Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN DIAGNOSA


MEDIS PNEUMONIA

DIRUANGAN HIJIR ISMAIL DIRUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN

Disusun Oleh :
NAMA : NURUL IKHWANA
NIM : 20142011854

Dosen Pembimbing :
Havija Sihotang, S.Kep, Ners, M.Kep

DAPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM STUDI


ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI BINALITA SUDAMA
MEDAN
2022 / 2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK

Nurul Ikhwana

20142011854

Medan , 24 Januari 2023

Menyetujui/Mengesahkan

Penulis Dosen Pembimbing

Nurul Ikhwana Havija Sihotang, S. Kep.,


Ners, M. Kep

DAPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM STUDI


ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI BINALITA SUDAMA
MEDAN
2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Pneumonia Diruangan
Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan” ini dengan tepat waktu. saya
sebagai penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak yang mendukung dan
membantu saya dalam penyelesaian tugas ini. Bersamaan dengan ini perkenankan
saya mengucapkan terimahkasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepada pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama selaku


Institusi pendidikan yang sedang kami jalani.
2. Kepada pihak Rumah Sakit Umum Haji Medan selaku pelayanan
kesehatan yang sudah memperkenankan kami untuk melaksanakan praktek
lapangan keperawatan anak
3. Ibu Havija Sihotang S. ,Kep,Ners,M.Kep selaku Dosen Pembimbing kami
4. Ibu Citra selaku kepala ruangan Hijir Ismail yang ada di Rumah Sakit
Umum Haji Medan
5. Kepada para pegawai Rumah Sakit Umum Haji Medan khususnya yang
bertugas di ruangan Hijir Ismail yang sudah membantu dan mendukung
saya dalam pengerjaan asuhan keperawatan ini
6. Kepada rekan-rekan mahasiswa yang selalu mendukung dan membantu
saya dalam pembuatan asuhan keperawatan ini
7. Kepada kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan
kegiatan saya
Saya sebagai Penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh
dari kata sempurna,oleh sebab itu saya berharap saran dan kritik dari pembaca
agar pengerjaan kedepannya dapat lebih baik lagi.Dan saya juga berharap
Asuhan Keperawan ini dapat bermanfaat sebagai penambah ilmu bagi
pembaca.

Medan,22 Desember 2022

Nurul Ikhwana
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pneumonia merupakan penyakit karena adanya inflamasi maupun


pembengkakan di sebabkan bakteri, virus, jamur yang mengakibatkan
infeksi pada saluran pernapasan dan jaringan paru (Agustyana dkk,
2019). Secara umum pneumonia adalah pembunuh tunggal terbesar
anak – anak di bawah 5 tahun serta penyebab infeksi utama kematian
anak (Niluh GY & Efenddy C, 2010). Pneumonia merupakan radang
paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai
batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas > 50 kali/ menit), sesak,
dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah, dan nafsu makan berkurang)
(Riskesdas, 2013). Berdasarkan perkiraan World Health Organization
(WHO), 15% dari kematian anak dibawah umur 5 tahun disebabkan
oleh pneumonia ditahun 2017 lebih dari 800.000 anak. Lebih dari 2
juta anak meninggal tiap tahun karena pneumonia (WHO, 2019).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018,
pneumonia masih menjadi penyebab tertinggi keatian pada bayi di
bawah usia lima tahun (balita) maupun bayi baru lahir. Pada tahun
2018 menunjukan prevalensi pneumonia naik dari 1,6% pada 2013
menjadi 2% dari populasi balita yang ada di Indonesia pada 2018.
Menurut data Lakip Dinas Kesehatan (Dinkes) tahun 2018 cakupan
penemuan Pneumonia pada balita di Provinsi Riau sebesar 31,41%. Di
Kota Dumai pada tahun 2019 jumlah penemuan penderita Pneumonia
sebanyak 2 439 kasus dari jumlah perkiraan penderita pneumonia
(Profil Dinkes Kota Dumai, 2019). Kondisi lingkungan fisik rumah
yang baik memenuhi syarat kesehatan dan perilaku penggunaan bahan
bakar dapat mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti
TB, katarak, dan pneumonia. Rumah yang padat penghuni,
pencemaran udara dalam ruangan akibat penggunaan bahan bakar
padat (kayu bakar/arang), dan perilaku merokok dari orang tua
merupakan faktor lingkungan yang dapat meningkatkan kerentanan
balita terhadap pneumonia. Anak dengan pneumonia akan mengalami
gangguan pernapasan yang disebabkan karena adanya inflamasi di
alveoli paru-paru. Infeksi ini akan menimbulkan peningkatan produksi
sputum yang akan menyebabkan gangguan bersihan jalan napas,
pernapasan cuping hidung, dyspneu dan suara krekels saat
diauskultasi. Apabila keberhasilan jalan napas ini terganggu maka
menghambat pemenuhan suplai oksigen ke otak dan sel-sel di seluruh
tubuh, jika dibiarkan dalam waktu yang lama keadaan ini akan
menyebabkan hiposekmia kemudian terus berkembang menjadi
hipoksia berat, dan penurunan kesadaran serta kematian dari tanda
klinis yang muncul pada pasien dengan pneumonia (Maidarti, 2014).
Faktor resiko lain penyebab pneumonia pada balita adalah riwayat
pemberian ASI ekslusif. ASI ekslusif berguna untuk mengurangi alergi
dan menjamin kesehatan bayi secara optimal sehingga rantai
perlindungan terhadap bayi itu dapat terus berlanjut. Dengan demikian
peran ASI sangat penting, baik saat masih dalam bentuk kolostrum di
hari-hari pertama kemunculan maupun 3 dimasa selanjutnya ASI terus
mensuplay zat-zat kekebalan tubuh yang diperlukan bayi agar tetap
sehat (Irsal, dkk, 2017).
Pemberian ASI yang memadai dapat mengurangi morbiditas
(jumlah kasus baru) serta mortilitas (jumlah kematian) akibat
pneumonia karena dapat mengurangi kejadian infeksi terhadap saluran
pernapasan serta dapat menurunkan tingkat keparahan infeksi selama
masa bayi dan balita, namun pemberian ASI yang tidak memadai dapat
meningkatkan infeksi pada bayi dan balita.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan masalah yang telah di paparkan pada latar belakang
maka rumusan masalah dalam askep ini yaitu Asuhan keperawatan
pada pasien anak dengan masalah pneumonia di Rumah Sakit Umum
Haji Medan.

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada An. D usia 9 tahun
dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Tujuan khusus pada Asuhan Keperawatan pada Anak dengan


Pneumonia ini adalah: Melakukan pengkajian keperawatan
pada An. D usia 9 tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir
Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan
b. Menyusun diagnosa keperawatan pada An. D usia 9 tahun
dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Umum
Haji Medan
c. Menyusun intervensi keperawatan pada An. D usia 9 tahun
dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Umum
Haji Medan
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada An. D usia 9
tahun dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit
Umum Haji Medan
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada An. D usia 9 tahun
dengan Pneumonia di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Umum
Haji Medan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Pneumonia


Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat
konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat.
Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami
konsolidasi, begitupun dengan aliran darah disekitar alveoli, menjadi
terhambat dan tidak berfungsi maksimal. Hipoksemia dapat terjadi,
bergantung pada banyaknya jaringan paru-paru yang sakit (Somantri,
2012).
Menurut WHO (2015), Pneumonia adalah bentuk infeksi
pernapasan akut yang mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari
kantung kecil yang disebut Alveoli, yang mengisi dengan udara ketika
orang yang sehat bernafas.Ketika seorang individu memiliki
pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat berbafas
asupan oksigen yang menyakitkan dan terbatas

2.2 Etiologi Pneumonia


Menurut Amin dan Hardhi (2015), penyebaran infeksi terjadi
melalui droplet dan sering disebabkan oleh streptoccuspneumonia,
melalui selang infus oleh staphylococcus aureus sedangkan pada
pemakaian ventilator oleh peruginosa dan enterobacter, dan masa kini
terjadi karena 9 perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan
penyakit kronis, polusi lingkungan dan penggunaan antibiotik yang
tidak tepat. Setelah masuk keparu-paru organisme bermultiplikasi dan
jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahan paru, terjadi
pneumonia.
a. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organism
gram positif : Steptococcus pneumonia, S.aerous, dan
streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negative seperti
Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
(Padila, 2013)
b. Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab
utama pneumonia virus. (Padila, 2013)
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos. (Padila,
2013)
d. Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii
pneumonia. Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami
immunosupresi. (Padila, 2013)

2.3 Macam-macam Pneumonia


Berdasarkan mikroorganisme yang menyebabkan infeksi,
pneumonia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Pneumonia bacterial
Pneumonia bakterial adalah pneumonia akibat infeksi bakteri.
Ini merupakan jenis pneumonia yang paling umum terjadi, dan
bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi paru
adalah Streptococcus pneumoniae.Anda bisa tertular bakteri
penyebab pneumonia bila menghirup droplet (percikan liur
berukuran kecil) yang dikeluarkan penderita pneumonia ketika
ia batuk atau bersin. Infeksi dapat lebih mudah terjadi bila
Anda memiliki daya tahan tubuh yang lemah, riwayat penyakit
paru, sering merokok, atau sedang dalam masa penyembuhan
setelah operasi di rumah sakit.
2. Pneumonia atipikal
Pneumonia jenis ini sebenarnya masih disebabkan oleh bakteri,
tetapi gejalanya lebih ringan daripada pneumonia bakterial.
Karena gejala pneumonia ini ringan, penderita biasanya tidak
menyadari bahwa dirinya sakit. Kondisi ini disebut
sebagai walking pneumonia (pneumonia berjalan). Pneumonia
atipikal biasanya disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
pneumoniae atau Chlamydophila pneumoniae.
3. Pneumonia viral
Berbagai jenis virus dapat menginfeksi paru-paru dan
menyebabkan pneumonia jenis ini. Pneumonia viral biasanya
berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakterial dan
gejalanya pun lebih ringan. Namun, terkadang kasus
pneumonia viral juga bisa berakibat fatal, terutama bila
penyebabnya adalah virus influenza. Anak-anak, lansia (lanjut
usia), dan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah lebih
berisiko untuk mengalami pneumonia viral yang fatal tersebut.
4. Pneumonia fungal
Pneumonia jenis ini disebabkan oleh infeksi jamur. Pneumonia
fungal jarang terjadi dan biasanya dialami oleh orang yang
menderita penyakit kronis atau memiliki daya tahan tubuh yang
lemah. Contohnya adalah penderita AIDS, penderita kanker
yang sedang menjalani kemoterapi, penderita penyakit
autoimun, atau penerima transplantasi organ yang harus
mengonsumsi obat-obatan penekan sistem imun tubuh
(imunosupresan).

2.4 Patofisiologi Pneumonia


Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:
1. Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara,
mikroorganisme dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh
orang lain.
2. Mikroorganisme dapat juga terinspirasi denganaerosol dari
peralatan terapi pernapasan yang terkontaminasi.
3. Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora
normal orofaring dapat menjadi patogenik.
4. Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar
melalui sirkulasi dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat
IV yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru
dikeluarkan atau tertahan dalam pipi melalui mekanisme
pertahanan diri seperti reflek batuk, klirens mukosiliaris, dan
fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan,
pathogen yang masuk kedalam tubuh memperbanyak diri,
melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi
respon inflamasi dan respon imun, yang keduanya mempunyai
efek samping merusak. Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin
yang melepaskan oleh beberapa mikroorganisme merusak
membrane mukosa bronchial dan membrane alveolokapilar
inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan
brokhioventilasi perfusi (Asih & Effendy, 2014).

2.5 Komplikasi Pneumonia


Menurut Suzanne dan Brenda (2013), komplikasi pneumonia
menyebabkan hipotensi dan syok, gagal pernapasan, atelektasis, efusi
pleura, delirium, superinfeksi dan adhesi. Beberapa kelompok orang
yang lebih beresiko mengalami komplikasi, seperti lansia dan balita.
Sejumlah komplikasi pneumonia yang dapat terjadi adalah:
1. Infeksi aliran darah
Infeksi aliran darah atau bakterimia terjadi akibat adanya bakteri
yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infesi ke
organ-organ lain.
2. Abses paru atau paru bernanah
Abses paru dapat ditangani dengan antibiotik, namun terkadang
juga membutuhkan tindakan medis untuk membuang nanahnya.
3. Efusi Pleura
Kondisi di mana cairan memenuhi ruang yang menyelimuti paru-
paru.

2.6 Pemeriksaan Penunjang Pneumonia


Menurut Amin dan Hardhi (2015), pemeriksaan penunjang pneumonia
adalah:
1. Sinar X : Mengidentifikasikan distribusi structural (missal:
lobar, bronchial dapa juga menyatakan abses
2. Biopsi paru : Untuk menetapkan diagnose
3. Pemeriksaan kultur, sputum, dan darah : untuk dapat
mengindentifikasi semua organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan
diagnose organisme khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paruparu,
menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis
keadaan
6. Spiometrik static : untuk mengkaji jumlah udara yang aspirasi
7. Bronkoskop : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat
benda asing
2.7 Penatalaksanaan Pneumonia
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa
diberikan antibiotik per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang
lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit
jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat antibiotik diberikan
melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Selanjutnya menurut Amin dan Hardhi (2015), kebanyakan
penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan
keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum
yang dapat diberikan antara lain:

1. Oksigen 1-2 L/menit.


2. IVFD dekstosen 10%: NaCI 0,9%=3:1, + KCI 10 mEq/500
mI cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu,
dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan
enteral bertahap melalui selang nasogastric dengan feeding
drip.
4. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki
transport mukosilier.
Penetalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada
penyebab, antibiotic diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
1. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital based:
1. Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
2. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

PENILAIAN AWAL MEDIS & Nama :


KEPERAWATAN No. RM :
Tgl.Lahir:
RAWAT INAP ANAK □ Perempuan □ Laki-
(Untuk usia ≥ 29 hari sampai dengan
laki
18 tahun)
Tgl : Jam :

Sumber data:  Pasien  Keluarga  Lainnya


……………………………………………
Rujukan : Tidak Ya,  RS…………………. Puskesmas…………..
 Dokter …………….
Diagnosa rujukan……………………………………………………………………

1. IDENTITAS (Orang Tua/Keluarga)


Nama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Suku :
Gol darah :
Alamat :

2. PEMERIKSAAN FISIK

BB:….............. kg PB / TB:…........... cm LK...................


cm

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Penyakit lalu:  Tidak  Ya,Penyakit
……………………………………………………………….............

 Pernah dirawat :  Tidak  Ya,Diagnosa


………………… Kapan : ……………..
Di : ………............

 Pernah di operasi :  Tidak Ya, Jenis operasi :


………………
Kapan :
……………..................................

 Masih dalam pengobatan:  Tidak  Ya,Obat


………………………………………….................................

b. Riwayat penyakit keluarga :


 Tidak Ya ( Hipertensi,  Jantung,  Paru,
DM,  Ginjal,

 Lainnya...........................)

c. Ketergantungan terhadap :
 Tidak  Ya, Jika Ya :  Obat–obatan  Rokok
 Alkohol
 Lainnya………………………..
d. Riwayat alergi : Tidak  Ya: Obat ……………. 
Makanan ……………
 Lainnya …………....
Reaksi :
………………………………………………...........................................

4. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Status Psikologis
Anak kandung :  Tidak  Ya
Penelantaran fisik / mental :  Tidak

 Ya

n
p

st

si

ol

Kekerasan fisik : Tidak  Ya Jelaskan :

……………………………………………...

Bila terdapat masalah psikologis,pasien


dikonsultasikan ke psikiater/psikolog
melalui DPJP

b. Status Sosial
Saudara :

K
a
n
d
u
n
g
,
J
u
m
l
a
h




.
O
r
a
n
g

i
r
i
,
j
u
m
l
a
h

O
r
a
n
g

Tinggal bersama :  Orang Tua Lainnya,


………………........................

Nama:
……………………..........
...............

No. Telp :
.......................

Pendidikan saat ini: Belum Sekolah  SD SMP


SMA / SMK

c. Spiritual
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan (untuk usia > 6
tahun)
:…………………………………………………..
5. KEBUTUHAN KOMUNIKASI DAN EDUKASI
Edukasi diberikan kepada : Pasien  Keluarga (Hubungan
dengan pasien

................................................)

Bicara :  Normal Gejala awal


gangguan bicara, kapan:

………………………………….

Bahasa sehari-hari : Indonesia : aktif/ pasif  Daerah,


jelaskan

…………………………………….................


I
nggris : aktif/ pasif
jelaskan………………
………………….........
........

Perlu penterjemah : Tidak Ya, Bahasa


………………………
Bahasa Isyarat:  Tidak
Ya

Anda mungkin juga menyukai