Disusun oleh :
Nama : Nurul Ikhwana
Nim : 20142011854
1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK
Nurul Ikhwana
20142011854
Penulis DosenPembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Tugas yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Pneumonia
Diruangan Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan” ini dengan tepat
waktu. saya sebagai penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak yang
mendukung dan membantu saya dalam penyelesaian tugas ini. Bersamaan
dengan ini perkenankan saya mengucapkan terimahkasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Kepada pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama
selaku Institusi pendidikan yang sedang kami jalani.
2. Kepada pihak Rumah Sakit Umum Haji Medan selaku pelayanan
kesehatan yang sudah memperkenankan kami untuk melaksanakan
praktek lapangan keperawatan anak
3. Ibu Havija Sihotang S. ,Kep,Ners,M.Kep selaku Dosen Pembimbing
kami
4. Ibu Citra Hutri Anggryani S.KEP,NS selaku kepala ruangan Hijir
Ismail yang ada di Rumah Sakit Umum Haji Medan
5. Kepada para pegawai Rumah Sakit Umum Haji Medan khususnya
yang bertugas di ruangan Hijir Ismail yang sudah membantu dan
mendukung saya dalam pengerjaan asuhan keperawatan ini
6. Kepada rekan-rekan mahasiswa yang selalu mendukung dan
membantu saya dalam pembuatan asuhan keperawatan ini
7. Kepada kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan
mendoakan kegiatan saya
3
Saya sebagai Penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini
masih jauh dari kata sempurna,oleh sebab itu saya berharap saran dan kritik
dari pembaca agar pengerjaan kedepannya dapat lebih baik lagi.Dan saya
juga berharap Asuhan Keperawan ini dapat bermanfaat sebagai penambah
ilmu bagi pembaca.
Nurul Ikhwana
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................6
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................8
1.3 TUJUAN........................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10
2.1 Defenisi Pneumonia.....................................................................................10
2.2 Etiologi Pneumonia......................................................................................10
2.3 Macam-macam Pneumonia..........................................................................11
2.4 Patofisiologi Pneumonia..............................................................................12
2.5 Komplikasi Pneumonia................................................................................13
2.6 Pemeriksaan Penunjang Pneumonia.............................................................13
2.7 Penatalaksanaan Pneumonia.........................................................................14
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................16
3.1 Pengkajian....................................................................................................16
3.2 Pathway........................................................................................................25
3.3 Analisa Data.................................................................................................25
3.4 Prioritas Diagnosa Keperawatan..................................................................26
3.5 Intervensi.....................................................................................................26
3.6 Implementasi................................................................................................28
3.7 Evaluasi.......................................................................................................30
BAB IV PENUTU.................................................................................................32
4.1 KESIMPULAN............................................................................................32
4.2 SARAN........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
5
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
6
pneumonia. Anak dengan pneumonia akan mengalami gangguan pernapasan
yang disebabkan karena adanya inflamasi di alveoli paru-paru. Infeksi ini
akan menimbulkan peningkatan produksi sputum yang akan menyebabkan
gangguan bersihan jalan napas, pernapasan cuping hidung, dyspneu dan
suara krekels saat diauskultasi. Apabila keberhasilan jalan napas ini
terganggu maka menghambat pemenuhan suplai oksigen ke otak dan sel-sel
di seluruh tubuh, jika dibiarkan dalam waktu yang lama keadaan ini akan
menyebabkan hiposekmia kemudian terus berkembang menjadi hipoksia
berat, dan penurunan kesadaran serta kematian dari tanda klinis yang
muncul pada pasien dengan pneumonia (Maidarti, 2014).
Faktor resiko lain penyebab pneumonia pada balita adalah riwayat
pemberian ASI ekslusif. ASI ekslusif berguna untuk mengurangi alergi dan
menjamin kesehatan bayi secara optimal sehingga rantai perlindungan
terhadap bayi itu dapat terus berlanjut. Dengan demikian peran ASI sangat
penting, baik saat masih dalam bentuk kolostrum di hari-hari pertama
kemunculan maupun 3 dimasa selanjutnya ASI terus mensuplay zat-zat
kekebalan tubuh yang diperlukan bayi agar tetap sehat (Irsal, dkk, 2017).
Pemberian ASI yang memadai dapat mengurangi morbiditas (jumlah
kasus baru) serta mortilitas (jumlah kematian) akibat pneumonia karena
dapat mengurangi kejadian infeksi terhadap saluran pernapasan serta dapat
menurunkan tingkat keparahan infeksi selama masa bayi dan balita, namun
pemberian ASI yang tidak memadai dapat meningkatkan infeksi pada bayi
dan balita.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
7
Mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada An. D usia 9
tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus pada Asuhan Keperawatan pada Anak
dengan Pneumonia ini adalah: Melakukan pengkajian
keperawatan pada An. D usia 9 tahun dengan Pneumonia
di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan
b. Menyusun diagnosa keperawatan pada An. D usia 9
tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah
Sakit Umum Haji Medan
c. Menyusun intervensi keperawatan pada An. D usia 9
tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah
Sakit Umum Haji Medan
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada An. D
usia 9 tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail
Rumah Sakit Umum Haji Medan
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada An. D usia 9
tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah
Sakit Umum Haji Medan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9
pyogenesis. Bakteri gram negative seperti Haemophilus influenza,
Klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa. (Padila, 2013)
b. Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab
utama pneumonia virus. (Padila, 2013)
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos. (Padila, 2013)
d. Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia.
Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.
(Padila, 2013)
10
Karena gejala pneumonia ini ringan, penderita biasanya tidak
menyadari bahwa dirinya sakit. Kondisi ini disebut
sebagai walking pneumonia (pneumonia berjalan). Pneumonia
atipikal biasanya disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
pneumoniae atau Chlamydophila pneumoniae.
3. Pneumonia viral
Berbagai jenis virus dapat menginfeksi paru-paru dan
menyebabkan pneumonia jenis ini. Pneumonia viral biasanya
berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakterial dan
gejalanya pun lebih ringan. Namun, terkadang kasus pneumonia
viral juga bisa berakibat fatal, terutama bila penyebabnya adalah
virus influenza. Anak-anak, lansia (lanjut usia), dan orang yang
memiliki daya tahan tubuh lemah lebih berisiko untuk
mengalami pneumonia viral yang fatal tersebut.
4. Pneumonia fungal
Pneumonia jenis ini disebabkan oleh infeksi jamur. Pneumonia
fungal jarang terjadi dan biasanya dialami oleh orang yang
menderita penyakit kronis atau memiliki daya tahan tubuh yang
lemah. Contohnya adalah penderita AIDS, penderita kanker yang
sedang menjalani kemoterapi, penderita penyakit autoimun, atau
penerima transplantasi organ yang harus mengonsumsi obat-
obatan penekan sistem imun tubuh (imunosupresan).
11
4. Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar
melalui sirkulasi dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV
yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru
dikeluarkan atau tertahan dalam pipi melalui mekanisme pertahanan
diri seperti reflek batuk, klirens mukosiliaris, dan fagositosis oleh
makrofag alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk
kedalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat
merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang
keduanya mempunyai efek samping merusak. Reaksi antigen-
antibodi dan endotoksin yang melepaskan oleh beberapa
mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial dan
membrane alveolokapilar inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel
acini dan brokhioventilasi perfusi (Asih & Effendy, 2014).
12
2.6 Pemeriksaan Penunjang Pneumonia
Menurut Amin dan Hardhi (2015), pemeriksaan penunjang
pneumonia adalah:
1. Sinar X : Mengidentifikasikan distribusi structural
(missal: lobar, bronchial dapa juga menyatakan abses
2. Biopsi paru : Untuk menetapkan diagnose
3. Pemeriksaan kultur, sputum, dan darah : untuk dapat
mengindentifikasi semua organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan
diagnose organisme khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paruparu,
menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis
keadaan
6. Spiometrik static : untuk mengkaji jumlah udara yang
aspirasi
7. Bronkoskop : untuk menetapkan diagnosis dan
mengangkat benda asing
8.
13
2. IVFD dekstosen 10%: NaCI 0,9%=3:1, + KCI 10
mEq/500 mI cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan,
kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan
enteral bertahap melalui selang nasogastric dengan
feeding drip.
4. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan
inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk
memperbaiki transport mukosilier.
Penetalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada
penyebab, antibiotic diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
1. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali
pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital based:
1. Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali
pemberian
2. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali
pemberian.
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
15
Nama :Dzakkir
PENGKAJIAN AWAL MEDIS & KEPERAWATAN
No. RM :323401
RAWAT INAP ANAK
Tgl.Lahir: 22-12- □ Laki-laki
(Untuk usia ≥ 29 hari sampai dengan 18 tahun)
2014
□ Perempuan
Tgl :19/01/2023 Jam :17 : 50 WIB
Sumber data: Pasien Keluarga Lainnya ……………………………………………
Rujukan : Tidak Ya, RS…………………. Puskesmas…………..
Dokter …………….
Diagnosa rujukan……………………………………………………………………
1. IDENTITAS (Orang Tua/Keluarga)
Nama : Supriadi
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Berdagang
Agama : Islam
Suku : Padang
Gol darah :B
Alamat :JL.Durung No 144 Medan Sidorejo Medan Tembung
2. PEMERIKSAAN FISIK
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Penyakit lalu: Tidak Ya,Penyakit
……………………………………………………………….............
Pernah dirawat : Tidak Ya,Diagnosa ………………… Kapan : ……………..
Di : ………............
Pernah di operasi : Tidak Ya, Jenis operasi : ………………
Kapan : ……………..................................
Masih dalam pengobatan: Tidak Ya,Obat
………………………………………….................................
b. Riwayat penyakit keluarga :
Tidak Ya ( Hipertensi, Jantung, Paru, DM, Ginjal,
Lainnya...........................)
c. Ketergantungan terhadap :
Tidak Ya, Jika Ya : Obat–obatan Rokok Alkohol
Lainnya………………………..
d. Riwayat alergi : Tidak Ya: Obat ……………. Makanan ……………
Lainnya …………....
16
17
Reaksi : ………………………………………………...........................................
Ya
Ya
Ya
Tiri, jumlah....................................Orang
Nama:…………………….........................
c. Spiritual
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan (untuk usia > 6 tahun)
:…………………………………………………..
5. KEBUTUHAN KOMUNIKASI DAN EDUKASI
Edukasi diberikan kepada : Pasien Keluarga (Hubungan dengan pasien
................................................)
18
19
Hambatan Edukasi (untuk usia > 6 tahun)Cara edukasi yang disukai (untuk usia > 6 tahun):
Mendengar
Membaca
Nutrisi
Lainnya,
Jelaskan……………………………………………………………………………
…
OUTPUT:
BALANCE CAIRAN:
20
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda
Vital: Keadaan
Umum :
..............................................................................................................................................
Tidak
.......................... Ya
Respirasi............x/mnt
Tipe:...............................................................................................................................
Lainnya...................
b. Pemeriksaan Umum:
Kepala : Normal Mikrosefali Makrosefali Lainnya:
....................................................................
Rambut :
Tidak
Sekret: Ya Tidak
Lidah.............................. Bibir..............................................
Lainnya………………………………..............
Cor : S1,S2............................reguler/Ireguler
Murmur.......................................................
21
22
Lainnya
............................................................................................................................
Hepar :
......................................................................................................................................
.........
Lien :.......................................................................... Ginjal :
.....................................................
Massa
:………..……………………………………....................................................................
...........
Ekstremitas : Hangat/Dingin Oedema............................
CRT...................................................
Lainnya...............................................................
Kulit
:…………………………………………………………………………………………………………
………..............
Genitalia eksterna
:…………………………………………………………………………………………......
................
23
3. SKALA NYERI METODE FLACC SCALE (Khusus untuk anak usia 2 bulan – 7 tahun)
Score Nilai Score
Kategori
0 1 2
Menyeringai, mengerutkan
Tidak ada ekspresi Dagu gemetar,
Face (Wajah) dahi, tampak tidak tertarik
khusus, senyum gerutu berulang
(kadang-kadang)
(sering)
Menendang, kaki
Leg (Kaki) Posisi normal atau santai Gelisah, tegang
tertekuk
Total Score
Bila usia diatas 7 tahun menggunakan Numeric Scale (lihat panduan pengkajian nyeri)
Nyeri : Tidak Ya
24
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN NILAI LABORATORIUM
6. DISCHARGE PLANNING (dilengkapi dalam 48 jam pertama pasien masuk ruang rawat)
Tanggal………….. Jam…….……
Perawat Yang Melakukan Pengkajian
(……………………………….....………….)
25
3.2 Pathway
26
3.4 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan penumpukan sekret
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
alveoli
3.5 Intervensi
27
alveoli keperawatan 3x24 dan HR)
jam, tidak terjadi 2. Motivasi anak
demam dan keluarga
Kriteria hasil: untuk
- Tidak meningkatkan
demam asupan cairan
- Suhu 36,5- per oral
37,5 derajat 3. Anjurkan
celcius orang tua
- Kulit tidak melakukan
teraba hangat kompres hangat
4. Anjurkan ibu
untuk
menggantikan
pakaian yang
mudah
menyerap
keringat dari
bahan katun
5. Kolaborasi
pemberian
Paracetamol
sirup 4x5 ml
6. Kolaborasi
pemberian
Injeksi Amikasin
150 mg/8 jam
7. Kolaborasi
pemberian
cairan infuse RL
24 tts/mnt
28
3.6 Implementasi
29
3. Mengobservasi
warna kulit,
membran
mukosa dan
kuku.
4. Meninggikan
kepala dan
dorong untuk
sering
mengubah
posisi.
3. Ketidak efektifan Sabtu 1. Mengkaji
bersihan jalan nafas 21 januari 2023 tingkat
berhubungan dengan kecemasan
penumpukan sekret 14:00 wib 2. Melakukan
pendekatan
dengan tenang
dan
meyakinkan
3. Menggunakan
media untuk
menjelaskan
mengenai
penyakit klien
4. Menjelaskan
tentang
perawatan yang
diberikan
kepada klien
dan prosedur
pengobatan
30
3.7 Evaluasi
Catatan Perkembangan
NO TANGGAL/JAM EVALUASI
1. 19/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam terus menerus, batuk
08:45 PAGI O : HR :110 x/i
RR : 30 x/i
T : 37°C
SPO2 : 98 %
A : pola nafas in efektif
P : Setelah dilakukan intervensi
diharapkan masalah teratasi
2. 19/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam teru menerus
12:00 SIANG O : HR :110 x/i
RR : 30 x/i
T :37°C
SPO2 : 98 %
A : pola nafas in efektif
P : Setelah intervensi dilakukan
diharapkan masalah teratasi
31
diharapkan masalah teratasi
4. 19/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam terus menerus
20:10 WIB MALAM O : HR :100 x/i
RR :29 x/i
T :36°C
A : pola nafas in efektif
P : Setelah intervensi dilakukan
diharapkan masalah teratasi
5. 20/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam terus menerus
O : HR :108 x/i
09:00 WIB PAGI RR :30 x/i
T :36°C
A : pola nafas in efektif
P : Setelah intervensi dilakukan
diharapkan masalah teratasi
6. 20/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam terus menerus
10:30 WIB PAGI O : HR :108 x/i
CT SCAN RR : 28 x/i
T :36°C
A : pola nafas in efektif
P : Setelah intervensi dilakukan
diharapkan masalah teratasi
32
BAB IV
PENUTUP
BAB IV PENUTU
4.1 KESIMPULAN
Pneumonia adalah suatu peradangan parenkim paru distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan
alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat. Pneumonia dibedakan menjadi dua
berdasarkan tempat didapatkannya kuman, yaitu pneumonia
komuniti dan pneumonia nosokomial. Pneumonia dapat disebabkan
oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan
protozoa. Pneumonia sendiri menurut Riskesdas 2013, menduduki
urutan ke-9 dari 10 penyebab kematian utama di Indonesia, yaitu
sebesar 2,1%. Diagnosis pneumonia kominiti didasarkan kepada
riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan
pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti pneumonia komunitas
ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala. Pada prinsipnya
penatalaksaan utama pneumonia adalah memberikan antibiotik
tertentu terhadap kuman tertentu infeksi pneumonia. Pemberian
antibitotik bertujuan untuk memberikan terapi kausal terhadap
kuman penyebab infeksi, akan tetapi sebelum antibiotika definitif
diberikan antibiotik empiris dan terapi suportif perlu diberikan untuk
menjaga kondisi pasien.
Dengan telah membacanya laporan pratikum ini,
mahasiswa/I diharapkan dapat mengerti, mengetahui tentang Asuhan
Keperawatan, serta tindakan-tindakan yang akan diambil dalam
membuat Asuhan Keperawatan yang bermutu dan bermanfaat bagi
pasien. Serta dituntut untuk bisa membandingkan antara teori dan
kasus yang terjadi di lapangan atau lahan praktek yang terkadang
ketidak sinkronan dan kesinkronan yang wajar. Semoga bermanfaat
33
bagi semua mahasiswa dan membantu dalam pembuatan Asuhan
Keperawatan kelak.
4.2 SARAN
1. Bagi Perawat diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien agar tau perkembangan pasien tersebut.
2. Bagi keluarga diharapkan selalu memberikan dukungan dan
perhatian makanan yang bergizi seimbang untuk pasien agar
mempercepat pemulihan pasien.
3. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang masalah
pneumonia dan dapat menerapkan dalam asuhan keperawatan
serta memberikan asuhan keperawatan pada pneumonia secara
komprehensif.
34
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
SURYONO, SLAMET. 2020. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. H
USIA 5 TAHUN DENGAN PNEUMONIA DI RUANG IRNA C RSUD
KOTA DUMAI TAHUN 2020. Diakses pada tanggal 23 Januari 2023,
http://repository.pkr.ac.id/1171/1/SLAMET-KTI.pdf
35