Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DEFISIT PERAWATAN DIRI


DI RSJ PROF DR. MUHAMMAD ILDREM

Oleh :
1. Ariea Putra Dutawan (20142011849)
2. Susanti Manik (20142011868)
3. Septiana Sari (20142011857)
4. Putri Nehemia Pintracy (20142011867)
5. Astrid Dhini Lutfia (21144011906)
6. Solih Ramadhon Siagiaan (21144011908)

PROGRAM PENDIDIKAN S1 ILMU KEPERAWATAN


& D3 KEPERAWATAN
STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan


dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur,
tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan
tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul
pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan
menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat. (Yusuf
dkk, 2015).

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses piker sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat diri diantaranya mandi, makan, dan minum secara mandiri, berhias
secara mandiri dan toileting (Buang Air Besar [BAB]/ Buang Air Kecil [BAK])
(Damaiyanti M & Iskandar, 2014).

Penatalaksanaan klien dengan deficit perawatan diri dapat dilakukan salah


satunyan dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok yang
merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas
secaea kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan
pencapaian adaptasi optimal pasien.

Penggunaan kelompok dalam keperawatan jiwa memberi dampak positif


dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemulihan kesehatan jiwa melalui
terapi aktivitas kelompok. Pada dasarnya terapi aktivitas kelompok telah
dipergunakan dalam keterampilan teraupetik dalam keperawatan. Perawat sebagai
pimpinan kelompok dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menggunakan kelompok untuk
mendorong individu mengungkapkan masalah dan mendapat bantuan pemecahan
masalah dari kelompok dan menilai respon klien berada dalam kelompok (Keliat,
2004)

1.2 Tujuan
I. Tujuan
A. Umum : klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri: hand
hygiene
B. Khusus :
1. Klien mampu memahami pentingnya hand hygiene
2. Klien mampu memahami cara hand hygiene yang baik
3. Klien mampu memahami peralatan yang dibutuhkan untuk hand
hygiene
4. Klien mampu hand hygiene dengan baik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Topik

Kebersihan diri : cuci tangan

2.2 Tujuan
1. Tujuan
a. Umum : klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri: hand
hygiene
b. Khusus :
1. Klien mampu memahami pentingnya hand hygiene
2. Klien mampu memahami cara hand hygiene yang baik
3. Klien mampu memahami peralatan yang dibutuhkan untuk hand
hygiene
4. Klien mampu hand hygiene dengan baik

2.3 Peran Perawat


1. Leader
 Menyusun rencana terapi aktivitas kelompok
 Mengarahkan kelompok sesuai tujuan
 Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib
 Memotivasi anggota untuk aktif selama kegiatan terapi aktivitas
kelompok
 Menetralisir masalah yang mungkn timbul pada saat pelaksanaan

2. Co-leader
 Membantu leader mengoraganisasikan kelompok
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader atau sebaliknya
 Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Fasilitator
 Memfasilitasi media dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok
 Mengatur jalannya aktivitas kelompok
 Membantu kelompok berperan aktif
 Berperan sebagai role model bagi klien selama proses aktivitas
kelompok
 Mengantisipasi masalah yang akan terjadi

4. Observer
 Mengobservasi respon klien
 Mencatat perilaku klien selama dinamika kelompok
 Mencatat semua proses yang terjadi dan melaporkannya

2.4 Landasan Teori


a. Definisi

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang


dilakukan perawat kepada kelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan menjadi tempat klien melatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif.

Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit


menular, cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau
perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti misal penyakit
diare, typhus perut, cacingan, flu burung, dan bahkan flu babi yang kini cukup
menghebohkan dunia. Seperti halnya perilaku buang air besarsembarangan,
perilaku cuci tangan,terlebih cuci tangan pakai sabunmerupakan masih merupakan
sasaran pentingdalam promosi kesehatan,khususnya terkait perilaku hidup bersih
dan sehat. Hal ini disebabkasn perilaku tersebut masih sangat rendah. Maka dari
itu diperlukan suatu tindakan untuk mencegah penularan penyakit khususnya
pada pasien sakit jiwa, yaitu dengan cara melakukan terapi aktivitas kelompok
(TAK) mengenai pola hidup bersih dan sehat.

b. Langkah-langkah mencuci tangan


6 mencuci tangan yang benar menurut standar WHO yaitu :
1. Tuang cairan handrub (antiseptik berbasis alkohol) pada telapak tangan
kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah
memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
BAB III

ISI

3.1 Persiapan

1. Kriteria Peserta Kelompok

a) Klien yang mengalami halusinasi


b) Klien halusinasi yang sudah terkontrol
c) Klien yang dapat diajak kerjasama
d) Klien dapat mengidentifikasi halusinasinya

2. Jumlah Anggota dan Nama Anggota

     Anggota 4 orang

1) Tn. R
2) Tn. S
3) Tn. A
4) Tn. B

3. Media dan Alat yang digunakan


a. Sabun
b. Loudspeaker
c. Balon

4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


 Hari /Tanggal : Selasa, 20 Desember 2022
 Tempat : Di Ruang Pasien
 Waktu : 10.00- selesai

5. Metode
 Dinamika kelompok.
 Diskusi Tanya jawab.
 Role Play/bermain peran/simulasi.
6. Tata Tertib
 Apabila ada klien yang ingin meninggalkan kelompok , harus minta
izin dengan para terapis.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

7. Program Antisipasi
 Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
 Memanggil klien.
 Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain.
 Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
 Panggil nama klien.
 Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
 Bila klien lain ingin ikut
 Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih.
 Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut.
 Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini.

3.2 Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Tahap Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 45 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.
2) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di
papan nama yang dibagikan.
3) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
4) Terapis menjelaskan langkah-langkah berikutnya : musik akan
dinyalakan, saat musik didengarkan boneka dipindahkan dari satu
klien ke klien yang lain. Saat musik dihentikan, klien yang memegang
benda menyebutkan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, dan
asal. Kemudian klien diminta untuk menjelaskan tentang cara cuci
tangan yang benar.
5) Ulangi langkah 4 sampai semua klien mendapat giliran.
6) Terapis memberi pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain bertepuk tangan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a)Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

2) Tindak lanjut
 Terapis menganjurkan klien untuk selalu menerapkan 6 langkah
cuci tangan
3.3 Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK hand hygiene, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat
melakukan cuci tangan dengan cara yang benar serta mampu menerapkan 6
langkah cuci tangan. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Nama klien
No. Aspek yang dinilai
K1 K2 K3 K4

1. Menyebutkan nama pasien

2. Menyebutkan alamat pasien

3. Mempraktekkan cara cuci


tangan dengan benar

4. Menerapkan 6 langkah cuci


tangan

Petunjuk :
 Dilakukan =1
 Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.
Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien
mengikuti TAK cuci tangan dengan baik. Klien mampu menyebutkan nama, nama
panggilan, asal, mempraktekkan cara cuci tangan dengan cara yang benar, dan
menerapkan 6 langkah cuci tangan.

3.4 Rincian Biaya

No Uraian Vol Harga(@) Jumlah(Rp)

1. Sabun 5 2.500 12.500


2 Balon 10 500 5.000

3 Jajanan 4 5.000 20.000

4 Kue kotak 4 8.000 38.000

5 Kertas karton 1 2.000 2.000

6 Spidol 2 3.000 6.000

7 Kancing peniti 1 3.000 3.000

Jumlah 27 24.000 86.000


DAFTAR PUSTAKA

Scribd. 2022. “ Terapi Aktivitas Kelompok Cuci Tangan”


https://id.scribd.com/document/421773821/Terapi-Aktivitas-Kelompok-Cuci-
Tangan, diakses pada 15 Desember 2022

Scribd. 2022. “ Proposal TAK Defisit Perawatan Diri”,


https://www.scribd.com/document/366096882/Proposal-Tak-Defisit-Perawatan-
Diri, diakses pada 17 Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai