Oleh :
1. Ariea Putra Dutawan (20142011849)
2. Susanti Manik (20142011868)
3. Septiana Sari (20142011857)
4. Putri Nehemia Pintracy (20142011867)
5. Astrid Dhini Lutfia (21144011906)
6. Solih Ramadhon Siagiaan (21144011908)
PENDAHULUAN
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses piker sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat diri diantaranya mandi, makan, dan minum secara mandiri, berhias
secara mandiri dan toileting (Buang Air Besar [BAB]/ Buang Air Kecil [BAK])
(Damaiyanti M & Iskandar, 2014).
1.2 Tujuan
I. Tujuan
A. Umum : klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri: hand
hygiene
B. Khusus :
1. Klien mampu memahami pentingnya hand hygiene
2. Klien mampu memahami cara hand hygiene yang baik
3. Klien mampu memahami peralatan yang dibutuhkan untuk hand
hygiene
4. Klien mampu hand hygiene dengan baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Topik
2.2 Tujuan
1. Tujuan
a. Umum : klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri: hand
hygiene
b. Khusus :
1. Klien mampu memahami pentingnya hand hygiene
2. Klien mampu memahami cara hand hygiene yang baik
3. Klien mampu memahami peralatan yang dibutuhkan untuk hand
hygiene
4. Klien mampu hand hygiene dengan baik
2. Co-leader
Membantu leader mengoraganisasikan kelompok
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader atau sebaliknya
Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Fasilitator
Memfasilitasi media dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok
Mengatur jalannya aktivitas kelompok
Membantu kelompok berperan aktif
Berperan sebagai role model bagi klien selama proses aktivitas
kelompok
Mengantisipasi masalah yang akan terjadi
4. Observer
Mengobservasi respon klien
Mencatat perilaku klien selama dinamika kelompok
Mencatat semua proses yang terjadi dan melaporkannya
ISI
3.1 Persiapan
Anggota 4 orang
1) Tn. R
2) Tn. S
3) Tn. A
4) Tn. B
5. Metode
Dinamika kelompok.
Diskusi Tanya jawab.
Role Play/bermain peran/simulasi.
6. Tata Tertib
Apabila ada klien yang ingin meninggalkan kelompok , harus minta
izin dengan para terapis.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
7. Program Antisipasi
Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
Memanggil klien.
Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain.
Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
Panggil nama klien.
Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
Bila klien lain ingin ikut
Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih.
Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut.
Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini.
3.2 Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Tahap Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 45 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.
2) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di
papan nama yang dibagikan.
3) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
4) Terapis menjelaskan langkah-langkah berikutnya : musik akan
dinyalakan, saat musik didengarkan boneka dipindahkan dari satu
klien ke klien yang lain. Saat musik dihentikan, klien yang memegang
benda menyebutkan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, dan
asal. Kemudian klien diminta untuk menjelaskan tentang cara cuci
tangan yang benar.
5) Ulangi langkah 4 sampai semua klien mendapat giliran.
6) Terapis memberi pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain bertepuk tangan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a)Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk selalu menerapkan 6 langkah
cuci tangan
3.3 Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK hand hygiene, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat
melakukan cuci tangan dengan cara yang benar serta mampu menerapkan 6
langkah cuci tangan. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Nama klien
No. Aspek yang dinilai
K1 K2 K3 K4
Petunjuk :
Dilakukan =1
Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.
Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien
mengikuti TAK cuci tangan dengan baik. Klien mampu menyebutkan nama, nama
panggilan, asal, mempraktekkan cara cuci tangan dengan cara yang benar, dan
menerapkan 6 langkah cuci tangan.