PROPOSAL
HUBUNGAN RESPON TIME PERAWAT DENGAN
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM
PELAYANAN DI IGD
Oleh:
Pitri Natalia Sitorus
NIM. 042020013
BAB I
PENDAHULUAN
informasi (5%) (Geraw, 1998 dalam Kumalasari, 2016 ).. Kejadian kecemasan di
Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan penderita gangguan mental emosional karena
beberapa factor seperti sakit,trauma,sedang menghadapi masalah ,dari 6% di
tahun 2013 meningkat menjadi 9,8% untuk usia 15 tahun keatas. Mardianingsih
(2017) bahwa gambaran tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang IGD
terbanyak pada rentang kecemasan sedang yaitu 46,5% sedang (77,8 %), dan
kecemasan berat (5,6%) (Kiptiyah & Mustikasari, 2013). Usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, hubungan kekerabatan dan pengalaman merupakan beberapa
faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang IGD
(Mardianingsih, 2017). Penelitian lain yang sama yaitu keluarga pasien yang
sedang menunggu anggota keluarga di ruang tunggu sebagian besar mengalami
kecemasan. Hasil penelitian dari Kurniawan, Nofiyanto, Anggono 2015, dalam
katook mario 2019 Menunjukkan faktor ketidakpastian kondisi pasien menjadi
faktor yang berperan dalam meningkatkan kecemasan keluarga pasien dengan
hasil keluarga mengalami kecemasan berat sebanyak 15 (60%) dan hanya 4 (45%)
keluarga pasien mengalami kecemasan ringan.
Keberhasilan waktu tanggap atau response time sangat tergantung
kepada kecepatan yang tersedia serta kualitaspemberianpertolonganuntuk
menyelamatkannyawadanmencegah kecacatan sejak di tempat kejadian, dalam
perjalanan hingga pertolongan dirumah sakit (Hasan,2012).Perawat gawat darurat
mempunyai beberapa peran dan fungsi berdasarkan pada kondisi pelayanan
kegawatdaruratan. Fungsi pertama adalah fungsi independen atau fungsi mandiri
yang berkaitan dengan pemberian asuhan. Fungsi kedua adalah fungsi dependen,
yaitu fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain. Fungsi
ketiga adalah fungsi kolaboratif, yaitu melakukan kerjasama saling membantu
dalam program kesehatan (perawat sebagai anggota tim kesehatan), dalam hal ini
jelas bahwa kerja sama tim bisa mencapai respon time sesuai standart . Jika
respon time perawat tidak tepat dilakukan di pelayanan igd maka akan
menimbulkan beberapa resiko termasuk salah satunya kecemasan pasien maupun
keluarga .
Dalam hal ini Sebagai tenaga kesehatan yang salah satu fungsi
edukasi dan informasi dengan cara memberikan informasi tentang tindakan
perawatan yang diperlukan informasi tentang kondisi pasien, rencana
perawatan dan prognosis. Dukungan yang maksimal untuk memenuhi
kebutuhan keluarga memberikan perubahan yang positif bagi keluarga
pasien. Salah satu faktor yang dapat mengurangi perasaan cemas pada
keluarga adalah adanya dukungan informasi yang jelas dan akurat dari tenaga
medis berkaitan dengan adanya penyakit yang diderita oleh pasien beserta
tindakan yang dapat diambil untuk keselamatan pasien. Keluarga dari pasien
menginginkan perawatan yang terbaik untuk anggota keluarganya. Hal
tersebut tentunya memberikan dorongan bagi tim perawatan untuk dapat
meyakinkan keluarga bahwa pasien sedang diberikan perawatan yang terbaik dan
maksimal (Bailey, et al, 2009)hal hal yang perlu di perhatikan dalam ketepatan
respon time untuk mencegah adanya kecemasan adalah sebagi berikut : 1) jumlah
tenaga yang tersedia di IGD, 2) sarana dan prasarana, 3) pendidikan, dan
STIKes Santa Elisabeth Medan
STIKes Santa Elisabeth Medan
faktor lain yang mendukung (Rima, 2015, Soetrisno, 2013 dan Yuliati,
2018).Tenaga kesehatan di IGD memegang peranan yang amat penting dan
mampu menentukan kualitas dan hasil akhir dari sebuah layanan kesehatan
yang dilakukan, oleh sebab itu IGD juga dituntut untuk mampu bekerja sama
dengan unit terkait lainnya dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang ideal
dan mengurangi kecemasan (Jordiawan, 2015, Kemenkes, 2009 dan Munandar,
2017). Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah “Bagaimana Hubungan respon time perawat dengan tingkat kecemasan
keluarga pasien dalam pelayanan di IGD”.