Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN

TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT


Herlinawati1), Rokhmatul Hikmat2), Suzana Indragiri3), Riani Andriyani Hidayat4)
1,2,3,4 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
Email : linacirebon57@gmail.com

Abstrak
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) terjadi kasus
kecelakaan tertusuk jarum suntik pada tahun 2018-Mei 2019 sebanyak 6 kasus. Tertusuk jarum suntik
merupakan kecelakaan yang tidak dikehendaki dan bila terpajan patogen darah dapat berdampak
infeksi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecelakaan tertusuk jarum suntik pada perawat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan desain penelitian cross sectional. Populasi adalah perawat Unit Rawat Inap, Instalasi Gawat
Darurat (IGD) dan Intensive Care Unit (ICU) sebanyak 150 orang. Jumlah sampel 60 orang yang
diambil secara proportional random sampling. Data di ambil pada tanggal 15 -27 Juli 2019
menggunakan wawancara dengan instrumen kuesioner, kuesioner mengadopsi pertanyaan dari
penelitian Ristiani (2017) dan Muslim et al (2013) yang sudah di lakukan uji validits reliabilitas.
Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil uji statistik didapatkan bahwa pelatihan (p = 0,011)
dan standar kerja (p = 0,002) mempunyai hubungan yang bermakna dengan kecelakaan tertusuk jarum
suntik. Sedangkan kewaspadaan universal (p = 0,356) dan pengetahuan (p = 0,643) tidak mempunyai
hubungan yang bermakna dengan kecelakaan tertusuk jarum suntik.
Kata Kunci: Pelatihan, Standar Kerja, Kewaspadaan Universal

Abstract
Based on data derived from Infection Control and Prevention (PPI), there were 6 cases of needle stick
injury (NSI) in 2018-May 2019. NSI is a kind of unwanted accident and an exposure to blood
pathogens may cause infection. This study aims to determine the factors correlated with the incidents
of needle stick injury among nurses. This was a quantitative study with a cross sectional design. The
population involved 150 nurses in the Inpatient Unit, Emergency Unit and Intensive Care Unit (ICU).
The study samples were 60 nurses who were selected through proportional random sampling. The
Data taken on July, 15-27, 2019 using questionnaire instrument. Quetionnaire deal with the
research’s question, Ristiani (2017) and Muslim et al (2013) which has been tested for validity and
Reliability. Data were analyzed using chi-square test. The results of statistical tests showed that
training (p=0.011) and work standards (p=0.002) had a significant correlation with the incidents of
needle stick injury. Meanwhile, universal precautions (p=0.356) and knowledge (p=0.643) did not
show a significant correlation with the incidents of needle stick injury.
Keywords: Training, Work Standards, Universal Precautions

PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan bagian lingkungan sosial, budaya, termasuk
integral dari sistem kesehatan di Indonesia ekonomi, lingkungan fisik dan biologis
yang menyelenggarakan pelayanan yang bersifat dinamis dan kompleks.
kesehatan secara komprehensif yang Selain itu, rumah sakit juga menghasilkan
meliputi upaya-upaya kesehatan berupa berbagai bahaya yang dapat menimpa para
upaya pencegahan penyakit (preventif), petugas kesehatan seperti terpajan agen
peningkatan kesehatan (promotif), biologis, bakteri, virus, dan bloodborne
penyembuhan (kuratif), dan pemulihan pathogen yang media penularannya
(rehabilitatif) yang bersifat menyeluruh, melalui inhalasi, kontak kulit serta luka
terpadu, dan berkesinambungan akibat tusukan jarum suntik yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor terkontaminasi(Ristiani, 2017).
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan..

Rumah sakit memiliki banyak potensi pengetahuan yaitu kemampuan sesorang


sumber bahaya bagi keselamatan dan perawat dalam mengevaluasi suatu
kesehatan kerja (K3) terhadap para kejadian yang tidak dikehendaki, standar
perawatnya. Salah satunya adalah infeksi kerja merupakan arahan kegiatan untuk
nosokomial, yang disebabkan oleh cedera mencapai tujuan yang efektif dan efisien
tertusuk dan atau tersayat (CTS). Pekerja sehingga konsisten dan aman dalam
kesehatan berisiko terpapar darah dan pemenuhan standar yang berlaku,
cairan tubuh yang terinfeksi (bloodborne pelatihan yaitu upaya untuk meningkatkan
pathogen) dan dapat menimbulkan risiko dan menambahkan pengetahuan,
penularan virus lewat darah HBV, HCV, keterampilan dan pengalaman kerja,
dan HIV(Ismara, 2020). kewaspadaan universal merupakan
World Health Organization (WHO) tindakan pengendalian infeksi untuk
menunjukkan setiap tahun bahwa sekitar mengurangi risiko penyebaran
2,5% petugas kesehatan di seluruh dunia infeksi(Intan, 2013).
menghadapi pajanan HIV, dan sekitar 40% Penelitian Johan intan (2013)
menghadapi pajanan virus Hepatitis B dan menunjukkan bahwa faktor yang
Hepatitis C akibat pajanan darah yang mendasari terjadinya luka tusuk jarum
terjadi di tempat kerja salah satunya suntik meliputi persepsi terhadap risiko
melalui luka tusukan jarum bekas pakai luka tusuk jarum suntik, pengetahuan dan
yang telah terkontaminasi(Ristiani, 2017). pemberlakuan kewaspadaan universal,
Hasil laporan National Safety Council prosedur/standar kerja, dan kepatuhan
(NSC) tahun 2008 menunjukkan bahwa pelaksnaan kewaspadaan universal(Intan,
terjadinya kecelakaan di rumah sakit 41% 2013).
lebih besar dari pekerja industri lain. Hasil penelitian Septi Tri Wijayantai
Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk mengenai faktor-faktor yang
jarum, terkilir, sakit pinggang, mempengaruhi perilaku perawat dan bidan
tergores/terpotong, luka bakar, dan dalam kejadian tertusuk jarum suntik di
penyakit infeksi dan lain-lainWidowati, RS S Jakarta tahun 2017, berdasarkan uji
2018). fisher exact didapatkan hasil dengan nilai
Hasil riset National Safety Council p=0,001 yang menunjukkan pelatihan
(NSC) menunjukkan bahwa penyebab memiliki hubungan dengan perilaku
kecelakaan kerja 88% adalah adanya perawat dan bidan dalam kejadian tertusuk
unsafe behavior, 10% karena unsafe jarum suntik(Tri Wijayanti, 2017).
condition dan 2% tidak diketahui Rumah Sakit Pertamina Cirebon
penyebabnya. Di Indonesia dicatat bahwa (RSPC) Jawa Barat merupakan rumah
proporsi luka tusuk jarum mencapai 38- sakit tipe C yang mampu memberikan
73% pada perawat, dan selama tahun 2015 pelayanan kedokteran subspesialis
terdapat 70 insiden tertusuk jarum suntik. terbatas. Di Rumah Sakit Pertamina
Pada setiap negara mempunyai data atau Cirebon (RSPC) upaya pencegahan
laporan tentang Needle Stick Injury (NSI), terhadap kejadian tertusuk jarum yang
baik pada tingkat negara, provinsi maupun diakibatkan oleh jarum suntik telah
institusi. Secara umum kejadian Needle dilaksanakan secara terintegrasi dengan
Stick Injury (NSI) ini banyak dialami oleh usaha pelaksanaan Standard Procedure
perawa(Ismara, 2020). Operational (SPO) yang telah
Tertusuk jarum suntik merupakan disosialisasikan, safety briefing untuk
kecelakaan yang tidak dikehendaki dan setiap karyawan baru, orientasi daerah
bila terpajan patogen darah dapat yang berpotensi bahaya, dan pemberian
berdampak infeksi. Faktor-faktor yang promosi kesehatan. Salah satu upaya dari
berkontribusi terhadap kecelakaan tertusuk Rumah Sakit Pertamina Cirebon (RSPC)
jarum suntik diantaranya termasuk adalah zero accident atau nihil kecelakaan,

231
Health Care : Jurnal Kesehatan 10 (2) Desember 2021 (230-238)

namun angka kejadian tertusuk jarum perawat di ruang Intensive Care Unit
suntik masih tetap terjadi di setiap tahun, (ICU). Pengambilan sampel untuk masing-
walaupun upaya pencegahan telah masing ruangan menggunakan teknik
dilakukan(RS Pertamina, 2019). undian.
Berdasarkan studi pendahuluan yang Data di kumpulkan dengan metode
telah dilakukan pada tanggal 15 Mei 2019, wawancara menggunakan kuesioner.
data yang diperolah dari Pengendalian dan Kuesioner berisi pertanyaan tentang
Pencegahan Infeksi (PPI) terjadi kasus kecelakaan tertusuk jarum suntik terdiri
kecelakaan tertusuk jarum suntik pada dari 1 pertanyaan dengan hasil ukur tidak
tahun 2016 sebanyak 18 kasus, pada tahun pernah atau pernah terjadi kecelakaan dan
2017 sebanyak 12 kasus dan pada tahun skala ukur variabel nominal, variabel
2018-Mei 2019 sebanyak 6 kasus. Terjadi pelatihan terdiri dari 1 pertanyaan dengan
kasus tertusuk jarum adalah pada saat hasil ukur tidak pernah atau pernah
pengambilan jarum suntik bekas pakai dan mendapatkan pelatihan dan skala ukur
setelah cek Gula Darah Sewaktu (GDS) nominal, variabel kewaspadaan universal
pasien. Awalnya perawat yang pernah terdiri dari 8 pertanyaan, variabel standar
tertusuk jarum suntik tidak ingin kerja terdiri dari 5 pertanyaan dan variabel
melaporkan kejadian tersebut ke bagian pengetahuan terdiri dari 12 pertanyaan di
PPI, namun HSE Rumah Sakit Pertamina ukur dengan menggunakan skala Guttman
Cirebon memberi himbauan bahwa luka (ya, tidak). Kemudian dikomposit dengan
tusuk akibat jarum suntik bisa berisiko kategori kurang baik jika skor ≤ median
menularkan penyakit dari jarum suntik dan baik jika skor > median dan skala
bekas pasien. Pelaporan kejadian tertusuk pengukuran ordinal.
jarum di Rumah Sakit Pertamina Cirebon
(RSPC) dilakukan oleh perawat yang ada Analisis univariat menggunakan
di rumah sakit terebu (RS Pertamina, distribusi frekuensi, sedangkan untuk
2019). mengetahui hubungan antara variabel
dependen (kejadian tertusuk jarum suntik)
METODE PENELITIAN dengan variabel independen (pengetahuan,
Penelitian ini menggunakan metode standar kerja, pelatihan, kewaspadaan
rancangan pendekatan kuantitatif dengan universal) uji statistik chi-square.
desain penelitian cross sectional.(Ahmad Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Watik P, 2011). Pertamina Cirebon Jl. Patra Raya Klayan
Populasi pada penelitian ini adalah Cirebon.
perawat yang bertugas di Unit Rawat Inap
sebanyak 66 orang, Instalasi Gawat HASIL DAN PEMBAHASAN
Darurat (IGD) sebanyak 72 orang,
Intensive Care Unit (ICU) sebanyak 12. Tabel 1. Gambaran Pelatihan, Standar
Sehingga populasi penelitian sebanyak 150 Kerja, Kewaspadaan Universal, Pengetahuan
orang pada periode bulan Mei 2019. dan Kecelakaan
Teknik pengambilan sampel pada Tertusuk Jarum Suntik
Variabel n %
penelitian ini menggunakan teknik Pelatihan
proportional random sampling atau Tidak pernah 33 41,7
pengambilan sampel acak berdasarkan Pernah 27 58,3
area. Sampel yang diambil dari populasi Standar Kerja
penelitian ini sebanyak 150 orang pada Kurang Baik 35 58,3
Baik 25 41,7
perawat di RS Pertamina Cirebon, sampel
Kewaspadaan
berjumlah 60 perawat yang terdiri dari 27 Universal 21 35,0
perawat ruang rawat inap, 28 ruang Kurang Baik 39 65,0
Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan 5 Baik

232
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan..

Pengetahuan dengan prosedur K3 terkait dengan


Kurang baik 29 48,3 pencegahan CTS(“Hospital Safety.,”
Baik 31 51,7
Kecelakaan Tertusuk
1966). Standar Prosedur Operasional di
JarumSuntik 28 46,7 buat untuk mengarahkan kegiatan untuk
Pernah 32 53,3 mencapai tujuan yang efisien dan efektif
Tidak Pernah sehingga konsisten dan aman dalam
meningkatkan mutu pelayanan melalui
Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih pemenuhan standar yang
dari sebagian 33 (55%) responden tidak berlaku(Departemen Kesehatan, 2005).
pernah mendapatkan pelatihan, lebih dari Sejumlah 65% perawat sudah
sebagian 35 (58,3%) responden kurang memiliki kewaspadaan universal yang
baik dalam standar kerja, sebagian besar baik. Perawat menerapkan kewaspaaan
39 (65%) responden menerapkan universal didasarkan pada keyakinan
kewaspadaan universal dengan baik, lebih bahwa darah atau cairan tubuh sangat
dari sebagian 31 (51,7%) responden berpotensial menularkan penyakit, baik
memiliki pengetahuan baik terkait tertusuk yang berasal dari pasien maupun petugas
jarum suntik dan 46,7% responden pernah kesehatan. Prinsip utama kewaspadaan
mengalami kecelakaan tertusuk jarum universal ialah menjaga higiene sanitasi
suntik. individu, higiene sanitasi ruangan dan
Ditemukannya 55% pearwat yang sterilisasi peralatan.
belum pernah mendapatkan pelatihan Penerapan kewaspadaan universal di
memiliki risiko lebih banyak mengalami suatu pelayanan kesehatan akan tergantung
kecelakaan kerja dibandingkan dengan pada tersedianya peralatan medik dan
responden yang pernah mendapatkan sarana yang dibutuhkan. Ketersediaan dan
pelatihan. kemudahan mendapatkan alat merupakan
Dalam upaya untuk meningkatkan faktor yang memegang peranan penting
dan menambah pengetahuan, keterampilan dalam mematuhi kewaspadaan universal.
dan pengalaman pegawai rumah sakit Kewaspadaan universal menekankan
dalam melaksanakan kegiatan/unsur-unsur kepada penerapan individual tentang
dengan K3 maka perlu untuk melakukan tindakan preventif, termasuk menggunakan
pelatihan. Tujuan diselenggarakannya pelindung, cuci tangan dan pengolahan
diklat adalah untuk membentuk karyawan peralatan seperti peralatan tajam untuk
yang peka, tanggap dan waspada terhadap mempersempit kejadian terpapar darah
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pasien dan cairan tubuh lainnya. Penerapan
sehingga mempunyai kesadaran dan kewaspadaan universal berhubungan
kemampuan untuk melakukan kegiatan- dengan kewaspadaan diri terhadap risiko
kegiatan saat bekerja(Widowati, 2018). terpapar atau terpajan infeksi.
Sejumlah 58% persen perawat yang Sebanyak 51,7% perawat sudah
tidak menerapkan standar kerja karena memiliki pengetahuan yang baik terkait
melakukan tindakan berdasarkan rutinitas bahaya, risiko, pencegahan, pengendalian
dan pengalaman yang didapat semasa dan penanganan kecelakaan akibat tertusuk
pendidikan terdahulu standar kerja yang jarum suntik.
telah dimiliki hanya digunakan sebagai Menurut Notoatmodjo menyatakan
pelengkap dokumen. Meskipun demikian bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dan
pelaksanaan standar kerja yang ada di ini terjadi setelah orang melakukan
Rumah Sakit Pertamina Cirebon sudah penginderaan terhadap suatu objek
baik. tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Berbeda dengan penelitian Ketut Ima panca indera manusia, yakni indera
Ismara bahwa 52% perawat sudah penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
melaksanakan perilaku tugas pokok sesuai dan raba. Sebagian besar pengetahuan

233
Health Care : Jurnal Kesehatan 10 (2) Desember 2021 (230-238)

manusia diperoleh melalui mata dan Sebanyak 46,7% responden pernah


telinga. Pengetahuan merupakan domain mengalami kecelakaan tertusuk jarum
yang sangat penting untuk terbentuknya suntik. Kejadian cedera tertusuk jarum
tindakan seseorang (over behaviour), suntik disebabkan oleh, perilaku perawat
karena dari pengalaman dan penelitiannya yang tidak aman, penempatan peralatan
ternyata perilaku yang didasarkan oleh medis secara sembarangan, tidak taat
pengetahuan akan lebih langgeng daripada prosedur, tidak memakai alat pelindung
perilaku yang tidak di sadari oleh diri (APD) dan wadah limbah jarum suntik
pengetahuan(Notoatmodjo, 2012). atau benda tajam, tidak tersedia atau
kurang terjangkau(CDC, 2008).

Tabel 2. Hubungan Pelatihan Dengan Kecelakaan Tertusuk Jarum Suntik


Kecelakaan Tertusuk Jarum Suntik
Jumlah
Pelatihan Tidak Pernah Pernah P Value
n % n % N %
Tidak Pernah 10 30,3 23 69,7 33 100
Pernah 18 66,7 9 33,3 27 100 0,011
Jumlah 28 46,7 32 53,3 60 100

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan Pelatihan adalah bagian penting


bahwa responden yang tidak pernah dalam program pengendalian bahaya yang
mendapatkan pelatihan sebagian besar merupakan bagian dari program
(69,7%) pernah mengalami kecelakaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
tertusuk jarum suntik, sedangkan yang dilakukan secara komprehensif di
responden yang pernah mendapatkan tempat kerja. Pelatihan secaraa signifikan
pelatihan sebgaian besar (66,7%) tidak dapat mengurangi biaya yang di keluarkan
pernah mengalami kecelakaan tertusuk dalam menangani kecelakaan. Jika perawat
jarum suntik. Hasil uji statsitik yang tidak mengikuti pelatihan mempunyai
menunjukkan bahwa nilai P value = 0,011 risiko luka tusuk jarum yang lebih tinggi
(α = 0,05) berarti ada hubungan antara dibandingkan perawat yang mengikuti
pelatihan dengan kecelakaan tertusuk pelatihan(Widowati, 2018).
jarum suntik. Sebaiknya pihak Rumah Sakit
Hasil penelitian ini sejalan dengan memberi perhatian besar terhadap perawat
penelitian Sylvia Puspitasari (2018) terkait bahaya risiko dari kecelakaan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan tertusuk jarum suntik, upaya pencegahan
yang signifikan antara pelatihan dengan kecelakaan akibat tertusuk jarum suntik
kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik atau bisa dilakukan dengan mengadakan
benda tajam lainnya. Faktor yang paling pelatihan berkala untuk menambah
besar pengaruhnya adalah factor pelatihan, keterampilan dan pengetahuan perawat
sehingga memiliki resiko 3,566 kali lebih terhadap kecelakaan tertusuk jarum suntik.
besar mengalami kejadian Setelah pemberian pelatihan yang
kecelakaan(Puspitasari & Ginanjar, 2019). bertujuan agar materi yang telah didapat
Penelitian Awaliyah Ulfah (2018) oleh perawat bisa menjadi bagian dari
menunjukkan bahwa adanya pengaruh sikap yang menjadi dasar perawat
yang signifikan antara mean nilai melakukan tindakan dalam menggunakan
pemahaman perawat tentang penerapan jarum suntik.
keselamatan pasien sebelum dan setelah
dilakukan pelatihan dengan metode
ceramah(Ayudhita et al., 2018).

234
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan..

Tabel 3. Hubungan Standar Kerja Dengan Kecelakaan Tertusuk Jarum Suntik


Kecelakaan Tertusuk Jarum Suntik
Jumlah
Standar Kerja Tidak Pernah Pernah P Value
N % n % N %
Kurang Baik 10 28,6 25 71,4 35 100
Baik 18 72 7 28 25 100 0,002
Jumlah 28 46,7 32 53,3 60 100

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan Standar kerja adalah suatu perangkat


bahwa responden yang memiliki standar instruksi atau langkah kegiatan yang
kerja kurang baik sebagian besar (71,4%) dibakukan untuk memenuhi kebutuhan
pernah mengalami kecelakaan tertusuk tertentu klien, merupakan tata cara atau
jarum suntik, sedangkan responden yang tahapan yang harus dilalui dalam suatu
memiliki standar kerja yang kurang baik proses kerja yang dapat
sebagian besar (72%) pernah mengalami dipertanggungjawabkan sehingga suatu
kecelakaan tertusuk jarum suntik Hasil uji kegiatan dapat diselesaikan secara efektif
statistic menunjukkan bahwa nilai Pvalue = dan efisien(Departemen Kesehatan, 2005).
0,002 (α = 0,05) berarti ada hubungan Karena kurangnya pengawasan dari
antara standar kerja dengan kecelakaan pihak rumah sakit dalam melakukan
tertusuk jarum suntik. tindakan kegiatan menyuntik atau
Hasil penelitian ini sejalan dengan pengambilan darah, perawat seharusnya
penelitian Silvia Maria tentang kejadian menjalankan kegiatan kerja dengan
kecelakaan kerja perawat berdasarkan memperhatikan standar yang telah dibuat.
tindakan tidak aman di RS Panti Waluya Meskipun telah memiliki standar kerja
Malang, yang menyatakan bahwa adanya terkadang para perawat tidak menerapkan
hubungan antara kecelakaan kerja dengan standar kerja tersebut dalam melakukan
tindakan tidak aman(Maria, 2015). tindakan karena para perawat sudah
Penelitian Abdul Muslim (2013) di terbiasa dengan rutinitas dan pengalaman
dapatkan hasil bahwa penerapan SOP yang didapat sebelumnya.
berpengaruh dengan kejadian tertusk jarum
suntik pada perawat di RD Kendal.(Muslim
et al., 2013).

Tabel 4. Hubungan Kewaspadaan Universal Dengan Kecelakaan Tertusuk Jarum


Suntik
Kecelakaan Tertusuk Jarum Suntik
Kewaspadaan Jumlah
Tidak Pernah Pernah P Value
Universal
N % N % N %
Kurang Baik 12 57,1 9 42,9 21 100
Baik 16 41 23 59 39 100 0,356
Jumlah 28 46,7 32 53,3 60 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan kewaspadaan universal yang baik lebih dari


bahwa responden yang memiliki sebagian (59%) pernah mengalami
kewaspadaan universal kurang baik lebih kecelakaan tertusuk jarum suntik. Hasil uji
dari sebagian (57,1%) tidak pernah statistik menunjukkan nilai Pvalue = 0,356
mengalami kecelakaan tertusuk jarum (α = 0,05) berarti tidak ada hubungan
suntik begitupun responden yang memiliki

235
Health Care : Jurnal Kesehatan 10 (2) Desember 2021 (230-238)

antara kewaspadaan universal dengan pengendalian infeksi yang harus rutin


kecelakaan tertusuk jarum suntik. dilaksanakan dan disemua fasilitas
Penelitian ini tidak sejalan dengan pelayanan kesehatan(Gultom et al., 2016).
Nurkhasanah (2014) yang menyatakan Dalam penelitian ini kewaspadaan
bahwa kewaspadaan universal merupakan tidak memiliki hubungan dengan
startegi yang direkomendasikan center for kecelakaan tertusuk jarum, walaupun
desesase control and prevention sebagai perawat sudah menerapkan kewaspadaan
upaya pencegahan infeksi dan penularan universal tetapi faktor lain seperti
penyakit pada tenaga kelelahan, beban kerja dan kurangnya
kesehatan(Nurkhasanah & Sujianto, 2014). konsentarsi karena banyaknya pasien
Kewaspadaan universal yaitu memungkinkan untuk terjadinya
tindakan pengendalian infeksi yang kecelakaan. Faktor keterbatasan
dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan sumberdaya manusia pemberi pelayanan
untuk mengurangi resiko penyebaran berpengaruh terhadap standar pelayanan
infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa minimal(Suartini et al., 2020).Bekerja di
darah dan cairan tubuh dapat berpotensi lingkungan kerja yang buruk dalam hal staf
menularkan penyakit(Nursalam, 2007). dan kecukupan sumber daya, dan
Penerapan kewaspadaan universal mengalami kelelahan emosional yang
diharapkan dapat menurunkan risiko tinggi memiliki risiko Needlestick and
penularan patogen melalui darah dan cairan sharp injuries (NSIs) yang jauh lebih
tubuh lain dari sumber yang diketahui tinggi.(Cho E. , Lee H., 2014).
maupun yang tidak diketahui. Penerapan
ini merupakan pencegahan dan

Tabel 5 Hubungan Pengetahuan Dengan Kecelakaan Tertusuk Jarum Suntik


Kecelakaan Tertusuk Jarum Suntik
Jumlah
Pengetahuan Tidak Pernah Pernah P Value
n % n % N %
Kurang Baik 7 28 18 72 25 100
Baik 13 37,1 22 62,9 35 100 0,643
Jumlah 20 33,3 40 66,7 60 100

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan yang bermakna antara pengetahuan dengan


responden yang memiliki pengetahuan kejadian luka tusuk jarum suntik pada
yang kurang baik sebgaian besar (72%) perawat di RSUD Liun
pernah mengalami kecelakaan tertusuk Kendage(Mapanawang, Sarah:Pandelaki,
jarum suntik, begitupun responden yang Karel;Panelewen, 2018).
memiliki pengetahuan yang baik sebagian Pengetahuan merupakan faktor yang
besar (62,9%) pernah mengalami mempengaruhi cara berpikir atau bertindak
kecelakaan tertusuk jarum suntik. Hasil uji seseorang ketika melakukan pekerjan.
statistik menunjukkan nilai Pvalue = 0,643 Kurangnya pengetahuan khususnya
(α = 0,05) berarti tidak ada hubungan tentang kesehatan kecelakaan kerja
antara pengetahuan dengan kecelakaan menyebabkan perawat kurang menyadari
tertusuk jarum suntik. pentingnya keselamatan dalam bekerja
Hasil tersebut tidak sesuai dengan sehingga dapat mengakibatkan kejadian
penelitian Sarah Mapanawang (2017) yang kecelakaan kerja.
menunjukkan bahwa terdapat hubungan

236
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan..

Dalam penelitian ini pengetahuan menyampaikan rasa terima kasih kepada


tidak berhubungan, hal ini di karenakan seluruh civitas akademika STIKe Cirebon.
responden yang berpengetahuan baik,
tidak mengaplikasikan apa yang DAFTAR PUSTAKA
diketahuinya sehingga realisasi terhadap
perilaku pencegahan berkurang. Hal ini Ahmad Watik P. (2011). Dasar-dasar
ditunjukkan 72% yang memiliki Metodologi Penelitian Kedokteran
pengetahuan baik pernah mengalami luka dan Kesehatan. Rajagrafindo Husada.
tertusuk jarum suntik. Ayudhita, A. U., Anggreini, S. N., & Putri,
Sejalan dengan hasil penelitian D. E. (2018). Pengaruh Pelatihan
Herlinawati (2018) menunjukkan bahwa Keselamatan Pasien Dengan Metode
tidak ada hubungan pengetahuan dengan Ceramah Terhadap Pemahaman
perilaku pertolongan pertama pada Perawat Mengenai Penerapan Sasaran
kecelakaan (P3K). Karyawan yang Keselamatan Pasien Di Rs Pmc
memiliki pengetahuan tinggi tentang P3K Pekanbaru. Health Care : Jurnal
mereka mengerti tindakan P3K, namun Kesehatan, 7(2), 1–8.
belum tentu dalam parkteknya mereka bisa https://doi.org/10.36763/healthcare.v7
melakukan tindakan P3K dengan baik dan i2.23
benar. Pada kenyataannya karyawan yang CDC. (2008). Work book for designing,
memiliki pengetahuan tinggi dengan implementing and evaluating a
karyawan yang memiliki pengetahuan sharps injury prevention program.
rendah tentang P3K keduanya memiliki https://www.cdc.gov/sharpssafety/pdf
proporsi yang tidak berbeda jauh untuk /sharpsworkbook_2008.pdf
tidak melakukan tindakan P3K di tempat Cho E. , Lee H., C. M. et al. (2014).
kerja(Herlinawati & Azhari, 2020). Factors associated with needlestick
and sharp injuries among hospital
SIMPULAN nurses. Int J Nurs Stud. R.Korea,
Variabel pelatihan dan standar 50(8), 1025–1032.
kerja memiliki hubungan dengan kejadian https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2012
tertusuk jarum, sedangkan variabel yang .07.009.Factors
tidak berhubungan adalah kewaspadaan Departemen Kesehatan. (2005). Instrumen
universal dan pengetahuan. Pelatihan harus Evaluasi Penetapan Standar Asuhan
diberikan secara berkala, sehingga dapat Keperawatan di Rumah Sakit.
terus meningkatkan kompetensi dan Departemen Kesehatan.
mengurangi resiko kecelakaan, perawat Gultom, A., Umboh, J. M. ., & Polii, B.
yang memiliki pengetahuan tinggi masih (2016). Faktor-Faktor Yang
banyak yang mengalami kecelakaan Berhubungan Dengan Penerapan
tertusuk jarum karena melakukan tndakan Kewaspadaan Universal (Universal
mengikuti rutinitas untuk sosialisasi Precaution) Oleh Perawat Di Ruang
standar operational prosedur (SOP) Rawat Inap Penyakit Dalam (Irina C)
dilakukan secara continue agar dapat RSUP. PROF. Dr. R. D. Kandau
meningkatkan kesadaran masing-masing Manado. Public Health Journal, 4(3),
individu untuk melatih budaya kerja secara 36.
aman. Herlinawati, H., & Azhari, T. (2020).
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
UCAPAN TERIMAKASIH Dengan Perilaku Pertolongan Pertama
Penelitian ini dapat terlaksana Pada Kecelakaan (P3K) Pada
dengan bantuan berbagai pihak. Oleh Karyawan Gedung E Bagian Benang.
karena itu peneliti dengan sepenuh hati Jurnal Kesehatan, 9(1), 1040–1047.
https://doi.org/10.38165/jk.v9i1.72

237
Health Care : Jurnal Kesehatan 10 (2) Desember 2021 (230-238)

Hospital safety. (1966). Manitoba Medical Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Review, 46(2), 143–145. Dengan Kecelakaan Pada Perawat Di
Intan, J. (2013). Faktor-faktor yang Rsud Leuwiliang Kabupaten Bogor
berhubungan dengan terjadinya luka Tahun 2018. Jurnal Mahasiswa
tusuk jarum pada paramedis di Kesehatan Masyarakat, 2(2), 163–
RUMKITAL dr. Midiyato S 171.
Tanjungpinang. Ristiani, S. A. (2017). Faktor-faktor yang
Ismara, K. I. M. A. (2020). Perilaku Berhubungan dengan Terjadinya
Mencegah Cedera Tertusuk daN Luka Tusuk Jarum atau Benda Tajam
Tersayat (CTS). Lainnya Pada Perawat di Rumah
Mapanawang, Sarah:Pandelaki, Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Karel;Panelewen, J. (2018). Pringadi Kota Medan. Universitas
Hubungan Antara Pengetahuan, Sumatera Utara.
Kompetensi, Lama Kerja, Beban RS Pertamina. (2019). Data-data HSE
Kerja Dengan Kejadian Tertusuk Company Profile Rumah Sakit
Jarum Suntik Pada Perawat Di Rsud Pertamina Cirebon.
Liun Kendage Tahuna. Jurnal EMBA: Suartini, D. N., Syamsul, A., Jamal, B.,
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Budi, A., & Keperawatan, J. (2020).
Bisnis Dan Akuntansi, 5(3), 4336– IMPLEMENTASI STANDAR
4345. PELAYANAN MINIMAL.
https://doi.org/10.35794/emba.v5i3.1 Tri Wijayanti, S. (2017). Faktor-faktor
9091 yang Berhubungan dengan
Maria, S. (2015). Kejadian Kecelakaan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik
Kerja Perawat Berdasarkan Tindakan pada Perawat dan Bidan di Rumah
Tidak Aman. Jurnal Care, 3(2), 10– Sakit S Jakarta. Universitas Esa
11. Unggul.
Muslim, A., Widjaksena, B., & Widowati, A. (2018). Kesehatan dan
Musyarofah, S. (2013). Faktor-Faktor Keselamatan Kerja Rumah Sakit
Yang Mempengaruhi Kejadian Untuk Mahasiswa dan Rumah Sakit.
Tertusuk Jarum Suntik Pada Perawat. Trans Info Media.
Jurnal Ilmah STIKES Kendal, 3(2),
36–44.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Rineka Cipta.
Nurkhasanah, & Sujianto, U. (2014).
Prosiding konferensi nasional ii ppni
jawa tengah 2014 kepatuhan perawat
dalam penerapan kewaspadaan
universal di rumah sakit dokter
kariadi semarang tahun 2013.
Prosiding Konferensi Nasional Ii
Ppni Jawa Tengah, 222–228.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/
psn12012010/article/download/1146/
1200
Nursalam. (2007). Manajemen
Keperawatan dan Aplikasinya.
Salemba Medika.
Puspitasari, S., & Ginanjar, R. (2019).

238

Anda mungkin juga menyukai