Anda di halaman 1dari 7

STIKes Santa Elisabeth Medan

PROPOSAL
HUBUNGAN RESPON TIME PERAWAT DENGAN
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM
PELAYANAN DI IGD

Oleh:
Pitri Natalia Sitorus
NIM. 042020013

PROGRAM STUDI NERS JALUR TRANSFER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2021

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit pelayanan di
rumah sakit yang menyediakan pertolongan pertama dan merupakan jalur utama
masuknya pasien dengan kondisi darurat. darurat adalah kondisi klinis di mana
pasien membutuhkan bantuan medis segera untuk menyelamatkan nyawa dan
lebih lanjut (Depkes RI, 2012). IGD adalah salah satu unit pelayanan dirumah
sakit yang menyediakan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke
rumah sakit) atau lanjutan (bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan
kesehatan lain), menderita sakit ataupun cedera yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya dan berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur
pasien yang membutuhkan penanganan kegawatdaruratan segera, baik dalam
kondisi sehari-hari maupun bencana.. Tercapainya pelayanan kesehatan pada
kasus gawat darurat yang optimal melalui pelayanan IGD yang cepat, tepat dan
profesional diharapkan mampu mencegah resiko kecacatan dan kematian
penderita. Pelayanan gawat darurat sangat penting khususnya untuk pengecekan
berbagai penyakit dan kemungkinan hidup pasien berdasarkan pedoman triase.
Dengan triase ini kita dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal.
Triase IGD adalah proses penentuan atau seleksi pasien yang
diprioritaskan untuk mendapat penanganan terlebih dahulu di ruang IGD di rumah
sakit. Proses penentuan ini dilakukan untuk mendapatkan urutan penanganan
sesuai tingkat kegawatdaruratan pasien, seperti kondisi cedera ringan, cedera berat
yang bisa mengancam nyawa dalam hitungan menit atau sudah meninggal.
Semakin lama pelayanan di instalasi gawat darurat akan memperparah kondisi
pasien sehingga terjadi peningkatan mortalitas dan kecacatan lebih lanjut
sehinnga beresiko untuk menimbulkan kecemasan terhadap pasien maupun
keluarga (Oliviani,2015).

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

Kecemasan merupakan suatu respon atau perasaan kwatir yang berlebihan


dan tidak jelas penyebabnya , kecemasan juga merupakan suatu respon dimana
seseorang di hadapkan dengan hal baru maupun hal yang sudah pernah dialami
yang menimbulkan gejala emosional, kognitif fisik, dan tingkah laku (Baradero,
Dayrit & Maratning, 2015). Kecemasan ditandai dengan adanya keluarga yang
sering bertanya tanya ,mondar mandir di igd ,menunjukkan wajah marah,
membentak dan mendesak petugas untuk menangani keluarganya yang sakit
.Kecemasan terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, yakni dari
individu sendiri atau pun dari lingkungan sekitar Di sisi lain kurangnya
pengetahuan keluarga pasien terhadap triage penanganan kegawatdaruratan
menimbulkan kepanikan, kecemasan pada keluarga pasien terhadap kondisi pasien
yang merasa kenapa tidak segera diberikan penanganan (Sutejo, 2017).
Menurut anggraini (2020) mengatakan kecemasan didalam sebuah
keluarga khususnya keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang dirawat di
rumah sakit merupakan salah satu bentuk adanya gangguan terpenuhinya
kebutuhan emosional individu yang tidak adekuat. Kondisi dari gangguan
terpenuhinya kebutuhan emosional tersebut tentu akan membawa dampak yang
buruk karena kecemasan klien akan meningkat apabila kecemasan yang dialami
oleh keluarga tidak dapat ditangani dengan baik. Hal ini dikarenakan, keluarga
merupakan support sistem yang utama dalam mendukung proses kesembuhan dari
penyakit klien. Hasil penelitian dari Kurniawan, Nofiyanto, Anggono 2015, dalam
katook mario 2019 Menunjukkan faktor ketidakpastian kondisi pasien menjadi
faktor yang berperan dalam meningkatkan kecemasan keluarga pasien.
Menurut data WHO (2017) menyatakan kecemasan merupakan mental
yang memiliki prevalensi paling tinngi di dunia,lebih dari 3.6 % dari populasi
mengalami kecemasan baik dalam keluarga,penyakit dan pekerjaan .Di Amerika
Serikat dari 50 ribu orang yang anggota keluarganya dirawat, terdapat 30% pasien
mengalami kecemasan berat. Kecemasan tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu takut akan kecacatan (63%), takut kehilangan (21,3%), masalah
sosial ekonomi (10,7%), takut akan hal yang tidak diketahui, dan kurangnya

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

informasi (5%) (Geraw, 1998 dalam Kumalasari, 2016 ).. Kejadian kecemasan di
Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan penderita gangguan mental emosional karena
beberapa factor seperti sakit,trauma,sedang menghadapi masalah ,dari 6% di
tahun 2013 meningkat menjadi 9,8% untuk usia 15 tahun keatas. Mardianingsih
(2017) bahwa gambaran tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang IGD
terbanyak pada rentang kecemasan sedang yaitu 46,5% sedang (77,8 %), dan
kecemasan berat (5,6%) (Kiptiyah & Mustikasari, 2013). Usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, hubungan kekerabatan dan pengalaman merupakan beberapa
faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang IGD
(Mardianingsih, 2017). Penelitian lain yang sama yaitu keluarga pasien yang
sedang menunggu anggota keluarga di ruang tunggu sebagian besar mengalami
kecemasan. Hasil penelitian dari Kurniawan, Nofiyanto, Anggono 2015, dalam
katook mario 2019 Menunjukkan faktor ketidakpastian kondisi pasien menjadi
faktor yang berperan dalam meningkatkan kecemasan keluarga pasien dengan
hasil keluarga mengalami kecemasan berat sebanyak 15 (60%) dan hanya 4 (45%)
keluarga pasien mengalami kecemasan ringan.
Keberhasilan waktu tanggap atau response time sangat tergantung
kepada kecepatan yang tersedia serta kualitaspemberianpertolonganuntuk
menyelamatkannyawadanmencegah kecacatan sejak di tempat kejadian, dalam
perjalanan hingga pertolongan dirumah sakit (Hasan,2012).Perawat gawat darurat
mempunyai beberapa peran dan fungsi berdasarkan pada kondisi pelayanan
kegawatdaruratan. Fungsi pertama adalah fungsi independen atau fungsi mandiri
yang berkaitan dengan pemberian asuhan. Fungsi kedua adalah fungsi dependen,
yaitu fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain. Fungsi
ketiga adalah fungsi kolaboratif, yaitu melakukan kerjasama saling membantu
dalam program kesehatan (perawat sebagai anggota tim kesehatan), dalam hal ini
jelas bahwa kerja sama tim bisa mencapai respon time sesuai standart . Jika
respon time perawat tidak tepat dilakukan di pelayanan igd maka akan
menimbulkan beberapa resiko termasuk salah satunya kecemasan pasien maupun
keluarga .

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

Faktor yang memperngaruhi kecemasan di bagi menjadi 2: faktor internal


( jenis kelamin,umur,tingkat pendidikan )dan eksternal ( kondisi medis
(diagnosis), akses informasi ,komunikasi teraupeti,lingkungan,dan fasilitas
kesehatan Di sisi lain kurangnya pengetahuan keluarga pasien terhadap triage
(prioritas) penanganan kegawatdaruratan menimbulkan kepanikan, kecemasan
pada keluarga pasien terhadap kondisi pasien yang merasa kenapa tidak segera
diberikan penanganan (Kaplan et al 2010). Karakteristik pasien gawat darurat
yang cepat mengancam nyawa meliputi henti napas dan henti jantung sehingga
dalam waktu 6-8 menit menyebabkan pasien mengalami kematian klinis, setelah
8-10 menit tanpa denyut nadi, kerusakan ireversible terjadi pada otak (Yayasan
Ambulans Gawat Darurat 118, 2015: 10). Karakteristik pasien IGD memiliki
tingkat kegawatan yang berbeda - beda, sehingga dapat diklasifikasikan menjadi
gawat darurat (emergency), gawat tetapi tidak darurat (urgent),tidak gawat dan
tidak darurat (non emergency) dan meninggal. Kondisi ini membutuhkan adanya
prioritas dalam penanganan pasien yang datang ke IGD sesuai dengan waktu
tanggap (response time).

Dalam hal ini Sebagai tenaga kesehatan yang salah satu fungsi
edukasi dan informasi dengan cara memberikan informasi tentang tindakan
perawatan yang diperlukan informasi tentang kondisi pasien, rencana
perawatan dan prognosis. Dukungan yang maksimal untuk memenuhi
kebutuhan keluarga memberikan perubahan yang positif bagi keluarga
pasien. Salah satu faktor yang dapat mengurangi perasaan cemas pada
keluarga adalah adanya dukungan informasi yang jelas dan akurat dari tenaga
medis berkaitan dengan adanya penyakit yang diderita oleh pasien beserta
tindakan yang dapat diambil untuk keselamatan pasien. Keluarga dari pasien
menginginkan perawatan yang terbaik untuk anggota keluarganya. Hal
tersebut tentunya memberikan dorongan bagi tim perawatan untuk dapat
meyakinkan keluarga bahwa pasien sedang diberikan perawatan yang terbaik dan
maksimal (Bailey, et al, 2009)hal hal yang perlu di perhatikan dalam ketepatan
respon time untuk mencegah adanya kecemasan adalah sebagi berikut : 1) jumlah
tenaga yang tersedia di IGD, 2) sarana dan prasarana, 3) pendidikan, dan
STIKes Santa Elisabeth Medan
STIKes Santa Elisabeth Medan

faktor lain yang mendukung (Rima, 2015, Soetrisno, 2013 dan Yuliati,
2018).Tenaga kesehatan di IGD memegang peranan yang amat penting dan
mampu menentukan kualitas dan hasil akhir dari sebuah layanan kesehatan
yang dilakukan, oleh sebab itu IGD juga dituntut untuk mampu bekerja sama
dengan unit terkait lainnya dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang ideal
dan mengurangi kecemasan (Jordiawan, 2015, Kemenkes, 2009 dan Munandar,
2017). Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah “Bagaimana Hubungan respon time perawat dengan tingkat kecemasan
keluarga pasien dalam pelayanan di IGD”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian


ini adalah “Bagaimana Hubungan respon time perawat dengan tingkat
kecemasan keluarga pasien dalam pelayanan di IGD?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan respon time perawat dengan tingkat


kecemasan keluarga pasien dalam pelayanan di IGD.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi respon time perawat di IGD.


2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga pasien di IGD.
3. Mengidentifikasi hubungan respon time perawat dengan tingkat
kecemasan keluarga dalam pelayanan di IGD.
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan sebagai salah satu sumber bacaan penelitian dalam


mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang Respon time perawat dan
tingkat kecemasan keluarga pasien di IGD .

1.4.2 Manfaat Praktis

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan

1.4.2.1 Bagi Rumah Sakit Elisabeth Batam Kota

Diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu sumber informasi


mengenai Respon time perawat dan tingkat kecemasan keluarga dalam
pelayanan di IGD

1.4.2.2 Bagi Pasien

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan pada pasien gawat


darurat, dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan respon time
perawat di IGD Elisabet batam kota .

1.4.2.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti


tentang respon time perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien
dalam pelayanan di IGD

1.4.2.4 Bagi Institusi Stikes santa Elisabeth medan .


Hasil penelitian ini dapat digunakan pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Santa Elisabeth Medan. Sebagai informasi tambahan bagi
pendidikan keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran
berfokus pada respon time dan tingkatkecemasan keluarga pasien .

STIKes Santa Elisabeth Medan

Anda mungkin juga menyukai