Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN


DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA
DIRUANGAN HIJIR ISMAIL DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI
MEDAN

Disusun oleh :
Nama : Nurul Ikhwana
Nim : 20142011854

DAPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINALITA
SUDAMA MEDAN
2022/2023

1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK

Nurul Ikhwana
20142011854

Medan , 24 Januari 2023


Menyetujui/Mengesahkan

Penulis DosenPembimbing

Nurul Ikhwana HavijaSihotang,S.Kep.,Ners, M. Kep

DAPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM STUDI


ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI BINALITA SUDAMA
MEDAN
2022 / 2023

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Tugas yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Pneumonia
Diruangan Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan” ini dengan tepat
waktu. saya sebagai penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak yang
mendukung dan membantu saya dalam penyelesaian tugas ini. Bersamaan
dengan ini perkenankan saya mengucapkan terimahkasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Kepada pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama
selaku Institusi pendidikan yang sedang kami jalani.
2. Kepada pihak Rumah Sakit Umum Haji Medan selaku pelayanan
kesehatan yang sudah memperkenankan kami untuk melaksanakan
praktek lapangan keperawatan anak
3. Ibu Havija Sihotang S. ,Kep,Ners,M.Kep selaku Dosen Pembimbing
kami
4. Ibu Citra Hutri Anggryani S.KEP,NS selaku kepala ruangan Hijir
Ismail yang ada di Rumah Sakit Umum Haji Medan
5. Kepada para pegawai Rumah Sakit Umum Haji Medan khususnya
yang bertugas di ruangan Hijir Ismail yang sudah membantu dan
mendukung saya dalam pengerjaan asuhan keperawatan ini
6. Kepada rekan-rekan mahasiswa yang selalu mendukung dan
membantu saya dalam pembuatan asuhan keperawatan ini
7. Kepada kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan
mendoakan kegiatan saya

3
Saya sebagai Penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini
masih jauh dari kata sempurna,oleh sebab itu saya berharap saran dan kritik
dari pembaca agar pengerjaan kedepannya dapat lebih baik lagi.Dan saya
juga berharap Asuhan Keperawan ini dapat bermanfaat sebagai penambah
ilmu bagi pembaca.

Medan,23 Januari 2023

Nurul Ikhwana

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................6
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................8
1.3 TUJUAN........................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10
2.1 Defenisi Pneumonia.....................................................................................10
2.2 Etiologi Pneumonia......................................................................................10
2.3 Macam-macam Pneumonia..........................................................................11
2.4 Patofisiologi Pneumonia..............................................................................12
2.5 Komplikasi Pneumonia................................................................................13
2.6 Pemeriksaan Penunjang Pneumonia.............................................................13
2.7 Penatalaksanaan Pneumonia.........................................................................14
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................16
3.1 Pengkajian....................................................................................................16
3.2 Pathway........................................................................................................25
3.3 Analisa Data.................................................................................................25
3.4 Prioritas Diagnosa Keperawatan..................................................................26
3.5 Intervensi.....................................................................................................26
3.6 Implementasi................................................................................................28
3.7 Evaluasi.......................................................................................................30
BAB IV PENUTU.................................................................................................32
4.1 KESIMPULAN............................................................................................32
4.2 SARAN........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34

5
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pneumonia merupakan penyakit karena adanya inflamasi maupun
pembengkakan di sebabkan bakteri, virus, jamur yang mengakibatkan
infeksi pada saluran pernapasan dan jaringan paru (Agustyana dkk, 2019).
Secara umum pneumonia adalah pembunuh tunggal terbesar anak – anak di
bawah 5 tahun serta penyebab infeksi utama kematian anak (Niluh GY &
Efenddy C, 2010). Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan
oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat
(frekuensi nafas > 50 kali/ menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala,
gelisah, dan nafsu makan berkurang) (Riskesdas, 2013). Berdasarkan
perkiraan World Health Organization (WHO), 15% dari kematian anak
dibawah umur 5 tahun disebabkan oleh pneumonia ditahun 2017 lebih dari
800.000 anak. Lebih dari 2 juta anak meninggal tiap tahun karena
pneumonia (WHO, 2019).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018,
pneumonia masih menjadi penyebab tertinggi keatian pada bayi di bawah
usia lima tahun (balita) maupun bayi baru lahir. Pada tahun 2018
menunjukan prevalensi pneumonia naik dari 1,6% pada 2013 menjadi 2%
dari populasi balita yang ada di Indonesia pada 2018. Menurut data Lakip
Dinas Kesehatan (Dinkes) tahun 2018 cakupan penemuan Pneumonia pada
balita di Provinsi Riau sebesar 31,41%. Di Kota Dumai pada tahun 2019
jumlah penemuan penderita Pneumonia sebanyak 2 439 kasus dari jumlah
perkiraan penderita pneumonia (Profil Dinkes Kota Dumai, 2019). Kondisi
lingkungan fisik rumah yang baik memenuhi syarat kesehatan dan perilaku
penggunaan bahan bakar dapat mengurangi resiko terjadinya berbagai
penyakit seperti TB, katarak, dan pneumonia. Rumah yang padat penghuni,
pencemaran udara dalam ruangan akibat penggunaan bahan bakar padat
(kayu bakar/arang), dan perilaku merokok dari orang tua merupakan faktor
lingkungan yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap

6
pneumonia. Anak dengan pneumonia akan mengalami gangguan pernapasan
yang disebabkan karena adanya inflamasi di alveoli paru-paru. Infeksi ini
akan menimbulkan peningkatan produksi sputum yang akan menyebabkan
gangguan bersihan jalan napas, pernapasan cuping hidung, dyspneu dan
suara krekels saat diauskultasi. Apabila keberhasilan jalan napas ini
terganggu maka menghambat pemenuhan suplai oksigen ke otak dan sel-sel
di seluruh tubuh, jika dibiarkan dalam waktu yang lama keadaan ini akan
menyebabkan hiposekmia kemudian terus berkembang menjadi hipoksia
berat, dan penurunan kesadaran serta kematian dari tanda klinis yang
muncul pada pasien dengan pneumonia (Maidarti, 2014).
Faktor resiko lain penyebab pneumonia pada balita adalah riwayat
pemberian ASI ekslusif. ASI ekslusif berguna untuk mengurangi alergi dan
menjamin kesehatan bayi secara optimal sehingga rantai perlindungan
terhadap bayi itu dapat terus berlanjut. Dengan demikian peran ASI sangat
penting, baik saat masih dalam bentuk kolostrum di hari-hari pertama
kemunculan maupun 3 dimasa selanjutnya ASI terus mensuplay zat-zat
kekebalan tubuh yang diperlukan bayi agar tetap sehat (Irsal, dkk, 2017).
Pemberian ASI yang memadai dapat mengurangi morbiditas (jumlah
kasus baru) serta mortilitas (jumlah kematian) akibat pneumonia karena
dapat mengurangi kejadian infeksi terhadap saluran pernapasan serta dapat
menurunkan tingkat keparahan infeksi selama masa bayi dan balita, namun
pemberian ASI yang tidak memadai dapat meningkatkan infeksi pada bayi
dan balita.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan masalah yang telah di paparkan pada latar belakang
maka rumusan masalah dalam askep ini yaitu Asuhan keperawatan pada
pasien anak dengan masalah pneumonia di Rumah Sakit Umum Haji
Medan.

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum

7
Mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada An. D usia 9
tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus pada Asuhan Keperawatan pada Anak
dengan Pneumonia ini adalah: Melakukan pengkajian
keperawatan pada An. D usia 9 tahun dengan Pneumonia
di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan
b. Menyusun diagnosa keperawatan pada An. D usia 9
tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah
Sakit Umum Haji Medan
c. Menyusun intervensi keperawatan pada An. D usia 9
tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah
Sakit Umum Haji Medan
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada An. D
usia 9 tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail
Rumah Sakit Umum Haji Medan
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada An. D usia 9
tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah
Sakit Umum Haji Medan

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Pneumonia


Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat
konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat.
Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami
konsolidasi, begitupun dengan aliran darah disekitar alveoli, menjadi
terhambat dan tidak berfungsi maksimal. Hipoksemia dapat terjadi,
bergantung pada banyaknya jaringan paru-paru yang sakit (Somantri, 2012).
Menurut WHO (2015), Pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan
akut yang mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil
yang disebut Alveoli, yang mengisi dengan udara ketika orang yang sehat
bernafas.Ketika seorang individu memiliki pneumonia, alveoli dipenuhi
nanah dan cairan, yang membuat berbafas asupan oksigen yang
menyakitkan dan terbatas

2.2 Etiologi Pneumonia


Menurut Amin dan Hardhi (2015), penyebaran infeksi terjadi
melalui droplet dan sering disebabkan oleh streptoccuspneumonia, melalui
selang infus oleh staphylococcus aureus sedangkan pada pemakaian
ventilator oleh peruginosa dan enterobacter, dan masa kini terjadi karena 9
perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis,
polusi lingkungan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Setelah
masuk keparu-paru organisme bermultiplikasi dan jika telah berhasil
mengalahkan mekanisme pertahan paru, terjadi pneumonia.
a. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organism
gram positif : Steptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus

9
pyogenesis. Bakteri gram negative seperti Haemophilus influenza,
Klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa. (Padila, 2013)

b. Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab
utama pneumonia virus. (Padila, 2013)
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos. (Padila, 2013)
d. Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia.
Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.
(Padila, 2013)

2.3 Macam-macam Pneumonia


Berdasarkan mikroorganisme yang menyebabkan infeksi,
pneumonia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Pneumonia bacterial
Pneumonia bakterial adalah pneumonia akibat infeksi bakteri. Ini
merupakan jenis pneumonia yang paling umum terjadi, dan
bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi paru
adalah Streptococcus pneumoniae.Anda bisa tertular bakteri
penyebab pneumonia bila menghirup droplet (percikan liur
berukuran kecil) yang dikeluarkan penderita pneumonia ketika ia
batuk atau bersin. Infeksi dapat lebih mudah terjadi bila Anda
memiliki daya tahan tubuh yang lemah, riwayat penyakit paru,
sering merokok, atau sedang dalam masa penyembuhan setelah
operasi di rumah sakit.
2. Pneumonia atipikal
Pneumonia jenis ini sebenarnya masih disebabkan oleh bakteri, t
tetapi gejalanya lebih ringan daripada pneumonia bakterial.

10
Karena gejala pneumonia ini ringan, penderita biasanya tidak
menyadari bahwa dirinya sakit. Kondisi ini disebut
sebagai walking pneumonia (pneumonia berjalan). Pneumonia
atipikal biasanya disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
pneumoniae atau Chlamydophila pneumoniae.
3. Pneumonia viral
Berbagai jenis virus dapat menginfeksi paru-paru dan
menyebabkan pneumonia jenis ini. Pneumonia viral biasanya
berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakterial dan
gejalanya pun lebih ringan. Namun, terkadang kasus pneumonia
viral juga bisa berakibat fatal, terutama bila penyebabnya adalah
virus influenza. Anak-anak, lansia (lanjut usia), dan orang yang
memiliki daya tahan tubuh lemah lebih berisiko untuk
mengalami pneumonia viral yang fatal tersebut.
4. Pneumonia fungal
Pneumonia jenis ini disebabkan oleh infeksi jamur. Pneumonia
fungal jarang terjadi dan biasanya dialami oleh orang yang
menderita penyakit kronis atau memiliki daya tahan tubuh yang
lemah. Contohnya adalah penderita AIDS, penderita kanker yang
sedang menjalani kemoterapi, penderita penyakit autoimun, atau
penerima transplantasi organ yang harus mengonsumsi obat-
obatan penekan sistem imun tubuh (imunosupresan).

2.4 Patofisiologi Pneumonia


Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:
1. Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara,
mikroorganisme dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh
orang lain.
2. Mikroorganisme dapat juga terinspirasi denganaerosol dari
peralatan terapi pernapasan yang terkontaminasi.
3. Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora
normal orofaring dapat menjadi patogenik.

11
4. Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar
melalui sirkulasi dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV
yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru
dikeluarkan atau tertahan dalam pipi melalui mekanisme pertahanan
diri seperti reflek batuk, klirens mukosiliaris, dan fagositosis oleh
makrofag alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk
kedalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat
merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang
keduanya mempunyai efek samping merusak. Reaksi antigen-
antibodi dan endotoksin yang melepaskan oleh beberapa
mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial dan
membrane alveolokapilar inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel
acini dan brokhioventilasi perfusi (Asih & Effendy, 2014).

2.5 Komplikasi Pneumonia


Menurut Suzanne dan Brenda (2013), komplikasi pneumonia
menyebabkan hipotensi dan syok, gagal pernapasan, atelektasis, efusi
pleura, delirium, superinfeksi dan adhesi. Beberapa kelompok orang yang
lebih beresiko mengalami komplikasi, seperti lansia dan balita. Sejumlah
komplikasi pneumonia yang dapat terjadi adalah:
1. Infeksi aliran darah
Infeksi aliran darah atau bakterimia terjadi akibat adanya bakteri
yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infesi ke
organ-organ lain.
2. Abses paru atau paru bernanah
Abses paru dapat ditangani dengan antibiotik, namun terkadang
juga membutuhkan tindakan medis untuk membuang nanahnya.
3. Efusi Pleura
Kondisi di mana cairan memenuhi ruang yang menyelimuti
paru- paru.

12
2.6 Pemeriksaan Penunjang Pneumonia
Menurut Amin dan Hardhi (2015), pemeriksaan penunjang
pneumonia adalah:
1. Sinar X : Mengidentifikasikan distribusi structural
(missal: lobar, bronchial dapa juga menyatakan abses
2. Biopsi paru : Untuk menetapkan diagnose
3. Pemeriksaan kultur, sputum, dan darah : untuk dapat
mengindentifikasi semua organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan
diagnose organisme khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paruparu,
menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis
keadaan
6. Spiometrik static : untuk mengkaji jumlah udara yang
aspirasi
7. Bronkoskop : untuk menetapkan diagnosis dan
mengangkat benda asing
8.

2.7 Penatalaksanaan Pneumonia


Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa
diberikan antibiotik per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih
tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
penyakit paru lainnya, harus dirawat antibiotik diberikan melalui infus.
Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu
nafas mekanik.
Selanjutnya menurut Amin dan Hardhi (2015), kebanyakan
penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya
membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat
diberikan antara lain:
1. Oksigen 1-2 L/menit.

13
2. IVFD dekstosen 10%: NaCI 0,9%=3:1, + KCI 10
mEq/500 mI cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan,
kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan
enteral bertahap melalui selang nasogastric dengan
feeding drip.
4. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan
inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk
memperbaiki transport mukosilier.
Penetalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada
penyebab, antibiotic diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
1. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali
pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital based:
1. Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali
pemberian
2. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali
pemberian.

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

15
Nama :Dzakkir
PENGKAJIAN AWAL MEDIS & KEPERAWATAN

No. RM :323401
RAWAT INAP ANAK
Tgl.Lahir: 22-12- □ Laki-laki
(Untuk usia ≥ 29 hari sampai dengan 18 tahun)
2014
□ Perempuan
Tgl :19/01/2023 Jam :17 : 50 WIB
Sumber data:  Pasien  Keluarga  Lainnya ……………………………………………
Rujukan : Tidak Ya,  RS…………………. Puskesmas…………..
 Dokter …………….
Diagnosa rujukan……………………………………………………………………
1. IDENTITAS (Orang Tua/Keluarga)
Nama : Supriadi
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Berdagang
Agama : Islam
Suku : Padang
Gol darah :B
Alamat :JL.Durung No 144 Medan Sidorejo Medan Tembung

2. PEMERIKSAAN FISIK

BB:…....23.......... kg PB / TB:…..110......... cm LK:..........cm

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Penyakit lalu:  Tidak  Ya,Penyakit
……………………………………………………………….............
 Pernah dirawat :  Tidak  Ya,Diagnosa ………………… Kapan : ……………..
Di : ………............
 Pernah di operasi :  Tidak Ya, Jenis operasi : ………………
Kapan : ……………..................................
 Masih dalam pengobatan:  Tidak  Ya,Obat
………………………………………….................................
b. Riwayat penyakit keluarga :
 Tidak Ya ( Hipertensi,  Jantung,  Paru, DM,  Ginjal,

 Lainnya...........................)

c. Ketergantungan terhadap :
 Tidak  Ya, Jika Ya :  Obat–obatan  Rokok  Alkohol
 Lainnya………………………..
d. Riwayat alergi : Tidak  Ya: Obat …………….  Makanan ……………
 Lainnya …………....

16
17
Reaksi : ………………………………………………...........................................

4. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Status Psikologis
Anak kandung :  Tidak  Ya Penelantaran fisik / mental :  Tidak

 Ya

Penurunan prestasi sekolah :  Tidak

 Ya

Gangguan tumbuh kembang : Tidak

Ya

Kekerasan fisik : Tidak  Ya Jelaskan :


……………………………………………...

Bila terdapat masalah psikologis,pasien dikonsultasikan ke psikiater/psikolog melalui


DPJP
b. Status Sosial
Saudara :  Kandung, Jumlah…………. Orang 

Tiri, jumlah....................................Orang

Tinggal bersama :  Orang Tua Lainnya, ………………........................

Nama:…………………….........................

No. Telp : .......................

Pendidikan saat ini: Belum Sekolah  SD SMP SMA / SMK

c. Spiritual
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan (untuk usia > 6 tahun)
:…………………………………………………..
5. KEBUTUHAN KOMUNIKASI DAN EDUKASI
Edukasi diberikan kepada : Pasien  Keluarga (Hubungan dengan pasien
................................................)

Bicara :  Normal Gejala awal gangguan bicara, kapan:


………………………………….

Bahasa sehari-hari : Indonesia : aktif/ pasif  Daerah, jelaskan


…………………………………….................

 Inggris : aktif/ pasif  Lain –


lain, jelaskan………………………………….................

Perlu penterjemah : Tidak Ya, Bahasa ………………………

Bahasa Isyarat:  Tidak Ya

18
19
Hambatan Edukasi (untuk usia > 6 tahun)Cara edukasi yang disukai (untuk usia > 6 tahun):

 Tidak ada hambatan  Menulis

 Mendengar

 Ada hambatan :  Audio – Visual / Gambar

 Membaca

□ Bahasa  Cemas  Diskusi


 Demonstrasi
□ Pendengaran  Emosi
□ Hilang memori Kesulitan bicara
□ Motivasi buruk Kognitif
□ Masalah penglihatan Secara fisiologi tidak mampu belajar

Kebutuhan edukasi : Proses penyakit Pengobatan/ Tindakan Terapi/ Obat

 Nutrisi

 Lainnya,
Jelaskan……………………………………………………………………………

Bersedia untuk dikunjungi :  Tidak  Ya, ( Keluarga  Kerabat  Rohaniawan )

6. STATUS GIZI ANAK


BB :......................................................................................................
TB/ PB :......................................................................................................
BB Ideal Anak :......................................................................................................
Diet saat ini :......................................................................................................
Porsi Makanan yang dihabiskan :......................................................................................................
Alergi Makanan :...............................................................................................................

7. KEBUTUHAN CAIRAN PADA


ANAK INTAKE:

OUTPUT:

BALANCE CAIRAN:

20
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda
Vital: Keadaan
Umum :
..............................................................................................................................................

.... GCS : E............ M............ V............

Tekanan darah: ………… mmHg Suhu : ……ºC Nadi:..............x/mnt, isi....................teratur:

 Tidak

.......................... Ya

Respirasi............x/mnt
Tipe:...............................................................................................................................

Saturasi Oksigen :...........% pada Udara Ruangan Sungkup  Nasal Prong

 Lainnya...................

b. Pemeriksaan Umum:
Kepala :  Normal  Mikrosefali  Makrosefali  Lainnya:
....................................................................

Rambut :

 Warna :  Hitam  Seperti rambut jagung


 Mudah dicabut :  Ya  Tidak
Mata : Palpebra :  Normal  Cekung  Oedema

Konjungtiva pucat :  Ya  Tidak, Hiperemi :  Ya 

Tidak

Sekret:  Ya  Tidak

Sklera Ikterik  Ya  Tidak, Pupil isokor :  Ya 

Tidak Reflek cahaya………..............................................................

THT :  Telinga........................... Hidung: ....................  Tenggorokan: faring: …………


tonsil…………

 Lidah..............................  Bibir..............................................

Leher :  JVP................................  Pembesaran Kelenjar:  Ya 


Tidak; ukuran........cm  Tunggal

 Multipel Kaku Kuduk.............................................

 Lainnya………………………………..............

Thoraks:  Simetris  Asimetris, Bentuk dada :


………………………………………………………………

 Cor :  S1,S2............................reguler/Ireguler
 Murmur.......................................................

21
22
 Lainnya
............................................................................................................................

 Pulmo :  Suara napas.................................  Rales...............................


 Wheezing
 Lainnya........................................................................................................
......................

Abdomen :  Distensi  Nyeritekan,


Lokasi.........................................................................................
...

 Meteorismus  Peristaltik  Turgor  Asites


Hepar :
......................................................................................................................................
.........
 Lien :.......................................................................... Ginjal :
.....................................................
 Massa
:………..……………………………………....................................................................
...........
Ekstremitas :  Hangat/Dingin  Oedema............................
CRT...................................................

 Refleks Fisiologi  Refleks Patologi

 Lainnya...............................................................

Kulit
:…………………………………………………………………………………………………………
………..............

Genitalia eksterna
:…………………………………………………………………………………………......
................

Status pubertas :  Perempuan: Mammae……… Pubis………

 Laki-laki : Gonad………… Pubis…………

2. TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK SAAT INI


Motorik Halus : ...................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
Motorik Kasar : ...................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
Personal Sosial : ..................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
Bahasa : ....................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

23
3. SKALA NYERI METODE FLACC SCALE (Khusus untuk anak usia 2 bulan – 7 tahun)
Score Nilai Score
Kategori
0 1 2

Menyeringai, mengerutkan
Tidak ada ekspresi Dagu gemetar,
Face (Wajah) dahi, tampak tidak tertarik
khusus, senyum gerutu berulang
(kadang-kadang)
(sering)
Menendang, kaki
Leg (Kaki) Posisi normal atau santai Gelisah, tegang
tertekuk

Activity Berbaring tenang, posisi Menggeliat, tidak bisa diam,


Kaku atau tegang
(Aktivitas) normal, gerakan mudah tegang

Cry Merintih, merengek, kadang- Terus menangis,


Tidak menangis
(Menangis) kadang mengeluh, berteriak

Consolability dapat ditenangkan dengan


Sering mengeluh, sulit
(Kemampuan rileks sentuhan, pelukan,
dibujuk
Consol) bujukan, dapat dialihkan

Total Score

Bila usia diatas 7 tahun menggunakan Numeric Scale (lihat panduan pengkajian nyeri)

Nyeri :  Tidak  Ya

1 – 3 : nyeri ringan, analgetik oral

Tidak Nyeri Nyeri 4 – 7 : nyeri sedang, perlu analgetik injeksi


Berat
Nyeri Menggang

□ Nyeri Kronis, Lokasi : ……………… frekuensi : …………. Durasi ………….

□ Nyeri Akut Lokasi : ……………… frekuensi : …………. Durasi ………….


□ SkoreNyeri (0-10): …............................
Nyeri Hilang
□ Minum Obat Istirahat  Mendengar Musik Berubah Posisi Tidur
□ Lain–lain
sebutkan……………………………………………………………………………………………..............
.......

24
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN NILAI LABORATORIUM

5. TERAPI DAN OBAT-OBATAN

6. DISCHARGE PLANNING (dilengkapi dalam 48 jam pertama pasien masuk ruang rawat)

7. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN PRIORITAS


a. ............................................................................................................................................................
b. ............................................................................................................................................................
c. ............................................................................................................................................................
d. ............................................................................................................................................................
e. ............................................................................................................................................................

Tanggal………….. Jam…….……
Perawat Yang Melakukan Pengkajian

(……………………………….....………….)

25
3.2 Pathway

Pasien diantar orangtuanya ke rumah sakit dengan


keluhan demam yang dialami sejak 5 hari ini. Pasien juga
mengeluhkan batuk kering sejak 5 hari yang lalu . Pilek (+),
mual (+), muntah (+) 5x/ hari, air, pusing (+), pasien juga
mengeluhkan nyeri perut ketika batuk

3.3 Analisa Data

No Data Etiolgi Masalah

1. DS: Penumpukan sekret Ketidakefektifan


- Ibu pasien bersihan jalan
mengatakan nafas
demam terus
menerus, batuk
DO:
- Hr: 110x/i
- RR: 30x/i
- Suhu : 37°C

2. DS : Proses inflamasi Hipertermi


- Ibu klien alveoli
mengatakan
anaknya demam
DO :
- Suhu : 39°C
- RR : 33x/i
- - Kulit teraba
hangat

26
3.4 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan penumpukan sekret
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
alveoli

3.5 Intervensi

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Intervensi


kriteria hasil
1. Ketidak efektifan bersihan Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-
jalan nafas berhubungan tindakan tanda vital
dengan penumpukan sekret keperawatan 3x24 (suhu, RR, HR)
jam, bersihan 2. Pantau status
jalan nafas pernafasan:
efektif. Kriteria irama, frekuensi,
hasil: suara, dan
- RR 20-30 retraksi dada 3.
x/menit Atur posisi yang
- Bunyi nafas nyaman
vasikuler semifowler
- Tidak ada 4. Lakukan
sekret - Irama suction sesuai
nafas teratur indikasi
- Jalan nafas 5. Kolaborasi
paten - Sekresi dengan dokter
yang efektif pemberian
inhalasi ventolin
1 respule per 8
jam
2. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-
dengan proses inflamasi tindakan tanda vital (suhu

27
alveoli keperawatan 3x24 dan HR)
jam, tidak terjadi 2. Motivasi anak
demam dan keluarga
Kriteria hasil: untuk
- Tidak meningkatkan
demam asupan cairan
- Suhu 36,5- per oral
37,5 derajat 3. Anjurkan
celcius orang tua
- Kulit tidak melakukan
teraba hangat kompres hangat
4. Anjurkan ibu
untuk
menggantikan
pakaian yang
mudah
menyerap
keringat dari
bahan katun
5. Kolaborasi
pemberian
Paracetamol
sirup 4x5 ml
6. Kolaborasi
pemberian
Injeksi Amikasin
150 mg/8 jam
7. Kolaborasi
pemberian
cairan infuse RL
24 tts/mnt

28
3.6 Implementasi

No Diagnosa Tgl/jam Implementasi


1. Ketidak efektifan Kamis 1. Memantau
bersihan jalan nafas 19 januari 2023 tanda-tanda
berhubungan dengan vital (suhu, RR,
penumpukan sekret 08.00 wib HR)
2. Memantau
status
pernafasan:
irama,
frekuensi,
suara, dan
retraksi dada
3. Mengatur
posisi yang
nyaman semi
fowler
4. Melakukan
suction sesuai
indikasi

2. Ketidak efektifan Jumat 1. Memantau


bersihan jalan nafas 20 januari 2023 tanda-tanda
berhubungan dengan vital (suhu, RR,
penumpukan sekret 10.00 wib HR dan Spo2)
2. Mengkaji
frekuensi atau
kedalaman dan
kemudahan
bernafas

29
3. Mengobservasi
warna kulit,
membran
mukosa dan
kuku.
4. Meninggikan
kepala dan
dorong untuk
sering
mengubah
posisi.
3. Ketidak efektifan Sabtu 1. Mengkaji
bersihan jalan nafas 21 januari 2023 tingkat
berhubungan dengan kecemasan
penumpukan sekret 14:00 wib 2. Melakukan
pendekatan
dengan tenang
dan
meyakinkan
3. Menggunakan
media untuk
menjelaskan
mengenai
penyakit klien
4. Menjelaskan
tentang
perawatan yang
diberikan
kepada klien
dan prosedur
pengobatan

30
3.7 Evaluasi
Catatan Perkembangan

NO TANGGAL/JAM EVALUASI
1. 19/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam terus menerus, batuk
08:45 PAGI O : HR :110 x/i
RR : 30 x/i
T : 37°C
SPO2 : 98 %
A : pola nafas in efektif
P : Setelah dilakukan intervensi
diharapkan masalah teratasi
2. 19/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam teru menerus
12:00 SIANG O : HR :110 x/i
RR : 30 x/i
T :37°C
SPO2 : 98 %
A : pola nafas in efektif
P : Setelah intervensi dilakukan
diharapkan masalah teratasi

3. 19/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak


demam terus menerus
17:00 WIB SORE O : HR :100 x/i
RR : 32 x/i
T :37°C
SPO2 : 97 %
A : pola nafas in efektif
P : Setelah intervensi dilakukan

31
diharapkan masalah teratasi
4. 19/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam terus menerus
20:10 WIB MALAM O : HR :100 x/i
RR :29 x/i
T :36°C
A : pola nafas in efektif
P : Setelah intervensi dilakukan
diharapkan masalah teratasi
5. 20/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam terus menerus
O : HR :108 x/i
09:00 WIB PAGI RR :30 x/i
T :36°C
A : pola nafas in efektif
P : Setelah intervensi dilakukan
diharapkan masalah teratasi
6. 20/01/2023 S : ibu pasien mengatakan anak
demam terus menerus
10:30 WIB PAGI O : HR :108 x/i
CT SCAN RR : 28 x/i
T :36°C
A : pola nafas in efektif
P : Setelah intervensi dilakukan
diharapkan masalah teratasi

32
BAB IV
PENUTUP
BAB IV PENUTU
4.1 KESIMPULAN
Pneumonia adalah suatu peradangan parenkim paru distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan
alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat. Pneumonia dibedakan menjadi dua
berdasarkan tempat didapatkannya kuman, yaitu pneumonia
komuniti dan pneumonia nosokomial. Pneumonia dapat disebabkan
oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan
protozoa. Pneumonia sendiri menurut Riskesdas 2013, menduduki
urutan ke-9 dari 10 penyebab kematian utama di Indonesia, yaitu
sebesar 2,1%. Diagnosis pneumonia kominiti didasarkan kepada
riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan
pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti pneumonia komunitas
ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala. Pada prinsipnya
penatalaksaan utama pneumonia adalah memberikan antibiotik
tertentu terhadap kuman tertentu infeksi pneumonia. Pemberian
antibitotik bertujuan untuk memberikan terapi kausal terhadap
kuman penyebab infeksi, akan tetapi sebelum antibiotika definitif
diberikan antibiotik empiris dan terapi suportif perlu diberikan untuk
menjaga kondisi pasien.
Dengan telah membacanya laporan pratikum ini,
mahasiswa/I diharapkan dapat mengerti, mengetahui tentang Asuhan
Keperawatan, serta tindakan-tindakan yang akan diambil dalam
membuat Asuhan Keperawatan yang bermutu dan bermanfaat bagi
pasien. Serta dituntut untuk bisa membandingkan antara teori dan
kasus yang terjadi di lapangan atau lahan praktek yang terkadang
ketidak sinkronan dan kesinkronan yang wajar. Semoga bermanfaat

33
bagi semua mahasiswa dan membantu dalam pembuatan Asuhan
Keperawatan kelak.

4.2 SARAN
1. Bagi Perawat diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien agar tau perkembangan pasien tersebut.
2. Bagi keluarga diharapkan selalu memberikan dukungan dan
perhatian makanan yang bergizi seimbang untuk pasien agar
mempercepat pemulihan pasien.
3. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang masalah
pneumonia dan dapat menerapkan dalam asuhan keperawatan
serta memberikan asuhan keperawatan pada pneumonia secara
komprehensif.

34
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
SURYONO, SLAMET. 2020. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. H
USIA 5 TAHUN DENGAN PNEUMONIA DI RUANG IRNA C RSUD
KOTA DUMAI TAHUN 2020. Diakses pada tanggal 23 Januari 2023,
http://repository.pkr.ac.id/1171/1/SLAMET-KTI.pdf

Repository Poltekkes Denpasar.2018. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.


Diakses pada tanggal 23 Januari 2023, http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/2332/3/file%203%20ron.pdf

35

Anda mungkin juga menyukai