Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP


PERAWATAN LUKA PERINIUM DAN PAYUDARA
PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS AIR
SALOBAR DAN PASSO

OLEH:
LIDIA HUKUNALA
P1709059

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
AMBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa

atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

proposal ini walaupun dalam bentuk yang paling sederhana dapat

terlaksana dan terselesaikan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan di STIKes

Pasapua Ambon dengan judul “ Hubungan Tingkat Pegetahuan Terhadap

Perawata Luka Perinium Dan Payudara Di Puskesmas Air Salobar Dan

Puskesmas Passo.

Dalam kesempatan ini, peneliti haturkan ucapan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada :

1. Rikanita Primarhayu Ake S.Kom selaku Ketua Yayasan Bangun Prima

Persada.

2. Dewi Arwini Bugis S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua STIKES pasapua

Ambon yang telah memberi kesepatan untuk peneliti menimbah ilmu di

sekolah Tinggi ilmu kesehatan pasapua Ambon

3. Nastain Abubakar Pattimura S. Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program

studi Ilmu Keperawatan STIKES Pasapua Ambon.

4. Asrianty Dinopawe. S. ST., M. Keb selaku pembimbing yang telah

banyak memberikan saran serta masukan sehinga peneliti dapat

menyelesaikan Proposal ini.

5. Segenap dosen dan staf penggajar STIKES Pasapua Ambon yang


telah banyak membantu peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan

6. Pimpinan Puskesmas Air Salobar Ambon Ambon Provinsi Maluku

7. Rasa hormat dan penuh cinta kepada kedua orang tua serta adik-adik

serta adik peneliti serta saudara peneliti yang telah banyak

memberikan semangat dan dorongan baik material maupun spiritual

sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal Ini

8. Tak lupa juga buat teman-teman / sahabat-sahabatku yang tercinta

tanpa terkecuali dan special untuk seseorang yang selama ini banyak

membantu baik dalam hal berupa materi serta memberikan masukan

motivasi dan dukungan dalam penyelesaian proposal ini

9. Serta seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa S1 Ilmu

keperawatan angkatan 2021 terima kasih atas kebersamaannya

selama ini.

Akhirnya semoga proposal ini dapat bermanfaat dan peneliti

berharap Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat yang

setimpal atas bantuan dan jasa-jasa semua pihak yang telah berupaya

membantu dalam penyusunan proposal Amin.

Ambon, Oktober 2021

Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................I
HALAMAN JUDUL......................................................................................II
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................III
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................IV
KATA PENGATAR......................................................................................V
DAFTAR ISI................................................................................................VI
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................VII
DAFTAR TABEL......................................................................................VIII
DAFTAR GAMBAR....................................................................................IX
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masala..........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................4
D. Manfaat Penulisan........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Ibu Nifas.............................................................7
B. Tinjauan Umum Tentang Perawata Luka Perinum....................................10
C. Tinjauan Umum Tentang Perawatan Payudara..........................................26
D. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan......................................................28
E. Tinjauan Umum Tetang Variabel Yang Di Teliti......................................29
F. Hasil Penelitia Terdahulu...........................................................................30
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep.......................................................................................35
B. Hipotesi......................................................................................................36
C. Definisi Operasional..................................................................................36
BAB IV PEMBAHASAN
A. Jenis Penilitian...........................................................................................37
B. Waktu Dan Lokasi Penilitian.....................................................................37
C. Populasi Dan Sampel.................................................................................38
D. Instrumen Penilitian...................................................................................39
E. Pengumpulan Data.....................................................................................40
F. Analisis Data..............................................................................................41
G. Tabulasi Data.............................................................................................41
H. Etika Penilitian...........................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari hasil survey yang berkaitan dengan demografik dan

kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018, AKI (angka kematian ibu)

sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi

dibandingkan dengan Negara-negara di tengah kawasan ASEAN pada

tahung 2012, katika AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000

kelahiran hidup, AKI di Singapura hanya 6 per 100. 000 kelahiran

hidup Brunai Darusalam 33 per 100.000 kelahiran hidup, di Filipina 112

per 100.000 kelahiran hidup, serta Malasya dan vIetnam sama-sama

mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup (Pofil Kesehatan

Indonesia, 2016).

Berdasarkan data WHO tahun 2018 AKI di Indonesia mencapai

228/100.000 angka ini jau lebih tinggi dibandingkan Vietnam

(59/100.000), dan Cina (37/100. 000) ini menetapkan Indonesia

sebagai salaha satu Negara dengan AKI tertingi asia, tertinggi ke-3 di

kawasan ASEAN dan salah satu adalah nifas yang hampir 50% (

Kemenkes, 2018).

Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, AKI di indonesia

sebesar 328 per 100.000 kelahiran penduduk, angka ini masih cukup

tinggi dibandingkan dengan angka nasional hasil sensus penduduk


7

2017 sebesar 259 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil

survey AKI dan AKB yang dilakukan oleh dinas kesehatan provinsi

sumatera utara sebesar 268 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan

estmisi maka angka kematian ibu ini tidak mengalami penurunan

sampai tahun 2013 (Depkes RI, 2018).

Penyebab kematian ibu di Indonesia masih di domanasi oleh

perdarahan (32%) dan hipertensi dalam kehamilan (25%), diikuti

infeksi (5%), partus lama (5%) dan abortus (1%) selain penyebab

obstetric, kamatian ibu juga disebabkan oleh penyebab lain-lain (non

obstetric) sebesar 32% (profil kesehatan Indonesia, 2014). Penelitian

menunjukan bahwa hanya 47% infeksi potensial yang terjadi pada hari

ketujuh, dengan 78% infeksi terjadi pada hari ke- 14, dan 90% pada

hari ke-21 (Boyle M, 2018).

Infeksi masa nifas masih berperan sebagai penyebab utama

kematian ibu terutama di Negara berkembang seperti Indonesia ini,

masalah ini terjadi akibat dari pelayanan kebidanan yang masih

jauh dari sempurna. Factor penyebab lain terjadinya infeksi nifas

diantaranya, daya tahan tubuh yang kurang, perawatan nifas yang

kurang baik, kurang gizi/mal nutrisi, anemia, hygine yang kurang baik,

serta kelelahan. Akibat perawatan perineum yang tidak benar dapat

mengakibatkan kondisi perineum yang terkenak lokchea dan lembab

akan sanggat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat

menyebatkan timbulnya infeksi pada perineum. Infeksi tidak hanya


8

menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga

menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan

menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun

kedalaman luka. (BKKBN, 2017).

Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi,

meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan.

Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci

daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang

dimulai dengan mencuci bagian depan (simpisis), baru kemudian

bagian anus sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu cara

mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi

sama tanggan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling sedikit

2 kali hari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna, dan bau lochea

sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan

ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan alat kelamin.

Apabila ibu mempunyai luka episiotomiatau laserasi, sarankan

kepada ibu unutk menghindari menyentuh daerah luka (Sari, 2017).

Provinsi Maluku memiliki capaian angkan terendah untuk persalinan

oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu hanya

sebesar 17,7% dengan target yang harus dicapai yaitu sebesar 77%

hal ini berlanjut pada erawatan masa nifas yang juga tidak dialakukan

oleh tenaga Kesehatan dan buka difasilitasi pelayanan Kesehatan.


9

(Dinkes Maluku, 2018).

Berdasarkan pengambila data awal yang peneliti peroleh di

Puskesmas Air Salobar dan Puskesmas Passo Ambon Provinsi

Maluku di dapat data bahwa ibu nifas yang berkunjung ke Puskesmas

Air Salobar dari tahun 2020 – Agustus 2021 berjumlah 568 orang.

Sedangkan untuk Puskesmas Passo dari tahun 2019 – Agustus 2021

berjumlah 854 orang. Kemudian 5 dari 8 ibu bifas yang diwawancara

awal terkait pengetahuan tentang perawatan luka perineum dan

payudara selama masa nifas menyatakan kurang hingga tidak tahu.

Hal inilah yang menjadi alasan peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Perawatan Luka

Perineumdan Payudara Pada Ibu Nfas Di Puskesmas Air Salobar dan

Passo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peniliti ingin

mengetahui “Bagaimakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Perawatan Luka Perinium Dan Payudara Pada Ibu Nifas Di

Puskesmas Air Salobar Dan Puskesmas Passo?”.

C. Tujuan Penilitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penilitian untuk mengetahui Hubungan Tingkat

Pengetahuan Terhadap Perawatan luka perineum Dan Payudara

Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Air Salobar Dan Puskesmas Passo.


1
0

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap

perawatan luka perineum pada ibu nifas

b. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap

perawatan payudara pada ibu nifas

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan

keperawatan maternitas khususnya hubungan pengetahuan ibu

nifas tentang perawatan luka perineum dan payudara.

2. Manfaat Aplikatif.

a. Bagi keluarga atau masyarakat.

Hasil penilitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan dan bahan pengetahuan ibu mengenai perawatan

selama masa nifas.

b. Bagi peneliti

Hasil penilitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan referensi bagi peneliti yang memiliki tema yang sama.

c. Instansi kesehatan.

Hasil penilitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dalam meningkatkan kegiatan pemberian kesehatan

kepada ibu selama masa nifas.


11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tetang Masa Nifas

1. Pengertian

Masa nifas atau puerineum dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca

persalinan harus terselengarah pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan

ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan deteksi dini dan pengobatan

komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta menyediakan

pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, dan nutrisi bagi

ibu (Saifuddin, 2016).

Masa nifas merupakan hal penting untuk di perhatikan guna

menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dari berbagai

pengalaman dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi dibanyak

Negara, para pakar kesehatan mengganjurkan upaya pertolongan di

fokuskan pada periode intra partum. Upaya ini terbukti telah

menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang di

sertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang

mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang sesuai

bagi suatu Negara dapat dengan secara merta dijalakan dan dapat

memberikan dampak mengungtunkan bila diterapkan di Negara lain

(Saleha, 2015).
12

Secara garis besar terdapat tiga proses penting di masa nifas yaitu

sebagai berikut :

a. Pengecilan Rahim atau involusi

Rahim adalah orgam tubuh yang spesifik dan unik karena dapat

mengecil dan membesar dengan menambah atau mengurangi jumlah

selnya. Pada wanita yang tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram

dengan ukuran lebih besara telur ayam. Selama kehamilan, Rahim

makin lama makin membesar.

Bentuk otot rahim mirip jalan berlapis tiga dengan serat-

seratnya yang melintang kanang, kiri dan tranversal setelah plasentah

lepas, oto Rahim akan berkontraksi atau mengerut, sehingga pembulu

darah terjepit dan perdarahan berhenti. Setelah bayi lahir, umunya

berat Rahim menjadi sekitar 1000 gram dan dapt diaraba kira-kira

setinggi 2 jari dibawa umbilapis. Setelah 1 minggu kemudia beratnya

akang berkuran jadi sekitar 500 gram. Sekitar 2 minggu beratnya

sekitar 300 gram dan tidak dapat diraba lagi.

Jadi, secara alamiah Rahim akan kembali mengecil perlahan-

lahan ke bentuknya semula. Setelah 4 minggu beratnya sekitar 40-60

gram. Pada saat ini diaggap pada masah nifas sudah selesai. Namum

sebenarnya Rahim akan kebali keposisinya yang normal dengan berat

30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masah nifas selama masah

pemulihan, 3 bulan ini bukan hanya saja Rahim yang kembali normal,

tapi juga kondisi tubuh ibu secara keseluruhan.


13

b. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal.

Selama hamil dara ibu relative lebih encer, karena cairan darah

ibu banyak, sementara sel darahnya berkurang. Bila dilakukan

pemeriksaan kadar hemoglobinya (Hb) akan tampak sedikit menurun

dari angka normalnya sebesar 11-12 gr% jika hemoglobinya terlalu

rendah.

Oleh karena itu selama hamil ibu diberikan obat-obat

penambah darah, sehingga sel-sel darahnya dan kontraksi darah atau

hemoglobinya normal atau tidak terlalu rendah. Setelah melahirkan,

system sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah kembali

mengental, dimana kadar perbandingan sel dara dan cairan dara

kembali normal. Umunya hal ini terjadi pada hari 3 sampai hari ke-15

pasca persalinan.

c. Proses laktasi atau menyusui

Proses ini timbul setelah plasenta atau air-air lepas. Plasenta

mengandung hormone penhambat prolactin (hormone plasenta)

penghambatan ASI. Setelah plasenta lepas itu tidak bisah dihasilkan

lagi, sehinga terjadi produksi ASI, ASI keluar 2-3 kali sehari setelah

melahirkan. Namun hal yang luar biyasa adalah sebelumnya payudara

sudah terbentuk kolostrum yang sangat baik untuk baiy, karena

mengadung zat kaya gizi dan antibody pembunuh kuman (Seleha,

2016).

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas.


14

Asuhan masa nifas diperlukan dalam priode ini karena merupakan

masa kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat

kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masah nibfas

terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonates merupakan masa krtitis bagi

bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan 60%

kematian BBL terjadi dalam 7 hari setelah bayi lahir. (Saleha, 2016).

Dengan memantau meletaka dan asuhan pada ibu dan bayi pada

masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini. Tujuan masah nifas

normal dibagi 2 yaitu :

a. Tujuan umum

Membantu ibu dan pasangan selama masa transisi

b. Tujuan khusus

1) Menjaga kebersihan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif

3) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu dan bayi

4) Memberikan pendidikan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.

5) Memberikan pelayanan keluarga berencana (Walyani, 2017)

3. Tahapan Masa Nifas.

Dalam masa nifas terdapat 3 priode yaitu :

a. Periode immediate postpartum atau puerperium dini adalah masa

segera setelah plasenta lahir dengan 24 jam pada ini sering terdapat
15

banyak masalah, misalnya perdarahan karena Antonia uteri oleh sebab

itu, bida harus melakukan pemeriksaan kontreksi uterus pengeluaran

lokea, tekanan dara, dan suhu.

b. Periode intermedial atau Early Pospartum (24 jam-1 minggu) di fase

ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada

perdarahan, lokea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup

mendapatkan makan dan cairan, serta ibu dapat menyusui bayinya

dengan bayi.

c. Periode late postpartum (1-5 minggu) di priode ini bidan tetap

melakukan perawatan dan pemerikasan sehari-hari setelah konseling

KB.

Pelayanan nifas merupakan pelayanan kesehatan yang sesuai

standar kesehatan. Asuhan masah nifas penting diberikan pada ibu dan

bayi, karena masalah kritis baik ibu dan bayi 60% kematian ibu terjadi

setelaha persalinan dan 50% kematian terjadi pada masah nifasa terjadi

pada 24 jam pertama. Demikian dengan halnya dengan masah neonates

juga merupakan masah kritis dari kehidupan bayi. Dua pertiga dari

kematian bayi terjadi 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi

baryu lahir terjadi setelah lahir (Sari, 2016)

4. Kebutuhan Dasar Ibu.

a. Gizi

Ibu nifas dianjurkan untuk makan diet berimbang cukup

karbohidrat, protein lemak vitamin mineral, mengkomsumsi makan


16

tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan

pertama selanjutnya 500 kalori dari tahun kedua 400 kalori. Jadi

jumlah kalori tersebut tersebut adalah tambahan dari jumlah tambahan

kalori perharinya. Misalnnya pada ibu dengan kebutuhan perhari 1800

kalori plus tambahan 800 kalori sehinga kalori yang dibutuhkan

sebannyak 2600 kalori.

Demikian pula pada 6 bulan selanjutnya dibutuhkan rata-rata

2300 kalori dan tahun kedua 2200 kalori. Asuhan cairan 3 liter/hari, 2

liter didapat dari air minum dan 1 liter dari cairan yang ada pada kua

sayur, bua dan makan lainya. Komsumsi tablet besi 1 tablet tiap hari

selama 40 hari komsumsi vitamin A 200.000 iu pemberian vitamin A

dalam bentuk suplemen dapat meningkatkan kualitas ASI,

meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan

hidup anak. Pada bulan- bulan pertamah kehidupan bayi bergantung

pada vitamin A yang terkandung dalam ASI.

b. Senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan setelah hari pertama

melahirkan setiap hari sampai hari yang ke-10, terdiri dari sederetan

gerak tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan

ibu. Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami

perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longarnya liang

seggama dan otot dasar pingul. Untuk mengembalikan keadaan normal

dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik
17

dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk

banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak

setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu harim untuk

kembali kebentuk semula.

c. Perawatan luka preneum

Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan daerah paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang

dalam masa antara kelahiran plasenta sampai kembalinya organ

genetic seperti pada waktu sebelum hamil (Nugroho, 2016).

Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya

infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan, (Nugroho, 2014).

d. Ambulasi

Ambulasi setelah melahirkan sangatlah penting dilakukan.

Oleh karenaitu, ibu harus istirahat. Mobilisasi yang dilakukan

tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka.

Mobilisasi sebaiknya diklakukan secara bertahap. Diawali dengan

gerakan miring kekanan dan kekiri diatas tempat tidur, duduk

kemudian berjalan setelah 2-3 jam pertama setelah melahirkan.

Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah

melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat

tidurnya. Ibu post partum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya

dan berjalan 24-28 jam setelah melahirkan.


18

e. Obat-obatan

1) Steroid : dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu

responinflantasi normal.

2) Antikoagualan : dapat menyebabkan hemoragi.

3) Antibiotik spectrum luas/spesipik : efektif bila diberikan segera

sebelum pembedahan untuk patologi spesipik atau kontaminasi

bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena

koagulasi intravascular

f. Budaya dan keyakinan

Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan

perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan

mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi

penyembuhan luka. Ibu nifas terkadang memiliki kepercayaan/tradisi

yang diperoleh dari orang tuanya, kakek atau nenek. Mereka menerima

kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian

terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2014).

B. Tinjauan Umum Tetang Perawatan Luka Perinium

1. Pengertian

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia


19

(biologis, pisikologis, social dan spiritual) dalam rentang sakit sampai

dengan sehat. Perinium adalah bagian permukaan pintu bawa panggul

yang terletak di antara vulva dan anus perinium terdiri atas otot fascia

urogenitalis secara diafragma pelvis (Hidayat, 2017).

2. Tujuan perawatan luka perineum

Ada tujuan dari perawatan luka perineum Menurut Kumalasari

(2018) yaitu sebagai berikut:

a. Menjaga kebersihan daera kemaluan

b. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada ibu

c. Mencegah infeksi dan masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan

membrane mukosa

d. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan

e. Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahan

f. Membersikan luka dari benda asing atau debris

3. Dampak perawatan luka perineum

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat

menghindari hal berikut (Hidayat, 2017):

a. Infeksi

b. Komplikasi

c. Kematian ibu postpartum

C. Tinjauan Umum Tentang Perawatan Payudara


20

Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan tetapi

juga setelah melahirkan. Perawatan yang dilakukan terhadap payudara

betujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya

saluran susu sehigga memperlancar pengeluaran susu. Agar tujuan perawatan

ini dapat tercapai, perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut (Anggraini,

2013).:

1. Lakukan perawatan payudara secara teratur

2. Pelihara kebersihan sehari – hari

3. Pemasukan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk

mencukupiproduksi ASI

4. Ibu harus percaya diri akan kemampuan dirinya menyusui bayi

5. Ibu harus merasa nyaman dan santai

6. Hindari rasa cemas dan stress karena akan menghambat reflex

oksitosin Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini

mungkin, yaitu 1-2 hari. setelah bayi lahir dan dilakukan 2 kali

sehari (Sari dkk, 2014).

7. Menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk

berendam dalam cairan antiseptic selama 10 menit. Lakukan

setelah BAK/BAB.

8. Mengganti pembalut jika mennggunakannya.

9. Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lebut.

10. Lalu kenakan pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap

habis BAK/BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah


21

dirasakan tak nyaman lagi

11. Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi

salep antibiotic yang diresepkan oleh dokter.

D. Tinjauan Umum Tentang Tingkat Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan

manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau

responden terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal: tentang

penyakit (penyebab, cara penularan, cara pencegahan), gizi, sanitasi,

pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga berencana dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian

Rogers (1974) mrngungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yang disebut AIETA, yaitu (Wawan, 2014):

a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).


22

b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian

dan tertarik pada stimulasi.

c. Evaluation (menimbang – nimbang) individu akan

mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulasi

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik lagi.

d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

e. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulasi .

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2014, pengetahuan mempunyai

enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya


23

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja, seperti dapat menggambarkan membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dansebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yangbaru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi –

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


24

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian – penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria –kriteria yang ada

(Notoatmodjo, 2014).
25

BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI
OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini mengambarkan ada Tidaknya

Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Perawatan Luka Perinium Dan

Payudara Pada Ibu Nifas.

Variabel Independen Variabel Dependent

Perawatan Luka Perineum Tingkat


Pengetahuan
Perawatan Payudara

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Garis Penghubung

Gambar 3.1
Kerangka Konsep

B. Hipotesis
26

Berdasarkan latar belakang rumusan masalah dan kerangka

konsep penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu:

1. Hipotesis Null (H0)

a. Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap perawatan

luka perineum pada ibu nifas di Puskesmas Air Salobar dan

Passo.

b. Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap perawatan

payudara pada ibu nifas di Puskesmas Air Salobar dan Passo.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap perawatan luka

perineum pada ibu nifas di Puskesmas Air Salobar dan Passo.

b. Ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap perawatan

payudara pada ibu nifas di Puskesmas Air Salobar dan Passo.

C. Defenisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kriteria Hasil Skala


Penelitian
Variable
Independen

Perawatn Luka Pemenuhan kebutuhan Lembar 1. Lakukan Ordinal


Perineum untuk menyehatkan Ceklist 2. Tidak Lakukan
daerah antara paha yang
dibatasi vulva dan anus
pada ibu yang dalam masa
antara kelahiran plasenta
27

sampai dengan
kembalinya organ genetik

Perawatan Perawatan yang dilakukan


Payudara dengan cara Lembar 1. Lakukan Ordinal
membersihkan payudara, Ceklist 2. Tidak Lakukan
memijat, dll
Variable
Dependen

Tingkat Pengetahuan ibu tentang Kuesioner 1. Baik (Apabila Ordinal


Pengetahuan perawatan luka perineum dapat menjawab
dan payudara yang 8 - 10
dimulai dari sejak 1 jam pertanyaan)
setelah lahirnya plasenta 2. Buruk (Apabila
sampai dengan 6 minggu dapat menjawab
(42 hari). 1 - 7
pertanyaan)
28
29

BAB IV
METODE PENILITIAN

A. Jenis Penilitian

Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

bersifat kolerasi, yaitu dengan menyusun pendekatan cross sectional

desain penelitian atau penelahan hubungan antara dua variabel atau

lebih pada situasi atau kelompok sampel tertentu.

B. Waktu dan Lokasi Penilitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2021


30

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di Puskesmas Air Salobar dan

Puskesmas Passo Ambon Provinsi Maluku. Alasan pemilihan lokasi

karena pada Puskesmas ini tersedia sampel yang sesuai dengan

judul yang peneliti ambil yaitu Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Perawatan Luka Perineum Dan Payudara Pada Ibu Nifas.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Pada penelitian ini populasinya adalah semua ibu nifas yang

berada ke puskesmas Air salobar dan Puskesmas Passo Ambon Provinsi

Maluku dengan jumlah Puskesmas Air Salobar dan Passo dengan jumlah

44 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan di

teliti (Arikunto, 2016). Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu

nifas yang berada di Puskesmas Air Salobar dan Passo Ambon

Provinsi Maluku berjumlah 44 orang.

3. Teknik Pengabilan Sampel

Teknik yang digunakan peneliti pada penelitian ini total

sampling.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penilitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar ceklist

dan kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk


31

menjawab tetapi jawaban sudah disediakan dan diarahkan oleh peneliti.

E. Pengumpulan Data

1. Pengeditan Data (editing)

Dilakukan dengan melakukan koreksi atas kuesioner yang telah

diisi dan apabilah ada yang belum lengkap responden dimintah untuk

melengkapi.

2. Pengkodean data (coditing)

Dilakukan dengan memberikan kode-kode pada tiap-tiap data yang

termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat

dalam sebuah angka- angka atau huruf-huruf yang memberikan petunjuk

atau identitas pada suatu informasi atau data yang yang akan dianalisa.

3. Pemberian skor (Scoring)

Setelah dilakukan koditing data, maka dilakukan pemberian skor

pada masinng masing variabel dan di jumlahkan.

4. Pemprosesan data (processing)

Setelah data dikumpulkan kemudian diproses dengan

menggunakan computer untuk dianalisa.

5. Pembersihan data (cleaning)

Pembersihan data dilakukan untuk mengoreksi jika ada kesalahan

pengelohan data sehingga dapat diberikan.

F. Analisa Data

Analisa data yaitu menganalisa data untuk dapat membuktikan hipotesi

. analisa data yang dilakukan untuk menyederhanakn dan memudahkan


32

penafsiran melalui proses komputerisasi dalam bentuk distribusi frekuensi

dan presentase.

1. Analisa univariat

Analisa univarit adalah seluruh variabel yang akan digunakan

dalam analisa ditampil dalam distribusi frekuensi, untuk melihat variabel

dependen dan independen.

2. Anlisa bivariat

Analisa bivariat anlisa yang digunakan untuk melihat hubungan

antar variabel dependen dengan variabel independen secara bersamaan

dengan menggunakan anlisis statistic chy-square, dengan tingkat

kemaknaan p < a = 0,05.

G. Etika Penilitian

Dalam melakukan penelitia, peneliti memandang perlu korelasi dari

pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi penilitian.

Setelah itu memperoleh isin dari istansi terkait, penilitian dapa dilakukan

dengang menekankan masalah etika, yang meliputi:

1. Informen consent

Infornen consent merupakan lembaran persetujuan yang diberikan

oleh peneliti kepada calon responden. Tujuan adalah agar subyek

mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti

selam pengumpulan data jika subyek berseedia diteliti maka harus

mendatangani lembran peersetujuan. Jika subyek menolak untuk di teliti

maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya (Nursalam,


33

2017).

2. Anonymity (tampa nama)

Mejaga kerahasian identitas subye, yang diisi ole subyek. Lembran

tersebut hanya diberikan nomor kode tertentu (Nursalam, 2012)

3. Confidientiality

Kerahasian informasi dijamin oleh penelitian, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasi penilitian.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. (2013). Asuhan Kebidanan Masa Nifas.Jakarta: Pustaka


Rihama.

Ambarwati, E.Retna Dan Wulandari, D. (2010). Asuhan


Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Boyle. (2015). Buku Ajar Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC

BKKBN. (2017), Buku Acuan Implant-2 Untuk Program Keluarga


Berencana. Jakarta: EGC

Depkes RI. (2018). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: NJPK-KR.

Hidayat, A. A. (2017). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik


Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Kemenkes RI. (2016). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas


Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta: Kementerian
Kesegatan RI

___________ (2018a). Pedoman Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

____________. (2018b), Buku Kesehatan Ibu Dan Anak : Jakarta


Kementrian

Kumalasari. (2018. Gambaran Perilaku Ibu Nifas Dalam Perawatan Luka


Perineum Di Kelurahan Kabupaten Brebes. (Online) Vol. 4 No.
1.

Maria. (2016). Ilmu Kebidanan Dan Kandungan Untuk Bidan. Jaakarta:


EGC

Marmi. (2016) . Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: EGC

Maryunani. (2015). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum)


Jakarta: Salembah

Medika Sari. (2016). Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postpartum Care).


Jakarta: Trans Media
Medika Wawan. (2014). Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Muha Medika.

Notoadmojo. (2014). Promosi Kesehatan Dan Pengetahuan. Jakarta:


Rineke Cipta.

Saifuddin. (2016) Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Pt Bina


Pustaka

Sari. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Unnet Need KB


Pasca Salinan IUD Post Plasenta Di Kamar Rawat
Persalian.Skripsi.

Saleha. (2015), Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:


Salembah Medika

Suhemi. (2016), Perawatan Masa Nifas. JakartaL Salembah Medika

Walyani. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui


Yogyakarta: Pt Pusta Baru

Anda mungkin juga menyukai