Anda di halaman 1dari 85

SENGKETA MEDIK dan PENYELESAIAN SENGKETA MEDIK

Oleh :

NUR HAJRIYA BRAHMI FK UPN VETERAN JAKARTA 2010

UU No.23/92 Ttg KESEHATAN

KESEHATAN
SUMBER DAYA KESEHATAN UPAYA KESEHATAN
PELAY KES. PEMELIHARAAN KES. UPAYA KES. INDIVIDU
HUB

TENAGA KES.

SARANA KES.

DOKTER BIDAN PERAWAT APOTEKER

R.S PKM PRAKTEK DOKTER POLIKLINIK

TENAGA KES. PASIEN


TERBENTUK

MASYARAKAT PPM UKS KESUNG

R.S

HUBUNGAN MEDIK
UPAYA KES.

HUBUNGAN HUKUM
HUB

KURATIF
PREVENTIF

RHTATIP

SUBJEK HUKUM

SUBJEK HUKUM

PROMOTIF

HUBUNGAN HUKUM DIATUR DLM UU PERDATA


IKATAN

SUBJEK HUKUM
PRIBADI MANUSIA DOKTER
RS

SUBJEK HUKUM
PASIEN BD HUKUM

MELETAKAN

HAK Ps. 1233 lahir

KEWAJIBAN PERIKATAN VERBINTENIS


DOKTRIN HUKUM

PERJANJIAN

Ps. 1233 KUH PDL

UU

PERIKATAN HASIl Resultaat Verbintenis HASIL (DPT DIUKUR)

prestasi

PERIKATAN IKHTIAR InspaningVerbintenis

prestasi
UPAYA SEMAKSIMAL MUNGKIN (TDK DPT DIUKUR)

BEDAH KOSMETIK

DRG

ORTOPEDI

LANDASAN ETIKA
Prinsip-prinsip etika (moral principles) menghendaki agar dokter memperhatikan 4 hal, yaitu : 1. Beneficence & non maleficence (to do good, not harm). 2. Justice (as a fairness or as distributive justice). 3. Fidelity (menunjukkan kejujuran dan kesetiaan terhadap tanggung jawab yang diemban). 4. Autonomy (menghormati hak pasien untuk membuat keputusan).

Hubungan Dokter - Pasien


Awalnya Paternalistik

Moral dasarnya prinsip sikap baik (Beneficence) Kepercayaan

Sekarang Kontraktual

Cenderung mengabaikan otonomi pasien Masing-masing memiliki kebebasan Kedua belah pihak selalu mengadakan perikatan/ perikatan

Hubungan Dokter dengan Pasien


DOKTER Pakar (keahlian) Aktif
PASIEN Sakit (awam) Pasif

Hubungan biomedis aktif pasif (Hubungan medis) Hanya ada kegiatan pihak dokter Pasien pasif Timbul Hubungan yg tidak seimbang (tidak sempurna)

Hanya atas dasar kepercayaan thd kemampuan dokter untuk berupaya semaksimal mungkin

Dokter Sub Hk

Objek hukum Pelay kesehatan Pemeliharaan kes

Pasien Sub Hk

Perjanjian Kontrak

lahir

lahir

Hak = kewajiban (PERIKATAN) Hub yg setara

UU

Mengapa upaya semaksimal mungkin/ ikhtiar (inspanningverbintenis) ? Dipengaruhi oleh berbagai faktor :
Kepatuhan pasien Virulensi kuman Stadium penyakit Respon individual terhadap obat Risiko diluar kemampuan dokter

Dalam Pelaksanaan pelayanan medik terdapat kerugian pasien Apakah harus selalu dokter bertanggung jawab ? Pendapat pasien : kerugian disebabkan kesalahan dokter harus dibuktikan Dokter : Tuntutan pasien sangat dihindari, ditakuti Menyangkut nama baik Kredibilitasnya sebagai pengemban profesi yg mulia

Banyaknya tuntutan dokter dalam prakteknya defensif


Over standar Menghindari risiko tuntutan Sub standar Merugikan masyarakat sendiri

Sengketa dalam hubungan antara dokter dan pasien ? Suatu kondisi dimana tidak tercapainya kesepakatan antara dokter dan pasien mengenai kerugian dalam pengobatan

Berawal dari ketidakpuasan salah satu pihak atas pelaksanaan hak dan kewajiban pihak lain Memahami hak dan kewajiban masing-masing pihak merupakan kunci memahami pokok masalah

Kerugian ?

Cacat Luka Kematian

Metode-metode penyelesaian sengketa Diperlukan pedoman-pedoman


Peraturan Hukum Etika profesi

Berdasarkan hukum (perikatan) Dokter dalam melakukan tindakan yg benar bila memenuhi syarat-syarat :
1. 2.

3.

Ada indikasi medis, untuk tujuan yg konkrit Menurut aturan-aturan yg berlaku di dlm ilmu kedokteran Harus mendapat persetujuan dari pasien

1 dan 2 dikenal lege artis dan 3 dikenal informed consent

Pengertian sengketa medik


Konflik Perbedaan kepentingan antara kedua pihak/ lebih
PIHAK

Yang merasa dirugikan hanya merendam perasaan tidak puas atas keprihatinan

Yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas atau keprihatinan (secara langsung/ kepihak lain)
Tidak dpt terselesaikan

Bukan sengketa

SENGKETA

Bila terjadi sengketa, apa yg perlu dilakukan ?


1. 2.

3.

4.

5.

Identifikasi masalah pokok Tetapkan pihak mana yg dapat dibebani tanggung jawab teliti statusnya Apakah ada perikatan atau kontrak bila ada dasar hukum ? Pertimbangkan peraturan khusus mana yg berlaku dan peraturan mana yg terkait dg sengketa. Pertimbangkan dan tetapkan tindakan-tindakan apa dan bentuk sikap yg bagaimana yg harus dipersiapkan

Sengketa Medik
Pengertian :

Secara eksplisit dlm UU No.23/92 tentang kesehatan tidak dimuat Tetapi mengatur mengenai ganti rugi akibat kesalahan/ kelalaian

Dlm UU praktek kedokteran secara implisit Sengketa medik adalah sengketa yg terjadi karena kepentingan pasien dirugikan oleh tindakan dokter atau dokter gigi yg menjalankan praktek kedokteran

Pasal 66 ayat 1 UU tentang praktek kedokteran Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada ketua mejelis kehormatan disiplin kedokteran.

Prof. Hermien Hadiati Koeswadji, SH Medik sebagai kedokteran Secara umum bahwa medik berhubungan dengan pengobatan. Sengketa medik : suatu kondisi dimana terjadi perselisihan atau persengketaan dalam praktek kedokteran.

Hak dan Kewajiban Pasien


Hak pasien didalam literatur hukum kesehatan

UUPK

Hak memperoleh informasi Hak memberikan persetujuan Hak atas rahasia kedokteran Hak memilih dokter Hak memilih sarana kesehatan Hak menolak tindakan medis Hak atas second opinion Hak atas rekam medis Hak beribadat menurut agama dan kepercayaan

Hak mendapat penjelasan secara lengkap atas tindakan medis (pasal 45 ayat 3) Meminta pendapat dokter/ dokter ahli. Mendapat pelayanan sesuai dg kebutuhan medis Menolak tindakan medis Mendapatkan isi rekam medis

lanjutan
Kewajiban pasien

UUPK

Memberikan informasi Mengikuti petunjuk/ nasihat dokter Memberikan honorarium

Memberikan informasi lengkap dan jujur Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter/ dokter gigi Mematuhi ketentuan yg berlaku di sarana pelayanan Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yg ia terima

Hak dan Kewajiban Dokter

UU No. 29/2004 tentang praktek kedokteran (UUPK) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas standar profesi dan standar prosedur operasional Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional Memperoleh informasi yg lengkap dan jujur dari pasien/ keluarganya Menerima imbalan jasa

Tanggung jawab dokter


1. Perspektif hukum pidana

Kesadaran hukum masyarakat makin meningkat Dapat dibuktikan adanya kesalahan profesional Kesalahan/ kelalaian berkaitan dengan melawan hukum Mampu bertanggung jawab bila menyadari perbuatannya

Bagaimana seseorang bersalah atau tidak menurut hukum ?


Ada 3 faktor 1. Keadaan batin orang yg melakukan pelaku menyadari atau tidak perbuatannya merupakan perbuatan yg dilarang 2. Adanya hubungan batin antara pelaku dg perbuatannya, berupa kesengajaan dan alpa (kelalaian/ kealpaan) 3. Tidak ada alasan pemaaf

Criminal Malpractice

Memenuhi rumusan delik pidana Adanya sikap batin yg salah : Kesengajaan (intensional) Kecerobohan (recklessness) Kealpaan/ kurang hati-hati (negligence)

Contoh yg bersifat sengaja (intentional):

Aborsi Melakukan Euthanasia Membocorkan rahasia kedokteran Tidak melakukan pertolongan dlm keadaan emergensi Menerbitkan surat keterangan dokter yg tdk benar Membuat visum et repertum yg tdk benar Memberikan keterangan tdk benar di pengadilan sebagai ahli

Contoh yg bersifat ceroboh (recklessness) : - Tindakan medik yang tidak lege artis - Tindakan medik tanpa informed consent
Contoh kurang hati-hati (negligence) : - Meninggalkan gunting dlm perut pasien - Pasien menderita luka-luka termasuk cacat atau meninggal dunia,

Pada criminal malpractice, tanggung jawabnya bersifat individu dan personal. Tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit.

2. Perspektif hukum perdata


Dokter dianggap bertanggung jawab bila Melakukan wanprestasi (pasal 1239 KUHPerdata) Melakukan perbuatan melawan hukum (pasal 1365 KUHPerdata) Melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian (pasal 1366 KUHPerdata) Melalaikan pekerjaan sebagai penanggung jawab (pasal 1367 (3)KUHPerdata)

CIVIL MALPRACTICE Tidak melaksanakan kewajibannya (ingkar janji).

Contoh : Seorang dokter ahli kandungan sepakat menolong sendiri persalinan sesuai keinginan, pembukaan jalan lahir baru 1 cm, dokter meninggalkannya untuk satu keperluan dan diperkirakan tidak lama

Ketika tiba kembali di tempat ternyata pasien telah melahirkan selamat dibantu tenaga kesehatan yg lain.
Dlm hal ini dokter dapat digugat atas dasar civil malpractice, membayar ganti rugi immaterial, yaitu perasaan cemas selama menunggu kedatangan dokter yang sangat dipercayai .

Tindakan civil malpractice antara lain

Tidak melakukan kesepakatan yg wajib dilakukan, Melakukan apa yg menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat Melakukan apa yg menurut kesepakatannya wajib dilakukan tapi tidak sempurna Melakukan apa yg menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.

Untuk dapat menuntut ganti rugi harus dipenuhi unsur-unsur sebagai berikut (malpraktek) pasal 1365 KUHPerdata

Adanya perbuatan melawan hukum Adanya kesalahan/ kelalaian Adanya kerugian Ada hubungan kausalitas (sebab akibat) antara kesalahan dan kerugian

Perbuatan Melanggar Hukum


Pasal 1365 KUHPerdata
1.

2. 3.

Adanya perbuatan yg melanggar undangundang, ketertiban dan kesusilaan Adanya perbuatan yg melanggar hak orang lain Adanya perbuatan yg tidak memenuhi kewajiban yg harus dipenuhi (wanprestasi)

Pasal 1365 KUHPerdata


Tiap perbuatan melanggar hukum yg membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang karena salah menertibkan kerugian itu, mengganti kerugian tsb

Kelalaian (Negligent) Pasal 1366 KUHPerdata


Adanya kekurang hati-hatian yg dilakukan dalam situasi dan kondisi yg sama apabila pasien tdk dapat menentukan kekurang hati-hatian yang dilakukan dokter maka tidak ada kasus

Siapa yg dapat menentukan Kesalahan/ Kelalaian Medik ?

Yg dapat menentukan kesalahan/ kelalaian medik adalah orang yg satu profesi dg situasi dan kondisi yg sama.
Polisi, hakim, jaksa tidak dapat menentukan adanya kesalahan/ kelalaian medik

3. Perspektif Etik Profesi

Pengaturan KEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia). Kode etik : pedoman perilaku Permenkes No.343/Menkes/CC/X/1983 Disusun berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Kode etik kedokteran Indonesia mengatur hubungan antar manusia yang mencakup kewajiban umum dokter, hubungan dokter dg pasien, kewajiban dokter thd sejawatnya, kewajiban dokter thd diri sendiri

Bagaimana bentuk pelanggaran Terhadap KEKI ?

Pelanggaran etik semata-mata Pelanggaran etik sekaligus pelanggaran hukum

Pelanggaran Etik murni

Menarik imbalan yg tdk wajar atau menarik imbalan jasa dari keluarga sejawat dokter/ dokter gigi Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawatnya Memuji diri sendiri di hadapan pasien Tidak pernah mengikuti pendidikan kedokteran secara berkesinambungan Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri

Pelanggaran Etikolegal

Pelayanan dokter dibawah standar Menerbitkan surat keterangan palsu Membuka rahasia jabatan atau pekerjaan dokter Abortus provokatus Pelecehan seksual

Standar profesi medik (Leenen)


1. 2.

3.

4. 5.

Berbuat secara teliti Harus sesuai ukuran medis berdasarkan ilmu pengetahuan medis dan pengalaman Sesuai dengan kemampuan rata-rata yg dimiliki seorang dokter dg kategori keahlian yang sama Situasi dan kondisi yang sama Dengan sarana dan upaya yg wajar sesuai dg tujuan tindakan medis tertentu

4. Perspektif UUPK
Bila terjadi sengketa antara dokter dan pasien yang didasarkan UU perlindungan konsumen Dirasakan oleh dokter sangat berpihak pd konsumen/ pasien maka IDI bersama Depkes mengusulkan RUU Praktek Kedokteran Lex Specialis

Kenyataan UUPK dianggap suatu ketidakadilan

Hubungan HUKUM
Dokter Pasien Hub karena UU
Zaakwarneming Pasien tdk sadar dan dokter tdk mungkin memberikan informasi dokter dpt melakukan tindakan tanpa seizin pasien dg sukarela Zaakwarneming pasal 1354 KUH Perdata Mengambil alih tanggung jawab dari seseorang sampai yg bersangkutan sanggup mengurus sendiri

Hub kontraktual

Kebebasan Kedudukan sama/setara Mengadakan Perikatan/perjanjian

Dalam kontrak terapeutik yang datang melalui perjanjian/ perikatan dimulai

Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Diagnosis Therapi : - obat - Operasi/ tindakan medis - Nasehat Membuat rekam medis

Dalam ilmu hukum dikenal 2 jenis perjanjian


1.

Resultaatverbintenis
Berdasarkan hasil kerja

2.

Inspanningverbintenis
Berdasarkan usaha yang maksimal

Syarat sahnya perjanjian dlm pasal 1320 KUHPerd


1. 2. 3.

4.

Kesepakatan dari pihak-pihak yg bersangkutan Kecakapan dlm membuat suatu perikatan Syarat Suatu hal tertentu obyektif Suatu sebab yang halal

Syarat subyektif

Kesepakatan
Pd perjanjian terapeutik, ada hal-hal khusus misal : Informed Consent

Yaitu hak pasien untuk mengijinkan dilakukan tindakan medis Kehendak sepihak secara yuridis = hak pasien Dapat dibatalkan setiap saat (oleh pasien) KUHPerd 1320 pembatalan perjanjian dari kedua belah pihak

Kecakapan
Cakap hukum - usia 21 tahun - < 21 tahun dan belum menikah Tidak cakap (pasal 1330 KUHPerd)

Belum dewasa (belum menikah/ < 21 tahun) Dibawah pengampuan

Apakah dokter harus menolak bila kedatangan pasien sendiri yang berumur < 21 tahun ?

Hal tertentu

Obyek hukum usaha semaksimal mungkin penyembuhan Yuridis disebut inspanningverbintenis Dokter tidak memberikan jaminan kepastian

Sebab yang halal

Obyek hukum hak yang pasti dan diperbolehkan menurut hukum Harus memiliki sebab yang diizinkan Pasal 1337 KUHPerd : terlarang apabila bertentangan dengan Perundang-undangan contoh Abortus provocatus kriminalis

Sengketa Medik (dlm hubungan dokter dan pasien)


Di era Global

Profesi kedokteran mendapat sorotan dari masyarakat Citra dokter semakin melemah Melemahnya kepercayaan masyarakat thd etika profesi sering menyebabkan sengketa

Hal-hal yg mempengaruhi terjadinya sengketa

Adanya perbedaan persepsi sebagian masyarakat


~ ~

Bahwa perikatan yg terjadi sifat inspanningverbintenis Menganggap hasil akhir yang terpenting Hasil tidak sesuai dengan harapan malpraktek

Adanya kesalahan pemahaman antara dokter dan pasien


~ ~

Pasien tidak mengerti istilah kedokteran Enggan untuk bertanya

Adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan

lanjutan

Adanya berbagai perubahan dlm masyarakat Pengaruh Ekonomi Moral semakin pudar, materialisme beberapa dokter mementingkan materi daripada kehormatan profesi Adanya kompetisi sesama dokter berbagai cara untuk menarik pasien, dokter semakin banyak (luar negeri)

1.

lanjutan
2.

Perkembangan masyarakat semakin meningkat Me kesadaran hukum akan hak dan kewajibannya Semakin mengerti ttg penyakit baca media dan

internet Me kesadaran masyarakat untuk menggunakan pengacara

3.
4.

Meningkatnya IPTEK nilai etik kadang terabaikan Globalisasi Ekonomi persaingan RS profit oriented moral dan etika para dokter ikut tergeser Persaingan diantara para farmasi, laboratorium, alkes

5.

menggunakan jasa dokter sebagai perantara

Penyebab terjadinya sengketa

Jika timbul ketidak puasan pasien thd dokter dlm melaksanakan upaya pengobatan Ketidakpuasan karena adanya dugaan kesalahan/ kelalaian Ada anggapan bahwa isi perjanjian terapeutik tidak terpenuhi/ dilanggar oleh dokter

Penyebab

Informasi dan alternatif tidak lengkap Kapan informasi disampaikan Cara penyampaian informasi (lisan, lengkap, jujur dan benar) kecuali bila merugikan pasien Yang berhak memberikan informasi dokter yang menangani seringkali diwakilkan Yang berhak atas informasi pasien/ keluarga

Ciri-ciri sengketa Medik

Terjadi dalam hubungan antara dokter dan pasien Obyek sengketa adalah upaya penyembuhan oleh dokter Pihak yg merasa dirugikan seringkali adalah pasien Kerugian disebabkan adanya kesalahan dokter (malpraktek)

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

PENYELESAIAN SENGKETA

PINTU TERAKHIR PARA PIHAK


mendapatkan

KEADILAN

KEPASTIAN

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA


BERPANGKAL KESETARAAN KEDUDUKAN DOKTER PASIEN

Kedudukan Hak dan kewajiban Para pihak Sejauh mana Hak dan kewajiban salah satu pihak tidak terpenuhi

Kesalahan yang dilakukan para pihak

Langkah-langkah penyelesaian sengketa


1.

Persiapan Intervensi
Mengidentifikasi dan mengubah pendekatan Mengidentifikasi dan mengurangi prasangka

2.

Meningkatkan kesadaran dan mobilisasi untuk mendukung perubahan pd tahap ini yang dilakukan

Melobi Berkampanye Tindakan langsung yg bertujuan mengubah situasi

lanjutan
3. 4.

Pencegahan Mempertahankan kehadiran


Perlindungan Pemantauan dan observasi

5.

Memungkinkan suatu penyelesaian dalam tahap ini dilakukan


Membangkitkan kepercayaan Menfasilitasi dialog/ mediasi Negosiasi Arbitrasi

Penyelesaian tersebut setidak-tidaknya dapat dianggap langkah PENYELESAIAN DILUAR PENGADILAN

PERSPEKTIF HUKUM ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA


melalui PERADILAN NON PERADILAN Sistem ADR (Alternatif Dispute Resolution)

Perdata

Pidana

Tata usaha negara

Sebagian besar

Negosiasi Ganti Rugi Sejauh masih dpt ditempuh cara lain

Mediasi

Arbitrase

Cara-cara ADR lebih diharapkan

Sistem ADR mulai populer dewasa ini di Indonesia


a)

Negosiasi pada tahap ini masing-masing pihak tujuannya adalah klarifikasi tentang masalah yang terjadi untuk mencapai kesepakatan tentang cara penyelesaiannya. Prinsipnya berlangsung diantara keduanya tetapi dalam hal komunikasi sudah tidak memadai (tidak dapat berjalan secara langsung) maka dapat ditempuh dengan bantuan fasilitator. Fasilitator landasan bagi negosiasi selanjutnya secara langsung.

lanjutan
b)

Mediasi dalam proses mediasi ini jelas dibutuhkan keterlibatan pihak ketiga selaku mediator. Prinsip utama dalam proses ini adalah bahwa mediator dapat diterima oleh kedua belah pihak. Peranan mediator adalah untuk menyelesaikan proses dan memandu kedua belah pihak dalam tahap-tahap penyelesaian.

lanjutan
c)

Arbitrase dalam proses arbitrase maka arbitrator mendengarkan. Mengutip pasal 1 sub No. 1 UU No.30 tahun 1999, tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sebgketa disebutkan bahwa arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan umum mendasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh yang bersengketa

lanjutan
Medi - Arbitrase adalah bentuk campuran yang seringkali terjadi karena sulitnya membedakan mediasi dan arbitrase

d)

SKEMA NEGOSIASI

PIHAK A
Sendiri/ Negosiator

PIHAK B
Sendiri/ Negosiator

Kunci Sukses Negosiasi

BERPIKIR LOGIS (LOGICAL)


Setiap orang akan menghadapi kesulitan dalam negosiasi, bila harus beradu argumen dengan menghadapi fakta-fakta. Perkuatlah posisi dengan pernyataan faktual dalam berargumentasi.

lanjutan

BERSIKAP PRESISTEN (PRESISTENT)


Dalam proses negosiasi kita dapat terbawa arus oleh pihak lawan untuk membahas hal yang tidak relevan untuk mengacaukan argumen atau posisi, waspadalah dan bersikap presistent, agar tidak terbawa oleh irama lawan.

BERSIKAP SABAR (PATIENT)


Jika proses negosiasi berjalan lambat, jangan terpancing, karena mungkin merupakan strategi lawan agar kita mau memberikan konsesi-konsesi.

MEDIATION

Definisi
Penyelesaian sengketa secara damai dimana ada keterlibatan pihak ketiga yang netral (mediator), yang secara aktif membantu pihakpihak yang bersengketa untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak (MEDIASI)

lanjutan Upaya penyelesaian sengketa yg juga melibatkan pihak ketiga sebagai pencegah, hanya sedikit berbeda dengan mediation, dalam concilation para pihak memiliki concilator sendiri, para concilator, memilih concilator ketiga untuk memimpin jalannya proses concilation. Hasil kerja concilator diajukan kepada para pihak yang bersengketa untuk dimintakan persetujuan mereka

SKEMA MEDIATION

PIHAK A

PIHAK B

MEDIATOR

Keuntungan Mediasi

Para pihak yg bersengketa dpt tetap berhubungan baik. Hal ini sangat baik bagi hubungan bisnis karena pd dasarnya bertumpu pada good relationship dan mutual trust. Lebih murah dan cepat

lanjutan

Bersifat rahasia (confidential), sengketa yang timbul tidak sampai diketahui oleh pihak luar, penting untuk menjaga reputasi pengusaha karena umumnya tabu untuk terlibat sengketa Hasil-hasil memuaskan semua pihak Kesepakatan-kesepakatan lebih komprehensif Kesepakatan yang dihasilkan dapat dilaksanakan

PERAN MEDIATOR
Mediator dalam suatu mediasi/ konsiliasi hendaknya dapat melakukan tindakan sebagai berikut :
a.

b.
c. d.

Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan perundingan Memimpin diskusi yang netral Memelihara/ menjaga aturan perundingan Mengendalikan emosi para pihak

lanjutan
e.

f.

g.

h.

Mendorong para pihak agar dpt mengungkapkan pikiran Membawa pesan dari satu pihak serta menyampaikannya pada pihak lain Pendorong realitas memberi pengertian kepada pihak bahwa tuntutannya tdk mungkin dicapai Siap menjadi orang yang dipersalahkan

Syarat Mediator
1. 2.

3.
4. 5. 6.

Membangun kepercayaan Menganalisa konflik Mengumpulkan informasi Berbicara secara jelas Mendengarkan dengan penuh perhatian Meringkas/ merumuskan ulang pembicaraan para pihak

lanjutan
7.
8. 9.

10.

11.

Menyusun aturan perundingan Mengorganisir pertemuan perundingan Mengatasi emosi para pihak/ salah satu pihak Mengungkapkan kepentingan yang masih tersembunyi Menyusun kesepakatan

ARBITRASE DI INDONESIA
ARBITER

Adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau yang ditunjukkan oleh PN atau oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase.

Syarat Arbiter di Indonesia


Pasal 12 UU No.30 Tahun 1999
(1)

Yang dapat ditunjuk atau diangkat menjadi arbiter harus memenuhi syarat
a. b. c.

d.

e.

Cakap melakukan tindakan hukum Berumur paling rendah 35 tahun Tidak mempunyai hubunngan keluarga sedarah atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan salah satu pihak yang bersengketa Tidak mempunyai kepentingan dengan salah satu pihak bersengketa Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif

(2)

Hakim, jaksa, panitera, pejabat peradilan lainnya tidak dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter

SYARAT ARBITER DI INDONESIA

Seorang arbiter dapat ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri apabila tidak tercapai kesepakatan antara para pihak. Penunjukkan arbiter berarti para pihak memberikan wewenang kepada arbiter untuk memilih dan membentuk arbiter yang ketiga Arbiter ketiga diangkat oleh ketua majelis arbitrase.

lanjutan

Apabila dalam 30 hari setelah pemberitahuan diterima oleh pemohon dan salah satu pihak tidak menunjukkan seseorang yang akan menjadi anggota majelis arbitrase, maka arbiter yang ditunjuk oleh pihak lain akan bertindak sebagai arbiter tunggal dan putusannya mengikat kedua belah pihak Jadi pada dasarnya arbiter dapat dilakukan secara tunggal atau oleh majelis tergantung kondisi dan kasus.

Penyelesaian sengketa medik sebaiknya diselesaikan diluar pengadilan oleh karena bila diselesaikan di pengadilan birokrasi, waktu lama, biaya lebih mahal dan hasilnya kadang menyakitkan salah satu pihak atau keduanya

Anda mungkin juga menyukai