Anda di halaman 1dari 42

Palliative Care dan Kualitas Hidup

Tuti Pahria, S.Kp, M.Kes, Ph.D


Apa itu asuhan
paliatif?

Asuhan paliatif adalah upaya yang


dapat dilakukan untuk orang yang
menderita penyakit yang tak
dapat disembuhkan

2
Apa itu asuhan
paliatif?
KASUS
Ibu Bunga, 35 thn dgn kanker payudara stadium
akhir. Suami bekerja sebagai buruh. Memiliki dua
anak berusia 12 dan 8 tahun.
Tidak ada perkembangan atas pengobatan. Pasien
diprediksi meninggal dlm 6-9 bln.
Luka yg berbau tajam di bagian kanker, dan
merasakan nyeri diseluruh tubuh.
Terus menerus merasa khawatir & takut akan
kematian.

Bagaimana cara anda membantu ibu Bunga dan


Definisi asuhan paliatif
“asuhan paliatif adalah pendekatan yang
dapat meningkatan kualitas hidup pasien
dan keluarganya saat menghadapi
permasalahan yang berhubungan dengan
penyakit yang mengancam jiwa, dengan
cara mencegah dan mengurangi
penderitaan melalui identifikasi dini,
pengkajian cermat menyeluruh,
meredakan rasa sakit dan gejala lainnya
dalam hal fisik, psikososial dan spiritual”
World Health Organization (2014)

4
Key points in the WHO
approach
- Palliatiev Care diberikan sejak awal, tidak hanya pada End of
life saja.
- Penekanan pada holistic care: kesejahteraan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual.
- Melibatkan keluarga dan orang terdekat dari klien
- Menekankan pada pengkajian yang komprehensif, mengenali
masalah lebih awal dan interevensi yg tepat.
- Perhatian pada dampak pengobatan: chemotherapy and
radiotherapy.
- Palliative care dapat dilakukan di berbagai setting (di RS dan
luar RS).
- Pendekatan tim/multidisiplin
MODEL PELAYANAN PERAWATAN PALIATIF

Terminal care

Curative care (diseases-specific,


Palliative care
restorative)
TREATMENT

Time

Curative care/
Supportive care

Palliative care
Bereavement
Supportive, symptom-oriented

Diagnosis Dying Death


END OF LIFE CARE

(Lynn et al, 2003; McKean et al, 2010; Hui et al, 2015 )


TUJUAN PERAWATAN
PALIATIF

Memfasilitasi pasien paliatif untuk bebas dari nyeri


dan meningkatkan kualitas hidup, serta
mengantarkan pasien untuk meninggal dengan damai
dan iman (WHO, 2005).
Apa yang diberikan pada
perawatan paliatif?

• Mencegah dan mengurangi penderiataan (nyeri,


fatigue, mual-muntah, tdk bisa tidur dll.)
• Meningkat kan kualitas hidup pasien dan
keluarga
• Tujuan bukan untuk menyembuhkan atau
Memperlambat kematian
• Meninggal apakah suatu kegagalan Perawatan?
Transisi di abad ke-21
Mengapa Paliatif menjadi
penting?
Peningkatan angka harapan hidup

Konsekuensinya?

Transisi penyakit dunia


Dari Penyakit menular ke penyakit tidak
menular 9
Usia
Harapan Hidup Indonesia

Peningkatan angka harapan - 1980: 52,2


- 1990: 65,5
- 2000: 65,77
- 2019: 71,2
(Sumber, BPS)

10
Abad ke-21st→ Transisi dari kematian
akibat kondisi akut menjadi akibat
penyakit kronis
Menjalani hidup dg berbagai penyakit
 Serangan jantung → gagal jantung
 Stroke → dementia vascular
 Kematian akibat diabetes → hidup dengan
diabetes
 Kematian karena HIV→ Hidup dengan HIV

11
Adults in need of Palliative Care
Menghitung kebutuhan
Palliative Care

Estimasi kebutuhan Palliative Care


E= Populasi x Angka kematian kasar (CDR) x 63%
KAPAN PERAWATAN PALIATIF
DIBERIKAN?
•Awal terdiagnosa (early diagnosis)
•Life-limiting illness/terminal illness
•Cancer
•Penyakit paru kronik/progresif
•Gagal ginjal
•Chronic Hearth Failure
•HIV/AIDS
•Gangguan sistem neurologis progresif
•Gangguan Kesehatan mental

(Marie Curie, 2016; Kumar et al., 2013)


Perawatan Paliatif dan
Kualitas Hidup
• Merujuk ke definisi perawat paliatif (WHO) dan Tujuan
Perawatan Paliatif (WHO)
• Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai kondisinya
dalam menjalani kehidupan, dilihat dari konteks budaya dan
sistem nilai dimana mereka tinggal, serta hubungannya
dengan tujuan, harapan, standar (Fayers dan Machin, 2015).
• Masalah yang mencakup kualitas hidup sangat luas dan
kompleks termasuk masalah kesehatan fisik, status
psikologik, tingkat kebebasan, hubungan sosial dan
lingkungan dimana mereka berada (WHO, 2012)
Perawatan Paliatif dan
Kualitas Hidup
Definisi kualitas hidup berbedaa setiap orang, karena kualitas
hidup itu:
• Multideminsi (physical, emotional, social, and spiritual)
• Subjective
• Dynamis
Evidence

- Perjalanan dan stadium penyakit, keparahan gejala, serta


dampak regimen terapi secara signifikan membuat penurunan
dan perburukan kualitas hidup pasien kanker paru
(Polanski, et al., 2016).
- Pasien kanker stadium lanjut memiliki kualitas hidup yang
buruk, sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan kualitas
hidup baik itu secara fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan
perlu dipertimbangkan dalam perawatan paliatif pasien kanker
stadium lanjut (Wang, Shen dan Xu, 2011)
- Peningkatan kualitas hidup dapat dicapai dengan manajemen
gejala yang efektif terutama dengan mengurangi tekanan
emosional(Wang, Shen dan Xu, 2011).
• Peraw Paliatif terintegrasi dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien paliatif (Thaniyath, 2019)
Apa yang dapat kita lakukan?

• Early identification
• Pengkajian secara komprehensip
• Memahami dan mengelola Symptom
• Dukungan sosial spiritual
• Dukungan Emosi
• Komunikasi
Early Identification
LINTASAN PENYAKIT (ILNESS TRAJECTORY)

A. KEMATIAN MENDADAK B. PENYAKIT TERMINAL

(Ballentine, 2018) , © the CSU Institute for Palliative Care


LINTASAN PENYAKIT (ILNESS
TRAJECTORY)

C. KEGAGALAN ORGAN D. KERENTAAN E. PERISTIWA KATASTROFIK


MAYOR

(Ballentine, 2018) , © the CSU Institute for Palliative Care


Illness Trajectory

A steady, almost CHF, COPD, ESRD The decline is very


linear, More difficult to judge gradual, but final
functional due to symptoms of
decline that is decompensating and dysphagia
frequently Development of
complications
Accompanied by decubitus skin
cachexia, anorexia, Rapid decline is breakdown
tiredness, and other often followed by Aspiration
symptoms improvement from pneumonia
treatment accompany such
frailty

(Downing, 2015; Geri-EM, 2013)


Illness Trajectory

.
Pengkajian secara
komprehensif
Core unit and
intervention of
Palliative and End of
Life Care

(ELNEC, 2012; NCP, 2009; NICE, 2015; Nicole & Nyatanga, 2017)
Teamwork

• T ogether

• E veryone

• A chieves

• M ore
Timing

Time of During After


diagnosis treatmen treatmen
t t
PANDUAN DALAM PENGKAJIAN PALIATIF:
PENDEKATAN LINTASAN PENYAKIT & PENDEKATAN
HOLISTIK
Tahapan penting dalam Lintasan Penyakit
 Penting untuk mengkaji perubahan STATUS PERFORMA (Downing, 2011).

3. SETELAH
PENGOBATAN/PERAWAT
1. AN
DIAGN (PULIH, KAMBUH, FASE
OSIS TERMINAL)

2. SELAMA 4.
PENGOBATA MENJELA
N/ NG
PERAWATAN KEMATIA
N
(Glass, Cluxton, & Rancour, 2010)
Component of assessment
• Spiritual factors, including • Social concerns
existential distress • Fear
• Psychological factors • Myths
• Cultural experiences and • Past experiences
history
• Age of the person
• Perceived meaning of
the • Performance status
symptom
• Comorbidities
Assessment Tools
• Signifikansi prognostication
• Trends dari perjalanan penyakit yang
dialami oleh pasien PERFORMANCE
• Berkaitan erat dengan STATUS
simptom/gejala yang muncul
Scale Utilisation
Karnofsky Performance Scale (KPS) Cancer and others
Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) Cancer and others
Barthel Index Frailty/dementia
Palliative Performance Scale (PPS) Cancer and others
Edmonton Symptom Assessment Scale Performance Cancer and others
Status (ESAS)
PaPas Pediatric palliative care
Supportive and Palliative Care SPICT™ Organ failure

Faith, Importance, Community, Application (FICA) Spiritual needs


Palliative Prognostic Score (PPS) Prognostication
Memahami Simptom
Mnemonic for assessing patient symptoms

• M - Meaning of the symptom


• O - Onset of the symptom
• P - Palliating and provoking factors
• Q - Quality of the symptom
• R - Region and Radiation
• S - Severity of the symptom
• T - Temporality of the symptom

39
Meaning of the symptom

• Symptom apa yg mengganggu, symptom apa


yg paling berat dirasakan
• Apakah symptom tsb menghambat aktivitas
• Seberapa besar symptom tsb mengganggu:
tidur? aktivitas ? well-being
• Apakah symptom mempengaruhi keluarga
dan teman?
Tantangan dalam Symptom
assessment
• Beda penilaian antara pasien, tenaga kesehatan
dan carer
• Tenaga kesehatan cenderung meng - under rate
symptom severity
• Keluarga cenderung over-rate symptoms
• Pasien tdk melaporkan symptoms karena takut
pertanda memburuknya penyakit atau kondisi
• Pasien enggan untuk berdisikusi tentang
symptom psikologis
Under treatment of Symptom experience

• Asesmen tidak adekaut:


- Dr/Nrs cenderung under estimate pain
- Keluarga cenderung over estimate pain
• Kurangnya keterampilan klinis
Prevalensi Simtom Pasien Kanker di RS
No GejalaX (n=112) F %
1 Pain 73 65
2 Numb 64 No
Ge
jal
aa
F

73
43
%

3 Tingling 61 54
Pai
1 65
n

64
Nu
2 43
mb

61

4 Fatigue 89 79
Ti
3 ngl 54
ing

89

Fat
4 igu 79
e

5 Sleep disorder 75 67
75

Sle
ep
5 dis 67
or

6 Drowsiness 81 72
der

81

Dr
ow
6 72

7 Nausea 81 72
sin
ess

81

Na
7 us 72
ea

8 Vomiting 52 46
52

Vo
8 mit 46
ing

82

9 Lack of appetite 82 9
La
ck
of
ap
pet
ite 73
73

10 Dry mouth 76 68
76

Dr
y
10 68
mo
uth

11 Diarrhea 32 29
32

Di
arr
11 29
he
a

37

12 Depression 37 33
De
pre
12 33
ssi
on

62

13 Anxiety 62 55
An
13 xie 55
ty

37
Co
14 ug 33
h

14 Cough 37 33
39

Sh
ort
ne
15 ss 35
of

15 Shortness of breath 39 35
bre
ath

(Pahria, Praptiwi, Hasniati, 2018)


Prevalensi Simtom Psikis pasien kanker
di Indonesia (n=359)

Diah Martina, Rudi Putranto, Andhika Rachman, Hamzah Shatri, 2016


Prevalensi simtom fisik pada pasien
kanker di Indonesia (n=359)

Diah Martina, Rudi Putranto, Andhika Rachman, Hamzah Shatri, 2016


HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai