Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah serta inayah-Nya, kepada kita semua sehingga kami dapat menyusun
makalah ini. Laporan yang berjudul “DEMAM THYPOID” dengan lancar sebagai tugas dari
Praktik Klinik Keperawatan. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah sampai zaman islamiyah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah konsolidasi atau area putih pada paru-paru terdapat cairan atau seluler
yang tersebar luas disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris (Wijaya & Putri,
2013). Bronkopneumonia dapat dijumpai pada bayi dan anak dibawah usia 6
atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru
Menurut penelitian Johnson et al., 2008, di Nigeria dari 419 anak, 234
bawah usia 5 tahun pada tahun 2015, menyumbang 16% dari semua kematian
anak balita (WHO, 2015). Angka prevalensi Pneumonia di Indonesia, pada balita
adalah 18,5 per mil. Insidens tertinggi pneumonia balita terdapat pada kelompok
umur 12-23 bulan (21,7‰) (Depkes RI, 2013). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi
Bali, 2013, cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita tahun 2013 sebesar
22,5 masih diatas tahun 2012 namun masih dibawah angka tahun 2010
120 kasus dan tahun 2016 sebanyak 190 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung, 2016)
Bali, pada tahun 2015 terdapat sebanyak 57 kasus anak yang mengalami
Bronkopneumonia. Pada tahun 2016 terdapat sebanyak 105 kasus dan pada
tahun
manifestasi klinis yang ada sehingga muncul beberapa masalah dan salah satunya
Penelitian yang dilakukan oleh Sakina & Larasati, 2016 di RSUD Abdoel
nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada dan
2
dan CO2, serta aliran darah mengalami konsolidasi yang menyebabkan
ventila perfusi tidak sesuai, sehingga berakibat pada hipoksia , kerja jantung
salah satunya yaitu inefisiensi pertukaran gas yaitu ketidakcocokan rasio ventilasi-
perfusi atau ruang rugi yang meningkat (Somantri, 2012). Pada keadaan yang
berat bisa terjadi gagal napas (Nursalam, Susilaningrum, & Utami, 2008). Studi
B. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan Umum
Secara khusus tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk:
3
d. Mengobservasi tindakan keperawatan pada anak Bronkopneumonia dengan
C. Manfaat Penelitian
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih
lanjut.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
2. Etiologi Bronkopneumonia
d. Dalam waktu singkat suhu naik dengan cepat sehingga kadang-kadang terjadi
kejang.
e. Anak merasa nyeri atau sakit di daerah dada sewaktu batuk dan bernapas. f.
Batuk disertai sputum yang kental.
f. Nafsu makan menurun.
4. Patofisiologi Bronkopneumonia
5. Komplikasi
a. Atelaktasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurang mobilisasi atau refleks batuk hilang.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang
d. Bila terdapat obstruksi jalan nafas, dan lendir serta ada febris,
diberikan broncodilator
e. Terapi modalitas pernafasan (vibrasi, claping, nafas dalam dan batuk
efektif.
f. Banyak minum air putih hangat
g. Suction bila ada sumbatan jalan nafas
h. Kompres hangat jika demam
i. Diit pasien jenis ML ( makan lunak )
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thoraks
2. Laboratarium rutin DPL, hitung jenis, LED, glukosa darah, ureum,
creatinine, SGOT, SGPT.
5. Kultur sputum
6. Kultur darah
7. Pemeriksaan serologi
8. Pemeriksaan antingen
9. Tes invasif
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. BIODATA
Ayah Ibu
Nama : Arifin Nama : Juraida
Usia : 44 tahun Usia : 35 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan/Penghasilan : Petani Pekerjaan/Penghasilan : Petani
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Dusun tgk balek angen Alamat : Dusun tgk balek angen
C. Identitas Saudara Kandung
1. Keluhan utama :
Sesak nafas
4. Riwayat Vaksin : -
a. Kesan Umum :
Pernapasan : 36 x/menitTipe :
c. Status Gizi :
Lingkar Kepala : 45 cm
e. Otot : Simetris
f. Tulang : Simetris
g. Sendi : Simetris
h. Jantung : Simetris
1) Inpeksi : Pernafasan cuping hidung distensi abdomen, nyeri dada waktu bernafas
2) Palpasi : Hati yang membesar flemitus teraba meningkat
3) Perkusi : Suara redup pada posisi yang sakit
2.Suara Jantung :
1-2 normal
i. Paru-paru/pernapasan (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi ) :
Bagian Kanan Kiri
Aukultasi : ronchi
Palpasi : Tempremituss
Perkusi : sonor
k. Anogenital
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
III. Kepala
1) Bentuk, rambut, kulit : Normal, warna hitam, sawo matang
2) Mata : Pucat
3) Hidung : Simetris
4) Telinga : Simetris
5) Mulut (dan Gizi) :-
6) Pharynx, leher : Simetris ( tidak ada pembekakan kelenjar ketah pening )
2. Eliminasi
PRIORITAS MASALAH
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. Gangguan pemenuhan NOC : Posisikan pasien untuk
kebutuhan oksigen Setelah dilakukan tindakan memastikan ventilasi
keperawatan pasien menunjukkan Dilakukan fisioterapi
keefektifan bola nafas dibuktikan dada jika perlu
kriteria hasil : Keluarkan cektret
Mendemotrasikan batu dengan batuk atau
efektif dan suara nafas section
yang bersih tidak ada Aukultasi suara nafas
synopsis dan dyspnea Atur posisi semi fowler
(mampu mengeluarkan Kolaborasi dengan tim
sputum, mampu bernafas medis
denan mudah, tidak ada
pursed lift)
Tanda-tanda vital
CATATAN PERKEMBANGAN
S : Keluarga pasien
menggatakan badannya
2. Mengkaji tanda vital sign dengan hangat sedikit mengigil
status nutrisi masih berkeringat
O : Suhu 38`C
Menganjurkan dengan menjaga A : masalah belum teratasi
kebersihan mulut P : intervensi dilamjutkan
S : Keluarga pasien
Mengkaji tanda vital sign dengan mengatakan nafsu
status nutrisi makannya meningatkat
O : Sudah mulai membaik
Menganjurkan dengan menjaga A : Masalah teratasi
kebersihan mulut P : Intervensi berhenti
S : keluarga pasien
mengatakan demam
menurun
Memantau monitor suhu O : Suhu : 36`C
sesering mungkin A : Masalah teratasi
P : Intervensi berhenti
Meumantau monitor warna dan
suhu kulit