Anda di halaman 1dari 7

PROSIDING:

SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN Inovasi


Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kerja PMIK Dalam Rangka Kendali Biaya Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
KESALAHAN IDENTIFIKASI PASIEN
BERSADARKAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN

1,2* Savitri Citra Budi, 2*Ika Puspitasari, 3Sunartini, 4Lutfan Lazuardi, 5Fatwa Sari Tetra
1, 3, 4, 5Program Doktoral, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, UGM
2Departemen Layanan Informasi dan Kesehatan Sekolah Vokasi, UGM

Email: 1savitri@ugm.ac.id, 2i.puspitasari@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Isu resiko keselamatan pasien menjadi hal yang menarik dan perhatian bagi rumah sakit di Indonesia terutama
berkaitan dengan salah satu dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yaitu identifikasi pasien dengan benar. Tujuan dari
penelitian ini yaitu: [1] Menampilkan persentase Insiden Keselamatan Pasien (IKP) berdasarkan ketepatan identifikasi pasien,
[2] variasi insiden terkait ketepatan identifikasi, [3] identifikasi petugas yang berperan melakukan kesalahan identifikasi
pasien, dan [4] mengetahui faktor penyebab atau yang melatarbelakangi ketidaktepatan identifikasi.
Metode: Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan data yaitu studi
dokumentasi dengan populasi seluruh laporan IKP pada tahun 2017 dan sampel 46 IKP. Penelitian ini dilakukan di
rumah sakit tipe B Pendidikan di Kota Wates .
Hasil: Terdapat 35% IKP yang diakibatkan salah identifikasi pasien dengan kejadian terbesar tidak memakai gelang
yaitu 22% dan terendah 2% yaitu ketidaksesuaian identitas hasil penunjang pada sampul, ketidaksesuaian identitas pada
gelang, ketidaksesuaian identitas pada label, ketidaksesuaian pelaporan identitas hasil pemeriksaan penunjang,
ketidaksesuaian pemberian diet, ketidaksesuaian tanggal tindakan, sampel darah tanpa identitas, dan tidak mendapat
diet dari total kejadian salah identifikasi. Petugas yang berperan yaitu PMIK, dokter, perawat, petugas farmasi, petugas
administrasi, petugas radiologi dan pramusaji. Penyebab yang melatarbelakangi kesalahan identifikasi pasien yaitu
kurangnya ketelitian petugas, keluarga yang tidak melapor, serta gelang lepas.
Kata Kunci: deskriptif kuantitatif , identifikasi pasien, insiden keselamatan pasien

ABSTRACT
Introduction: The issue of patient safety risk is interesting and attention for hospitals in Indonesia, especially
related to one of the 6 Patient Safety Goals, namely identification of patients correctly. The objectives of this
study are: [1] Displays the percentage of Patient Safety Incidents based on the accuracy of patient identification,
[2] variations in incidents related to identification accuracy, [3] identification of officers who play a role in
identifying patients, and [4] or underlying the inaccuracy of identification.
Method: Type of quantitative descriptive research with a cross- sectional design. Data collection techniques
are documentation studies with a population of all Patient Safety Incidents reports in 2017 and a sample of
46 Patient Safety Incidents. The study was conducted at the Type B Education hospital in Wates City.
Results: There were 35% of Patient Safety Incidents due to misidentification of patients with the greatest
incidence of not wearing bracelets, namely 22% and the lowest 2%, namely incompatibility of identity on the
cover, identity mismatch on the bracelet, identity mismatch on the label, incompatibility of identity reporting
results of investigation, non-conformity dieting, mismatch of date of action, blood sample without identity,
and no diet from the total incidence of misidentification. Officers who play a role are medical record staff,
doctors, nurses, pharmacy officers, administrative officers, radiology officers, and waiters. The reason
behind the misidentification of patients is the lack of accuracy of the officers, families who did not report,
and loose wristbands.
Keywords: quantitative descriptive, patient identification, patient safety incidents.

5
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Inovasi Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kerja PMIK Dalam Rangka Kendali
Biaya Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
PENDAHULUAN bersifat diagnostik, teraupetik, maupun pelayanan
Keselamatan pasien telah menjadi isu global sejak tahun pendukung lainnya. Kesalahan identifikasi pasien
1990-an. Isu ini kembali terdorong dengan adanya merupakan akar dari banyaknya kesalahan (insiden)
laporan dari Institute of Medicine (IOM) yakni To Err is terjadi (ACSQHC, 2012).
Human, yang menyampaikan adanya kesalahan medis Mengetahui pentingnya identifikasi pasien dalam
sekitar 10% mulai dari proses penerimaan pasien di upaya pencegahan IKP dan masih banyak terjadi
rumah sakit. Pada laporan tersebut menyampaikan hasil insiden IKP yang disebabkan karena kesalahan
penelitian di Rumah Sakit Utah (Colorado), ditemukan identifikasi membuat peneliti tertarik untuk
insiden sebesar 2,9% dengan 6,6% diantaranya melakukan penelitian mengenai tingkat ketepatan
meninggal. Disampaikan juga hasil penelitian di New identifikasi pasien berdasarkan Sasaran Keselamatan
York dengan angka insiden yang terjadi 3,7% dengan Pasien (SKP) . Tujuan dari penelitian ini yaitu: [1]
13,6% diantaranya meninggal. Insiden keselamatan Menampilkan persentase Insiden Keselamatan Pasien
pasien pada kasus operasi katarak ditemukan 25% di (IKP) berdasarkan ketepatan identifikasi pasien; [2]
negara berpenghasilan rendah dan menengah, sedangkan variasi insiden terkait ketepatan identifikasi pasien;
1% insiden terjadi pada negara yang berpenghasilan [3] identifikasi petugas yang berperan melakukan
tinggi (Jaycock et al., 2009). kesalahan identifikasi pasien, dan; [4] mengetahui
faktor penyebab atau yang melatarbelakangi
Di Indonesia isu resiko keselamatan pasien menjadi
ketidaktepatan identifikasi.
hal yang menarik dan perhatian di rumah sakit. Hal ini
dibuktikan dalam rentang waktu 2006–2011, Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) METODE
melaporkan 877 insiden (RSUDZA dalam Harsul,
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
Syahrul, & Majid, 2018). Pelaporan Insiden
kuantitatif dengan desain cross sectional . Populasi
Keselamatan Pasien (IKP) menjadi hal penting dalam
dari penelitian ini yaitu seluruh laporan insiden
perbaikan mutu pelayanan, sebab dapat digunakan
keselamatan pasien pada tahun 2017 dengan total 146
sebagai koreksi bagi organisasi untuk memperbaiki
IKP di rumah sakit tipe B di Kota Wates dengan
sistem pelayanan yang ada di Rumah Sakit .
sampel 132 IKP. Pengambilan sampel menggunakan
Pada tahun 2012 tim Komite Keselamatan Pasien teknik purposive sampling yaitu laporan insiden pada
Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun melaporkan tahun 2017 yang termasuk dalam 6 SKP.
terdapat 46% kesalahan identifikasi, 36% Pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi
dikarenakan komunikasi efektif sehingga terjadi dengan instrumen lembar studi dokumentasi dari data
medication error, 18% disebabkan prosedur tidak laporan IKP. Penelitian ini menggunakan analisis
dijalankan (Yudhawati & Listiowati, 2016). univariat yang dilakukan pada suatu variabel dari hasil
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui penelitian, yang bertujuan untuk menjelaskan atau
bahwa angka tertinggi terdapat pada kesalahan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
identifikasi yang merupakan insiden yang dapat penelitian. Pada penelitian ini menggunakan variabel
dicegah dengan peningkatan ketelitian petugas. tunggal berupa laporan insiden keselamatan pasien.
Lokasi penelitian dilakukan di salah satu rumah sakit
Keselamatan pelayanan di rumah sakit salah satunya
tipe B Pendidikan di Kota Wates selama bulan
dimulai dari ketepatan identifikasi pasien. Kesalahan
Februari 2019 .
identifikasi pasien diawal pelayanan akan berdampak
pada kesalahan pelayanan pada tahap selanjutnya
(WHO, 2007). Rumah sakit diharuskan menjamin HASIL
kebenaran proses identifikasi sejak pasien pertama kali Berdasarkan hasil studi dokumentasi terhadap laporan
didaftar (Setyowati, 2010). Risiko keselamatan terjadi
insiden tahun 2017, ditemukan berbagai hal tentang
ketika terdapat ketidakcocokan antara pasien dengan
insiden terkait ketepatan identifikasi pasien, meliputi:
item pelayanan yang seharusnya diterima, baik

6
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN Inovasi
Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kerja PMIK Dalam Rangka Kendali Biaya Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1. Persentase Insiden Keselamatan Pasien (IKP) No Judul Insiden Analisis Frek Persentase
Terkait Ketepatan Identifikasi Pasien. 3 Ketidaksesuaian 5 3,42%
Identifikasi pasien dengan benar merupakan proses identitas pada etiket
awal dari pelayanan di rumah sakit. Berikut obat
merupakan persentase insiden terkait ketepatan 4 Gelang lepas 4 2,74%
identifikasi pasien dilihat dari 6 Sasaran 5 Ketidaksesuaian 4 2,74%
Keselamatan Pasien (SKP ). identitas pada sampel
6 Ketidaksesuaian 3 2,05%
Tabel 1. Persentase Insiden Terkait Ketepatan
identitas pada resep
Identifikasi Pasien
7 Ketidaksesuaian 3 2,05%
No Insiden terkait SKP f % identitas pemberian
1 SKP 3: meningkatkan 58 39,73% obat
8 Ketidaksesuaian 2 1,37%
keamanan obat yang perlu identitas hasil
diwaspadai pemeriksaan penunjang
2 S K P 1 : k e t e p a t a n 46 31,51% pada RM
identifikasi pasien 9 Ketidaksesuaian 2 1,37%
3 Lain-lain 14 9,59% identitas pada RM
4 SKP 6: mengurangi risiko 19 13,01% 10 Ketidaksesuaian 1 0,68%
cedera pasien jatuh tanggal tindakan
5 SKP 2:peningkatan 7 4,79% 11 Tidak mendapat diet 1 0,68%
komunikasi yang efektif 12 Ketidaksesuaian 1 0,68%
6 SKP 4: memastikan lokasi 1 0,68% identitas hasil
pembedahan, tindakan dan pemeriksaan penunjang
pasien yang benar pada sampul
7 SKP 5: mengurangi risiko 1 0,68% 13 Sampel darah tanpa 1 0,68%
infeksi akibat perawatan identitas
kesehatan 14 Ketidaksesuaian 1 0,68%
Total 146 100% pemberian diet
15 Ketidaksesuaian 1 0,68%
Tabel 1 menunjukkan ketidaktepatan identifikasi identitas pada gelang
pasien (SKP 1) menempati posisi kedua 16 Ketidaksesuaian 1 0,68%
terbanyak dengan 46 insiden (31,51%, n=146). identitas pada label
17 Ketidaksesuaian 1 0,68%
2. Variasi Insiden Terkait Ketepatan Identifikasi pelaporan identitas hasil
Pasien pemeriksaan penunjang
Insiden terkait ketepatan identifikasi pasien Insiden terkait SKP 1: 46 31,51%
memiliki banyak variasi. Di bawah ini merupakan Ketepatan Identifikasi
pasien
variasi dari insiden ketidaktepatan identifikasi
pasien yang meliputi 17 variasi, yaitu:
Tabel 2 menunjukkan bahwa dalam SKP 1
Tabel 2. Variasi Insiden Terkait Ketepatan
(ketepatan identifikasi pasien) terdapat 17 variasi
Identifikasi Pasien
insiden dengan variasi tertinggi tidak
No Judul Insiden Analisis Frek Persentase terpasangnya gelang identitas 10 kejadian
1 Tidak terpasang gelang 10 6,85% (6,85%) yang sering dilaporkan oleh perawat
2 Ketidaksesuaian warna 5 3,42% ruang rawat inap karena insiden diketahui ketika
gelang pasien masuk ruang perawatan. Bahkan dari

7
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Inovasi Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kerja PMIK Dalam Rangka Kendali
Biaya Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
beberapa insiden terdapat insiden pasien tidak No Penyebab yang Jumlah Persentase
terpasang gelang dari IGD atau TPPRI. melatarbelakangi
3 keluarga tidak 1 2%
3. Petugas Yang Berperan Dalam Insiden Terkait melapor
Ketepatan Identifikasi Pasien 4 Tidak terisi 40 87%
Dari data pelaporan IKP tahun 2017 dapat juga Total 46 100%
mengidentifikasi siapa saja petugas yang
berperan dalam melakukan kesalahan Tabel 4 menunjukkan terdapat 3 penyebab yang
identifikasi pasien yaitu sebagai berikut: melatarbelakangi insiden terkait ketepatan
Tabel 3. Petugas Yang Berperan Dalam Insiden identifikasi pasien. Frekuensi tertinggi yaitu
Terkait Ketepatan Identifikasi Pasien kurangnya tingkat ketelitian dengan 3 kejadian
(6,5%). Pada data pelaporan IKP terdapat 40
No Petugas yang Frek Persentase kejadian yang tidak diketahui penyebabnya
berperan (formulir tidak terisi).
1 Perawat 19 41,30%
2 PMIK 10 21,74%
3 Petugas farmasi 7 15,22% PEMBAHASAN
4 Dokter 4 8,69% 1. Persentase Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
5 Petugas administrasi 3 6,52% Terkait Ketepatan Identifikasi Pasien
6 Petugas BDRS dan 1 2,17%
Keamanan pelayanan rumah sakit salah satunya
perawat
dimulai dari ketepatan identifikasi pasien.
7 Petugas radiologi 1 2,17%
Kesalahan identifikasi pasien di awal pelayanan
8 Pramusaji 1 2,17%
akan berdampak pada pelayanan selanjutnya
Total 46 100% fasilitas pelayanan kesahatan harus menjamin
proses identifkasi ini berjalan dengan benar sejak
Tabel 3 menunjukkan insiden terkait ketepatan
pertama kali pasien didaftar (WHO dalam Budi,
identifikasi pasien yang melibatkan banyak
Salim, & Fatmah, 2018). Selain itu, identifikasi
petugas kesehatan dikarenakan identifikasi
pasien juga melibatkan banyak petugas kesehatan.
dilakukan pertama kali ketika pasien akan
Kejadian insiden terkait ketepatan identifikasi pasien
mendapatkan pelayanan. Pada data di atas
menjadi terbanyak kedua dengan perolehan 31,51%
ditemukan 9 petugas yang terlibat (100%, n=46).
dari semua Insiden Keselamatan Pasien (IKP) yang
telah dikelompokkan berdasarkan 6 Sasaran
4. Penyebab Yang Melatarbelakangi Insiden
Keselamatan Pasien (SKP). Kejadian salah
Terkait Ketepatan Identifikasi Pasien
identifikasi tersebut telah mencakup pasien dewasa
Terdapat beberapa penyebab yang melatar- dan bayi. Menurut KARS (2017) capaian ketepatan
belakangi insiden terkait ketepatan identifikasi identifikasi pasien harus 100% sehingga dapat
pasien yaitu: disimpulkan bahwa capaian terhadap ketepatan
Tabel 4. Penyebab Yang Melatarbelakangi Insiden identifikasi pasien sudah dilaksanakan namun belum
Terkait Ketepatan Identifikasi Pasien optimal dan tidak sesuai dengan KARS.

No Penyebab yang Jumlah Persentase


melatarbelakangi Selain itu, elemen yang harus ada dalam
1 kurangnya tingkat 3 6,5%
identifikasi pasien, yaitu : [1] ada regulasi yang
ketelitian mengatur pelaksanaan identifikasi pasien;
2 Gelang lepas 2 3,3% [2] identifikasi pasien dilakukan dengan
menggunakan minimal 2 (dua) identitas dan
tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien

8
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN Inovasi
Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kerja PMIK Dalam Rangka Kendali Biaya Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
atau lokasi pasien dirawat sesuai dengan regulasi terhadap pelayanan kesehatan yang ada dan
rumah sakit; [3] Identifikasi dilakukan sebelum berakibat pada penurunan mutu pelayanan
dilakukan tindakan, prosedur diagnostis, dan rumah sakit. Pelayanan yang bermutu dan aman
teraupetik; [4] pasien diidentifikasi sebelum bagi pasien saling berkaitan dan tidak dapat
pemberian obat, darah, pengambilan spesimen, dipisahkan (Cahyono, 2008).
dan pemberian diet; [5] pasien diidentifikasi
sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan 2. Variasi Insiden Terkait Ketepatan Identifikasi
intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau Pasien
pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan Variasi didominasi oleh kejadian kesalahan
klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi identifikasi terkait dengan gelang identitas, yaitu
diagnostic, dan identifikasi terhadap pasien koma 10 kejadian (6,85 %) gelang tidak terpasang
(KARS, 2017). terdapat juga 1 kejadian (0,68 %) ketidaktepatan
Berdasarkan hasil studi dokumentasi di atas identitas pada gelang, gelang lepas sebanyak 4
diketahui bahwa terdapat beberapa elemen yang kejadian (2,74 %), serta ketidaksesuaian warna
belum terlaksana dengan baik yaitu: [1] Identifikasi gelang sebanyak 5 kejadian (3,42%).
dilakukan sebelum dilakukan tindakan, prosedur
Bahan yang digunakan untuk gelang identitas
diagnosis, dan teraupetik; [2] pasien diidentifikasi
pasien harus memenuhi pertimbangan kualitas,
sebelum pemberian obat, darah, pengambilan
daya tahan dan keamanan gelang (Apriliawati,
spesimen, dan pemberian diet; [3] pasien
2010). Akan tetapi, pada kenyataannya salah
diidentifikasi sebelum pemberian radioterapi,
identifikasi yang berkaitan dengan gelang
menerima cairan intravena, hemodialisis,
menjadi hal yang sering terjadi rumah sakit ini.
pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, Insiden terkait identifikasi pada bayi, terjadi
prosedur radiologi diagnostic, dan identifikasi petugas melakukan identifikasi dengan nama yang
terhadap pasien koma. Kesalahan identifikasi pasien ada pada box bayi tanpa melakukan pengecekan
merupakan akar masalah adanya banyak kesalahan ulang pada gelang yang dipakai bayi. Hal ini juga
yang terjadi (WHO, 2007). Risiko terjadi ketika tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
terdapat ketidakcocokan antara pasien dengan item (KKPRS, 2015), pasien diidentifikasi
pelayanan yang diterima, baik diagnostik, teraupetik menggunakan minimal dua identitas pasien, tidak
maupun pelayanan pendukung lainnya (ACSQHC, boleh menggunakan kode kamar atau lokasi
2012). pasien. Ketidaksesuaian identitas ini dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan bagi
Setiap pasien perlu diberikan identitas pasien
pasien serta dapat merugikan petugas kesehatan
dengan tepat karena tidak semua pasien dapat
dan institusi kesehatan terkait.
mengungkapkan identitas secara lengkap dam
benar. Hal tersebut karena beberapa pasien 3. Petugas Yang Berperan Dalam Insiden Terkait
dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, Ketepatan Identifikasi Pasien
tidak sadar sepenuhnya, bertukar tempat tidur
atau kamar atau lokasi dalam rumah sakit atau Ketika akan melakukan tindakan kepada pasien,
kondisi lain yang menyebabkan kesalahan petugas diharuskan untuk melakukan proses
identifikasi pasien (KARS, 2017). identifikasi kepada pasien agar dapat menghindari
kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
Kejadian Keselamatan Pasien sekecil apapun harus membahayakan keselamatan pasien. Selain
ditangani, jika tidak hal ini akan berdampak penting untuk keamanan pasien, ketepatan
terhadap kepuasan pasien dan akan mempengaruhi identifikasi juga merupakan bentuk perlindungan
image rumah sakit. Dampak yang terjadi akibat pada petugas karena semakin meningkatnya
rumah sakit tidak menerapkan keselamatan pasien kesadaran hukum masyarakat (Anggraeni et al,
yaitu menurunnya kepercayaan masyarakat 2014). Berdasarkan pada hasil data di atas,

9
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Inovasi Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kerja PMIK Dalam Rangka Kendali
Biaya Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dalam pelaksanaannya petugas kesehatan tidak Menurut IHI ( Institute for Healthcare
selalu melakukan verifikasi saat akan melakukan Improvement) (2016 ) bahwa terdapat beberapa
tindakan medis. Hal ini dapat diketahui dari hal yang melibatkan pasien dalam keselamatan
berbagai insiden di atas yang melibatkan petugas yaitu: [1] melibatkan dalam pertemuan multi
kesehatan, meliputi: [1] PMIK, [2] dokter, disiplin, [2] melibatkan sebagai rekan untuk
[3] perawat, [4] petugas farmasi, [5] petugas memonitor, dan [3] merekrut pasien dan
administrasi, [6] petugas radiologi, [7] petugas anggota keluarga menjadi komite pasien.
BDRS, dan [8] pramusaji.
Proses verifikasi sangat menentukan, sehingga KESIMPULAN
diperlukan pendekatan dilakukan oleh perawat
Persentase Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
sebelum tindakan medis dilakukan. Pelaksanaan
berdasarkan kesalahan identifikasi pasien (SKP 1)
prosedur verifikasi pasien oleh petugas gizi, petugas
yaitu 31,51% dari 146 IKP yang dilaporkan dengan
laborat serta petugas radiologi pada umumnya selalu
variasi tertinggi dari kesalahan identifikasi tertinggi
dilaksanakan (Anggraeni et al., 2014). yaitu tidak terpasang gelang dengan 10 kejadian
(6,85%) dan terendah ketidaksesuaian identitas hasil
4. Penyebab Yang Melatarbelakangi Insiden
pemeriksaan pada sampul; ketidaksesuaian identitas
Terkait Ketepatan Identifikasi Pasien
pada gelang; ketidaksesuaian identitas pada label;
Insiden terkait ketepatan identifikasi pasien ketidaksesuaian identitas pada rekam medis 1);
disebabkan oleh ketidaktelitian petugas, salah ketidaksesuaian pelaporan identitas hasil pemeriksaan
gelang, dan keluarga yang tidak melapor. penunjang; ketidaksesuaian pemberian diet;
Ketelitian petugas masih menjadi hal yang ketidaksesuaian tanggal tindakan; sampel darah tanpa
menjadi permasalahan dalam proses identifikasi identitas; serta tidak mendapat diet dengan masing-
pasien dengan benar. Kebijakan dan SPO masing 1 kejadian (0,68%). Petugas yang berperan
identifikasi pasien belum budaya bagi petugas, dalam kejadian salah identifikasi meliputi: 1] dokter;
evaluasi identifikasi belum dilaksanakan secara 2] perawat; 3] petugas administrasi; 4] Petugas BDRS
rutin oleh manajemen menyebabkan pelaksanaan dan perawat; 5] petugas farmasi; 6] petugas radiologi;
identifikasi pasien tidak optimal (Yudhawati & 7] PMIK; 8] Pramusaji yang disebabkan oleh: [1]
Listiowati, 2016). ketidaktelitian petugas; [2] salah gelang dan; [3]
keluarga yang tidak melapor.
Keluarga yang tidak melapor termasuk faktor
penting yang menyebabkan kesalahan identifikasi
dikarenakan sebagian pasien dan keluarga belum UCAPAN TERIMAKASIH
terbiasa dengan prosedur verifikasi (Anggraeni et
Terimakasih kepada Rumah Sakit tipe B Pendidikan
al., 2014) dan pentingnya identifikasi pasien
sebelum dilakukan prosedur pengobatan dan
di Kota Wates yang telah memberikan izin untuk
perawatan. Oleh karena itu, pasien maupun melakukan penelitian berkaitan dengan Insiden
keluarga terdekat harus diberikan penjelasan yang Keselamatan Pasien (IKP).
cukup tentang tujuan dari prosedur verifikasi dan
risiko jika tidak dilakukan verifikasi. Selain itu, DAFTAR PUSTAKA
rencana kesehatan mental nasional memiliki
ACSQHC. (2010). Improving Quality And Safety
beberapa konsep patient-centred salah satunya
By Focusing Care On Patients and Consumers.
adalah konsumen, kerabat, dan keluarga harus Retrieved from https://www.safetyandquality.
harus terlibat secara aktif dalam semua level gov.au
kebijakan dan mengemvangkan layanan. Mereka
ACSQHC. (2012). Standard 5 Patient Identification
harus diinformasikan terkait pilihan pelayanan,
and Procedure Matching. Retrieved from http://
mengantisipasi risiko, dan manfaat pelayanan
www.safetyandquality.gov.au
(ACSQHC, 2010).

10
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN Inovasi
Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kerja PMIK Dalam Rangka Kendali Biaya Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Anggraeni, D., Hakim, L., & I, C. W. (2014). Evaluasi (2009). The Cataract National Dataset electronic
Pelaksanaan Sistem Identifikasi Pasien di multi-centre audit of 55 567 operations: Updating
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Evaluation on benchmark standards of care in the United
Patient Identification System Implementationin Kingdom and internationally. Eye, 23(1), 38–49.
Hospital ’ s Inpatient Unit, 28(1), 99–104. https://doi.org/10.1038/sj.eye.6703015
Budi, S. C., Salim, M. F., & Fatmah. (2018). Peran KARS. (2017). Standar Nasional Akreditasi Rumah
Perekam Medis, 1–6. Sakit Edisi 1.
Cahyono, J. B. S. B. (2008). Membangun Budaya KKPRS. (2015). Pedoman Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien Dalam Praktik Kedokteran. Keselamatan Pasien (IKP).
Yogyakarta: Kanisius.
Setyowati, D. (2010). Hubungan Kepemimpinan Head
Harsul, W., Syahrul, S., & Majid, A. (2018). Penerapan Ners dengan Penerapan Budaya Keselamatan
Budaya Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Di Pasien Oleh Perawat Pelaksanaan di RSUPN Dr.
Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B Provinsi Cipto Mangun Kusumo. Universitas Indonesia.
Sulawesi Selatan, 2(2), 119–126.
WHO. (2007). Patient Identification Patient Safety
Institute for Healthcare Improvement. (2016). Solutions, 1(2). Retrieved from http://www.
Involve Patients in Safety Initiatives. Retrieved who.int
from http://www.ihi.org
Yudhawati, D. D., & Listiowati, E. (2016). Evaluasi
Jaycock, P., Johnston, R. L., Taylor, H., Adams, M., Penerapan Identifikasi Pasien di Bangsal Rawat
Tole, D. M., Galloway, P., … Sparrow, J. M. Inap RSI Siti Aisyah Madiun, 1–10.

11

Anda mungkin juga menyukai