A. Latar Berlakang
secara optimal sehingga anak lebih rentan terhadap penyakit. Salah satunya
merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan balita2
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak karena
juta anak setiap tahun. Dapat dikatakan, setiap jam ada 230 anak didunia yang
balita, dan kematian bayi akibat bronkopneumonia sebanyak 13,6% per 1000
bayi.
Menurut WHO tahun 2008, insiden pneumonia anak-balita di Negara
maju terdapat 4 juta kasus setiap tahun sehingga total insiden pneumonia di
seluruh dunia 156 juta kasus pneumonia anak-balita setiap tahun. Terdapat 15
negara dengan insiden pneumonia anak balita paling tinggi mencakup 74%
(115,3 juta ) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. lebih dari setengahnya
hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian
yang tinggi. Menurut profil kesehatan Indonesia pada tahun 2017, penderita
tahun sebanyak 149.944 penderita dan usia 1-4 tahun sebanyak 297.487
dengan 1.983 penderita berusia kurang dari 1 tahun dan 4.290 berusia 1-4
tahun.
khususnya pada anak-anak. Insiden penyaki infeksi meningkat 40% dari tahun
masih disebabkan oleh infeksi yakni infeksi saluran pernapasan yang bersifat
akut Masalah keperawatan ketidak efektifan jalan napas yaitu individu
Dampak dari penumpukan sekret ini dapat mengganggu jalan napas dan
berlebih sehingga memerlukan perawatan pada kasus yang berat dan bayi atau
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia
pada infeksi ini mula-mula encer dan keruh, mengandung banyak kuman
utama dan terapi tambahan. Terapi utama meliputi terapi antibiotik dan terapi
mengatasi infeksi
ampul dan Flexotide 1 ampul. Obat Ventolin adalah obat yang digunakan
untuk membantu mengencerkan sekret yang di berikan dengan cara diuap dan
mengencerkan dahak dan batuk lebih cepat dari cairan abnormal di cabang
tenggorokan 16
menjadi tidak bersih. Salah satu intervensi keperawatan pasien anak dengan
penumpukan sekret agar jalan napas pasien paten yaitu dengan memberikan
ketentuan17
dilakukan oleh Alif Sutiyo dengan judul Penerapan Terapi Inhalasi untuk
pemberian terapi inhalasi yaitu tehnik uap dapat mengencerkan sekret yang
dengan baik dan 4 anak tidak diberikan terapi nebulizer dan tidak ada
Tahun 2020”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi pemberian terapi
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi rumah sakit untuk
1. Materi
2. Responden
3. Waktu
4. Tempat
5. Metode
F. Keaslian Penelitian
Table 1.1
Keaslian Penelitian
(2019) a : A masih
monia berkurang,
tidak sesak
napas,
oksigen
dilepas,
frekuensi
pernapasan
26
kali/menit,
setelah
dilakukan
terapi
inhalasi
nebulizerdah
ak dapat
keluar
dengan
dimuntahka
n keluar
tetapi
sedikit.
indikasi
nilainya
100%, tepat
obat nilainya
100%, tepat
pasien 100%
dan tepat
dosis
nilainya
100%.
Pemberian
antibiotik
lebih
mengutamak
an antibiotik
golongan
sefalosporin
generasi
ketiga yaitu
Cefadroxil
(14,29%),
cefotaxime
(45,24%),
cefixime
(21,43%)
dan
ceftriaxone
(19,04%).
ronkhi, dan
tidak ada
tarikan
dinding dada
kedalam.
Adapun persamaan dan perbedaan antara penelitian yang akan dilaksanakan dengan
bronkopneumonia
b. Perbedaan penelitian ini adalah terapi yang diberikan penelitian ini adalah
bronkopneumonia.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bronkhopneumonia
1. Definisi
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
salah satu jenis pneumonia dengan jenis peradangan pada paru dan
pneumonia.
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam salah satu atau lebih
yang sering terjadi pada anak maupun balita yang disebabkan oleh
antara ringan hingga sedang, sehingga dapat berobat jalan saja. Hanya
• Demam
• Sakit Kepala
3. Etiologi Bronkopneumonia
aureus sebagai penyebab yang berat serius dan sangat progesif dengan
perbedaan gejala dan perawatan salah satu penyebab yaitu bakteri yang
alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini disebut
alveoli, sel akan mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris
↓ ↓
Bronkus&alveolus hipothalamus
↓ ↓
↓ ↓
↓ Cairan Tubuh
nafas , efusi pleura yang luas, syok dan apnea rekuren Pneumonia
paru11
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah
• Pemeriksaan sputum
• Kultur darah
2) Pemeriksaan radiologi
• Rontgenogram Thoraks
• Laringoskopi / bronkoskopi 21
3) Adapun menurut PPM IDAI:
a. Farmakologi
• Antibiotik
• Ekspetoran
• Antipiretik
• Analgetik
b. Non Farmakologi
• Nebulisasi Aerosol
7. Pencegahan
a. Usia
b. BBL
c. Riwayat ASI
d. Status Gizi
e. Riwayat Imunisasi
f. Pemberian Obat
h. Kepadatan Rumah
B. Respiratory Rate
1. Definisi
respirasi lebih cepat normalnya 25- 30 x/menit jika pada orang dewasa 16-
20x/menit.
2) Diafragma datar
paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari.
oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak
+ CO2
+ O2
H2 + CO2
1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru
2. Alat Pernapasan Pada Manusia
asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga
bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan
saluran pernapasan.
(alveolus).30
bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah
dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian
yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan
3. Faktor-Faktor Pernapasan:
a. Faktor Fisiologis
mengakibatkan terganggunya O2
b. Faktor Perkembangan
dan merokok
c. Faktot Perilaku
1) Nutrisi
d. Faktor Lingkungan
1. Tempat kerja
2. Suhu lingkungan
a. Olahraga
b. Stress
< 1 tahun 30 – 40
1 – 2 tahun 25 – 35
2 – 5 tahun 25 – 30
5 – 12 tahun 20 – 25
> 12 tahun 12 – 20
( Sumber: Nurjannah,2012)31
kemasukan udara. 32
yang disebabkan oleh alergi, seperti debu ,bulu, atau pun rambut.
dan pilek.32
e. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi
• Stridor
• Ronkhi basah
ekspirasi
• Suara mengi(wheezing)
benda asing.
• Ronkhi kering(rales/cracles)
C. Terapi Nebulizer
1. Pengertian Nebulizer
diberikan dengan cara bernapas melalui zat cair yang telah diasapkan
ini zat cair diubah menjadi partikel-partikel yang halus yang berfungsi
mengeluarkan sputum.
ke paru37
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan nebulizer
2. Jenis nebulizer
volume yang lebih besar daripada nebulizer jet dan biasanya lebih
nebulizer jet38
Teknik
Klinis
Lain-Lain
suntik.
wadah.
7. Anda bisa mengakhirinya saat tidak ada lagi uap yang keluar,
4. Melegakan pernafasan.
• Bronchospasme akut
(Alupent) 39
7. SOP Pemberian Terapi Nebulizer
nebulator.
b. Tujuan :
a. Set Nebulizer
Flexotide
c. Bengkok
d. Tissue
e. Spuit 5 cc
f. Aquades
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
8. Mematikan nebulizer
4) M
(Sumber : Francis,2011)38
terapi ini lebih efektif, kerjanya lebih cepat pada organ targetnya,
b. Kerugian
, hal yang mungkin bisa terjadi adalah iritasi pada mulut dan
terus berkonsultasi pada dokter tentang obat nya. Selain hal itu
obat relatif lebih mahal dan bahkan mahal dari pada obat oral40
D. Anak
1. Pengertian Anak
Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua bagai hasil antara
amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa , yang dalam dirinya
perkawinan yang sah yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum
menikah.
Manusia (Anak)
Keperawatan
Gambar 2.5
konsep diri,pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua
perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum
b. Sehat-sakit
kelemahan43
c. Lingkungan
d. Keperawatan
melibatkan keluarga.
perawatan anak. Mari kita bahas secara jelas tentang peran perawat
berkerja dengan anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang
peerawat, meliputi;
a. Sebagai Pendidik
b. Sebagai Konselor
e. Sebagai Peneliti
Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan
Bronkopneumonia:
1. Usia
2. BBL
3. Riwayat ASI
4. Status Gizi
5. Riwayat Imunisasi
6. Pemberian Obat
-Pemberian
Terapi Nebulizer
7. Pengetahuan Orang
Tua
8. Kepadatan Rumah
9. Ventilasi Udara
Rumah
Keluarga
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
respiratory rate:
1. Fisiologis
2. Perkembangan
4. Lingkungan Rate
Kerangka Teori
Keterangan:
: Diteliti
- - - - - : Tidak di teliti
BAB III
METODE PENELITIAN
pemberian terapi nebulizer dengan perubahan respiratory rate pada anak yang
mengalami bronkopneumonia
B. Kerangka Konsep
teori47
suatu konsep agar tidak dapat di teliti secara empiris atau di temukan
tingkatannya48
C. Variable Penelitian
oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perubahan
suatu objek atau fenomena49 mengatakan hal yang sejalan, bahwa definisi
digunakan nebulizer
untuk
penderita
penyakit
saluran
pernafasan.
penderita
penyakit
bronkopneum
onia
E. Hipotesis Penelitian
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sample
bronkopneumonia
F. Populasi dan Sampel
a. Populasi
dalam penelitian ini adalah pada bulan Januari 2020 sampai Agustus 2020
b. Sampel
G. Tempat Penelitian
H. Waktu Penelitian
1. Prinsip Manfaat
Kab.Bogor
antara mau dan tidak menjadi subjek penelitian dan pilihan tersebut harus
penelitian ini.
3. Prinsip Keadilan
1. Alat pengumpulan
pada tujuan dan sumber daya yang akan dikumpulkan. Untuk mendapatkan
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan sumber data dari
bagian diklat
penelitian.
b. Coding atau mengkode data, merupakan suatu metode untuk
yang dilakukan
2. Analisa Data
a. Anaisa Univariat
mengalami Bronkopneumonia
b. Analisa bivariat
kolerasi Chi-Square
2
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑥 =∑
𝑓𝑒
Keterangan :
X2 : Statistik Khi-Kuadrat
fo : Frekuensi Observasi/Pengamatan
fe : Frekuensi Ekspetasi/Harapan
k : Jumlah kolom
Nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan