Oleh :
KESEHATAN
SUMBER DAYA KESEHATAN UPAYA KESEHATAN
PELAY KES. PEMELIHARAAN KES. UPAYA KES. INDIVIDU
HUB
TENAGA KES.
SARANA KES.
R.S
HUBUNGAN MEDIK
UPAYA KES.
HUBUNGAN HUKUM
HUB
KURATIF
PREVENTIF
RHTATIP
SUBJEK HUKUM
SUBJEK HUKUM
PROMOTIF
SUBJEK HUKUM
PRIBADI MANUSIA DOKTER
RS
SUBJEK HUKUM
PASIEN BD HUKUM
MELETAKAN
PERJANJIAN
UU
prestasi
prestasi
UPAYA SEMAKSIMAL MUNGKIN (TDK DPT DIUKUR)
BEDAH KOSMETIK
DRG
ORTOPEDI
LANDASAN ETIKA
Prinsip-prinsip etika (moral principles) menghendaki agar dokter memperhatikan 4 hal, yaitu : 1. Beneficence & non maleficence (to do good, not harm). 2. Justice (as a fairness or as distributive justice). 3. Fidelity (menunjukkan kejujuran dan kesetiaan terhadap tanggung jawab yang diemban). 4. Autonomy (menghormati hak pasien untuk membuat keputusan).
Sekarang Kontraktual
Cenderung mengabaikan otonomi pasien Masing-masing memiliki kebebasan Kedua belah pihak selalu mengadakan perikatan/ perikatan
Hubungan biomedis aktif pasif (Hubungan medis) Hanya ada kegiatan pihak dokter Pasien pasif Timbul Hubungan yg tidak seimbang (tidak sempurna)
Hanya atas dasar kepercayaan thd kemampuan dokter untuk berupaya semaksimal mungkin
Dokter Sub Hk
Pasien Sub Hk
Perjanjian Kontrak
lahir
lahir
UU
Mengapa upaya semaksimal mungkin/ ikhtiar (inspanningverbintenis) ? Dipengaruhi oleh berbagai faktor :
Kepatuhan pasien Virulensi kuman Stadium penyakit Respon individual terhadap obat Risiko diluar kemampuan dokter
Dalam Pelaksanaan pelayanan medik terdapat kerugian pasien Apakah harus selalu dokter bertanggung jawab ? Pendapat pasien : kerugian disebabkan kesalahan dokter harus dibuktikan Dokter : Tuntutan pasien sangat dihindari, ditakuti Menyangkut nama baik Kredibilitasnya sebagai pengemban profesi yg mulia
Over standar Menghindari risiko tuntutan Sub standar Merugikan masyarakat sendiri
Sengketa dalam hubungan antara dokter dan pasien ? Suatu kondisi dimana tidak tercapainya kesepakatan antara dokter dan pasien mengenai kerugian dalam pengobatan
Berawal dari ketidakpuasan salah satu pihak atas pelaksanaan hak dan kewajiban pihak lain Memahami hak dan kewajiban masing-masing pihak merupakan kunci memahami pokok masalah
Kerugian ?
Berdasarkan hukum (perikatan) Dokter dalam melakukan tindakan yg benar bila memenuhi syarat-syarat :
1. 2.
3.
Ada indikasi medis, untuk tujuan yg konkrit Menurut aturan-aturan yg berlaku di dlm ilmu kedokteran Harus mendapat persetujuan dari pasien
Yang merasa dirugikan hanya merendam perasaan tidak puas atas keprihatinan
Yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas atau keprihatinan (secara langsung/ kepihak lain)
Tidak dpt terselesaikan
Bukan sengketa
SENGKETA
3.
4.
5.
Identifikasi masalah pokok Tetapkan pihak mana yg dapat dibebani tanggung jawab teliti statusnya Apakah ada perikatan atau kontrak bila ada dasar hukum ? Pertimbangkan peraturan khusus mana yg berlaku dan peraturan mana yg terkait dg sengketa. Pertimbangkan dan tetapkan tindakan-tindakan apa dan bentuk sikap yg bagaimana yg harus dipersiapkan
Sengketa Medik
Pengertian :
Secara eksplisit dlm UU No.23/92 tentang kesehatan tidak dimuat Tetapi mengatur mengenai ganti rugi akibat kesalahan/ kelalaian
Dlm UU praktek kedokteran secara implisit Sengketa medik adalah sengketa yg terjadi karena kepentingan pasien dirugikan oleh tindakan dokter atau dokter gigi yg menjalankan praktek kedokteran
Pasal 66 ayat 1 UU tentang praktek kedokteran Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada ketua mejelis kehormatan disiplin kedokteran.
Prof. Hermien Hadiati Koeswadji, SH Medik sebagai kedokteran Secara umum bahwa medik berhubungan dengan pengobatan. Sengketa medik : suatu kondisi dimana terjadi perselisihan atau persengketaan dalam praktek kedokteran.
UUPK
Hak memperoleh informasi Hak memberikan persetujuan Hak atas rahasia kedokteran Hak memilih dokter Hak memilih sarana kesehatan Hak menolak tindakan medis Hak atas second opinion Hak atas rekam medis Hak beribadat menurut agama dan kepercayaan
Hak mendapat penjelasan secara lengkap atas tindakan medis (pasal 45 ayat 3) Meminta pendapat dokter/ dokter ahli. Mendapat pelayanan sesuai dg kebutuhan medis Menolak tindakan medis Mendapatkan isi rekam medis
lanjutan
Kewajiban pasien
UUPK
Memberikan informasi lengkap dan jujur Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter/ dokter gigi Mematuhi ketentuan yg berlaku di sarana pelayanan Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yg ia terima
UU No. 29/2004 tentang praktek kedokteran (UUPK) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas standar profesi dan standar prosedur operasional Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional Memperoleh informasi yg lengkap dan jujur dari pasien/ keluarganya Menerima imbalan jasa
Kesadaran hukum masyarakat makin meningkat Dapat dibuktikan adanya kesalahan profesional Kesalahan/ kelalaian berkaitan dengan melawan hukum Mampu bertanggung jawab bila menyadari perbuatannya
Criminal Malpractice
Memenuhi rumusan delik pidana Adanya sikap batin yg salah : Kesengajaan (intensional) Kecerobohan (recklessness) Kealpaan/ kurang hati-hati (negligence)
Aborsi Melakukan Euthanasia Membocorkan rahasia kedokteran Tidak melakukan pertolongan dlm keadaan emergensi Menerbitkan surat keterangan dokter yg tdk benar Membuat visum et repertum yg tdk benar Memberikan keterangan tdk benar di pengadilan sebagai ahli
Contoh yg bersifat ceroboh (recklessness) : - Tindakan medik yang tidak lege artis - Tindakan medik tanpa informed consent
Contoh kurang hati-hati (negligence) : - Meninggalkan gunting dlm perut pasien - Pasien menderita luka-luka termasuk cacat atau meninggal dunia,
Pada criminal malpractice, tanggung jawabnya bersifat individu dan personal. Tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit.
Contoh : Seorang dokter ahli kandungan sepakat menolong sendiri persalinan sesuai keinginan, pembukaan jalan lahir baru 1 cm, dokter meninggalkannya untuk satu keperluan dan diperkirakan tidak lama
Ketika tiba kembali di tempat ternyata pasien telah melahirkan selamat dibantu tenaga kesehatan yg lain.
Dlm hal ini dokter dapat digugat atas dasar civil malpractice, membayar ganti rugi immaterial, yaitu perasaan cemas selama menunggu kedatangan dokter yang sangat dipercayai .
Tidak melakukan kesepakatan yg wajib dilakukan, Melakukan apa yg menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat Melakukan apa yg menurut kesepakatannya wajib dilakukan tapi tidak sempurna Melakukan apa yg menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.
Untuk dapat menuntut ganti rugi harus dipenuhi unsur-unsur sebagai berikut (malpraktek) pasal 1365 KUHPerdata
Adanya perbuatan melawan hukum Adanya kesalahan/ kelalaian Adanya kerugian Ada hubungan kausalitas (sebab akibat) antara kesalahan dan kerugian
2. 3.
Adanya perbuatan yg melanggar undangundang, ketertiban dan kesusilaan Adanya perbuatan yg melanggar hak orang lain Adanya perbuatan yg tidak memenuhi kewajiban yg harus dipenuhi (wanprestasi)
Yg dapat menentukan kesalahan/ kelalaian medik adalah orang yg satu profesi dg situasi dan kondisi yg sama.
Polisi, hakim, jaksa tidak dapat menentukan adanya kesalahan/ kelalaian medik
Pengaturan KEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia). Kode etik : pedoman perilaku Permenkes No.343/Menkes/CC/X/1983 Disusun berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Kode etik kedokteran Indonesia mengatur hubungan antar manusia yang mencakup kewajiban umum dokter, hubungan dokter dg pasien, kewajiban dokter thd sejawatnya, kewajiban dokter thd diri sendiri
Menarik imbalan yg tdk wajar atau menarik imbalan jasa dari keluarga sejawat dokter/ dokter gigi Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawatnya Memuji diri sendiri di hadapan pasien Tidak pernah mengikuti pendidikan kedokteran secara berkesinambungan Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri
Pelanggaran Etikolegal
Pelayanan dokter dibawah standar Menerbitkan surat keterangan palsu Membuka rahasia jabatan atau pekerjaan dokter Abortus provokatus Pelecehan seksual
3.
4. 5.
Berbuat secara teliti Harus sesuai ukuran medis berdasarkan ilmu pengetahuan medis dan pengalaman Sesuai dengan kemampuan rata-rata yg dimiliki seorang dokter dg kategori keahlian yang sama Situasi dan kondisi yang sama Dengan sarana dan upaya yg wajar sesuai dg tujuan tindakan medis tertentu
4. Perspektif UUPK
Bila terjadi sengketa antara dokter dan pasien yang didasarkan UU perlindungan konsumen Dirasakan oleh dokter sangat berpihak pd konsumen/ pasien maka IDI bersama Depkes mengusulkan RUU Praktek Kedokteran Lex Specialis
Hubungan HUKUM
Dokter Pasien Hub karena UU
Zaakwarneming Pasien tdk sadar dan dokter tdk mungkin memberikan informasi dokter dpt melakukan tindakan tanpa seizin pasien dg sukarela Zaakwarneming pasal 1354 KUH Perdata Mengambil alih tanggung jawab dari seseorang sampai yg bersangkutan sanggup mengurus sendiri
Hub kontraktual
Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Diagnosis Therapi : - obat - Operasi/ tindakan medis - Nasehat Membuat rekam medis
Resultaatverbintenis
Berdasarkan hasil kerja
2.
Inspanningverbintenis
Berdasarkan usaha yang maksimal
4.
Kesepakatan dari pihak-pihak yg bersangkutan Kecakapan dlm membuat suatu perikatan Syarat Suatu hal tertentu obyektif Suatu sebab yang halal
Syarat subyektif
Kesepakatan
Pd perjanjian terapeutik, ada hal-hal khusus misal : Informed Consent
Yaitu hak pasien untuk mengijinkan dilakukan tindakan medis Kehendak sepihak secara yuridis = hak pasien Dapat dibatalkan setiap saat (oleh pasien) KUHPerd 1320 pembatalan perjanjian dari kedua belah pihak
Kecakapan
Cakap hukum - usia 21 tahun - < 21 tahun dan belum menikah Tidak cakap (pasal 1330 KUHPerd)
Apakah dokter harus menolak bila kedatangan pasien sendiri yang berumur < 21 tahun ?
Hal tertentu
Obyek hukum usaha semaksimal mungkin penyembuhan Yuridis disebut inspanningverbintenis Dokter tidak memberikan jaminan kepastian
Obyek hukum hak yang pasti dan diperbolehkan menurut hukum Harus memiliki sebab yang diizinkan Pasal 1337 KUHPerd : terlarang apabila bertentangan dengan Perundang-undangan contoh Abortus provocatus kriminalis
Profesi kedokteran mendapat sorotan dari masyarakat Citra dokter semakin melemah Melemahnya kepercayaan masyarakat thd etika profesi sering menyebabkan sengketa
Bahwa perikatan yg terjadi sifat inspanningverbintenis Menganggap hasil akhir yang terpenting Hasil tidak sesuai dengan harapan malpraktek
lanjutan
Adanya berbagai perubahan dlm masyarakat Pengaruh Ekonomi Moral semakin pudar, materialisme beberapa dokter mementingkan materi daripada kehormatan profesi Adanya kompetisi sesama dokter berbagai cara untuk menarik pasien, dokter semakin banyak (luar negeri)
1.
lanjutan
2.
Perkembangan masyarakat semakin meningkat Me kesadaran hukum akan hak dan kewajibannya Semakin mengerti ttg penyakit baca media dan
3.
4.
Meningkatnya IPTEK nilai etik kadang terabaikan Globalisasi Ekonomi persaingan RS profit oriented moral dan etika para dokter ikut tergeser Persaingan diantara para farmasi, laboratorium, alkes
5.
Jika timbul ketidak puasan pasien thd dokter dlm melaksanakan upaya pengobatan Ketidakpuasan karena adanya dugaan kesalahan/ kelalaian Ada anggapan bahwa isi perjanjian terapeutik tidak terpenuhi/ dilanggar oleh dokter
Penyebab
Informasi dan alternatif tidak lengkap Kapan informasi disampaikan Cara penyampaian informasi (lisan, lengkap, jujur dan benar) kecuali bila merugikan pasien Yang berhak memberikan informasi dokter yang menangani seringkali diwakilkan Yang berhak atas informasi pasien/ keluarga
Terjadi dalam hubungan antara dokter dan pasien Obyek sengketa adalah upaya penyembuhan oleh dokter Pihak yg merasa dirugikan seringkali adalah pasien Kerugian disebabkan adanya kesalahan dokter (malpraktek)
PENYELESAIAN SENGKETA
KEADILAN
KEPASTIAN
Kedudukan Hak dan kewajiban Para pihak Sejauh mana Hak dan kewajiban salah satu pihak tidak terpenuhi
Persiapan Intervensi
Mengidentifikasi dan mengubah pendekatan Mengidentifikasi dan mengurangi prasangka
2.
Meningkatkan kesadaran dan mobilisasi untuk mendukung perubahan pd tahap ini yang dilakukan
lanjutan
3. 4.
5.
Perdata
Pidana
Sebagian besar
Mediasi
Arbitrase
Negosiasi pada tahap ini masing-masing pihak tujuannya adalah klarifikasi tentang masalah yang terjadi untuk mencapai kesepakatan tentang cara penyelesaiannya. Prinsipnya berlangsung diantara keduanya tetapi dalam hal komunikasi sudah tidak memadai (tidak dapat berjalan secara langsung) maka dapat ditempuh dengan bantuan fasilitator. Fasilitator landasan bagi negosiasi selanjutnya secara langsung.
lanjutan
b)
Mediasi dalam proses mediasi ini jelas dibutuhkan keterlibatan pihak ketiga selaku mediator. Prinsip utama dalam proses ini adalah bahwa mediator dapat diterima oleh kedua belah pihak. Peranan mediator adalah untuk menyelesaikan proses dan memandu kedua belah pihak dalam tahap-tahap penyelesaian.
lanjutan
c)
Arbitrase dalam proses arbitrase maka arbitrator mendengarkan. Mengutip pasal 1 sub No. 1 UU No.30 tahun 1999, tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sebgketa disebutkan bahwa arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan umum mendasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh yang bersengketa
lanjutan
Medi - Arbitrase adalah bentuk campuran yang seringkali terjadi karena sulitnya membedakan mediasi dan arbitrase
d)
SKEMA NEGOSIASI
PIHAK A
Sendiri/ Negosiator
PIHAK B
Sendiri/ Negosiator
lanjutan
MEDIATION
Definisi
Penyelesaian sengketa secara damai dimana ada keterlibatan pihak ketiga yang netral (mediator), yang secara aktif membantu pihakpihak yang bersengketa untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak (MEDIASI)
lanjutan Upaya penyelesaian sengketa yg juga melibatkan pihak ketiga sebagai pencegah, hanya sedikit berbeda dengan mediation, dalam concilation para pihak memiliki concilator sendiri, para concilator, memilih concilator ketiga untuk memimpin jalannya proses concilation. Hasil kerja concilator diajukan kepada para pihak yang bersengketa untuk dimintakan persetujuan mereka
SKEMA MEDIATION
PIHAK A
PIHAK B
MEDIATOR
Keuntungan Mediasi
Para pihak yg bersengketa dpt tetap berhubungan baik. Hal ini sangat baik bagi hubungan bisnis karena pd dasarnya bertumpu pada good relationship dan mutual trust. Lebih murah dan cepat
lanjutan
Bersifat rahasia (confidential), sengketa yang timbul tidak sampai diketahui oleh pihak luar, penting untuk menjaga reputasi pengusaha karena umumnya tabu untuk terlibat sengketa Hasil-hasil memuaskan semua pihak Kesepakatan-kesepakatan lebih komprehensif Kesepakatan yang dihasilkan dapat dilaksanakan
PERAN MEDIATOR
Mediator dalam suatu mediasi/ konsiliasi hendaknya dapat melakukan tindakan sebagai berikut :
a.
b.
c. d.
Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan perundingan Memimpin diskusi yang netral Memelihara/ menjaga aturan perundingan Mengendalikan emosi para pihak
lanjutan
e.
f.
g.
h.
Mendorong para pihak agar dpt mengungkapkan pikiran Membawa pesan dari satu pihak serta menyampaikannya pada pihak lain Pendorong realitas memberi pengertian kepada pihak bahwa tuntutannya tdk mungkin dicapai Siap menjadi orang yang dipersalahkan
Syarat Mediator
1. 2.
3.
4. 5. 6.
Membangun kepercayaan Menganalisa konflik Mengumpulkan informasi Berbicara secara jelas Mendengarkan dengan penuh perhatian Meringkas/ merumuskan ulang pembicaraan para pihak
lanjutan
7.
8. 9.
10.
11.
Menyusun aturan perundingan Mengorganisir pertemuan perundingan Mengatasi emosi para pihak/ salah satu pihak Mengungkapkan kepentingan yang masih tersembunyi Menyusun kesepakatan
ARBITRASE DI INDONESIA
ARBITER
Adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau yang ditunjukkan oleh PN atau oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase.
Yang dapat ditunjuk atau diangkat menjadi arbiter harus memenuhi syarat
a. b. c.
d.
e.
Cakap melakukan tindakan hukum Berumur paling rendah 35 tahun Tidak mempunyai hubunngan keluarga sedarah atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan salah satu pihak yang bersengketa Tidak mempunyai kepentingan dengan salah satu pihak bersengketa Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif
(2)
Hakim, jaksa, panitera, pejabat peradilan lainnya tidak dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter
Seorang arbiter dapat ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri apabila tidak tercapai kesepakatan antara para pihak. Penunjukkan arbiter berarti para pihak memberikan wewenang kepada arbiter untuk memilih dan membentuk arbiter yang ketiga Arbiter ketiga diangkat oleh ketua majelis arbitrase.
lanjutan
Apabila dalam 30 hari setelah pemberitahuan diterima oleh pemohon dan salah satu pihak tidak menunjukkan seseorang yang akan menjadi anggota majelis arbitrase, maka arbiter yang ditunjuk oleh pihak lain akan bertindak sebagai arbiter tunggal dan putusannya mengikat kedua belah pihak Jadi pada dasarnya arbiter dapat dilakukan secara tunggal atau oleh majelis tergantung kondisi dan kasus.
Penyelesaian sengketa medik sebaiknya diselesaikan diluar pengadilan oleh karena bila diselesaikan di pengadilan birokrasi, waktu lama, biaya lebih mahal dan hasilnya kadang menyakitkan salah satu pihak atau keduanya