DISUSUN OLEH :
NAMA: YENNI KRISTIWATI SARAGIH
NIM: 062022013
Peneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh
infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non – infeksi
yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
parenkim paru yang terlokalissir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga
seperti bakteri, virus, jamur, dan benda – benda asing (Bennete, 2013)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada An N dengan diagnosa pneumonia
di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.N dengan pneumonia di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota
2. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada An.N dengan pneumonia di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota
3. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada An.N dengan pneumonia di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota
4. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada An.N dengan pneumonia di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota
5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada An.N dengan pneumonia di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
bermacam – macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda – benda asing
(Bennete, 2013)
berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai
infeksi primer yang biasanya daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi
primer yang biasanya kita jumpai pada anak anak dan orang dewasa,
(Bradley,et.al.,2011)
oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non –
B. Etiologi
patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya
lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan
sekresi humoral setempat.
antara lain:
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada
pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang
(Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572 dan Sandra M. Nettina, 2001 : 682)
C. Anatomi Fisiologi
tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi
pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan
alveoli.
Gangguan difusi
Bersihan jalan Mukus bronkus Peningkatan dalam plasma Edema paru
nafas tidak meningkat peristaltik usus Septikimia
efektif
Gangguan
Bau mulut tidak Malabsorbrsi pertukaran gas Pengerasan
sedap Peningkatan dinding paru
metabolisme
Hiperventilasi
Metabolisme
anaeraob meningkat
Dispneu
Akumulasi asam
Retraksi dada / laktat
nafas cuping
hidung
Fatigue
Gangguan pola
nafas
Intoleransi
aktivitas
E. Manifestasi Klinis
Menurut Arief Mansjoer (2008), manifestasi klinis secara umum dapat dibagi menjadi:
1. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel,
2. Gejala umum pernapasan bawah berupa batuk buruk, ekspektorasi sputum, cuping
3. Tanda pneumonia berupa peningkatan frekuensi napas, suara napas melemah, ronchi,
wheezing.
4. Tanda empyema berupa perkusi pekak, nyeri dada, kaku kuduk, nyeri abdomen
5. Infeksi ekstrapulmonal
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas
Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen
mikroba.
2. Pemeriksaan Radiologi
Rontgenogram Thoraks
benda padat.
G. Penatalaksanaan
H. Komplikasi
Bagaimanapun, komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien terutama penderita yang
1. Akumulasi cairan: cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian bawah dinding
2. Abses: pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia disebut dengan
abses. Biasanya membaik dengan terapi antibiotic, namun meskipun jarang terkadang
3. Bacteremia: muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru masuk ke peredaran
darah. Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi dapat menyebar dengan
4. Kematian: walaupun sebagaian besar penderita dapat sembuh dari pneumonia, pada
I. Diagnosa Keperawatan
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli.
sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan
toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas.
hari.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
IDENTIFIKASI
KLIEN
Nama Initial : An. N
Nama Panggilan : An. N
Tempat/Tgl Lahir (umur) : 28 agustus 2020
Jenis Kelamin : Laki-laki √ Perempuan
Anak ke : 2 dari 3 bersaudara
Agama/Suku : Kristen/ Batak
Warga Negara : √ Indonesia Asing
Bahasa yang Digunakan : Indonesia
Pendidikan :-
Alamat Rumah : Perumahan Bukit Kemuning Blok AA4 no 20
ORANG TUA/PENANGGUNG JAWAB
Ayah Ibu Penanggung Jawab
Nama (Initial) : Tn. E Ny. K ……………………
Umur : 41 Tahun 38 Tahun ……………………
Agama/Suku : Kristen/batak Kristen/batak ……………………
Kebangsaan : Indonesia Indonesia ……………………
Pendidikan : Sarjana Sarjana ……………………
Pekerjaan : Wiraswasta Wiraswasta ……………………
Alamat rumah : Taman Raya Taman Raya ……………………
Alamat kantor : Batam center Batam center ……………………
DATA MEDIK
Dikirim oleh : UGD √ Dokter praktek
Diagnosa Medik :
Saat Masuk : Bronchopneumonia
KEADAAN UMUM
KEADAAN SAKIT : Klien tampak sakit ringan / sedang / berat / tidak tampak
Sakit
Alasan : Tak bereaksi / baring lemah / duduk / aktif / gelisah /
posisi tubuh …………………. / pucat / Cyanosis / sesak
napas/penggunaan alat medic Lain-lain
…………………………..
TANDA-TANDA VITAL
Kesadaran :
√
Kualitatif : Compos mentis Somnolens Coma
Apatis Soporocomatous
Kuantitatif
Skala Coma Glasgow :
Respon Motorik :6
Respon Bicara :5
Respon Membuka Mata :4
Jumlah : 15
Kesimpulan : sadar penuh
Flapping Tremor / asterixis Positif √ Negatif
Tekanan darah: - mm Hg
MAP :- mm Hg
Kesimpulan : Tidak dilakukan
Arteri Radialis
Cheynes-Stokes
Vaksinasi Ya Tidak
Riwayat Kelahiran
√ Cukup bulan Kurang bulan Lewat bulan √ Spontan
Mudah/sulit Dengan alat: Vakum/Forceps Sectio Caesaria
Tidak ada
Kapan Catatan
Tidak ada
Kapan Catatan
Tidak ada
Riwayat Vaksinasi
BCG : Sudah
DPT I II III : Sudah
Polio I II III : Sudah
Campak : Sudah
MMR : Sudah
Hepatitis : Sudah
Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit
Orangtua mengatakan anak aktif dirumah dan dapat fokus saat bermain
2. Data Obyektif
a. Observasi
Porsi makanan anak hanya dihabiskan ½ porsi
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan rambut : Lembut
Hidrasi kulit : Baik
Palpebrae : Normal
Conjungtiva : An Anemis
Sclera : Ikterik
Hidung : Normal
Rongga mulut : Bersih
Gusi : Bersih
Bibir : Kering
Gigi Geligi : Normal
Kemampuan mengunyah keras : Mampu
Lidah : Pink
Kelenjar getah bening leher : Normal
Kelenjar parotis : Normal
Kelenjar tyroid : Normal
Abdomen
Inspeksi : Bentuk Simetris
Bayangan vena: Tampak
Benjolan vena: Tidak ada
Auskultasi : Peristaltik 6 X / menit
Palpasi : Tanda nyeri umum : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Hidrasi kulit : Tidak ada
R. Supra Pubica
R. Illiaca
Hepar : Normal
Lien : Normal
Perkusi
Ascites √ Negatif
Positif, Lingkar perut …… / …… / ……. Cm
√
Icteric Negatif Positif
2. Data Obyektif
a. Observasi
Anak menggunakan pempres
b. Pemeriksaan Fisik
Peristaltik usus : 6 X / Menit
Palpasi Supravibiki : kandung kemih Penuh √ kosong
Fisura : Negatif
√ Positif
2. Data Obyektif
a. Observasi
0 : mandiri
Aktivitas Harian 1 : bantuan dengan alat
2 : bantuan orang
Makan 2 3 : bantuan orang dan alat
4 : bantuan penuh
Mandi 2
Berpakaian 2
Kerapian 2
2
Buang air besar
2
Buang air kecil
2
Mobilisasi
2
Mobilisasi ditempat tidur
b. Pemeriksaan Fisik
b. Thorax dan Pernafasan
Inspeksi : Bentuk Thorax : Simetris
Stridor Negatif Positif
Dyspnea d’Effort Negatif Positif
c. Jantung
Inspeksi : Normal
Ictus Cordis :
Palpasi : Normal
Ictus Cordis :
HR : 124 X/menit
Thrill : Negatif Postitif
Columna Vertebralis
Inspeksi :Kelainan bentuk: Tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan √ Negatif Positif
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit
Orangtua mengatakan anak tidur siang 2 jam dan tidur malam dari jam 19:30 sampai
07:00 wib
b. Keadaan sejak sakit
Orangtua mengatakan anak sering bangun tengah malam
2. Data Obyektif
a. Observasi :
Anak tampak sering bangun tengah malam
2. Data Obyektif
a. Observasi
Orangtua tampak mendampingi anak
b. Pemeriksaan Fisik
Penglihatan
Cornea : Normal
Visus : Normal
Pupil : Normal
Lensa Mata : Normal
Tekanan Intra Ocular (TIO) : Normal
Pendengaran
Pina : Normal
Canalis : Normal
Membran Tympani : Normal
Tes Pendengaran : Normal
(yenni saragih )
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Compos mentis Akral teraba hangat Nadi teraba kuat Batuk ada Sputum ada Suara
nafas tambahan: Ronchi basah Memonitor Vital Sign HR:124x/I RR:26 x/I S:
39*Celsius Ro Thorax: Pneumonia
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan Orangtua
mengatakan anak demam 2 hari Orangtua mengatakan anak rewel Keadaan umum: Yenni
Sedang Kesadaran: Compos mentis Akral teraba hangat Badan teraba hangat
Memonitor Vital Sign HR:124x/i RR:26 x/i S: 39*Celsius Leukosit: 23.000
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama/Usia : An. N/ 2 Tahun
Ruangan : St. Theresia
Daftar Pustaka
Agustyana. 2019. Hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di
daerah perkotaan.Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 7, Nomor 1, Januari 2019. diakses
melalui http://ejournal3.undip.ac.id/indeks.php//jkm pada tanggal 28 januari 2020
Dinas Kesehatan Kota Dumai. 2019. Profil kesehatan kota dumai. Dinas Kesehatan Provinsi
Riau. 2018. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Efenddy, C. & Niluh, G.Y. 2019.Keperawatan medical bedah klien dengan gangguan system
pernapasan. Jakarta:buku kedokteran EGC.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Maidarti, 2018.Upaya Mempertahankan Bersihan Jalan Nafas dengan Fisioterapi Pada Anak
Pneumonia.
Manurung, S. 2019. Gangguan system pernafasan akibat infeksi, Jakarta: kementrian kesehatan
RI 2015. Nugroho, T. 2011.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan dan
Long, B. C.(1996). Perawatan Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan
Soeparma, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta :Balai Penerbit
FKUI
Sylvia A. Price, Lorraine Mc Carty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses