Anda di halaman 1dari 14

PAPER

“Macam-Macam Vaksin pada Anak (Varicella, Hepatitis A, Tifoid, HPV dan


Dengue)”
Disusun untuk Memenuhi Penugasan Mata Kuliah Keperawatan Anak 1

Dosen Pengampu: Ns. Zubaidah, S.Kep. M.Kep, Sp.An


NIP 197310202006042001

Disusun Oleh:
Kelompok 7
A20.2

Anastasya Caesarani Manullang (22020120140155)


Anisha Dyah Ayu Anggarningrum (22020120140152)
Dea Margareta Putri (22020120120019)
Dwi Ayu Yuliyanti (22020120140153)
Faradilla Hanunaida (22020120120017)
Maria Stella Febrianti (22020120130045)
Silvia Vipi Lukitasari (22020120120029)

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
Macam – Macam Vaksin pada Anak
A. Varicella

Varicella

No Komponen Keterangan

1 Deskripsi Vaksin varicella merupakan vaksin yang dibuat untuk


mencegah cacar air atau chickenpox dengan tingkat
efektifitas yang cukup tinggi, yaitu 85-90%. Cacar air
ini lebih banyak dialami oleh anak-anak. Oleh karena
itu, pemberian vaksin varicella sangat penting.
Apabila seseorang yang sudah mendapatkan vaksin
varicella terkena cacar air, vaksin hanya akan
meringankan gejala dan pasien lebih cepat sembuh.

2 Indikasi Indikasi vaksin varicella adalah untuk memberikan


proteksi terhadap penyakit yang disebabkan oleh
virus varicella zoster (VZV) atau yang biasa disebut
cacar air dan vaksin varicella ini direkomendasikan
pada anak berusia diatas 12 bulan.

3 Cara Pemberian Cara pemberian vaksin varicella yaitu melalui


suntikan pada lengan atas dengan dosis 0,5 ml vaksin
yang disuntikkan secara subkutan atau dibawah kulit.

4 Dosis - Pada bayi berusia 12-18 bulan dan anak usia 1-12
tahun, vaksin varicella diberikan dalam dua dosis
dengan jarak pemberian selama 6 minggu - 3
bulan.
- Pada remaja dan dewasa yang berusia diatas 13
tahun, vaksin varicella diberikan sebanyak dua
dosis dengan jarak pemberian selama 4-6 minggu.

5 Kontraindikasi Pemberian vaksin varicella menjadi kontraindikasi

2
pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap
komponen vaksin seperti gelatin. Pemberian vaksin
varicella kombinasi (MMRV dengan vaksin
gondongan, campak, dan rubella), juga perlu
memperhatikan apakah pasien memiliki
hipersensitivitas terhadap telur atau pengawet lainnya
karena vaksin MMRV memiliki kandungan telur di
dalamnya.

6 Efek Samping Secara umum, vaksin varicella aman untuk


digunakan. Ada beberapa efek samping ringan yang
mungkin muncul setelah pemberian vaksin, yaitu
nyeri dan bengkak di tempat bekas suntikan, muncul
ruam kulit, serta demam. Biasanya, efek samping
tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam waktu
beberapa hari.

7 Penanganan Efek Apabila efek samping dirasakan mengganggu, pasien


Samping dapat mengonsumsi paracetamol untuk meredakan
nyeri dan demam setelah pemberian vaksin varicella.

B. Hepatitis A

Hepatitis A

No Komponen Keterangan

1 Deskripsi Vaksin hepatitis A merupakan vaksin yang dibuat


untuk mencegah infeksi virus hepatitis A. Ada dua
jenis vaksin hepatitis A yaitu vaksin dari virus yang
diinaktivasi dengan formaldehid dan vaksin hidup
yang dilemahkan. Kedua vaksin ini mengandung
antigen virus hepatitis A yang memiliki kemiripan
dari segi struktur nukleotida dan asam amino
mencapai 95% dari virus aslinya.

3
2 Indikasi Indikasi vaksin Hepatitis A yaitu pada individu
berusia lebih dari 18 bulan. Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian
vaksin hepatitis A pada anak berusia > 18 bulan
sebanyak 2 kali dengan interval 6-12 bulan.

3 Cara Pemberian - Pada anak, vaksin hepatitis A diberikan dalam dua


dosis. Dosis pertama dilakukan setelah anak
berusia 1 tahun. Sementara dosis kedua diulang
setelah 6-12 bulan berikutnya.
- Vaksin hepatitis A diberikan melalui suntikan
pada lengan atas.
- Vaksin ini disuntikkan secara intramuskular (IM),
yakni tegak lurus pada kulit.

4 Dosis Dosis vaksin hepatitis A untuk anak-anak berumur 1


sampai 15 tahun adalah 0,5 ml sedangkan untuk orang
dewasa dosisnya 1 ml setiap pemberian vaksin.

5 Kontraindikasi Dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki


riwayat alergi yang mengancam jiwa, seperti
anafilaksis, pada pemberian vaksin sebelumnya dan
kondisi badan sedang tidak sehat atau sakit parah.

6 Efek Samping Sebagian besar efek samping bersifat ringan. Efek


samping yang paling sering ditemukan adalah efek
samping lokal seperti:
- Nyeri.
- Kemerahan.
- Bengkak.
- Rasa pegal pada lokasi injeksi.
Reaksi lokal lain yang lebih serius adalah hematoma,
namun kejadian ini sangat jarang terjadi (<1%). Efek

4
samping lain yang dapat muncul seperti:
- Demam.
- Mual.
- Malaise.
- Nyeri kepala.
Biasanya kondisi seperti itu akan muncul setelah
pemberian vaksin dan akan hilang sendiri 1-2 hari.

7 Penanganan Efek - Apabila anak mengalami demam maka orang tua


Samping dapat memberikan obat penurun panas.
- Apabila anak mengalami nyeri ataupun bengkak
di bagian bekas suntikan maka dapat dikompres
menggunakan air dingin.

C. Tifoid

Tifoid

No Komponen Keterangan

1 Deskripsi Vaksin Tifoid adalah vaksin yang digunakan untuk


mencegah penyakit demam tifoid. Vaksin tifoid yang
digunakan dan beredar luas ada dua macam, yaitu
vaksin tifoid injeksi yang umumnya berjenis
unconjugated Vi polysaccharide (ViPS) vaccine dan
vaksin tifoid oral jenis live attenuated Ty21a vaccine.
Saat ini telah dikembangkan tipe vaksin tifoid injeksi
jenis baru yaitu vaksin tifoid terkonjugasi (typhoid
conjugate vaccine / TCV) yang telah mendapat
rekomendasi WHO untuk digunakan dari usia 6 bulan
sampai 45 tahun. Namun vaksin jenis TCV di
Indonesia belum tersedia.

2 Indikasi Indikasi vaksin tifoid adalah untuk memberikan


proteksi terhadap demam tifoid. WHO

5
merekomendasikan TCV untuk pemberian
intramuskular dosis tunggal (0,5 ml) pada anak usia ≥
6 bulan. Vaksin ViPS direkomendasikan untuk
pemberian intramuskular atau subkutan pada individu
berusia 2 tahun ke atas. Vaksin Ty21a
direkomendasikan untuk pemberian oral pada hari-
hari alternatif dalam rejimen tiga dosis pada anak usia
6 tahun. Vaksinasi berulang direkomendasikan untuk
ViPS setiap tiga tahun, dan untuk Ty21a setiap tiga
hingga tujuh tahun di sebagian besar daerah endemik
atau setiap satu hingga tujuh tahun untuk pelancong
dari daerah non-endemik ke daerah endemik.

3 Cara Pemberian - Vaksin Tifoid Oral: Vivotif Berna diberikan


satu tablet per hari secara oral (melalui mulut).
- Vaksin Tifoid Injeksi Polisakarida: Typhim Vi
Sanofi Pasteur dan Typherix GSK diberikan
secara intramuskular di otot deltoid.
- Vaksin Tifoid Injeksi Terkonjugasi (Typhoid
Conjugate Vaccine / TCV) diberikan dengan cara
injeksi.

4 Dosis - Vaksin Tifoid Oral: Vivotif Berna


Empat dosis: satu kapsul setiap hari berikutnya dalam
seminggu (hari ke 1, ke 3, ke 5, dan ke 7). Dosis
terakhir sebaiknya diberikan paling tidak 1 minggu
sebelum bepergian untuk menyediakan waktu untuk
vaksin agar bekerja.
- Vaksin Tifoid Injeksi Polisakarida: Typhim Vi
Sanofi Pasteur dan Typherix GSK
Dosis vaksin tifoid injeksi adalah sebanyak 1 dosis
(0,5 ml).

6
- Vaksin Tifoid Injeksi Terkonjugasi (Typhoid
Conjugate Vaccine / TCV)
Pada vaksin TCV (Typhoid conjugate vaccine), WHO
merekomendasikan 0.5 ml dosis tunggal TCV pada
bayi mulai usia 6 bulan hingga orang dewasa usia 45
tahun.

5 Kontraindikasi Kontraindikasi pemberian vaksin tifoid adalah


memiliki reaksi alergi terhadap jenis vaksin yang
sama. Khusus untuk vaksin tifoid oral
dikontraindikasikan pada anak di bawah 6 tahun,
wanita hamil dan pasien imunokompromais.
Sedangkan vaksin tifoid injeksi dikontraindikasikan
untuk anak dibawah 2 tahun. Peringatan pada
pemberian vaksin tifoid oral diantaranya tidak boleh
diberikan pada orang yang sedang sakit atau
mengonsumsi antibiotik. Dan peringatan untuk
pemberian vaksin tifoid injeksi adalah tidak boleh
diberikan secara intravena.

6 Efek Samping - Pada pemberian vaksin tifoid jarang terjadi efek


samping. Beberapa efek samping atau kejadian
ikutan pasca imunisasi (KIPI) misalnya demam,
nyeri kepala dan reaksi bengkak kemerahan pada
lokasi suntikan. Sedangkan interaksi obat yang
perlu diperhatikan terutama pada pasien yang
sedang mengkonsumsi antibiotik.
- Efek samping vaksin tifoid umumnya ringan dan
akan hilang dalam beberapa hari. Vaksin tifoid
oral dianggap lebih baik karena memiliki efek
samping yang ringan dan dapat merangsang
sistem imun pada traktus gastrointestinal, yang

7
mana diketahui bahwa bakteri Salmonella typhi
menginfeksi terutama melalui traktus
gastrointestinal.

7 Penanganan Efek - Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air


Samping dingin.
- Jika demam kenakan pakaian yang tipis.
- Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB
setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).

D. HPV (Human papillomavirus)

HPV

No Komponen Keterangan

1 Deskripsi Di Indonesia, ada 2 jenis vaksin HPV yaitu bivalen


dan tetravalen yang beredar. Bivalen mengandung 2
tipe virus HPV (16 dan 18) yang dapat mencegah
kanker leher rahim, sedangkan tetravalen
mengandung 4 tipe virus HPV (6,11,16, dan 18) yang
dapat mencegah sekaligus kanker leher rahim dan
juga kutil kelamin atau genital ward (IDAI, 2017).

2 Indikasi Vaksin HPV di Indonesia disarankan pada remaja


perempuan mulai dari usia 10 tahun ke atas
sedangkan di luar negeri vaksinasi HPV juga
disarankan untuk remaja laki-laki. Pada remaja,
biasanya penyuntikan vaksin dilakukan secara
intramuskular di deltoid yaitu otot bahu yang terbesar
(IDAI, 2017).

3 Cara Pemberian - Vaksin HPV diinjeksikan secara intramuskular


pada deltoid yaitu otot bahu yang besar.
- Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dengan jadwal

8
pemberian vaksin pada bulan 0, lalu 1 atau 2 bulan
setelah penyuntikan pertama tergantung jenis
vaksin (bivalent atau tetravalent), dan terakhir 6
bulan setelah penyuntikan pertama. Apabila ada
jadwal pemberian vaksin yang terlewat karena
sakit atau hal lain maka pemberian vaksin tidak
harus diulang dari awal, cukup dengan
melengkapi dosis yang tertinggal tersebut (IDAI,
2017).

4 Dosis Vaksin HPV diberikan sebanyak 2 dosis yaitu 0,5 ml


untuk usia 10-13 tahun, sedangkan untuk usia 16-18
tahun atau remaja akhir pemberian vaksin
membutuhkan 3 dosis (IDAI, 2017).

5 Kontraindikasi Reaksi alergi parah terhadap dosis vaksin atau


komponen vaksin sebelumnya; Kehamilan; Penyakit
demam akut yang parah.

6 Efek Samping Beberapa efek samping yang umumnya terjadi


menurut WHO (2016), diantaranya:
● Kemerahan, nyeri, bengkak, atau indurasi di
tempat suntikan.
● Demam.
● Sakit kepala, mialgia, artralgia.
● Mual, muntah, diare, sakit perut.
● Pruritus, ruam, urtikaria.
● Sinkop, pusing.

7 Penanganan Efek - Efek samping seperti demam, sakit kepala, mual,


Samping muntah dan diare dapat diberikan obat yang
sesuai.
- Jika terjadi anafilaksis, tindakan pencegahan

9
harus diambil untuk menghindari memvaksinasi
anak perempuan dengan reaksi alergi sebelumnya
terhadap vaksin.
- Jika dicurigai anafilaksis, anak harus diamati dan
segera diobati sesuai dengan protokol yang
ditetapkan dari program EPI. Kit darurat untuk
dirawat anafilaksis harus selalu tersedia ketika
vaksinasi diberikan (WHO, 2016).

E. Dengue

Dengue

No Komponen Keterangan

1 Deskripsi Vaksinasi dengue adalah salah satu upaya dalam


mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi
virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes
aegypti. Vaksin yang digunakan adalah vaksin
Dengvaxia yang telah disetujui oleh WHO dan FDA
sejak tahun 2015. Vaksin Dengvaxia juga
direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI). Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin
yang terbuat dari virus yang sudah dilemahkan ini
sementara ditargetkan untuk orang yang pernah
mengalami infeksi virus dengue setidaknya sekali,
terutama bagi orang-orang yang tinggal di daerah
rawan DBD.

2 Indikasi Indikasi vaksin dengue adalah hanya digunakan untuk


mengurangi risiko kejadian dan keparahan demam
berdarah dengue pada anak usia 9-16 tahun yang
sebelumnya pernah terinfeksi virus tersebut, dan tidak
boleh digunakan pada individu yang belum pernah

10
terinfeksi (IDAI, 2017).

3 Cara Pemberian - Dosis vaksin diberikan 3 kali, masing-masing


sebanyak 0,5 ml, dengan jarak waktu penyuntikan
selama 6 bulan.
- Apabila pemberian vaksin tertunda, dibutuhkan
konsultasi dokter untuk menentukan penggantian
jadwal.
- Suntikan vaksin demam berdarah diberikan
secara subkutan (disuntikkan ke lapisan di bawah
kulit) pada lengan atas.

4 Dosis Dosis vaksin diberikan 3 kali, masing-masing


sebanyak 0,5 mL, dengan jarak waktu penyuntikan
selama 6 bulan.

5 Kontraindikasi Pemberian vaksin dengue tidak boleh diberikan pada


Ibu hamil dan menyusui, orang yang memiliki
riwayat reaksi alergi parah terhadap vaksin, baik itu
vaksin demam berdarah maupun vaksin lainnya,
orang yang sedang mengalami demam tinggi atau
sedang, penderita infeksi HIV, baik simptomatik
(dengan gejala) maupun asimtomatik (tanpa gejala).

6 Efek Samping Sama seperti kebanyakan jenis vaksin lainnya, vaksin


dengue juga dilaporkan memiliki efek samping,
namun efek samping yang ditimbulkan umumnya
ringan dan hanya terjadi beberapa hari pasca
imunisasi. Beberapa efek samping yang mungkin
terjadi adalah:
- Demam.
- Pusing.
- Ruam, nyeri, dan bengkak.

11
- Mual & muntah.
- Migrain.
- Nyeri pada leher.
- Urtikaria.

7 Penanganan Efek Efek Samping dapat ditangani dengan obat yang


Samping sesuai tetapi apabila efek samping tersebut masih
terjadi lebih dari 3 hari maka segera konsultasikan
dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang
tepat. Orang tua juga perlu menyampaikan efek
samping vaksin sebelumnya saat memberikan
vaksinasi dosis kedua dan ketiga.

12
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Kevin. (2020). Vaksin Varicella Dapat Diberikan untuk Anak dan Dewasa.
Diakses pada 18 Mei 2022 dari: https://www.alodokter.com/vaksin-varicella-
dapat-diberikan-untuk-anak-dan-
dewasa#:~:text=Secara%20umum%2C%20vaksin%20varicella%20aman,sendi
rinya%20dalam%20waktu%20beberapa%20hari.
Fadhila, SR. (2017). Sekilas tentang vaksin HPV. Diakses pada 18 Mei 2022
dari: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-tentang-vaksin-hpv
Febrina, Amelia. Kontraindikasi Dan Peringatan Vaksin Varicella. Diakses pada 18 Mei
2022 dari: https://www.alomedika.com/obat/vaksin-serum-dan-
imunoglobulin/vaksin/vaksin-varicella/kontraindikasi-dan-
peringatan#:~:text=Kontraindikasi%20vaksin%20varicella%20adalah%20pada
,aktif%2C%20dan%20pada%20pasien%20hamil.
Febriana, A. Indikasi dan Dosis Vaksin Varicella. Diakses pada 18 Mei 2022
dari: https://www.alomedika.com/obat/vaksin-serum-dan-
imunoglobulin/vaksin/vaksin-varicella/indikasi-dan-dosis
Felicia, L. (2020). Pemberian Vaksin Varicella (Vaksin Cacar Air). Diakses pada 18 Mei
2022 dari: https://www.sehatq.com/tindakan-medis/pemberian-vaksin-varisela
Felicia, L. (2021). Pemberian Vaksin Hepatitis A. Diakses pada 18 Mei 2022 dari:
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/pemberian-vaksin-hepatitis-a
IDAI. (2017). Arahan IDAI Mengenai Pemberian Vaksin Dengue. Jakarta:
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Kemala, F. (2021). Vaksin Hepatitis A Pada Anak, Ini Manfaat dan jadwalnya. Diakses
Pada 19 Mei 2022 dari: https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-
anak/imunisasi/vaksin-hepatitis-a/
Klinikra. (2015). Pernyataan Informasi Mengenai Vaksin Tifoid. Diakses pada 19 Mei
2022 dari: http://www.klinikraisha.com/2015/08/pernyataan-informasi -
mengenai-vaksin-tifoid/
Luthfiyani, S. N. (2019). Vaksin Hepatitis A. Diakses Pada 18 Mei 2022 dari:
https://www.alomedika.com/obat/vaksin-serum-dan-
imunoglobulin/vaksin/vaksin-hepatitis-a
Nurfadly dkk. (2021). 14 Bekal Dasar Dokter Puskesmas. Medan: UMSU PRESS.

13
Nareza, M. (2021). Informasi Tepat tentang Vaksin Demam Berdarah Dengue. Diakses
pada 18 Mei 2022 dari: https://www.alodokter.com/ketahui-informasi-tepat-
tentang-vaksin-demam-berdarah-
dengue#:~:text=Dosis%20vaksin%20diberikan%203%20kali,dokter%20untuk
%20menentukan%20penggantian%20jadwal.
Ramanda, R. Indikasi dan Dosis Vaksin Tipoid. Diakses pada 18 Mei 2022 dari:
https://www.alomedika.com/obat/vaksin-serum-dan-
imunoglobulin/vaksin/vaksin-tifoid
World Health Organization. (2016). Guide to Introduction HPV Vaccine into National
Immunization Programmes. Department of Immunization, Vaccines and
Biologicals. Geneva, Switzerland.

14

Anda mungkin juga menyukai