Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RSI

MASYITHOH BANGIL
NOMOR : 056/RSI.M/SK-Dir/5/2019
TANGGAL : 14 Mei 2019

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KARYAWAN


RUMAH SAKIT ISLAM MASYITHOH

BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1

1. Setiap pegawai memperoleh pendidikan dan pelatihan baik di dalam (internal) maupun di
luar (eksternal) rumah sakit untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya.
2. Setiap pegawai wajib mengikuti diklat yang diadakan oleh Rumah Sakit Islam Masyithoh
Bangil .
3. Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari pengembangan Sumber Daya Manusia di
Rumah Sakit Islam Masyithoh Bangil melalui peningkatan kompetensi karyawan
4. Setiap Karyawan baru wajib mengikuti program orientasi bagi karyawan baru
5. Intruktur / pemateri pelatihan dapat diambilkan dari luar maupun dari dalam intern RSI
Masyithoh Bangil sesuai dengan kebutuhan
6. Institusi pendidikan kesehatan dapat mengajukan permohonan untuk mengirimkan peserta
didiknya untuk melakukan pembelajaran praktek di Rumah Sakit Islam Masyithoh Bangil
7. Rumah Sakit Islam Masyithoh Bangil dapat juga dipakai sebagai lahan penelitian

BAB II KETENTUAN KHUSUS


Pasal 2
1. Perencanaan diklat pegawai.
a. Setiap karyawan RSI Masyithoh Bangil wajib mendapatkan 20 jam pelatihan setiap tahun,
yang dapat diperleh dari mengikuti pendidikan dan pelatihan baik dari penyelenggaraan
secara in house training maupun Eks house trainning
b. Perencanaan pendidikan dan latihan tahunan didahului dengan pengkajian kebutuhan
pelatihan (Training Need Assesment).
c. Rencana pelatihan memperhatikan kebutuhan peningkatan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
d. Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan Dasar karyawan yang wajib di ulang setiap 2
tahun sekali
e. Pelatihan dasar tersebut terdiri dari
 Pelatihan Service Excellent dan Komunikasi Efektif
 Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
 Pelatihan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
 Pelatihan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPI RS) Dasar
 Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Rumah sakit (K3 RS)
f. Untuk setiap pelatihan In House, @ 1 Jam Pelatihan Adalah 45 menit
g. Pelatihan Lanjutan disesuaikan dengan kebutuhan TNA yang dibuat oleh setiap unit
a. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dikoordinasikan dengan bagian Sumber Daya
manusia melalui supervisor diklat
b. Pengajuan pelatihan internal harus membuat perencanaan (TOR) pelatihan, laporan
pelaksanaan dan evaluasinya.
c. Dilakukan tindak lanjut atas evaluasi pelatihan yang telah dilakukan
h. Evaluasi Pendidikan dan pelatihan Mencangkup 3 Aspek
 Evaluasi Kegiatan
 Evaluasi Kognitif
 Evaluasi Dampak Pasca Pelatihan
e. Evaluasi dampak pelatihan di ukur 3 bulan pasca pelaksanaan
2. Pengajuan pelatihan
a. Pengajuan pelatihan eksternal (keluar) harus dengan persetujuan direktur, Setiap pelatihan
eksternal wajib mengaplikasikan pengetahuan yang didapat ke dalam kegiatan pelayanan
sehingga pengetahuan itu dapat meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di
Rumah Sakit Islam masyithoh Bangil.
b. Untuk biaya pelatihan eksternal melebihi Rp. 7.000.000 maka dibuatkan Gentenlment
agreement nya.
c. Dilakukan tindak lanjut atas evaluasi pelatihan yang telah dilakukan
d. Evaluasi pelatihan Mencangkup 3 Aspek
 Evaluasi Kegiatan
 Evaluasi Kognitif
 Evaluasi Dampak Pasca Pelatihan
e. Evaluasi dampak pelatihan di ukur 3 bulan pasca pelaksanaan
3. Kebijakan tentang peningkatan pendidikan formal pegawai :
a. Untuk meningkatkan jenjang pendidikan, pegawai dapat mengajukan permohonan
melanjutkan pendidikan kepada direktu dengan memperhatikan pra syarat yang berlaku
b. Pemberian Ijin melanjutkan pendidikan bagi pegawai didasarkan pada kebutuhan
pelayanan dan kemampuan rumah sakit
c. Pegawai yang diijinkan belajar oleh rumah sakit dapat memiliki status ijin belajar atau
tugas belajar, bilamana setelah masa pendidikan selesai tingkat pendidikan yang baru
dapat diperhitungkan dalam kenaikan status kepegawaian.
d. Pegawai yang ijin belajar maupun tugas belajar mendapatkan surat keputusan direktur
tentang status belajarnya.
e. Pegawai yang melanjutkan pendidikan namun tidak memiliki ijin dari direktur, pada saat
selesai masa pendidikan tidak dapat diperhitungkan dalam kenaikan status
kepegawaiannya.
4. Karyawan baru mendapatkan pelatihan internal melalui program orientasi Karyawan baru
yang ditetapkan sendiri dalam kebijakan direktur tentang program orientasi pegawai.
5. Kebijakan Intruktur / pemateri pelatihan dapat diambilkan dari luar maupun dari dalam
intern RSI Masyithoh Bangil sesuai dengan kebutuhan
a. Pemateri atau intruktur pelatihan dari luar dipersyaratkan pemateri / instruktur memang
ahli dalam bidangnya, dengan dibuktikan dengan salah satu dari:
 adanya sertifikat keahlihan level ahli
 sertifikat TOT (Training Of Trainer)
 Pengalaman dalam bidang kerja sesuai keahliannya selama 5 tahun.
b. Untuk permateri dari luar RSI Masyithoh Bangil insentif yang diberikan berdasarkan
perjanjian dengan pihak permateri dengan persetujuan direktur RSI Masyithoh Bangil.
c. Pemateri atau intruktur pelatihan dari dalam dipersyaratkan pemateri / instruktur memang
ahli dalam bidangnya, dengan dibuktikan dengan salah satu dari:
 adanya sertifikat Pelatihan bidang tersebut
 sertifikat TOT (Training Of Trainer)
 Pengalaman dalam bidang kerja sesuai keahliannya selama 3 tahun.
 Dasar pendidikan pemateri dengan pengalaman kerja 2 tahun
d. Untuk permateri dari dalam RSI Masyithoh Bangil insentif yang diberikan berdasarkan
kreteria:
 Untuk Pemateri individu
No Tingkat Pendidikan Insentif (Rp)
1 Diploma III 200.000
2 SI non Profesi 250.000
4 SI –Profesi 300.000
5 Strata 2 400.000
6 S3/dokter spesialis patner 500.000
 Untuk pemateri Team
No Jumlah team Insentif (Rp)
1 1 -3 orang 300.000
2 >4 Orang 500.000
6. Kebijakan tentang RS Islam Masyithoh Bangil sebagai lahan praktek Peserta Didik :
a. Institusi yang hendak mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di RS Islam Masyithoh
Bangil wajib memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Islam Masyithoh Bangil
mengirimkan berkas permohonannya disertai kerangka acuan praktik Peserta Didik dan
metode evaluasinya.
b. Rumah sakit menyediakan pembimbing praktek Peserta didik yang berkualitas untuk
tetap menjaga mutu pelayanan dan menjamin keselamatan pasien, serta pembelajaran
yang optimal bagi mahasiswa sesuai dengan kebijakan tentang Pembimbing Praktek
peserta didik.
c. Mahasiswa yang belajar praktek wajib mematuhi seluruh peraturan yang ada tentang
praktek mahasiswa di RS Islam Masyithoh Bangil.
d. Mahasiswa praktek mengikuti orientasi Peserta didik serta pembekalan yang ditetapkan
sendiri di kebijakan orientasi peserta didik
7. Kebijakan tentang penelitian di RS Islam Masyithoh Bangil
a. Pihak luar baik institusi maupun perorangan yang akan melakukan penelitian di RS
Islam Masyithoh wajib mengajukan permohonan dan proposal penelitiannya.
b. Penelitian di Rumah Sakit Islam Masyithoh dapat dilakukan bila tidak akan mengganggu
mutu pelayanan, keselamatan pasien, dan etika penelitian.
c. Pertimbangan etik penelitian melibatkan Tim Mutu dan Keselamatan Pasien
d. Peneliti wajib menyampaikan hasil penelitiannya kepada Rumah Sakit Islam Masyithoh

BAB IV PENYELENGGARA
Pasal 4
Penyelenggara pengembangan sumber daya manusia di lingkungan RSI Masyithoh Bangil
dilakukan melalui koordinasi dengan Urusan Kediklatan. Sedangkan untuk penyelenggara dari
luar berkoordinasi dengan organisasi profesi maupun lembaga kediklatan yang berkompeten dan
profesional.

BAB V SUMBER PEMBIAYAAN


Pasal 5

Biaya penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia di RSI Masyithoh Bangil


dibebankan pada dana RKA rumah sakit, Kerjasama atau melalui sponsorship.

BAB VI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pasal 6

1. Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia diprioritaskan untuk mendukung


pengembangan mutu pelayanan khususnya pelayanan unggulan serta untuk meningkatkan
pendapatan rumah sakit.
2. Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia disesuaikan dengan kemampuan
anggaran rumah sakit, diutamakan melalui pelatihan dan kursus ketrampilan.
3. Pelatihan dan kursus ketrampilan diarahkan agar karyawan memahami dan berorientasi
pelayanan yang prima kepada para pelanggan dengan menumbuhkan rasa memiliki,
kepedulian, kebanggaan dan mempunyai komitmen yang tinggi kepada rumah sakit.
4. Pendidikan formal dan pelatihan/workshop/seminar harus dapat menjawab kebutuhan
pelayanan unggulan dan pelayanan terpadu serta penyederhanaan proses pelayanan.
5. Pendidikan formal dan pelatihan/workshop/seminar diarahkan untuk mencapai standar
kompetensi yang telah ditetapkan serta untuk melaksanakan program-program nasional
seperti PONEK, TB MDR , TB DOTS, HIV/AIDS, PMTCT, PTRM, Patient Safety,
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dan program program nasional lainnya.
6. Untuk meningkatkan jumlah peserta pelatihan maka salah satu upaya adalah dengan
meningkatkan kegiatan pelatihan dalam bentuk inhouse training.

BAB VII PENUTUP


Pasal 7
Dengan berlakunya Keputusan Direktur ini, maka peraturan yang tidak sesuai dengan keputusan
ini dinyatakan tidak berlaku. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Direktur
RSI Masyithoh Bangil,

Dr. dr. H. Handayanto, MM


NIK.00.1.002

Anda mungkin juga menyukai