Abstrak
Hubungan antara dokter pasien,bila kita melihat hubungan ini dari perspektif kedokteran maka
hubungan dokter pasien adalah hubungan medik, namun selain hubungan medik dalam hubungan
dokter pasien juga dikenal hubungan hukum. Hubungan -hubungan ini tidak jarang berbenturan,
untuk mencapai hubungan yang harmonis maka perlu menyadari hak dan kewajiban masing-
masing namun dalam hubungan ini seringkali pasien berada di posisi yang lemah karena
ketidaktahuannnya terhadap haknya.Maka dari itu penting untuk mengkaji apa saja hak pasien dan
bentuk perlindungan hukumnya Metode pendekatan yang digunakan dalam penyusunan penulisan
hukum ini adalah pendekatan yuridis normatif. Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analitis.
Jenis data yang dipakai dalam penulisan hukum ini adalah data sekunder.Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah dengan studi kepustakaan. Metode analisis data adalah analisis data
kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa hak pasien yang paling
dikemukakan dalam doktrin dan pendapat ahli hukum kesehatan antara lain adalah hak atas
informasi medik, hak atas persetujuan tindakan kedokteran hak atas pendapat kedua, hak untuk
melihat rekam medik. Mengenai Pengaturan perlindungan hukum hak – hak pasien dalam
Peraturan Perundang-undangan tentang kesehatan di Indonesia sudah mulai diperhatikan dan
dilindungi namun belum diatur secara terperinci sehingga kurang melindungi hak pasien. Kata
Kunci: Hak Pasien, Perlindungan Hukum , Pengaturan , Kesehatan
Abstract
The physician – patient relationship, if we see this relationship from the perspective of the medical
then the physician – patient relationship is medical relationship,but besides medical relationship,
also known as legal relationship. These relationships are not infrequently collide, to achieve
harmonious relationships thus need to be aware of the rights and obligations of each, but in this
relationship often patients are in a weak position because of their ignorance against the
right. Therefore it is important to examine what are the rights of the patient and legal form of
protection method of the approach used on this research is
juridical normative approach. Specification of the research is descriptive analytic. Types of
data used in this research is secondary data. The data collection method used is by the study
of librarianship. Methods of data analysis is the analysis of qualitative data. Based on the
results of research and discussion, some of the patient's rights are the most advanced in
the doctrine and expert opinion health law are rights
over medical information, medical action approval rights . rights to a second opinion, the right to
see medical record. About Setting the protection of legal rights – the rights of patients in the
Legislation about health in Indonesia have started to be noticed and protected but not yet
regulated in detail so that less protecting the rights of patients.
1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
kode etik.” Istilah ini umumnya sama sekali.Kasus ini jika dipakai
digunakan terhadap sikap tindak dari tolak ukur Hunter v Hanley maka
para dokter, pengacara, dan akuntan. pada pihak dokter itu dapat dianggap
Kegagalan untuk memberikan terdapat kelalaian, dalam arti Karena
pelayanan profesional dan tidak memberikan informasi kepada
melakukannya pada ukuran tingkat pasien bahwa ada resiko
keterampilan dan kepandaian yang ketidaksuburan jika memakai terapi
wajar oleh teman sejawat rata-rata Chlorombucil.
dari profesinya didalam masyarakat, Berdasarkan contoh kasus diatas
hingga mengakibatkan luka, dapat kita pelajari bahwa salah satu
kehilangan, atau kerugian pada hak pasien yang dilanggar dan
penerima layanan yang mempercayai diabaikan adalah hak atas informasi
mereka, termasuk didalamnya adalah medik, yaitu pasien berhak
sikap tindak profesi yang salah, mengetahui segala sesuatu yang
kurang keterampilan yang tidak berkaitan dengan keadaan penyakit,
wajar, menyalahi kewjiban profesi yakni tentang diagnosis, tindak
atau hukum, praktik yang sangat medik yang dilakukan, risiko dari
buruk, ilegal,atau sikap tindak dilakukan atau tidak dilakukannya
amoral.2 tindak medik tersebut.maka dari itu
Salah satu contoh kasus malpraktek pengetahuan akan perlindungan
adalah kasus Goorkani v. Tayside hukum hak pasien diharapkan akan
Health Board, Lochbroom 3: meningkatkan kualitas sikap tindak
Goorkani menederita sakit mata yang yang hati - hati dari tenaga kesehatan
dinamakan Bechet, walaupun diobati Penulisan ini dimaksudkan untuk
ia tetap kehilangan penglihatan satu mengetahui dan mengkaji bagaimana
mata. Mata satunya juga sudah perlindungan hukum hak pasien
terkena infeksi. Melihat keadaan sehubungan dengan hak asasi pasien
sedemikan serius maka oleh dokter dalam pelayanan kesehatan pada
diputuskan untuk memberikan terapi umumnya dan hak pasien dalam
immune-suppresif dengan hubungan dokter pasien pada
Cholorambucil. Penglihatan mata khususnya.
yang tinggal satu ini berhasil A. Rumusan Masalah :
diselamatkan, tetapi setelah terapinya Berdasarkan latar belakan yang telah
selesai, Goorkani ternyata menjadi diuraikan sebelumnya maka dapat
tidak subur lagi (infertility). Adanya dirumuskan masalah yaitu :
hubungan kasual antara obat dan 1.Apa saja yang menjadi hak asasi
ketidaksuburan tidak dapat pasien dan bentuk perlindungannya
disangkal, namun di satu sisi bila dalam pelayanan medis
tidak dengan terapi Chorambucil 2. Bagaimana pengaturan dan
adalah hampir pasti bahwa mata kebijakan hukum mengenai hak
kirinya juga pasti akan buta dan ia pasien dalam tatanan hukum positif
akan kehilangan penglihatannya di indonesia
B. Tujuan Penelitian
2 Ari Yunanto,Cs. “Hukum Pidana Penulisan ini bertujuan untuk
Malpraktik Medik” (Yogyakarta: Andi ,2009) mendapatkan informasi mengenai :
hlm. 27
3 J. Guwandi, Malpraktek Medik,
(Jakarta: Balai penerbit FK UI, 1993) hlm
87
3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
Untuk rekam medis pada sarana hak pasien, beberapa hak pasien yang
pelayanan kesehatan rumah sakit paling dikemukakan dan juga yang
wajib disimpan sekurang-kurangnya merupakan hak asasi dari pasien
untuk jangka waktu 2 (dua) tahun antara lain adalah: hak atas informasi
terhitung dari tanggal terakhir pasien medik, hak atas persetujuan tindakan
berobat. Setelah batas waktu kedokteran hak atas pendapat kedua,
dilampaui rekam medis dapat hak untuk melihat rekam medik.
dimusnahkan. 2. Pengaturan perlindungan hukum
hak – hak pasien dalam Peraturan
b. Kepemilikan Perundang-undangan tentang
Hal mengenai kepemilikan rekam kesehatan di Indonesia, didasarkan
medis diatur didalam Pasal 12 yang pada Undang– Undang No. 36 tahun
menyatakan bahwa: “Berkas rekam 2009 Tentang kesehatan dan
medis milik sarana pelayanan Undang–Undang No. 29 tahun 2004
kesehatan, isi rekam medis Tentang Praktik kedokteran adapun
merupakan milik pasien, isi rekam hak – hak pasien yang dilindungi
medis dalam bentuk ringkasan rekam dalam kedua undang – undang ini
medis, ringkasan rekam medis adalah mendapatkan penjelasan
diberikan dicatat atau dicopy oleh secara lengkap tentang tindakan
pasien atau orang yang berhak atau medis, meminta pendapat dokter atau
atas persetujuan tertulis pasien atau dokter gigi lain, mendapatkan
keluarga yang berhak untuk itu” pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medis , menolak tindakan medis dan
Berdasarkan pembahasan diatas mendapatkan isi rekam medis,
maka hak pasien di indonesia telah rahasia kedokteran dan hak untuk
diatur dan dilindungi di dalam menuntut rugi atas kesalahan atau
peraturan perundang – undangan kelalaian dalam pelayanan kesehatan,
yaitu Undang – Undang Nomor 29 yang kemudian diatur lebih lanjut
tahun 2004 Tentang Praktik dalam beberapa peraturan menteri
Kedokteran dan Undang – Undang kesehatan. Dengan adanya berbagai
Nomor 36 tahun 2009 Tentang ketentuan peraturan perundang–
Kesehatan yang kemudian mengenai undangan yang berlaku di Indonesia
pelaksanaannya diatur lebih lanjut tersebut menunjukan bahwa hak-hak
dalam beberapa Peraturan Menteri pasien sudah mulai diperhatikan dan
Kesehatan, hal ini menunjukan dilindungi oleh hukum. Namun
bahwa hak – hak pasien telah dalam belum ada Undang – Undang
diperhatikan dan dilindungi oleh khusus yang mengatur mengenai hak
hukum positif Indonesia, meskipun pasien sehingga hanya diatur dalam
masih diatur di dalam beberapa pasal beberapa pasal saja, dan beberapa
saja dalam Undang- Undang dan hak pasien yang diatur khusus dalam
belum terperinci. peraturan pelaksana yaitu peraturan
menteri kesehatan seperti rekam
IV. KESIMPULAN medik,rahasiakedokteran,
1. Berbagai doktrin dan pendapat persetujuan tindakan medik,
yang dikeluarkan oleh para ahli mengenai ini ada beberapa hal yang
Hukum Kesehatan tentang isi dari
12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
V. DAFTAR PUSTAKA
Guwandi, J. 1993. Tindakan Medik
dan Tanggungjawab Produk
Medik. Jakarta: Balai penerbit
FK UI
Guwandi, J. 1993. Malpraktek
Medik. Jakarta: Balai penerbit
FK UI
Hendrik. 2011. Etika dan Hukum
Kesehatan. Jakarta: EGC
M, Chrisdiono. 1996. Pernak –
Pernik Hukum
Kedokteran:Melindungi Pasien
dan Dokter. Jakarta: Widya
Medika
Rahardjo, Satjipto. 2000. Ilmu
Hukum. Bandung: Citra Aditya
Bakti
Yunanto, Ari. 2009. Hukum Pidana
Malpraktik Medik. Yogyakarta:
Andi
Saifudin, Azwar. 2004. Metode
penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Supranto, J. 2003. Metode Penelitian
dan Statistik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
13