PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu bagian (unit) yang
memberikan pelayanan kesehatan pada rumah sakit. IGD adalah pintu utama
juta (13,2%); stroke 76,7 juta (11,9 %) penyakit paru obstruktif kronik 3,1
juta jiwa (5,6 %); infeksi pernafasaan bawah 3,1 juta (5,5 %); dan kanker 1,6
juta (2,9 %). Kasus cedera atau kecelakaan memberikan angka kematian
(WHO, 2022).
1
2
(13,1% dari jumlah total kunjungan yang datang untuk berobat ke rumah
cukup besar dengan pelayanan pasien gawat darurat, pada tahun 2020 jumlah
Rumah Sakit Umum sebanyak 2.247 dan Rumah Sakit Khusus sebanyak 587
dari total 2.834 Rumah sakit, pada tahun 2021 sebanyak 10.124.000 (18,2%
dari total kunjungan) dan pada tahun 2022 sebanyak 16.712.000 (28,2% dari
Angka tersebut merupakan akumulasi dari 12% kunjungan IGD yang berasal
dari rujukan RSU yaitu 1.033 unit dan 1.319 unit RS lainnya. Kemudian,
IGD dalam rentang waktu tiga tahun lalu yaitu pada tahun 2019 jumlah
pasien. Dan tahun 2021 berjumlah 73.021 pasien (Profil Dinas Kesehatan
Data pada tahun 2019 yang di dapat bahwa waktu tunggu pasien
pasien harus menunggu selama enam menit. Tahun 2020 waktu tunggu pasien
tahun 2021 waktu tunggu pasien sebelum mendapat penanganan selama lima
menit. Karena menurut data pelayanan kurangnya jumlah tenaga perawat dan
pada tahun 2020 berjumlah sebanyak 10.214 pasien (6,05%) dan pada tahun
2021 berjumlah sebanyak 11.486 pasien (6,3%) (Data Rekam Medis RSUD
Kecemasan merupakan salah satu masalah utama yang sering terjadi atau
seseorang yang penuh dengan rasa takut dan khawatir, dimana perasaan takut
dan khawatir akan sesuatu hal yang belum pasti akan terjadi. Kecemasan
berasal dari bahasa Latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu suatu
4
keadaan emosi yang muncul saat individu sedang stress, dan ditandai oleh
perasaan tegang, pikiran yang membuat individu merasa khawatir dan disertai
respon fisik (jantung berdetak kencang, naiknya tekanan darah, dan lain
sebagainya).
Pelayanan IGD mengacu pada konsep triase dimana pasien akan dilayani
IGD, namun masih ada kondisi pasien lain yang lebih gawat, maka IGD akan
atau darurat (Aloyce et al, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Desi
Suryani (2017) juga menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pelayanan IGD dilakukan selama 24 jam penuh, 7 hari terhadap kasus gawat
5
darurat, resusitasi dan stabilisasi (life saving). Waktu tunggu pasien saat
kedatangan pasien < 5 menit. Pada kondisi kepadatan pasien manajemen IGD
dapat menerapkan lama rawat < 6 – 8 jam. Waktu tunggu yang lama dan
kegawatan pasien, hal ini disebabkan banyak dan kompleksnya tindakan dan
L., and Smith, D., 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Nurcholis (2016),
penanganan di IGD dalam waktu kurang dari 1 jam. Dari analisa bivariat
antara level triase terhadap Length of Stay di IGD, didapatkan nilai p < 0.00
(< 0.05) dengan koefisien korelasi sebesar 0.327. Secara statistik disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara level triase dan Length of
Stay di IGD.
keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup
perawat dengan tingkat kecemasan pasien kategori triase kuning di IGD RSU
nyawa meliputi kasus trauma berat, akut miokard infark, sumbatan jalan
dialami keluarga pasien biasanya terkait dengan nyeri yang dirasakan maupun
berbagai macam prosedur atau tindakan asing yang harus dijalani pasien. Hal
(Musliha, 2018).
7
Bila kecemasan yang dialami oleh keluarga tidak dapat diatasi dengan
kecemasan pasien tersebut akan berakibat, pasien menjadi ketakutan dan akan
(Kholifah, 2014).
ancaman untuk kesehatanya. Disini kadang timbul rasa emosi dan cemas
tentang tindakan medis yang tidak kunjung dilakukan saat dilakukan triage.
meninggal. Kecemasan yang tinggi muncul akibat beban yang harus diambil
Kecemasan yang tinggi muncul akibat beban yang harus di ambil dalam
kritis maupun gawat darurat adalah jenis kekerabatan dengan klien, tingkat
Sebagai tenaga kesehatan yang salah satu fungsi edukasi dan informasi
memberikan perubahan yang positif bagi keluarga pasien. Salah satu faktor
dukungan informasi yang jelas dan akurat dari tenaga medis berkaitan dengan
adanya penyakit yang diderita oleh pasien beserta tindakan yang dapat
Survey awal yang dilakukan peneliti di IGD RSUD Depati Hamzah Kota
of Stay (LOS) dari target 6 jam yang telah ditetapkan. Data supervisi IGD
bulan November 2022 mencatat jumlah 1.329 kasus, dari jumlah tersebut
sebanyak 833 (62,6%) pasien menghabiskan waktu lebih dari 6 jam di IGD,
kemudian dari jumlah tersebut sebanyak 496 (37,4%) pasien menunggu lebih
berdampak negatif pada kondisi pasien, petugas maupun pihak rumah sakit.
kondisi crowding.
resusitasi jantung paru) mencapai 124 (9,3%) kasus. Prioritas 2 sebagai kasus
gawat darurat mencapai 258 (19,4%) kasus, prioritas 3 sebagai kasus tapi
tidak darurat mencapai 687 (51,6%) kasus, prioritas 4 dan 5 termasuk kasus
tidak gawat dan tidak darurat masing-masing mencapai 494 (37,1%) kasus
B. Rumusan Masalah
kunjungan pasien yang meningkat tiap tahunnya dan waktu tunggu, kecepatan
transfer ke ruangan yang sering dikeluhkan oleh pasien dan keluarga pasien,
yaitu dari awal pasien tiba di IGD sampai dengan selesai pelayanan di IGD,
sehingga hal tersebut diatas dapat meningkatkan reaksi emosional pasien dan
10
adalah bagaimana hubungan antara Triase, Length Of Stay dan Response Time
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2023.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
11