OLEH:
A. Definisi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak yang
mendapatkan imunisasi berarti anak tersebut diberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes RI, 2015).
Salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan seorang anak dapat
dengan dilakukan vaksinasi. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang
sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh bagiannya, yang telah
diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein
rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu (Kemenkes RI,
2015). Vaksin adalah suatu zat yang merupakan suatu bentuk produk biologi
yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya
yang dilemahkan.
Vaksinasi merupakan salah satu bagian tindakan dari imunisasi aktif
yang mana tindakan tersebut diberikan pada seseorang yang sehat guna
merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh untuk mencegah dari
infeksi penyakit tertentu. Pemberian vaksin secara aktif bertujuan untuk memacu
tubuh mengenali virus atau bakteri tersebut sehingga tubuh membentuk antibodi
untuk virus atau bakteri dan ketika saat terinfeksi dengan bakteri atau virus
tersebut lagi, tubuh dengan cepat untuk mengenali dan mengeliminasi atau
mengahncurkan virus atau bakteri yg masuk. (Kemenkes RI, 2016).
B. Klasifikasi Vaksin
1. Live Attenuated
Vaksin ini merupakan derivat dari virus atau bakteri liar yang dilemahkan,
tidak boleh diberikan kepada orang yang defisiensi imun, sangat labil dan
dapat rusak oleh suhu tinggi dan cahaya.
2. Inactivated
Vaksin ini merupakan dari organisme yang diambil, dihasilkan dari
menumbuhkan bakteri atau virus pada media kultur, kemudian biasanya
diinaktifkan sebagian (fraksional) atau utuh. Vaksin jenis inactivated
biasanya memerlukan dosis ulang.
C. Jenis – jenis Imunisasi
Pada umumnya imunisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu imunisasi wajib dan
imunisasi pilihan. Imunisasi wajib dibedakan lagi menjadi tiga jenis yaitu
imunisasi rutin, tambahan dan khusus.
Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus
menerus sesuai dengan jadwal. Pada anak-anak imunisasi rutin yang didapat
terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan (Kemenkes RI, 2015) :
1. Imunisasi dasar
a. Vaksin BCG
Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung
mycrobacterium bovis hidup yang dilemahkan. Vaksin BCG untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis. Vaksin BCG tidak
mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi resiko terjadi
tuberkulosis berat seperti meningitis TB dan tuberkulosis milier. Vaksin
BCG diberikan pada usia < 1 tahun, namun Kementrian Kesehatan RI
menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada usia 0-1 bulan dan
sebaiknya pada anak dengan uji Mantoux (tuberkulin) negatif.
Cara pemberian dan dosis :
Dosis pemberian vaksin BCG sebanyak 0,05 ml sebanyak satu kali.
Disumtikkan secara intrakutan (IC) di daerah lengan kanan atas
(insertio musculus deltoideus) dengan menggunakan ADS 0,05 ml.
Efek samping :
Pada 2-6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan akan
timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi
ulserasi dalam aktu 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan
dengan menimbulkan jarinan parut dengan diamter 2-10 mm.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Vaksin untuk pencegahan, serum untuk pengobatan.
(online) (diakses http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=16072800004 pada
tanggal 25 Agustus 2019)
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku ajar imunisasi. Cetakan kedua. Jakarta : Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2011). Jadwal imunisasi IDAI 2011. (Online)
(idai.or.id , diakses 25 Agustus 2019)