Anda di halaman 1dari 10

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PRIMARY SURVEY

(PENILAIAN AWAL) PADA PASIEN GAWAT DARURAT


DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD. DR. PIRNGADI MEDAN

Marlisa, S.Kep, Ns, M.Kep, Rudi Marwan Harahap


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan

ABSTRAK
Primary Survey (Penilaian Awal) merupakan usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang
mengancam jiwa,Kepedulian perawat pada saat menemukan klien yang membutuhkan
primary survey (penilaian awal) sangat mempengaruhi keberhasilan usaha pertolongan yang
akan di lakukan. Perawat di tuntut memiliki pengetahuan dan sikap yang baik kepada semua
intervensi dalam pelayanan di Rumah sakit khususnya primary survey (penilian awal) yang
menyangkut kehidupan klien.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang primary survey
(penilaian awal) pada pasien gawat darurat di instalasi gawat darurat (IGD) RSUD
Dr.pirngadi medan 2018, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain
penelitian cross sectional dengan menggunakan tehnik total sampling dengan jumlah
responden 30 orang perawat yang bekerja di instalasi gawat darurat RSUD.Dr.pirngadi
medan tahun 2018
Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 orang responden diperoleh bahwa
pengetahuan perawat dalam primary survey (penilaian awal) di instalasi gawat darurat (IGD)
RSUD. Dr.pirngadi medan tahun 2018 meliputi perawat berpengetahuan baik yaitu
berpengetahuan baik dalam primary survey (penilaian awal) yaitu sebanyak 19 responden
(63,3%), pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (36,7%), dan tidak ditemukan responden
dengan pengetahuan kurang. Berdasarkan pendidikan, mayoritas berpengetahuan baik yaitu
responden yang berlatar belakang berpendidikan SI keperawatan sebanyak 12 responden
(100%), dan berpengetahuan cukup yaitu responden yang berpendidikan DIII keperawatan
sebanyak 11 responden (61,1%). Berdasarkan umur, mayoritas responden yang
berpengetahuan baik yaitu umur 31-35 tahun 6 responden (60,0%), berpengetahuan cukup
umur>40 tahun sebanyak 2 responden (28.6%). Berdasarkan masa kerja, mayoritas responden
yang berpengetahuan baik yaitu masa kerja >10 tahun sebanyak 5 responden (100%),
berpengetahuan cukup masa kerja 1-5 tahun sebanyak 9 responden (64,3%).
Kata kunci : pengetahuan, primary survey

ABSTRACT

Primary Survey is an effort to maintain life when the patient or victim is experiencing a soul-
threatening condition, caring nurse at the time of finding clients who need a primary Survey
Affect the success of the relief effort that will be done. The nurse in demand has a good
knowledge and attitude to all interventions in the service in the hospital, especially the
primary survey that concerns the client's life.
Research objectives to know the knowledge of nurses about primary survey in emergency
patients in emergency installation (IGD) HOSPITAL Dr. Pirngadi Medan 2018, this study
uses a descriptive method with research design Cross sectional by using the total sampling

23
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 14 No.2 September - Desember 2019

technique with the number of respondents 30 nurses working in the RSUD emergency
installation. Dr. Pirngadi Medan Year 2018
The results of the study conducted in 30 respondents were obtained that the knowledge of the
nurse in the primary survey at the RSUD Emergency installation (IGD). Dr. Pirngadi Medan
in 2018 includes good knowledgeable nurses who are knowledgeable in the primary survey
of as many as 19 respondents (63.3%), knowledge of just 11 respondents (36.7%), and no
respondents found Less knowledge. Based on education, the most knowledgeable majority of
respondents who are set in the nursing background educated 12 respondents (100%), and
knowledgeable enough of the respondents who were educated in nursing as many as 11
respondents ( 61.1%). Based on the age, the majority of well-knowledgeable respondents
were 31-35 years 6 respondents (60.0%), well-informed > 40 years and 2 respondents
(28.6%). Based on the working period, the majority of the well-knowledgeable respondents
are the > 10-year tenure of 5 respondents (100%), knowledgeable enough working period of
1-5 years as 9 respondents (64.3%).
Keywords: knowledge, primary survey

LATAR BELAKANG waspada dan melakukan upaya kongkrit


Kecelakaan di jalan raya masih untuk mengantisipasinya. Harus di pikirkan
menjadi masalah serius di Negara suatu bentuk mekanisme bantuan kepada
berkembang dan negara maju. Angka korban dari awal tempat kejadian, selama
kematian menurut World Health perjalanan menuju sarana kesehatan,
Organization (WHO, 2004) telah mencapai bantuan fasilitas kesehatan sampai paska
1.170.649 orang di seluruh dunia. Jumlah kejadian cedera. (Rahmanta, 2014)
setara dengan 2,2% dari jumlah kematian di Kegawatdaruratan merupakan
dunia dan menempati urutan kesembilan layanan keperawatan yang komperhensif
dari kesepuluh penyebab kematian. Angka diberikan pada pasien dengan injuri akut
kecelakaan lalu lintas di dunia selalu atau mengancam kehidupan.
meningkat pada tahun 2020, diperkirakan kegawatdaruratan dapat terjadi pada daerah
kecelakaan lalu lintas akan menjadi yang sulit dijangkau petugas kesehatan,
penyebab kematian nomor tiga setelah maka pada kondisi tersebut peran serta
jantung iskemik dan depresi dengan masyarakat untuk membantu korban
proyeksi kecelakaan dari 5,1 juta pada sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan
tahun 1990 menjadi 8,4 juta pada tahun menjadi sangat penting. (Sudiharto &
2020. Presentasi keterlibatan sepeda motor Sartono, 2011)
dalam kecelakaan di jalan, sebanyak 70% Penanganan gawat darurat tetap
dan 30% roda empat. Hasil dan tuntutan memegang prinsip Do Not FurtherHarm,
kebutuhan tersebut diantaranya Artinya jangan memperberat keadaan
meluncurkan jenis kendaraan yang beragam penderita. Hal ini mengingatkan pada
hingga melahirkan satu masalah yang kondisi tersebut pasien dapat kehilangan
cukup mengancam bagi kehidupan manusia nyawa hanya dalam hitungan menit saja.
yakni kecelakaan lalu lintas yang Berhenti nafas selama 2-3 menit pada
menyebabkan trauma pada fisik manusia. manusia dapat menyebabkan kematian yang
(Badan Intelijen Nasional, 2013) fatal. (Gadar Medik Indonesia, 2016)
Kejadian gawat darurat biasanya Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah
berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga instalasi untuk menangani kasus gawat
sulit memprediksi kapan terjadinya. darurat seperti, panas dan muntah-muntah,
Langkah terbaik untuk situasi ini adalah diare berat, kecelakaan, keracunan, korban

24
Marlisa Pengetahuan Perawat….

bencana alam yang membutuhkan keterampilan untuk menangani respon


penanganan segera untuk menyelamatkan pasien pada resusitasi, syok, trauma, dan
nyawa dan menghindari kecacatan. kegawatan yang mengancam jiwa lainnya,
(Wicaksana, 2008) dan salah satu tempat pasien gawat darurat
Penilaian awal korban cedera kritis adalah di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
akibat cedera multiple merupakan tugas (Krisanty, 2009).
yang menantang, dan tiap menit bisa berarti Berdasarkan data yang di himpun
hidup atau mati. Sistem pelayanan tanggap dari report kunjungan rumah sakit jumlah
darurat ditujukan untuk mencegah kematian pasien yang datang ke IGD tahun 2013
dini (early) karena trauma yang bisa terjadi adalah 624.000 orang, 2014 sejumlah
dalam beberapa menit hingga beberapa jam 725.000 orang dan ditahun 2015 sampai
sejak cedera (kematian segera karena bulan november berjumlah 534.000 orang.
trauma, immediate, terjadi saat trauma). Sementara di sumatera utara jumlah orang
Perawatan kritis, intensif, ditujukan untuk yang datang ke IGD tahun 2013 yaitu
menghambat resiko kecacatan dan bahkan 510.000 orang ,ditahun 2014 675.000 orang
kematian. Hal ini bisa saja terjadi karena serta di 2015 sampai bulan november
trauma yang terjadi dalam beberapa hari berjumlah 357.000 orang. (profil kes
hingga beberapa minggu setelah trauma sumut, 2018)
tidak mendapatkan penanganan yang Di kota Medan sendiri jumlah
optimal. Berdasarkan kasus diatas, Primary pasien yang datang ke IGD tahun 2013
Survey (penilaian awal) dan secondary adalah 252.100 orang dan tahun 2014
survey (penilaian akhir) merupakan salah 385.000 orang serta sampai bulan november
satu item kegawatdaruratan yang sangat 2015 berjumlah 260.000 orang. Dimana
mutlak harus dilakukan untuk mengurangi hampir sepertiganya pasien yang datang
resiko kecacatan, bahkan kematian. dengan ke IGD dalam keadaan darurat yang
Secondary survey dikerjakan untuk memerlukan bantuan hidup dasar. (profil
memeriksa lebih lanjut dan lebih teliti kes medan, 2013)
semua bagian tubuh pasien, bagian depan Perawat adalah anggota tim
dan bagian belakang pasien. Pada kesehatan yang paling lama kontak dengan
secondary survey ini dilakukan pasien, sehingga di harapkan perawat harus
pemeriksaan neurologis lengkap termasuk mampu membela hak-hak pasien. Perawat
mencatat Glasgow coma skale (GCS) dan bertanggung jawab meningkatkan
dilakukan foto rontgen yang diperlukan. kesehatan, pencegahan penyakit,
(Gadar medik indonesia, 2016) penyembuhan, pemulihan serta
Primary Survey (penilaian awal) pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
adalah mengatur pendekatan ke klien kepada upaya pelayanan kesehatan utama
sehingga klien segera dapat diidentifikasi sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika
dan tertanggulangi dengan efektif. profesi keperawatan. Dalam memberikan
Pemeriksaan primary survey (penilaian pelayanan kesehatan perawat dituntut untuk
awal) berdasarkan standar A-B-C dan D-E, lebih profesional agar kualitas pelayanan
dengan airway (A: jalan nafas), breathing kesehatan yang diberikan semakin
(B: pernafasan), circulation (C: sirkulasi), meningkat. Perawat dituntut memberikan
disability (D: ketidak mampuan), dan pelayanan yang cepat, tepat, dan cermat
exposure (E: penerapan). Keperawatan dengan tujuan mendapatkan kesembuhan
gawat darurat merupakan pelayanan tanpa kecacatan. Oleh karena itu perawat
keperawatan yang komperhensif diberikan perlu membekali dirinya dengan
pada pasien dengan injuri akut atau sakit pengetahuan dan perlu meningkatkan
yang mengancam kehidupan. Sebagai keterampilan yang spesifik yang
seorang spesialis perawat gawat darurat berhubungan dengan kasus-kasus
harus menghubungkan pengetahuan dan kegawatdaruratan utamanya kasus

25
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 14 No.2 September - Desember 2019

kegawatan pernafasan dan kegawatan dimana pengukuran atau pengamatan


jantung. (Maryuani, 2009) dilakukan pada waktu bersamaan (sekali
Dari hasil penelitian studi di Rumah waktu).
Sakit Daerah Kabupaten Makassar didapat
pada bulan Desember 2014 diketahui POPULASI DAN SAMPLE
bahwa pasien masuk ke Instalasi Gawat
Darurat sebanyak 102 pasien, diantaranya Adapun yang menjadi Populasi pada
10% penyakit gawatdarurat dan 20-30% penelitian ini adalah perawat yang
kecelakaan lalu lintas (IGD, 2014 ). bertugas di ruangan IGD RSUD dr.
Berdasarkan pengamatan dari peneliti, Pirngadi Medan yaitu berjumlah 30 orang.
perawat di IGD tersebut tidak melakukan Teknik pengambilan sampel dalam
tindakan pengkajian primarysurvey penelitian ini adalah total sampling. Total
(penilaian awal) pada kasus sampling adalah teknik pengambilan
kegawatdaruratan. sampel dimana jumlah sampel sama dengan
Berdasarkan survei pendahuluan jumlah populasi. Alasan mengambil total
yang dilaksanakan di bidang keperawatan sampling, karena jumlah populasi yang
RSUD Dr. Pirngadi Medan didapat data kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
bahwa sudah banyak perawat yang telah sample penelitian seluruhnya. Adapun yang
mendapat pelatihan BLS, berupa pelatihan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
BTCLS dan PPGD. Dari wawancara seluruh perawat yang bertugas di ruang
singkat bersama kepala bidang keperawatan IGD RSUD dr. Pirngadi Medan (30 orang).
RSUD Dr. Pirngadi Medan dalam
melakukan primery survey (penilaian awal)
pada pasien yang mengalami HASIL PENELITIAN DAN
kegawatdaruratan menggunakan metode PEMBAHASAN.
AHA 2015 yaitu A-B-C dan D-E dengan,
airway (A: jalan nafas), breathing (B: Hasil penelitian ini dianalisis
pernafasan), circulation (C: sirkulasi), berdasarkan kuesioner yang diisi oleh 30
disability (D: ketidak mampuan), dan responden dan disajikan dalam bentuk tabel
exposure (E: penerapan). Berdasarkan data distribusi frekuensi pada setiap variabel
yang di dapat pada rekam medik pasien yaitu pengetahuan, pendidikan, umur, masa
yang datang ke IGD pada tahun 2015 kerja. Berikut ini distribusi frekuensi dari
berjumlah 20.360 pasien, dan tahun 2016 setiap variabel yang telah di analisa
dari januari - desember berjumlah 19.319.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
merasa tertarik untuk mengangkat
penelitian tentang “Pengetahuan Perawat Tabel 4.1
Tentang Primary Survey (penilaian awal) Distribusi Frekuensi Pengetahuan
pada Pasien Gawat Darurat Di Instalasi Responden Terhadap Pengetahuan
Gawat Darurat RSUD.Dr.Pirngadi Medan. Perawat Tentang Primary Survey
(Penilaian Awal) Di Instalasi Gawat
METODOLOGI PENELITIAN Darurat RSUD Dr.Pirngadi Medan
Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD dr.
Pirngadi Medan tahun 2018 pada bulan N Pendidika Frekuens Persentas
Januari sampai Juli 2018. Dalam penelitian o n i e
ini menggunakan adalah deskriptif. Dalam 1 Baik 19 63,3
hal ini, peneliti melihat gambaran 2 Cukup 11 36,7
pengetahuan perawat tentang primary
Jumlah 30 100,0
survey (penilaian awal) pada pasien gawat
darurat dengan pendekatan cross sectional,

26
Marlisa Pengetahuan Perawat….

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat JUMLAH 30 100,0


diketahui bahwa mayoritas perawat di
instalasi gawat darurat RSUD Dr. pirngadi Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui
medan tahun 2018 berpengetahuan baik bahwa mayoritas perawat di instalasi gawat
dalam primary survey (penilaian awal) darurat RSUD Dr.pirngadi medan tahun
yaitu sebanyak 19 responden (63,3%), 2018 memiliki masa kerja 1-5 tahun
pengetahuan cukup sebanyak 11 responden sebanyak 14 orang (46,7%), dan masa kerja
(36,7%). >10 tahun sebanyak 5 orang (16,7%).

Tabel 4.2 Tabel 4.5


Distribusi Frekuensi Responden Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan
Berdasarkan Pendidikan Terhadap Perawat Berdasarkan Pendidikan
Pengetahuan Perawat Tentang Primary Tentang Primary Survey (Penilaian awal)
Survey (Penilaian Awal)Di Instalasi Di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Gawat Darurat RSUD Dr.Pirngadi Dr.Pirngadi Medan
Medan
No Pendidikan Frekuensi Persentase Pengetahuan
Pendidika Total
1 D III 18 60,0 n
Baik Cukup
2 SI 12 40,0 f % f % f %
Jumlah 30 100 61. 1 10
D III 7 38,9 11
1 8 0
Tabel 4.3 1 1 10
SI 100 0 0
Distribusi Frekuensi Responden 2 2 0
Berdasarkan Umur Terhadap Total 1 36, 3 10
63,3 11
Pengetahuan Perawat Tentang Primary 9 6 0 0
Survey (Penilaian Awal) Di Instalasi
Gawat Darurat RSUD Dr.Pirngadi Dari data Tabel 4.5 diatas dapat
Medan diketahui bahwa mayoritas responden yang
No Umur Frekuensi Persentase memiliki tingkat pendidikan S-I
keperawatan berpengetahuan baik sebanyak
1 26-30 thn 4 13,3 12 responden (100%),. Responden yang
2 31-35 thn 10 33,3 berpendidikan D III keperawatan
3 36 -39 thn 9 30,0 berpengetahuan baik sebanyak 7 responden
4 >40 thn 7 23,3 (38,9%). berpengetahuan cukup sebanyak
Jumlah 30 100,0 11 responden (61,1%).
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Masa Kerja Terhadap Tabel 4.6
Pengetahuan Perawat Tentang Primary Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan
Survey (Penilaian Awal) Di Instalasi Perawat Berdasarkan Umur Dalam
Gawat Darurat RSUD Dr.Pirngadi Primary Survey (Penilaian awal) Di
Medan Instalasi Gawat Darurat RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018
Masa
No Frekuensi Persen
kerja Pengetahuan
1 1-5 tahun 14 46,7 Umur Total
2 6-10 11 36,7 Baik Cukup
(tahun)
tahun f % f % f %
3 >10 tahun 5 16,7 26-30 3 75 1 25 4 10

27
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 14 No.2 September - Desember 2019

0 1. Pengetahuan
1 10 Hasil penelitian menunjukkan
31-35 6 60 4 40 bahwa dari 30 orang yang menjadi
0 0
44, 10 responden, mayoritas responden yang
36-39 5 55,6 4 9 bertugas di ruang IGD memiliki
4 0
28, 10 pengetahuan yang baik tentang primary
> 40 5 71,4 2 7 survey (penilaian awal), yaitu sebanyak 19
6 0
Total 1 36, 3 10 responden (63,3%), namun masih ada
63,3 11 responden yang pengetahuan cukup
9 6 0 0
sebanyak 11 responden (36,7%). Hasil
Dari tabel 4.6 Tabel di atas dapat diketahui penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
bahwa mayoritas responden yang berumur Aziz Nur Fathoni, 2014 di RSUD
26-30 tahun berpengetahuan baik sebanyak Dr.Soediran dari 20 responden yang
3 responden (75,0%). Responden yang berpengetahuan baik sebanyak 15
berumur 36-39 tahun berpengetahuan baik responden (75%), dan berpengetahuan
sebanyak 5 responden (55,6%), cukup 5 responden (25%), hal itu sesuai
berpengetahuan cukup sebanyak 4 dengan pendapat sesuai referensi.
responden (44,4%). Pengetahuan adalah merupakan
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
Tabel 4.7 mengadakan penginderaan terhadap suatu
Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan obyek tertentu. Penginderaan terhadap
Perawat Berdasarkan Masa Kerja obyek melalui panca indra manusia yakni
Dalam Primary Survey (Penilaian awal) penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
Di Instalasi Gawat Darurat RSUD dan raba dengan sendiri. Pada waktu
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018 penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap
Masa Pengetahuan obyek. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Total
Kerja Baik Cukup pengetahuan adalah pendidikan,
(tahun) f % f % f % pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial
budaya (Wawan & Dewi, 2011).
64, 10
1-5 5 35,7 9 11
3 0
2. Pendidikan
18, 10
6-10 9 81,8 2 11 Hasil penelitian menunjukkan
2 0
bahwa mayoritas perawat berpendidikan D
10
> 10 5 100 0 0 5 III sebanyak 18 responden (60,0%), dan S I
0
sebanyak 12 responden (40,0%). Hasil
Total 1 36, 3 10
63,3 11 penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
9 6 0 0
Ferawati, 2014 di RSUD. Dr.Mahfud
mengatakan bahwa dari 30 responden, 24
Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa
responden (80%) berpendidikan DIII
mayoritas responden yang memiliki masa
keperawatan dan 6 responden (20%)
kerja >10 tahun tahun berpengetahuan baik
berpendidikan SI keperawatan. Hal itu
sebanyak 5 responden (100%),
sesuai dengan pendapat sesuai referensi.
berpengetahuan cukup tidak ada dijumpai
Pendidikan berarti bimbingan yang
(0%). Responden yang memiliki masa kerja
diberikan seseorang terhadap
1-5 tahun berpengetahuan cukup sebanyak
perkembangan orang lain menuju kearah
9 responden (64,3%)
cita-cita tertentu yang menentukan manusia
untuk berbuat dan mengisi kehidupan
PEMBAHASAN
untuk mencapai keselamatan dan

28
Marlisa Pengetahuan Perawat….

kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk (16,7%). Hasil penelitian ini sesuai dengan
mendapat informasi misalnya hal-hal yang hasil penelitian Fahmi 2016, di RSUD
menunjang keselamatan sehingga dapat Dr.pirngadi medan mengatakan bahwa
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan responden yang memiliki masa kerja <1
dapat mempengaruhi seseorang termasuk tahun sebanyak 1 responden (3,2%), yang
juga perilaku seseorang untuk sikap berumur 1-5 tahun sebanyak 10 orang
berperan serta dalam pembangunan, pada (32,3%), masa kerja 6-10 tahun sebanyak
umumnya makin tinggi pendidikan 13 orang (41,9%), dan masa kerja >10
seseorang makin mudah menerima tahun sebanyak 7 orang (22,6%). Hal itu
informasi (Nursalam, 2003). sesuai pendapat sesuai dengan referensi.
Masa kerja seseorang dapat
3. Umur memengaruhi pengetahuan tentang sesuatu
Hasil penelitian menunjukkan hal, semakin lama ia bekerja maka semakin
bahwa mayoritas perawat di instalasi gawat banyak pengalaman yang didapat saat
darurat RSUD Dr. Pirngadi Medan berumur menjalankan masa kerja sehingga semakin
31-35 tahun sebanyak 10 responden bertambah pula pengetahuan seseorang dari
(33,3%), berumur 36-39 tahun sebanyak 9 pengalaman yang telah dialaminya (Aziz
responden (30,0%), berumur >40 tahun Alimul, 2001).
sebanyak 7 orang (23,3%), dan berumur 26-
30 tahun sebanyak 4 orang (13,3%). Hasil 5. Tingkat pengetahuan perawat
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian berdasarkan pendidikan
Fahmi, 2016 di RSUD. Dr.pirngadi medan Hasil penelitian menunjukkan
mengatakan bahwa mayoritas perawat di bahwa mayoritas responden
instalasi gawat darurat berumur 31-35 tahun berpengetahuan baik berpendidikan S I
sebanyak 11 orang (35%), berumur 36-39 sebanyak 12 responden (100%), dan
tahun 7 responden (22,6%), responden yang mayoritas responden yang berpengetahuan
berumur 26-30 tahun 5 responden (16,1%), kurang yaitu berpendidikan D III sebanyak
dan hanya 8 orang yang berumur >40 tahun 11 responden (61,1%). Hal sesuai dengan
(25,8%). Hal itu sesuai dengan pendapat hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz,
sesuai referensi. 2014 di instalasi gawat darurat RSUD
Usia adalah umur individu yang Dr.Soediran Mangun Sumarso tentang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai pengetahuan perawat dalam pelaksanaan
berulang tahun. Semakin cukup umur, primarysurvey didapatkan hasil bahwa dari
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang 20 responden yang diteliti mayoritas
akan lebih matang dalam berfikir dan responden yang berpengetahuan baik
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat sebanyak 13 responden (57,5%)
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari berpendidikan SI keperawatan dan
orang yang belum tinggi kedewasaannya. mayoritas responden yang berpengetahuan
Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kurang sebanyak 7 responden (42,5%)
kematangan jiwa (Wawan & Dewi, 2011). berpendidikan DIII keperawatan. Dari
penelitian menunjukkan bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang, pengetahuan
4. Masa Kerja responden semakin baik, hal ini terdapat
Dari hasil penelitiantabel 4.4 dapat pada responden yang berpendidikan SI.
diketahui bahwa mayoritas perawat di Hal ini juga sesuai dengan
instalasi gawat darurat RSUD Dr. Pirngadi pendapat Notoadmojo bahwa, pendidikan
Medan tahun 2018 memiliki masa kerja 1-5 dapat mempengaruhi seseorang termasuk
tahun sebanyak 14 orang (46,7%), masa juga perilaku seseorang untuk sikap
kerja 6-10 tahun sebanyak 11 orang (36,7), berperan serta dalam pembangunan. pada
dan masa kerja >10 tahun sebanyak 5 orang umumnya makin tinggi pendidikan

29
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 14 No.2 September - Desember 2019

seseorang makin mudah menerima kemampuan misalnya penilaian primary


informasi dan pengetahuan yang dimiliki survey dan pengetahuan umum.
semakin baik. Hasil penelitian yang di Hasil diatas tidak sesuai dengan
dapat bahwa mayoritas yang teori Notoadmodjo, yang mengatakan
berpengetahuan baik yaitu responden yang bahwa umur berpengaruh terhadap
berpendidikan S I keperawatan, peneliti pengetahuan seseorang. Semakin bertambah
berasumsi bahwa hal ini terjadi karena umur seseorang maka pengetahuannya
baiknya materi yang didapatkan yang semakin membaik. Ini terjadi akibat
berhubungan dengan primary survey pematangan fungsi organ. Pada aspek
(penilaian awal), dan diaplikasikan dengan psikologis dan mental taraf berfikir
baik selama masa pendidikan. Dengan seseorang semakin matang dan dewasa
demikian, asumsi peneliti dan hasil yang (Notoadmodjo, 2011)
didapat sejalan dengan teori yang ada Berdasarkan teori, Umur adalah
(Notoadmojo, 2011). lamanya hidup seseorang dalam tahun yang
dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi
6. Tingkat pengetahuan perawat umur seseorang, maka semakin bertambah
berdasarkan umur pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki
Berdasarkan tabel 4.6 mayoritas karena pengetahuan seseorang diperoleh
responden yang berpengetahuan baik pada dari pengalaman sendiri maupun
usia 26-30 tahun 3 responden (75,0%), pengalaman yang diperoleh dari orang lain.
namun terjadi penurunan tingkat Semakin tinggi umur individu maka
pengetahuan baiknya pada usia >40 tahun 5 pengetahuan yang dimiliki semakin baik,
responden (71,4%). Hal sesuai dengan hal ini dikarenakan semakin banyak
penelitian yang dilakukan oleh Bahar, 2013 informasi dan pengalaman yang didapat
tentang gambaran tingkat pengetahuan (Notoadmodjo 2011).
perawat dalam penangan penilaian awal di
ruang gawat darurat di RSUD Padjonga 7. Tingkat pengetahuan perawat
Daengale bahwa hasil yang didapatkan dari berdasarkan masa kerja
40 responden, mayoritas memiliki umur 36- Dari tabel 4.7 di atas dapat kita
45 tahun (45%) berpengetahuan baik, dan ketahui bahwa mayoritas responden dengan
mayoritas responden yang memiliki umur pengetahuan baik dalam primary survey
25-30 tahun berpengetahuan kurang. Dari (penilaian awal) yaitu masa kerja > 10
hasil penelitian menunjukkan bahwa hal tahun sebanyak 5 responden (100%),
tersebut bertentangan dengan penelitian pengetahuan cukup paling tinggi dijumpai
yang dilakukan oleh peneliti terdapat bahwa pada responden masa kerja 1- 5 tahun
umur >40 tahun pengetahuan kurang, sebanyak 9 responden (64,3%), sedangkan
karena menurut teori dan penelitian yang pengetahuan kurang tidak dijumpai. Hal
dilakukan oleh Bahar, 2013 semakin lama sesuai dengan penelitian yang dilakukan
umur seseorang, pengetahuan juga semakin Suniarti, 2013 tentang pengetahuan perawat
baik. tentang penilaian awal pada pasien gawat
Penelitian yang dilakukan peneliti daruat di instalasi gawat daruat bahwa dari
mendapatkan hasil bahwa responden yang 45 responden yang diteliti, mayoritas
berumur >40 tahun berpengetahuan baik 5 responden yang berpengetahuan baik
responden (71,4%), berpengetahuan cukup memiliki masa kerja >10 tahun yaitu
sebanyak 2 responden (28.6%). Hal ini sebanyak 28 responden (62,2%), mayoritas
dapat disebabkan karena IQ seseorang akan responden yang berpengetahuan kurang
menurun sejalan dengan bertambahnya usia yaitu responden yang memiliki masa kerja
atau perkembangan ilmu yang tidak > 6-10 tahun yaitu sebanyak 7 responden
diperbaharui, khususnya pada beberapa (15,6%). Dari penelitian menunjukkan
bahwa semakin tinggi masa kerja

30
Marlisa Pengetahuan Perawat….

seseorang, pengetahuan responden semakin perawat antara lain dengan mengadakan


baik, hal ini terdapat pada responden yang suatu pelatihan
masa kerja >10 tahun.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat DAFTAR PUSTAKA
Notoadmojo, yang menyatakan bahwa
semakin lama seseorang bekerja maka Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian.
pengalaman yang dimiliki seseorang akan Jakarta: Rineka Cipta.
semakin matang. Dengan demi kian hasil
penelitian yang didapatkan oleh peneliti Badan Intelijen Nasional. 2013. Laporan
sejalan dengan teori. Dari hasil penelitian Hasil Daftar Angka Kematian
ini, didapatkan bahwa mayoritas responden Manusia.
yang berpengetahuan baik yaitu, responden Bolk, dkk. 2007. http://. Klasifikasi
yang pengalaman kerjanya >10 tahun. Pemberian Label. Diunduh tanggal
Peneliti beramsumsi bahwa hal ini 20 Februari 2018.
diakibatkan oleh semakin lama seseorang Darwis, dkk. 2005. http://. Triase Pasien
bekerja maka semakin terpapar dengan Gawat Darurat. diunduh tanggal 2
informasi yang berhubungan dengan Februari 2018.
primary survey (penilaian awal) dan Depkes, 2009. Laporan Hasil Riset
semakin sering pula diaplikasikan dalam Kesehatan Dasar (Riskesdas).
pelayanannya di instalasi gawat darurat. Jakarta: Badan Penelitian Dan
Dengan demikian, asumsi peneliti dan hasil Pengembangan Depkes RI.
penelitian sejalan dengan teori yang ada. www.Riskedas.com.
Fahmi. 2013. http://. Hubungan Masa
Kerja Dengan Kualitas Kerja Dan
KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat produktivitas diunduh tangal
2 Februari 2018.
Responden yang berpengetahuan Hidayat. 2008. Konsep Teori Perawat.
baik sangat dipengaruhi oleh umur dan Jakarta: Rineka Cipta.
pendidikan. Dimana semakin tinggi Krisanty. 2009. Asuhan keperawatan gawat
pendidikan yang dimiliki oleh responden darurat. Trans indo media : Jakarta
maka pengetahuan yang dimiliki semakin Mantra. 2012. Pengukuran Pengetahuan
baik, dan semakin lama masa kerja yang Serta Faktor-Faktor Pendukungnya.
dimiliki responden maka pengetahuan yang Jogjakarta: Flashbooks.
dimiliki semakin baik pula. Musliha. 2014. Asuhan Keperawatan Gawat
Penelitian yang dilakukan oleh darurat. Jakarta: Rineka Cipta.
peneliti yang berkaitan dengan dimana Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi
semakin tua umur responden maka Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
pengetahuan yang Cipta.
Sebagai bahan masukan bagi __________________. 2012. Promosi
rumah sakit untuk lebih meningkatkan Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
sumbar daya manusia kesehatan (perawat) Jakarta: Rineka Cipta.
sebagai dasar untuk memberikan pelayanan Maryuani. 2009. Peran Perawat Dalam
keperawatan yang prima dan humanis Penanganan Pasien Gawat Darurat.
Mengadakan suatu kajian ulang Muzaki. 2012 . http://. Gambaran
terhadap pengetahuan dan keterampilan Pengetahuan Perawat Tentang
perawat dalam primary survey (penilaian Primary survey diunduh tanggal 2
awal) secara objektif. Februari 2018.
Merencanakan suatu program Osianus. 2013 . http://. Gambaran
peningkatan pengetahuan dan keterampilan Pengetahuan Perawat Tentang

31
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 14 No.2 September - Desember 2019

Penilaian Glasglow Coma Scale


diunduh tanggal 15 Desember 2015.
Philip, beverley, 2008. Pemantauan pasien
kritis, Edisi Kedua, EMS : Jakarta
Profil Kesehatan Sumatera Utara. 2014 .
http://. Propfil Kesehatan Sumatera
Utara. diunduh tanggal 17 Februari
2018.
Profil Kesehatan Medan. 2013. http://.
Propfil Kesehatan Medan. Di unduh
tanggal 17 Februari 2018.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan,
2016. Panduan Penyusunan Karya
Tulis Ilmiah. Medan: politeknik
kesehatan kemenkes medan.

32

Anda mungkin juga menyukai