ABSTRAK
Kecelakaan lalu lintas telah menjadi perhatian oleh banyak pihak. Data WHO tahun 2015 angka
kecelakan lalu lintas yang terjadi di 180 negara terdapat korban fraktur yang paling sering terjadi
pada bagian ekstremitas atas sebesar 36, 9% dan ekstremitas bawah sebesar 65,2%. Tingginya angka
kejadian fraktur dapat mempengaruhi lamanya masa rawat di rumah sakit sehingga memerlukan
perawat yang mempunyai kompetensi yang baik. Penelitian ini bertujuan diketahuainya hubungan
pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan pembidaian pasien fraktur.Lokasi penelitian
di Rumah Sakit Bhayangkara di IGD dan ruang Jana Nuraga 2. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat berjumlah 32
responden yang dipilih dengan mengunakan teknik total sampling. Data dalam penelitian ini didapat
dengan mengunakan instrumen kuesioner, selanjutnya dianalisis dengan mengunakan uji chi square.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 April-11 Mei 2018 bertempat di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan
dan sikap dalam penatalaksanaan pembidaian pada pasien fraktur di IGD dan ruang jana nuraga 2
Rumah Sakit Bahyangkara Palembang dengan nilai (p<0,05). Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang agar terus meningkatkan pengetahuan perawat dengan melalui berbagai
pelatihan dan seminar khusunya dalam perawatan fraktur sehingga menghasilkan perawat yang
memliki kompetensi skill dalam memberikan pelayanan pada pasien faktur.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, dan Pembidaian Fraktur.
ABSTRACT
Traffic accidents have been the concern of many parties. WHO data in 2015 the number of traffic
accidents occurring in 180 countries have the most frequent fracture victims in the upper extremity by
36, 9% and lower extremities of 65.2%. The high rate of incidence of fractures can affect the length of
time in hospital so require urses who have good competence. This study aims to know the relationship
of knowledge and attitude of nurses in the splint management of fracture patients. The location of
research was at Bhayangkara Hospital in IGD and Jana Nuraga . This research was a quantitative
research with cross sectional design. The sample in this research amounted 32 respondents selected
by using total sampling technique. The data in this research was obtained by using questionnaire
instrument, then analyzed by using chi square test. This research was conducted on April 26 th -May
11th , 2018 held at Bhayangkara Hospital Palembang. The result of data analysis showed the
correlation between knowledge and attitude in the management of the fracture in the IGD and the
Jana Nuraga 2 Hospital Bahyangkara Palembang with the value (p value <0,005). It is expected that
Sasono Mardiono, Herwin Tri Putra: Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksnaan
pembidaian pasien fraktur di RS Bhayangkara Palembang 2018
64
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31Agustus 2018
the Bhayangkara Palembang Hospital to continue to improve the knowledge of nurses by through
various training and seminars especially in the treatment of fractures so as to generates nurses who
have the competence of skill in providing services to the fracture patient.
Keywords: Knowledge, Attitude, and Splint Of Fracture
PENDAHULUAN
Dewasa ini masyarakat 6000 kasus yang meninggal pada tahun
menempatkan transportasi sebagai 2017. Jumlah kejadian kecelakaan di
kebutuhan turunan, akibat aktivitas Sumatera Selatan pada tahun 2017
ekonomi, sosial dan sebagainya. Bahkan mencapai 262 kasus dan jumlah korban
dalam kerangka ekonomi makro, meninggal mencapai 177 jiwa, luka berat
transportasi menjadi tulang punggung 177 dan luka ringan 189 jiwa maka total
perekonomian baik tingkat nasional, 435 jiwa yang menjadi korban dari kasus
regional dan lokal. Oleh karena itu, kecelakaan lalu lintas pada tahun 2017
kecelakaan dalam dunia transportasi (Korlantas Polri, 2018).
memiliki dampak signifikan dalam Dengan data kecelakaan diatas pun
berbagai bidang kehidupan masyarakat di masalah keperawatan yang perlu dihadapi
Indonesia jumlah kendaraan bermotor yang dewasa sekarang semakin kompleks
meningkat setiap tahunnya dan kelalaian dimana penyakit tidak menular semakin
manusia, menjadi faktor utama terjadinya meningkat sedangkan penyakit menular
peningkatan kecelakaan lalu lintas (Profil harus tetap menjadi perhatian serius. Hal
Badan Intelejen Negara, 2013). ini berpengaruh pada ruang lingkup
Kecelakaan lalu lintas dan kerja telah epidemiologi, dimana terjadi perubahan
menjadi perhatian dan bahkan banyak pola dari penyakit menular ke penyakit
menjadi pekajian oleh banyak pihak. tidak menular yang disebut transisi
Bahkan World Health Organization epidemiologi sering dengan perkembangan
(WHO) mencatat tahun 2015 menunjukan kehidupan masyarakat penyebab kematian
angka kecelakanlalu lintas yang terjadi penduduk di dunia52% diakibatkan
sepanjang tahun 180 negara. Faktanya penyakit tidak menular, 9% akibat
Indonesia menjadi negara ketiga Asia di kecelakaan dan 39% akibat penyakit
bawah Tiongkok dan India dengan total menular dan penyakit lainnya (Fauzan,
38.279 total kematian akibat lalu lintas. 2017).
Meskipun Indonesia secara data memang World Health Organization mencatat
menduduki peringkat ketiga namun dilihat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta
dari persentase statistik dari jumlah orang menderita fraktur akibat akibat
populasi, Indonesia menduduki peringkat kecelakaan lalu lintas (Noorisa, 2017).
pertama kematian dengan 0,015% dari Fraktur merupakan suatu keadaan
jumlah populasi dibawah Tiongkok dengan dimana terjadi dintegritas pada tulang.
persentase 0,018% dan India dengan Penyebab terbanyaknya ialah insisden
persentase 0,017% (WHO, 2016). kecelakaan, tetapi faktor degenaratif dan
Hasil besar penelitian profil 10 besar osteoporosis juga dapat berpengaruh
kasus instalasi bedah RSUP Prof. R.D. terhadap terjadinya fraktur (Depkes RI,
Kandoun tahun 2015, menunjukan insiden 2011 dikutip dalam buku Musliha, 2010).
kecelakaan juga mengakibatkan fraktur Fraktur adalah patah tulang, biasanya
bahu dan lengan atas (1,68%), fraktur disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
femur (1,45%) (Takaendengan, dkk, 2016). Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut,
Menurut data kepolisian RI angka keadaan tulang dan jaringan lunak
kejadian kecelakaan tercatat 28.000 kali disekitar tulang akan menentkan apakah
terjadi kecelakaan pada tahun 2017, total fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak
Sasono Mardiono, Herwin Tri Putra: Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksnaan
pembidaian pasien fraktur di RS Bhayangkara Palembang 2018
65
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31Agustus 2018
lengkap. (Price & Wilson, 2006 dikutip fraktur yang ditangani oleh pihak Rumah
dalam buku Amin dan Ardhi 2015 ). Sakit Bhayangkara Palembang Dengan
Pada tahun 2015 angka kecelakaan tenaga perawat sebanyak 16 orang perawat
sebanyak 8.282 kasus dengan 9.620 orang yang ditugaskan di ruang Instalasi Gawat
korban yang mengalami luka ringan, Darurat dan 16 orang perawat di ruang
20776 orang luka berat dan 2.243 orang Jana Nuraga 2 Rumah Sakit Bahyangkara
korban meninggal dunia. Sedangkan pada Palembang. (Medical Record Rumah Sakit
tahun 2016 terdapat peningkatan jumlah Bahyangkara Palembang, 2018).
angka kecelakaan sebanyak 8.491 kasus Dari data diatas peneliti tertarik untuk
10.246 orang korban yang mengalami luka mengetahui hubungan pengetahuan dan
ringan, 2.004 orang luka berat dan 2.289 sikap perawat dalam penatalaksanaan
orang korban meninggal dunia. (Depkes pembidaian pada pasien fraktur pada ruang
RI, 2016). Instalasi Gawat Darurat dan ruang Jana
Dari jumlah total peristiwa Nuraga 2 Rumah Sakit Bhayangkara
kecelakaan yang terjadi, terdapat 5,8% Palembang tahun 2018. Tujuan ketahuinya
korban cedera atau sekitar delapan juta hubungan pengetahuan dan sikap perawat
mengalami fraktur dengan jenis fraktur dalam penatalaksanaan pembidaian pada
yang paling terjadi karena fraktur pada pasien fraktur pada ruang Instalasi Gawat
bagian ekstremitas atas sebesar 36, 9% dan Darurat dan ruang Jana Nuraga 2 Rumah
ekstremitas bawah sebesar 65,2% Sakit Bhayangkara Palembang tahun 2018.
(Maisyaroh, dkk, 2015).
Pelayanan keperawatan adalah suatu METODE PENELITIAN
bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat Penelitian ini merupakan penelitian
professional dalam memeuhi kebutuhan kuantitatif dengan desain cross sectional.
dasar manusia meliputi bio-psiko-sosio- Populasi dalam penelitian ini adalah
kultural dan spiritual yang dapat ditunjuk perawat berjumlah 32 responden yang
pada individu dan masyarakat dalam dipilih dengan mengunakan teknik total
rentang sehat, sakit (Martini, 2007 dikutip sampling. Data dalam penelitian ini
pada buku Boediono & Sumirah, 2015). didapat dengan mengunakan instrumen
Pelayanan pasien gawat darurat adalah kuesioner, selanjutnya dianalisis dengan
pelayanan yang memerlukan pertolongan mengunakan uji chi square. Sampel dalam
segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk penelitian ini adalah 16 responden di ruang
mencengah kematian dan kecacatan atau Instalasi Gawat darurat dan 16 responden
pelayanan pasien gawat darurat memegang ruang Jana Nuraga 2 Rumah Sakit
peranan yang sangat penting (time saving Bhayangkara Palembang. Penelitian ini
is life saving) bahwa waktu adalah nyawa dilaksanakan pada tanggal 26 April-11 Mei
(Maryani, 2009 dikutip dalam buku 2018 bertempat di Rumah Sakit
Musliha, 2010 ). Bhayangkara Palembang.
Berdasarkan studi pendahuluan di
Rumah Sakit Bahyangkara Palembang
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir telah HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadi 3.015 (30,15%) kasus kejadian Tabel 1 Hubungan pengetahuan dengan
fraktur yang ditangani oleh pihak Rumah pentalaksanaan pembidaian pada pasien
Sakit Bhayangkara Palembang dengan fraktur di Rumah sakit Bhayangkara
rincian per tahun 2015 dengan 541 kasus, Palembang 2018
tahun 2016 dengan 1.471 dan di tahun Dari hasil distribusi frekuensi
2017 dengan 1.003 kasus fraktur. Dalam didapatkan pengetahuan baik (53,1%)
data 3 bulan terakhir dari data November sedangkan pengetahuan kurang baik
hingga Januari 2018 tercatat 313 kasus (46,9%). Dari hasil uji stastik chi square
didapatkan p value= 0,035 yang jika
Sasono Mardiono, Herwin Tri Putra: Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksnaan
pembidaian pasien fraktur di RS Bhayangkara Palembang 2018
66
Penatalaksanaan Pembidaian
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31Agustus 2018
Pada Pasien fraktur
N % N % N %
pengindraan sampai menghasilkan 100.
1. Baik 11 50.0 11 5.0 22
pengetahuan tersebut dapat sangat 0
Kur 0.111
100.
dipengaruhi oleh intensitas perhatian 2. ang
baik
9 90.0 1 10.0 10
0 0,050 0.012-
1.032
persepsi terhadap obyek. Perilaku yang Jumlah 20 62.5 12 37.5 32
100.
0
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
akan lebih langgeng dari pada perilaku Dari hasil distribusi frekuensi sikap
yang tidak disadari pengetahuan dan didapatkan sikap baik (65,6%) sedangkan
kesadaran. Sebelum seseorang sikap yang kurang baik (34,4%).
mengadopsi perilaku ia harus tahu terlebih Dari hasil uji stastik chi square
dahulu apa arti dan manfaat tersebut bagi didapatkan p value = 0.050 yang jika
dirinya atau organisasi. dibandingkan dengan nilai α = 0,05 maka
Hasil penelitian sejalan dengan p value ≤ 0,05 sehingga hasil penelitian ini
penelitian yang dilakukan oleh Eriawan dapat disimpulkan adanya hubungan sikap
(2013) bahwa ada hubungan yang dengan penatalaksanaan pembidaian pada
bermakna anatara tingkat pengetahuan pasien fraktur di Rumah Sakit
perawat dengan tindakan keperawatan Bhayangkara 2018.
pasca operasi dengan general. Menurut Teori (Notoatmodjo, 2010)
Perawat harus mempunyai dorongan untuk
Sasono Mardiono, Herwin Tri Putra: Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksnaan
pembidaian pasien fraktur di RS Bhayangkara Palembang 2018
67
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31Agustus 2018
Sasono Mardiono, Herwin Tri Putra: Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksnaan
pembidaian pasien fraktur di RS Bhayangkara Palembang 2018
70