OLEH :
2022/2023
SOAL
1. Hubungan antara pasien dan dokter semula merupakan hubungan antara individu
(ranah Private). Akan tetapi apabila dalam perawatan terjadi meninggalnya atau
terjadi cacat terhadap pasien yang disebabkan oleh adanya kesalahan prosedur dalam
penanganan pasien, maka hubungan tersebut dapat berubah menjadi tindak pidana
(ranah hukum pidana). Dilain pihak, dokter sebelum melaksanakan tindakan
terhadap pasien harus menjelaskan segala sesuatu terkait dengan tindakan yang akan
dilaksanakan yang kemudian pasien/keluarga menandatangani Informed consent
yaitu persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah
mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran
gigi yang akan dilakukan terhadap pasien. Berdasarkan pernyataan di atas,
menurut pendapat saudara apakah informed consent dapat menjadi dasar
peniadaan pidana?
JAWABAN
1.Menurut pendapat saya,Setiap instansi kesehatan atau rumah sakit itu harus
menandatangani surat yang bernama Informed consent,Bagi dokter informed consent
memberikan rasa aman dalam menjalankan tindakan medis pada pasien, juga bisa dijadikan
sebagai alat pembelaan diri terhadap kemungkinan adanya tuntutan atau gugatan dari
pasien atau keluarganya bila hasil dari tindakan medis menimbulkan akibat yang tidak
diinginkan.dan juga para dokter di rumah sakit itu aman dan terlindungi dari surat Informed
consent. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman pasien yang sering
kali menganggap suatu tindakan sebagai malpraktik jika hasilnya tidak sesuai harapan. Jika
pasien setuju untuk menjalani tindakan medis dari dokter, baik untuk tujuan pemeriksaan
atau pengobatan, dokter atau perawat akan meminta pasien untuk menandatangani
surat informed consent yang menyatakan persetujuan tersebut.
Namun, apabila pasien menolak, dokter atau perawat juga dapat meminta pasien
untuk menandatangani surat penolakan. Surat ini berisi pernyataan bahwa pasien tidak
setuju dengan tindakan medis yang disarankan dan telah memahami konsekuensi atas
pilihannya tersebut.
Dan juga tersebut pasien memiliki kedudukan yang sama dengan dokter atau tenaga
kesehatan. Pasien berhak untuk menentukan tindakan-tindakan medis apa saja yang boleh
dan tidak boleh dilakukan terhadap tubuhnya. Hak pasien atas tubuhnya sendiri merupakan
salah satu hak asasi manusia, di mana Munir Fuady menggolongkannya sebagai salah satu
hak di bawah payung hak untuk menentukan nasib sendiri atau the right to self-
determination. Sehebat apapun seorang dokter, tetap tidak diperbolehkan melakukan
tindakan-tindakan medis terhadap pasiennya jika tidak mendapatkan persetujuan.
B. Pasal 66 ayat (1) UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Dokter, Pasal 58 ayat
(1) UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Pasal 77 UU No 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.