Dosen Pembimbing :
Monalisa, S.Kep, Ners, M.Kep
MAYA ANGRAINI
NIM. PO71202200005
A. PENGERTIAN
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti bodi untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat,2008).
Imunisasi adalah pemberian satu atau lebih anti gen yang infeksius pada
seorang individu untuk merangsang system imun dan memproduksi anti bodi yang
akan mencegah infeksi (Schwartz,2004)
C. MANFAAT IMUNISASI
Memberikan imunisasi pada anak sejak dini berarti telah menambah jumlah
anak yang memiliki kekebalan tubuh yang tinggi terhadap serangan penyakit.
D. SASARAN IMUNISASI
E. JENIS IMUNISASI
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan
anak dari berbagai penyakit, diharapkan bayi atau anak tetap tumbuh dalam
keadaan sehat. Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan secara
sendiri agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah, pertahan tubuh tersebut
meliputi pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik, proses mekanisme
pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah pertahanan nonspesifik seperti
complemen dan makrofag dimana complemen dan makrofag ini yang pertama
kali a3kan memberikan peran ketika ada kuman yang masuk ke dalam tubuh.
Setelah itu maka kuman harus melawan pertahanan tubuh yang kedua yaitu
pertahanan tubuh spesifik terdiri dari system humoral dan seluler. System
pertahanan tersebut hanya bereaksi terhadap kuman yang mirip dengan
bentuknya. System pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang disebut
imonuglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD) dan system pertahanan seluler terdiri
dari limfosit B dan limfosit T, dalam pertahanan spesifik selanjutnya akan
menghasilkan satu sel yang disebut sel memori, sel ini akan berguna atau sangat
cepat dalam bereaksi apabila sudah pernah masuk ke dalam tubuh, kondisi ini
yang digunakan dalam prinsip imunisasi. Berdasarkan proses tersebut diatas
maka imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1. Imunisasi aktif
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli
sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menhindari
tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imonogenitas antigen.
2. Imunisasi pasif
b. Imunisasi Polio
c. Imunisasi Hepatitis B
tahun.
Berikut ini adalah cara pemberiaan dan waktu yang tepat untuk
pemberian imunisasi. Cara Pemberiaan Imunisasi Dasar. (Petunjuk Pelaksanaan
Program Imunisasi di Indonesia, DepKes 2000, hlm. 40)
0,5 Intramuskular.
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
cc
2tetes Di teteskan ke
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
mulut.
0,5 Subkutan,
Campak 1 kali cc 4 minggu 9-11 bulan biasanya di lengan
kiri atas.
0,5 Intramuskulus
TT 3 kali
cc
G. PEMBERIAN IMUNISASI
Apapun imunisasi yang diberikan, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan perawat, yaitu sebagai berikut.
A. PENGKAJIAN
a. Nama
b. Alamat
c. Tempat dan tanggal lahir
d. Ras/kelompok entries
e. Jenis kelamin
f. Agama
g. Tanggal wawancara
h. Informan
2. Keluhan Utama
5. Tinjauaan Sistem
a. Menyeluruh/umum
b. Integument
c. Kepala
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Tenggorokan
i. Leher
j. Dada
k. Respirasi
l. Kardiovaskuler
m. Gastrointestinal
n. Genitourinaria
o. Ginekologik
p. Muskuluskeletal
q. Neurologik
r. Endokrin
a. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi
saat hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik,
preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau
berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar
dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui
riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.
b. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya,
apakah secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir.
Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya
mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps,
partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat
mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.
c. Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu
diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik.
Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, pengukuran
antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau
tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan
lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya
gangguan pada anak.
a. Pengertian
Kartu menuju sehat atau yang sering disingkat KMS adalah suatu kartu
atau alat penting yang digunakan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak (Soetjiningsih, 1996). KMS yang ada untuk saat ini
adalah KMS Balita, yaitu kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta
indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau
tumbuh kembang balita setiap bulannya, dari sejak lahir sampai berusia 5
tahun (Depkes RI, 1996). Tujuan penggunaan KMS
Tujuan umum penggunaan KMS adalah mewujudkan tingkat tumbuh
kembang dan status kesehatan anak balita secara optimal. Adapun tujuan
khususnya meliputi:
1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua untuk memantau tingkat
perrtumbuhan dan perkembangan yang optimal.
2. Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan yang
diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang optimal.
3. Mengatasi malnutrisi di masyarakat secara efektif dengan peningkatan
pertumbuhan yang memadai (promotivea).
b. Fungsi KMS Balita
Ada beberapa fungsi KMS. Secara umum, fungsi-fungsi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Sebagai media untuk mencatat/memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap.
2. Sebagai media penyuluhan bagi orang tua mengenai kesehatan balita.
3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. Sebagai kartu analisis tumbuh kembang balita.
c. Dasar Pembuatan Kurva pada KMS
1) Garis merah dibentuk dengan menghubungkan angka yang dihitung dari 70%
median baku WHO-NCHS.
2) Dua pita kuning yang berada di atas pita merah, berturut-turut merupakan
batas atas 75% dan 80% dari median baku WHO-NCHS.
3) Dua pita warna hijau muda yang berada di atas pita kuning, berturut-turut
merupakan batas atas 85% dan 90% dari median baku WHO-NCHS.
4) Dua pita warna hijau tua yang berada di atas hijau muda, berturut-turut
merupakan batas atas 95% dan 100% dari median baku WHO-NCS.
5) Dua pita warna hijau muda dan kuning paling atas, masing-masing bernilai
5% dari median baku adalah daerah dimana anak-anak sudah mempunyai
kelebihan berat badan.
1) Apabila ada pengukuran arah garis meningkat (mengikuti arah kurva), berarti
pertumbuhan anak baik.
2) Apabila pada pertumbuhan arah garis mendatar, berarti pertumbuhan kurang
baik sehingga anak memerlukan perhatian khusus.
3) Apabila pada pengukuran arah garis menurun, berarti anak memerlukan
tindakan segera.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat timbul dari tindakan imunisasi
pada anak meliputi:
1. Kurang pengetahuan keluarga (ibu)
2. Kesiapan meningkatkan status imunisasi.
3. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
4. Risiko hipertermi berhubungan dengan proses imunisasi.
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Ditentukan dari hasil yang diperoleh pada implementasi keperawatan yang
disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil dalam perencanaan sehingga dapat
ditentukan diagnose tersebut telah teratasi atau belum.
DAFTAR PUSTAKA