Oleh :
ADYS WERESTANDINA
140070500111052
memberikan
asuhan
kebidanan
dengan
menggunakan
BAB II
BAB III
memberikan
asuhan kebidanan.
BAB IV
keseluruhan
manajemen
asuhan
kebidanan
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Nifas
2.1.1 Definisi
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya
bayi dan partus yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan
yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai
dengan kembalinya tubuh dalam keadaaan seperti sebelum hamil atau
mendekati keadaan sebelum hamil.
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu
setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan
berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum
hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan
psikologi karena proses persalinan (Saleha, 2009).
2.1.2 Tahap Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri.
Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan
kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB (Saleha, 2009).
2.1.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk meningkatkan
kesejahtaraan fisik dan pisikologis bagi ibu dan bayi, pencegahan diagnosa
dini dan pengobatan komplikasi pada ibu, merujuk ibu keasuhan tenaga ahli
bilamana perlu, mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta meyakinkan
ibu mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang
Berat Uterus
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
otot-otot
menghentikan
uterus
pendarahan
akan
terjepit.
setelah
proses
plasenta
ini
akan
dilahirkan
(Prawirohardjo C, 2002).
2. Lochea adalah darah yang dibuang dari rahim yang kini telah
mengerut kembali ke ukuran semula, selama kehamilan, rahim
Serviks
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk servik agak
mengangah seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini
disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korvus dan servik berbentuk semacam cincin
(Sulistyawati, 2009).
persalinan.
Disuria
dan
kesulitan
pasase
urine
10
12
Apabila
denyut
nadi
>100/menit
selama
puerpurium
dan
tekanan
eklampsia/eklampsia
darah
seperti
tinggi
tekanan
mengindikasikan
darah
>
200
pre
mmhg
pembuluh
darah
perifer
akibat
pembuangan
sirkulasi
14
15
16
menstruasi
pertama
bersifat
anovulatoir, karena
17
L. Perubahan Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1. Penurunan kadar progesteron secara cepat berpengaruh pada
peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.
2. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari
ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
3. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses
laktasi
M.Perubahan Berat Badan
Pengeluaran produk konsepsi (janin, plasenta, cairan amnion,
kehilangan darah yg normal) rata-rata 5-6 kg. Berat biasanya menurun
sejak hari ke 4 setelah persalinan karena diuresis meningkat,
penurunan sekitar 2-3 kg pd minggu pertama. Penurunan Berat Badan
berhubungan dengan peningkatan berat badan selama hamil. Jika saat
hamil perubahannya banyak maka penurunan berat badan pada saat
nifas juga besar.
2.1.5 Perubahan Psikologis Dalam Masa Nifas
Periode masa nifas merupakan suatu waktu yang sangat rentan untuk
terjadinya stress, terutama pada ibu primipara sehingga dapat membuat
perubahan psikologis yang berat. Periode adaptasi psikologi masa nifas,
dideskripsikan oleh Reva Rubin ada 3, yaitu:
a. Taking in Period
18
1. Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu umumnya menjadi pasif
dan sangat tergantung dan fokus perhatian terhadap tubuhnya.
2. Ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang
dialami
3. Tidur yang tidak terganggu sangat penting buat ibu untuk mencegah
efek kurang baik yaitu kurang tidur, kelemahan fisik, gelisah,
gangguan proses pemulihan kesehatan.
4. Tambahan makanan kaya gizi sangat penting dibutuhkan sebab nafsu
makan biasanya akan meningkat. Kurang nafsu makan memberi
indikasi bahwa proses pemulihan kesehatan tidak berlangsumg
normal.
b. Taking Hold Period
1. Periode ini berlangsung pada 3-4 hari setelah persalinan, ibu
menjadi berkonsentrasi pada kemampuannya menjadi ibu yang
sukses, dan menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap
perawatan bayinya.
2. Fokus perhatiannya pada kontrol fungsi tubuh misalnya proses
defekasi dan miks, kekuatan, dan daya tahan tubuh ibu.
3. Ibu mulai merasa sanggup dan terampil merawat bayinya
seperti menggendong, memandikan, menyusui bayinya dan
mengganti popok
4. Ibu menjadi sangat sensitif pada masa ini sehingga mungkin
membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu
5. Bidan sebaiknya memberikan penyuluhan dan support
emosional pada ibu
c. Letting go Period
1. Periode ini umumnya dialami oleh ibu setelah ibu tiba dirumah
dan secara penuh merupakan waktu pengaturan
2. Kumpul bersama keluarga
19
klinik
kebutuhan
kolaborasi/rujukan
dalam
20
cukup
bermutu tinggi
dan cukup
21
yang
mengalami
perdarahan
pascapersalinann
penting
untuk
untuk
merangsang
timbulnya
laktasi,
kecuali
ada
perdarahan berlanjut
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
23
ada bau.
Menilai adanya tandatanda demam infeksi atau perdarahan
abnormal.
Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan
istirahat
Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda
tanda penyult.
Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari
hari.
3. Kunjungan ketiga dilakukan pada dua minggu setelah persalinan,
kunjungan ini tujuannya sama dengan kunjungan yang kedua.
4. Kunjungan keempat dilakukan 6 minggu setelah persalinan yang
merupakan kunjungan terakhir selama masa nifas.
Kunjungan ini bertujuan untuk :
Menanyakan ibu tentang penyakit penyakit yang dialami
Memberikan konseling untuk KB secara dini (Prawirohardjo B,
2002).
24
BAB III
KERANGKA KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
NORMAL
PENGKAJIAN
No Register
Tanggal pengkajian
Tempat:
:
Pukul
Tanggal MRS :
I.
Nama pengkaji :
DATA SUBJEKTIF
1. BIODATA
Nama Ibu
:
Nama yang jelas dan lengkap agar tidak keliru dengan klien lain dalam
menentukan diagnose dan penatalaksanaannya (Pusdiknakes, 2001)
Nama suami
:
Membedakan jika ada nama yang sama dalam suatu lingkungan tersebut
(Pusdiknakes, 2001)
Umur
:
Data dasar dalam kesesuaian dalam penanganan kasus (Pusdiknakes, 2001)
Jenis Kelamin
:
Mengetahui jenis kelamin klien dan sebagai alat pengenal yang tercantum pada
tanda pengenal (Pusdiknakes, 2001)
Agama
:
25
mengetahui
kemungkinan
pengaruhnya
terhadap
kebiasaan
klien
(Pusdiknakes, 2001)
Pendidikan :
Mengetahui tingkat pendidikan klien sehubungan dengan penyampaian nasehat
(Pusdiknakes, 2001)
Pekerjaan
:
Mengetahui taraf hidup dan social ekonomi keluarga, serta lingkungan kerjanya
agar nasehat yang diberikan sesuai (Pusdiknakes, 2001)
Alamat
:
Mengetahui tempat tinggal dan menjaga kemungkinan bila ada nama yang sama
dalam satu lingkungan untuk mengadakan satuan kunjungan serta untuk mendata
kohort ibu (Pusdiknakes, 2001)
2. Keluhan Utama
Hal yang dikeluhkan pada ibu atau keluarga yang berhubungan dengan keadaan
atau masalah yang timbul pada klien. Pada ibu nifas biasanya ibu mengeluhkan
nyeri pada luka perineum atau SC, mules perut, konstipasi, sering berkemih, ASI
tidak keluar dan lemas usai melahirkan (Sarwono, 2005).
3. Riwayat obstetri yang lalu
Mengakaji adanya kemungkinan gangguan obstetrik pada nifas yang sekarang
(Mochtar, 2005)
4. Riwayat Persalinan dan Nifas Sekarang
Pada masa nifas dikaji untuk mendeteksi penyulit selama persalinan, dan
keluhan selama nifas (Mochtar, 2005)
5. Riwayat dan Rencana Kontrasepsi
a. Jenis
: untuk mengetahui jenis kontrasepsi apa yang digunakan ibu
sebelumnya.
b. Lama
: berapa lama kontrasepsi digunakan
c. Keluhan : Adakah keluhan yang dirasakan saat penggunaan
(Varney, 2007)
6. Riwayat kesehatan ibu
Pada masa nifas, penyakit keturunan seperti hipertensi (dapat menimbulkan
gejala eklamsi dan pre-eklamsi), ginjal (sebagai pemicu terjadinya peningkatan
tekanan darah), TBC (dapat ditularkan kepada bayinya saat dirawat dan disusui
oleh ibu), Hepatitis (peningkatan resiko nekrosis hati dengan kematian maternal
tinggi), DM (resiko berdampak pada penyembuhan luka perineum/SC).
(Mochtar,2005)
26
27
lingkungan sekitar
TTV, perlu dikaji apakah :
Tekanan darah normal : Tekanan darah normal, sistolik 90-120 mm
hg dan diastolik 60-80 mm hg, pasca melahirkan pada kasus normal,
tekanan darah biasanya tidak berubah (Saleha, 2009)
Nadi Normal
: Nadi berkisar antara 60-80 denyutan permenit
setelah partus, dan dapat terjadi bradikardia
Suhu Normal : Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2
derajat celsius. Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat
celsius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 8 derajat
celsius. Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu badan
akan kembali normal.
Pernafasan Normal : Fungsi paru-paru yang berubah secara drastis
sangat dipengaruhi oleh perubahan pada abdominal dan kapasitas
thoraks. Pada minggu pertama postpartum terjadi peningkatan pCO2,
28
Muka
(Pusdiknakes, 2001)
b.
Mata
(Pusdiknakes, 2001)
c.
Leher
e.
f.
Ekstremitas
Atas
: adakah oedema
Bawah
Pemeriksaan laboratorium
Darah
darah.
Urine
Pukul:
29
Diagnosa : Hasil analisa data sehingga dapat dijadikan dalam pemberian KIE
serta terapi yang akan di berikan
Data subjektif : Data yang berasal dari keluarga, klien sendiri yang dapat
menegakkan diagnose.
Data objektif : Data yang berasal dari hasil pemeriksaan sehingga dapat
mendukung / memperkuat diagnose
Masalah
Kebutuhan :
III.
IV.
V.
INTERVENSI
Berdasarkan diagnosa yang telah ditegakkan, bidan menyusun rencana
tindakan pada kliennya sesuai dengan kebutuhan dari klien tersebut.
(Varney, 2007)
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
Pada riwayat asuhan persalinan telah dilakukan masase fundus pasca
plasenta lahir
30
batas normal
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
Penjelasan mengenai tanda bahaya nifas salah satunya perdarahan dan
cara pencegahannya dengan masase fundus secara mandiri bila uterus
VI.
teraba lembek
Pemberian ASI awal.
Penjelasan mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada
lebih kooperatif.
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasional : agar ibu mengetahui keadaannya dan janinnya saat ini.
Mengajari ibu mobilisasi miring kanan dan kiri, duduk, dan berdiri, dan
menyarankan ibu beristirahat jika lelah dan pusing.
Rasional : agar luka cepat sembuh dan ibu dapat belajar mengasuh
anakya sendiri
Menfasilitasi kebutuhan istirahat
Rasional : agar ibu dapat istirahat dengan tenang dan tidak kelelahan
usai melahirkan
Memfasilitasi kebutuhan nutrisi, diit TKTP. Menganjurkan ibu untuk
makan dengan porsi lebih banyak dengan komposisi gizi seimbang
Rasional : meningkatkan kesehatan, mencukupi kebutuhan nutrisi ibu
dan janin, menghindari masalah-masalah yang timbul akibat kurang gizi
31
VII.
EVALUASI
Tanggal :
Jam :
32
BAB IV
TINJAUAN KASUS
PADA IBU NIFAS P3003 Ab000 POST PARTUM HARI KE 8
No. Register : 25xxx
Tanggal
: 16 Juni 2015
Pukul
: 11.10 WIB
Tempat: Poli Kandungan RST dr. Soepraoen Malang
I. Pengkajian Data
A. Subjektif
1) Biodata
Nama ibu
: Ny. N
Umur
: 42 tahun
Umur
Agama
: Islam
Suku / bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
Pekerjaan
: TNI AD
Alamat
: Asrama Alap-Alap
: Asrama Alap-Alap
: 44 th
Agama
Alamat
: Islam
: SMA
2) Alasan kunjungan
Ibu datang ke rumah sakit untuk memeriksakan dirinya setelah melahirkan
seorang bayi laki-laki pada tanggal 8 Juni 2015 melalui Operasi Sesar.
3) Keluhan ibu
Tidak Ada.
4) Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Siklus
: teratur ( 28-30 hari)
Lama
: 3-5 hari
Banyak
: 3-4 kali ganti pembalut pada hari ke 1-2 menstruasi
1-2 kali ganti pembalut pada hari ke 3-5 menstruasi
Nyeri haid
: ya
33
Fluor Albus
TEMPAT PARTUS
KEHAMILANUMUR
PERSALINANJENIS
PENYULIT
JEN
IS
KEL
AMI
N
1.
19 th
BPS
39 mg
2.
13 th
BPS
38 mg
8 hr
RST
39 mg
SC
D
r
p.
prev
ia
BAYI
PENOLONG
HAMIL KE
UMUR ANAK
B.B.
P.B
KEAD
AAN
SEKA
RANG
2800
gr
3000
gr
2700
gr
49
cm
50
cm
48
cm
Baik
Baik
Baik
Nor
mal
Nor
mal
Nor
mal
: ke-1
: 20 tahun
34
dengan kelahiran anak ketiga mereka. Ibu mendapat dukungan penuh dari
suami dan keluarga.
11) Pola kebiasaan sehari-hari
Pola
Postpartum
Pola makan ibu tidak teratur karena ia menyusui bayinya
Aktifitas dan
mobilisasi
Personal higyene
Hubungan seksual
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
TTV
Tekanan darah : 120/80 mmHg
RR
: 22x/menit
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 36,50C
2. Pemeriksaan fisik
a) Muka
: tidak oedem, tidak pucat, conjungtiva merah muda, sclera
putih
b) Leher
35
Juni 2015
: KU : baik, Kesadaran : composmentis, TD : 120/80
mmHg, N : 88x/menit, suhu : 36,5C, RR : 22x/menit,
lokea : serosa, kontraksi uterus keras, luka bekas operasi
36
R/ dengan mengetahui cara menyusui yang baik dan benar bayi ibu akan
mendapatkan asupan nutrisi yang baik sehingga bayi bisa tumbuh dan
berkembang dengan optimal.
4. Memberikan KIE tentang asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat, merawat bayi sehari hari serta mengenali tanda bahaya.
R/ dengan mengetahui asuhan pada bayi, ibu dapat merawat bayinya dan bisa
mencukupi kebutuhan bayinya, mengetahui tanda bahaya pada bayi, sehingga
keadaan bayi tidak terganggu dan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik
5. Berikan KIE tentang tanda bahaya masa nifas
R/ dengan memberikan penjelasan tentang tanda bahaya masa nifas
diharapkan apabila terdapat tanda bahaya tersebut ibu langsung tanggap dan
segera dapat diambil tindakan secepatnya.
6. Memberikan KIE tentang perawatan luka SC
R/ dengan memberikan penjelasan tentang perawatan luka bekas SC
diharapkan ibu dapat melakukan perawatan dirumah dengan baik dan benar
sehingga luka dapat segera sembuh.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini
R/ dengan melakukan mobilisasi sedini mungkin tidak terdapat pengaruh
buruk terhadap perdarahan, involusi uterus dan luka bekas SC maupun luka
episiotomi sehingga dapat meningkatkan peregangan otot-otot sehingga
mempercepat pemulihan kondisi tubuh, meningkatkan kepercayaan diri klien
sehingga klien merasasehat.
8. Menjadwalkan kunjungan ulang
R/ dengan menjadwalkan kunjungan ulang ibu akan mengetahui kapan ia
harus periksa lagi supaya kita bisa memeriksa keadaan ibu dan ibu juga
mengetahui apakah keadaannya berjalan normal.
VI. Implementasi
Tanggal
: 16 Juni 2015
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa kondisi ibu dan bayinya
dalam keadaan baik. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa rahim ibu dalam
keadaan baik, kontraksinya baik serta perdarahan yang keluar juga normal.
Begitu juga dengan bayinya dalam keadaan baik dan talipusatnya juga sudah
puput, pada tali pusatnya tidak ada luka atau pengeluaran.
2. Memberikan KIE tentang pola nutrisi yaitu dengan meneruskan pola makan
yang sudah ada, tetapi mungkin ibu perlu menambah sayur-sayuran atau buah
37
dan minum yang banyak agar ASInya bisa semakin banyak dan lancar.
Kemudian ibu juga perlu memperhatikan pola istirahatnya karena ibu
memiliki waktu yang kurang untuk istirahat. Dengan menambah waktu tidur
siang 1-2 jam dan meningkatkan kualitas tidurnya. Karena hal ini juga sangat
penting untuk proses penyembuhan luka operasi serta proses menyusui.
3. Memberikan KIE tentang cara menyusui yang baik dan benar yaitu dengan
menyusui sesering mungkin setiap 2-3 jam sekali, posisi ibu duduk atau
berbaring miring senyaman mungkin dan memperhatikan perlekatan bayi dan
ibu yang ditandai dengan areola tampak masuk sebanyak mungkin, mulut
bayi terbuka lebar serta dagu bayi menempel pada payudara.
4. Memberikan KIE tentang asuhan pada bayi yang baik dan benar, memastikan
ibu sudah merawat tali pusat dengan baik, menjaga bayi tetap hangat,
merawat bayi sehari hari serta mengenali tanda bahaya seperti adanya
demam, bayi tidak mau menyusu, bayi menangis terus menerus dan tinja bayi
keras dan kering.
5. Berikan KIE tentang tanda bahaya masa nifas yaitu ibu harus tetap waspada
pada kondisinya. Dimana ketika ada tanda-tanda darah yang keluar semakin
banyak dari biasanya atau berbau, demam, pusing, nyeri ulu hati, penglihatan
kabur, wajahnya bengkak, sakit saat berkemih, payudaranya merah panas dan
nyeri, mengalami kesulitan menyusui atau merawat bayinya, ibu bisa segera
datang ke faslitas kesehatan.
6. Memberikan KIE tentang perawatan luka SC yaitu dengan tanpa memberikan
apapun diatas luka, luka sudah dapat terkena air dan harus dikeringkan
dengan kain bersih setelahnya.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini yaitu dengan berjalan
jalan sehat, melakukan aktifitas sebagai ibu rumah tangga seperti biasanya
namun mengurangi aktifitas yang terlalu berat.
8. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi.
VII.
Evaluasi
Tanggal : 16 Juni 2015
S
: Ibu mengatakan lega karena kondisi dirinya dan bayinya baikbaik saja.
: KU
: Baik
38
Nadi
: 88 x/menit
Suhu : 36,50C
Nafas : 22 x/menit
BAB V
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan
tinjauan kasus pada pelaksananan menejemen asuhan kebidanan pada Ny N
P3003 Ab000 Post Partum hari ke-8. Untuk memudahkan pembahasan maka penulis
akan menguraikan sebagai berikut :
5.1 Pengkajian dan Analisis Data Dasar
Pengumpulan data merupakan proses menejemen asuhan kebidanan yang
ditujukan
39
kecemasan
yaitu
dengan
memberikan
dilakukan untuk
KIE
yang
tepat
sertamenganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan istirahat yang cukup. Dengan
demikian terdapat kesesuaian antara teori dengan diagnosa Ny N yang
ditegakkan oleh bidan yaitu P3003 Ab000 Post Partum hari ke-8.
5.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Berdasarkan
tinjauan
pustaka
menejemen
kebidanan
adalah
mengidentifikasi adanya masalah potensial yang akan terjadi sehingga bisa segera
diatasi.
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny N tidak didapatkan
diagnosa potensial karena kondisi ibu baik secara fisik dan psikologi dalam
keadaan baik. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan menajemen
asuhan kebidanan pada studi kasus Ny N tampak ada persamaan dan tidak
ditemukan adanya kesenjangan.
5.4 Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Sesuai dengan teori asuhan kebidanan terhadap Ny N tidak ada
kebutuhan dan tindakan segera, hanya perlu dilakukan dukungan psikologis serta
KIE tentang perawatan luka operasi. Pada kasus Ny N hal ini menunjukkan
adanya kesesuaian antara teori dengan kasus dan tidak ditemukan adanya
kesenjangan.
5.5 Rencana Asuhan Atau Intervensi
Pada manejemen kebidanan suatu rencana tindakan yang komprehensif di
tunjukan pada indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien serta
40
hubungannya dengan masalah yang di alami klien dan juga meliputi antisipasi
dengan bimbingan terhadap klien serta konseling. Rencana tindakan harus di
setujui klien dan semua tindakan diambil harus berdasarkan rasional yang relefan
yang diakui kebenaranya.
Ny N P3003 Ab000 Post Partum hari ke-8, penulis melakukan perencanaan
asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa yaitu observasi tanda-tanda vital secara
rutin, memberikan KIE ibu dan keluarga terkait kondisinya. Dari rencana asuhan
kebidanan yang telah diberikan pada kasus Ny N ini terdapat kesesuaian antara
teori dengan kasus yang ada.
ditemukan hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka dan studi
kasus Ny N secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan.
41
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dengan pembuatan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis penulis
dapat menyimpulkan bahwa dalam melaksanakan suatu asuhan kebidanan sangat
diperlukan pengetahuan, ketrampilan, dan ketelitian bidan dalam melakukan
pengkajian terhadap suatu kasus sehingga didapatkan data subyektif dan obyektif
yang akurat, karena hal ini sangat penting untuk menentukan masalah klien dan
menentukan
diagnosanya.
Sehingga
dapat
memberikan
intervensi
dan
42
merupakan salah satu bidang utama yang harus dikuasai oleh seorang bidan
serta mampu menerapkan teori dalam praktek di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Coad, Jane. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC
Kemenkes RI, 2014, Jadilah Kartini Indonesia Yang Tidak Mati Muda
(Pencanangan
Kampanye
Peduli
Kesehatan
Ibu
2014).
43
44