), disturbance handler role (mengidentifikasi masalah dan mengambil
tindakan untuk penyelesaian masalah), resource allocator role (mendistribusikan
sumber daya secara tepat sesuai kebutuhan), dan negotiator role (bernegosiasi
dengan anggota tim untuk mempertahankan mutu pelayanan dan asuhan yang
berkualitas; sebagai negosiator dalam perundingan untuk memecahkan masalah).

Fungsi Perawat Primer yaitu:


1. Fungsi Planning (Perencanaan)
Diartikan sebagai proses dalam menyusun tujuan, rencana tindakan, menentukan
personil, merancang proses dan hasilnya, memberikan umpan balik kepada personil
dan memodifikasi rencana apabila kondisi yang terjadi memerlukan hal tersebut.
Biasanya diawali dengan menentukan hirarki perencanaan yang berisi visi, misi,
filosofi, tujuan, sasaran, kebijakan, prosedur dan peraturan di dalam ruang rawat.
Perencanaan yang biasa digunakan dalam ruang perawatan adalah perencanaan
jangka pendek yang memiliki 3 klasifikasi, diantaranya:
- Perencanaan harian dibuat setiap hari oleh kepala ruangan, ketua tim atau
perawat primer dan perawat pelaksana, berupa kegiatan masing-masing sesuai
perannya
- Rencana bulanan berupa kegiatan dalam satu bulan dan disinkronkan dengan
rencana harian
- Rencana tahunan yaitu rencana yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi
kegiatan tahun sebelumnya
Adapun kriteria perencanaan yang baik, terdiri dari:
a) SMART
Spesific
Measurable (dapat diukur)
Achievable (dapat dicapai)
Relevant (tujuannya jelas)
Time Bound (punya batasan waktu yang jelas)
b) Terdokumentasi
c) Disepakati oleh seluruh personil yang ada diruang rawat
2. Fungsi Organizing (Pengorganisasian)

Yaitu upaya pengelompokan aktivitas untuk menentukan tujuan organisasi,


penugasan, penentuan cara pengkoordinasian, baik secara vertikal maupun
horizontal. Kegiatannya berupa mengelompokkan anggota, menentukan jalinan
hubungan kerja antar tenaga kesehatan, dan menentukan penugasan (Mugiati,
2016). Pengorganisasian di ruang rawat mengacu pada metode asuhan keperawatan
yang digunakan, ada 5 metode salah satunya yaitu model asuhan keperawatan
fungsional (Mugiati, 2016). Adapun prinsip-prinsip dari pengorganisasian yang
perlu diperhatikan, diantaranya:
a. Rantai Komando ditetapkan dengan membuat hubungan hierarki dalam suatu
otoritas ke bawah yang dibuktikan dengan adanya struktur organisasi dimana
didalamnya terdapat garis tegas yang menghubungkan antara atasan dengan
staf.
b. Kesatuan Komando upaya dimana satu pekerja memiliki satu pemimpin dan
satu rencana untuk kelompok aktivitas dengan objek yang sama. Dengan kata
lain, seorang staf memiliki satu atasan.
c. Rentang Kendali setiap orang dapat mengawasi secara efektif dalam suatu
jumlah tertentu, fungsi tertentu, dan suatu geografis tertentu.
d. Spesialisasi dapat dilihat dari suatu kondisi dimana setiap orang dapat
menampilkan spesialisasi yang spesifik dalam aktivitas pekerjaannya.

3. Fungsi Staffing (Ketenagaan)

Yaitu usaha kepala ruangan untuk memastikan setiap asuhan keperawatan yang
diberikan sudah memenuhi kriteria kompeten bagi perawat. Beberapa aktivitas
yang dapat terjadi pada fungsi ketenagaan adalah:
a. Menentukan kebutuhan perawat yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang
rawat
b. Perekrutan

c. Seleksi

d. Penempatan dan penugasan staf di ruang rawat masing-masing

e. Indoktrinasi atau pelaksanaan orientasi yang dilakukan untuk menyesuaikan


staf dengan lingkungan pekerjaannya

f. Meretensi atau mempertahankan staf agar tetap bekerja sesuai dengan


kompetensinya
g. Persiapan pensiun staf agar dijalankan dengan baik selama perawat
tersebut bekerja di RS

4. Fungsi Actuating/Directing (Pengarahan)

Yaitu proses untuk menentukan tugas masing-masing staf, wewenang dan batasan
dalam menjalankan tugasnya. Fokusnya untuk aktivitas membimbing dan
meningkatkan motivasi staf. Tujuan dilakukannya pengarahan adalah untuk
menciptakan kerjasama yang lebih efisien karena para anggota sudah mengetahui
tugas, wewenang dan batasannya dalam menjalankan tugas (Mugiati, 2016).
Aktivitas yang dapat terjadi pada fungsi pengarahan diantaranya:
- Menciptakan iklim yang memotivasi
- Komunikasi organisasi
- Manajemen konflik
- Memfasilitasi kolaborasi
- Negosiasi
- Upaya pendelegasian staf
5. Fungsi Controlling (Pengendalian)

Yaitu proses berkesinambungan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.


Tujuannya untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai dengan yang
direncanakan (Mugiati, 2016). Aktivitas yang dilakukan oleh kepala ruangan
dalam fungsi pengendalian yaitu:
- Upaya mengembangkan standar pelayanan keperawatan
- Melakukan penilaian kinerja atau audit keperawatan dengan membandingkan
standar dengan hasil yang didapatkan dari pelayanan keperawatan
- Menentukan upaya perbaikan jika terjadi penyimpangan yang ditemukan pada
saat audit keperawatan tersebut

Sedangkan tanggung jawab PPJA antara lain (Hariyati, 2019):


 Menerima pasien
 Menjelaskan general informasi
 Orientasi pasien
 Melaksanakan asesmen (bio-psiko-sosial-spiritual-budaya)
 Menetapkan care plan & outcome
 Memimpin timbang terima
 Melaksanakan askep
 Berkolaborasi dengan tim kesehatan (sbar, tulbakon)
 Round interdisipliner
 Edukasi pasien dan keluarga
 Diskusi refleksi kasus
 Menjamin pasien safety dan kualitas pelayanan
 Discharge planning continuity of care
 Meningkatkan profesionalisme
 Riset keperawatan
 Kegiatan keprofesionalisme
 Mentor dan preseptor bagi level PK dibawahnya
Daftar Pustaka

Hariyati, T. S. (2019). Peran perawat penanggung jawab asuhan/PPJA dalam


pengelolaan sistem asuhan keperawatan. Jakarta: Komite Akreditasi Rumah Sakit.

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2015). Leadership Roles and Management Functions in
Nursing: Theory and Application (8th ed.). China: Lippincott Williams & Wilkins.

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2017). Leadership roles and management functions in
nursing: Theory and application (9th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer.

Mugianti, S. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan.3–24.


Retrieved from
http://www.bppsdmk.kemenkes.go.id

Murray, E. (2017). Nursing leadership and management for patient safety and quality
care. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai