Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

IH G1P0A0 UMUR 19 TAHUN HAMIL 23


MINGGU T/H/IU LETAK MEMANJANG, PERSKEP,PUKI, BELUM MASUK PAP,
DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS GANDING
SUMENEP

DISUSUN OLEH:
NAMA : AINIYAH ULFAS
NPM : 715650002

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2019
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.IH G1P0A0 UMUR 19 TAHUN HAMIL 23
MINGGU T/H/IU LETAK MEMANJANG, PERSKEP,PUKI, BELUM MASUK PAP,
DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS GANDING
SUMENEP

( Ainiyah Ulfas )

Mengetahui Menyetujui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Praktek

( Ahmaniah ) ( Firmawati Rozana S.ST )

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penyusunan asuhan kebidanan yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.IH
G1P0A0 UMUR 19 TAHUN HAMIL 23 MINGGU T/H/IU LETAK MEMANJANG,
PERSKEP,PUKI, BELUM MASUK PAP, DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS
GANDING SUMENEP ” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan asuhan kebidanan ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan tugas. Dalam
penyusunan asuhan kebidanan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari
berbagai pihak.
Penulis menyadari dalam penyusunan asuhan kebidanan ini masih belum sempurna,
maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan asuhan
kebidanan ini selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Sumenep, 01 Desember 2019

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan ...............................................................................
Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian anemia .................................................................
2.2. Faktor Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil .............................
2.3. Tanda dan Gejala Anemia .....................................................
2.4. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan
2.5. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan
2.6. Dampak Anemia Dalam Kehamilan
2.7. Pencegahan Anemia Kehamilan
2.8. Penatalaksanaan Anemia Dalam Kehamilan
2.9. Kewenangan Bidan terhadap Anemia Kehamilan
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1. pengkajian Data
3.2. Interprestasi Data Dasar
3.3. Identifikasi Diagnosis / Masalah potensial
3.4. Identifikasi masalah segera
3.5. Pengembangan Rencana
3.6. Implementasi
3.7. evaluasi
BAB 4 PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB 1
PENDAHULUAN

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2014 AKI di dunia yaitu mencapai
289.000 jiwa dan di Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh
dari target AKI yang harus dicapai Indonesia pada tahun 2015 yaitu 102 per 100.000
kelahiran hidup. Untuk jumlah AKI Indonesia menduduki nomor tiga tertinggi di kawasan
Asia Selatan dan Asia Tenggara (Depkes RI, 2014). Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (PP-PA) Yohana Yembise menambahkan, target penurunan AKI secara
global pada tahun 2030 adalah 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Zuraya, 2015 ).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 terdapat 37,1% ibu
hamil dengan anemia. Tahun 2014 prevalensi ibu hamil dengan anemia di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) tercatat 28,1%. Angka ini menunjukkan terjadinya
peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya mencapai 24,11%
dan ini merupakan permasalahan yang harus di atasi bersama. (Dinkes DIY, 2014)

Upaya Pemerintah untuk menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil salah satunya
dengan dilakukan Program Kelas Ibu Hamil. Dalam program ini ibu hamil dapat belajar
bersama tentang kesehatan, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular
dan akte kelahiran. Selain itu, kelas ibu hamil juga bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman, sikap, dan perilaku ibu hamil termasuk dalam pengaturan gizi melalui pemberian
tablet besi untuk penanggulangan anemia (Depkes RI, 2011)

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Anemia


Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan di mana sel darah merah
kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah kadar
Hemoglobin (Hb). WHO menetapkan kejadian anemia ibu hamil berkisar antara 20%
dengan menentukan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Anemia kehamilan adalah anemia
karena kekurangan zat besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat
besar terhadap kualitas sumber daya manusia (Sulistyawati, 2009).
Sedangkan menurut Proverawati (2011) Anemia adalah suatu kondisi medis
dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin
normal umumnya berbeda pada laki- laki dan perempuan. Untuk pria , anemia biasanya
didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita
hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang
dari 10,0 gram/100ml. jika Hb kurang dari 11,5 gram/100ml pada awal kehamilan, wanita
mungkin perlu diberikan obat profilaktik karena hemodilusi berikutnya biasanya
mengurangi kadar Hb untuk kurang dari 10 gram/100ml. Anemia terjadi pada 1/3 dari
perempuan selama trimester ketiga. Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah
kekurangan zat besi (Anemia Defisiensi Besi) (Proverawati, 2011). Ini tidak
mengherankan sebab kekurangan protein menyebabkan berkurangnya pembentukan
hemoglobin dan pembentukan sel darah merah. Sementara berkurangnya hemoglobin
dalam darah menyebabkan hilang atau berkurangnya unsur zat besi dalam darah (Ratna,
2010).
Zat besi tambahan dibutuhkan oleh tubuh selama kehamilan, kebutuhan total zat
besi adalah antara 580 dan 1340 mg. dan dari jumlah itu, sampai dengan 1050 mg akan
hilang saat melahirkan. Pada awal kehamilan, kebutuhan zat besi sekitar 2,5 mg/hari
meningkat sekitar 6,6 mg/hari dan 3-105 diabsorbsi terutama dari duodenum. Pada wanita
sehat, kehilangan zat besi sehari-hari adalah 1-2 mg (Wylie & Bryce, 2010)
2.2. Faktor Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

6
Menurut Proverawati (2011) Anemia merupakan suatu kumpulan
gejala yang disebabkan oleh bermacam - macam penyebab. Terdapat beberapa hal yang
bisa menyebabkan kadar Hb menurun seperti :
a. Meningkatnya aktivitas fisik
Seseorang yang memiliki berbagai macam aktivitas dapat mengakibatkaan tubuh
menjadi kelelahan dan kurang mendapat istirahat. Hal ini dapat memicu Hb rendah
hingga menjadi kadar Hb menurun dalam darah.
b. Dehidrasi
Dehidrasi atau yang biasa dikenal kurangnya cairan dalam tubuh dapat disebabkan
oleh berbagai macam aktivitas dan kegiatan berat seperti berolahrag yang tidak
diimbangi asupan cairan yang cukup dalam tubuh. akibat kurang minum yang terus
menerus dibiarkan dapat mengakibatkan timbulnya gejala penurunan kadar Hb dalam
darah yang ditanadai dengan kelelahan, pusing, mata berkunang-kunang, dan
beberapa kondisi lainnya.
c. Kurangnya asupan nutrisi dalam tubuh
Kurangnya kebutuhnan nutrisi manusia yang penting dalam tubuh seperti makanan
yang mengandung zat besi, folat, maupun vitamin B12, dapat meningkatnya resiko
seseorang untuk mengalami gangguan gangguan kurang darah,. Karena nutrisi- nutrisi
tersebut sangat penting untuk membantu proses pembentukan sel darah merah dalam
tubuh.
d. Kehamilan
Selama kehamilan seorang wanita sangat rentan mengalami gangguan rendahnya
tingkat Hb dalam darah. Hal ini dikarenakan kurangnya asupan makanan yang
mengandung zat besi dan asam folat dalam tubuhnya. Selama 6 bulan pertama
kehamilan, bagian cairan darah wanita (plasma) membutuhkan peningkatan jumlah sel
darah merah dengan lebih cepat. Ini dapat mengencerkan darah dan dapat menjadi
penyebab Hb menurun pada ibu hamil.
e. Perdarahan
Terjadinya perdarahan serius seperti yang terjadi pada kasus wasir berdarah, operasi,
kecelakaan, proses persalinan, menstruasi, dan sebagainya dapat mengakibatkan
penurunan tingkat Hb dalam darah.
f. Genetik
Gangguan herediter (bersifat turun temurun) dapat mempersingkat rentang hidup dari
sel darah merah dan menyebabkan anemia. Gangguan herediter juga dapat
menyebabkan jumlah sel darah yang diproduksi dapat menurun ketika terjadi
7
kerusakan pada daerah sumsum tulang, atau bahan dasar produksi tidak tersedia.
Tergantung pada derajat dari kelainan genetik, anemia herediter dapat menyebabkan
anemia ringan, sedang, atau berat.
Beberapa kondisi yang menyebabkan anemia herediter melalui berbagai
mekanisme genetik :
1) Anemia sel sabit
Yaitu penyakit turunan berupa kelainan dalam terbentuknya hemoglobin S yang
fungsinya terganggu sehingga sel darah merah berbentuk bulan sabit. Anemia sel
sabit merupakan kelainan genetik gen resesif. Awalnya anemia sel sabit banyak
ditemukan pada daerah endemis malaria sebagai upaya tubuh mengatasi malaria,
tapi akibatnya perpindahan manusia dan perkawinan silang, maka kasus ini
semakin banyak ditemukan di luar area endemis malaria.
2) Talasemia
Yaitu penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah
mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari).
Akibatnya penderita talasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing,
muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan berkurang dan infeksi
berulang. Talasemia terjadi akibat ketidak mampuan sumsum tulang membentuk
protein yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin sebagai mana mestinya.
Hemoglobin merupakan kaya akan zat besi yang berada didalam sel darah merah
dan berfungsi sangat penting untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh
bagian tubuh yang dibutuhkan sebagai energi. Apabila produksi hemoglobin
berkurang atau tdak ada maka energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi
tubuhpun terganggu dan tidak mampu lagi menjalankan aktifitas secara normal.
g. Infeksi penyakit tertentu
Beberapa penyakit kronis yang disebabkan oleh adanya infeksi baik itu virus, bakteri,
maupun infeksi karena mikroorganisme lainnya seperti pada penderita gagal ginjal,
kanker, penyakit autoimmune, infeksi usus, maupun berbagai jenis penyakit lainnya
dapat menjadi penyebab menurunnya kadar Hb dalam darah. Hal ini dikarenakan
penyakit tersebut membuat tubh kesulitan untuk memproduksi sel-sel darah merah.
h. Ante Natal Care (ANC)
Kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilanya sangat berpengaruh terhadap
kejadian anemia. Hal tesebut sesuai dengan tujuan ANC menurut Saifuddin (2010)
adalah mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin

8
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
perdarahan, termasuk kejadian anemia.
i. Usia Ibu
Menurut Proverawati (2011) wanita hamil pada usia terlalu muda yaitu <20 tahun
belum siap untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan
janin. Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri
yang masih dalam pertumbuhan dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi
selama kehamilan. Sedangkan ibu hamil yang terlalu tua yaitu >30 tahun cenderung
mengalami anemia disebabkan karena pengaruh turunya cadangan zat besi dalam
tubuh akibat masa fertilisasi. Pada kehamilan pertama pada wanita berusia >30 tahun
juga akan mempunyai resiko penyulit persalinan dan mulai terjadinya penurunan
fungsi-fungsi organ reproduksi.
j. Konsumsi Tablet Fe
Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur besi dalam makanan
karena gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau terlampau banyaknya besi
keluar dari badan misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan Fe
meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%.
Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari
jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya
hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk
pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg
lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya dengan
melalui diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada
wanita yang bergizi baik (Arisman, 2010)
Menurut Nugraheny (2010) bahwa anemia dapat disebabkan oleh faktor-faktor lainnya seperti
:
a. Kurang gizi
b. Kurang zat besi dalam diit
c. Malabsorpsi besi. Besi tidak dapat diabsorpsi dengan baik bila sedang diet tinggi serat.
d. Perdarahan, misalnya pada persalinan yang lalu, haid, ulkus, gastritis, atau tumor
saluran pencernaan, serta malabsorpsi, terutama setelah reseksi gaster, perdarahan dan
kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan banyak darah.
e. Penyakit kronik: TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
2.3. Tanda dan Gejala Anemia

9
Menurut Wylie & Bryce (2010), gejala anemia ditandai dengan pucat pada kulit dan
membrane mukosa dapat dilihat, dan mungin tampak pada telapak tangan dan konjungtiva,
meskipun tanda ini bersifat subjektif dan tidak dapat diandalkan. Pada anemia berat, tanda dan
gejala klinis yang tampak secara langsung dihubungkan dengan ketidak adekuatan suplai
oksigen dan mencakup takikardia dan palpitasi, angina dan klaudikasi intermiten. Menurut
Proverawati (2011), gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya, kelelahan,
kelemahan, pusing, dispnea ringan dengan tenaga). gejala dan tanda lain termasuk pucat, dan
jika terjadi anemia berat, akan mengalami takikardi atau hipotensi. Anemia meningkatkan
resiko kelahiran peremature dan infeksi ibu postpartum. Banyak gejala anemia selama
kehamilan yang mungkin anda alami, ini meliputi :
a) Merasa lelah atau lemah
b) Kulit pucat
c) Pusing
d) Mata berkunang
e) Denyut jantung cepat
f) Sesak nafas
g) Konsentrasi terganggu

2.4. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan


Menurut Proverawati (2011) klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah
sebagai berikut:
a) Anemia defisiensi besi
Adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebabkan oleh zat besi
yang terlalu sedikit. Besi merupakan komponen utama dari hemoglobin dan penting
untuk fungsi yang tepat. Pengobatannya yaitu bagi wanita hamil, tidak hamil dan
dalam masa laktasi yang memerlukan asupan zat besi dianjurkan untuk diberikan
tablet besi. Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamnesa. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg.
b) Anemia megaloblastik
Adalah gangguan darah dimana ukuran sel lebih besar dari sel darah merah normal
yang disebabkan oleh kurangnya asam folat atau vitamin B12. Anemia ini biasanya
dijumpai pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran berdaun hijau, polong-
polongan dan protein hewani (Prawirohardjo, 2007)
c) Anemia Hipoplastik
10
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel
darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan diantaranya darah
lengkap, pemeriksaan fungsi ekternal dan pemeriksaan retikulasi.
d) Anemia Hemolitik
Adalah suatu kondisi dimana tidak ada cukup sel darah merah dalam darah, karena
kerusakan dini sel-sel darah merah. Anemia ini jarang terjadi karena masalah yang
menyebabkan sel- sel darah merah untuk mati atau dihancurkan sebelum waktunya.
Biasanya sel darah merah hidup dalam darah selama sekitar 4 bulan. Sumsum tulang
tidak mampu memproduksi sel darah merah baru dengan cepat untuk menggantikan
mereka yang telah hancur, menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dalam
darah, yang pada gilirannya menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk memasok
oksigen untuk jaringan seluruh tubuh.
No Klasifikasi Kadar Hb
1 Tidak Anemia 11 gr%
2 Anemia Ringan 9-10 gr%
3 Anemia Sedang 7-8 gr%
4 Anemia Berat < 7 gr%
Tabel 2.2 Klasifikasi kadar Hb (Manuaba, 2010)

2.5. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan


Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam
kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama pengenceran ini meringankan
beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat
hidremia cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas
darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah naik. Kedua,
pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit
dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental (Saifuddin, 2008)
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena adanya hemodilusi (Pengenceran
darah), seperti yang dijelaskan diatas. Dimana hal ini mulai terjadi pada umur
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32 sampai 34
minggu. Jadi apabila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr% maka dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan
menjadi 9,5 gr% sampai 10 gr%.

11
Sebagai suatu keadaan khusus, kehamilan, persalinan dan nifas cukup
menguras cadangan besi ibu. Oleh karena itu jarak minimum antara persalinan yang
satu dengan kehamilan berikutnya sebaiknya 2 tahun. Jarak ini di anggap adekuat
untuk menggantikan kurang lebih 1000 mg zat besi yang terkuras selama kehamilan,
persalinan dan nifas, dengan syarat diet harus seimbang.
2.6. Dampak Anemia Dalam Kehamilan
Menurut Proverawati (2010) akibat yang akan terjadi pada anemia kehamilan adalah :
1) Hamil muda (trimester pertama): abortus, missed abortion, dan kelainan kongenital
2) Trimester kedua : persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim, asphyxia intrauterine sampai kematian, berat badan
lahir rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensation
kordis kematian ibu.
3) Saat inpartu : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia,
persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gangguan perjalanan persalinan
perlu tindakan operatif.
4) Bahaya selama postpartum : terjadi perdarahan post partum, mudah terjadi infeksi
puerperium, dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest, sub infolusi uteri.
5) Bahaya terhadap janin : abortus, terjadi kematian intra uterin, persalinan
prematureitas, berat dan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat
bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, intelegensia rendah
(Manuaba, 2010).
2.7. Pencegahan Anemia Kehamilan
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia jika
sedang hamil atau mencoba menjadi hamil. Makan makanan yang tinggi kandungan
zat besi (seperti sayuran berwarna hijau, daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah)
dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjadi pasokan besi yang diperlukan
untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh
memiliki cukup asam besi dan folat. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg
zat besi setiap hari. Jika mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati
dengan mengambil suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil dicek pada
kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, 2011).
2.8. Penatalaksanaan Anemia Dalam Kehamilan
Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara
pemberian tablet besi, asam folat, vitamin B12, serta peningkatan kualitas makanan
sehari-hari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapat preparat besi tetapi juga asam
12
folat. Dosis pemberian asam folat sebanyak 500 µg dan zat besi sebanyak 120 mg.
Pemberian zat besi sebanyak 30 gram per hari akan meningkatkan kadar hemoglobin
sebesar 0,3 dl/gram/minggu atau dalam 10 hari. Menurut Sulistyoningsih (2011) untuk
penatalaksanaan anemia ringan yaitu :
(1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
Perhatikan komposisi hidangan setiap kali makan dan makan makanan yang banyak
mengandung besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan
bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe) perlu
juga makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C
(daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat
untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Makanan yang berasal dari
nabati meskipun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan
baik oleh usus.
(2) Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah darah
(tablet besi/tablet tambah darah) sebanyak 120 mg dalam sehari atau 2 kali sehari.
Pemberian zat besi tersebut akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3
dl/gram/minggu atau dalam 10 hari.
(3) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu minum
tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu dan kopi karena dapat
menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi
berkurang. Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan
seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna
hitam. Untuk mengurangi efek samping, minum tablet besi setelah makan malam,
menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet besi disertai makan buah-
buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dan lain-lain.
Hasil penelitian Sood, SK membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil besi
ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hb nya naik lebih tinggi dari pada
wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi
menurut Saifuddin, (2009) adalah :
a. Minum zat besi diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan.
b. Hindari mengkonsumsi kalsium bersama zat besi (susu, antasida, makanan tambahan
prenatal).
c. Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C).
d. Masak makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu memasak sesingkat
mungkin.
13
e. Makanlah daging, unggas, dan ikan. Zat besi yang terkandung dalam bahan makanan
ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam bahan makanan lain.
f. Makanlah berbagai jenis makanan. Pemberian preparat 120 mg/hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1 gr% / bulan.
2.9. Kewenangan Bidan terhadap Anemia Kehamilan
Menurut Sulistyoningsih (2011) peran bidan dalam mengatasi anemia yaitu
harus memberikan KIE tentang :
a) Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makan-makanan yang bergizi dan
mengandung zat besi yang cukup seperti mengkonsumsi sayuran hijau yaitu
bayam, kacang kedelai, dan makanan lainnya yang mengandung zat besi.
b) Memberi pasien tablet penambah darah yaitu pada ibu hamil normal tablet Fe
dengan dosis 60 mg (1x1 perhari) dan pada kasus anemia ringan dengan dosis 120
mg (2x1 perhari).
c) Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari anggapan bahwa makanan yang
memiliki zat besi dapat mempercepat kegemukan.
d) Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga kondisi dan selalu minum vitamin
yang dapat menambah darah.
e) Menganjurkan kepada pasien untuk berolah raga secara teratur
f) Menganjurkan kepada pasien untuk menghindari aktifitas yang dapat menguras
tenaga berlebih karena dapat menimbulkan kelelahan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan.
Kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
a) Kewenangan normal:
(1) Pelayanan kesehatan ibu
(2) Pelayanan kesehatan anak.
(3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
b) Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
c) Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter.

14
BAB 3
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.IH G1P0A0 UMUR 19 TAHUN HAMIL 23


MINGGU T/H/IU LETAK MEMANJANG, PERSKEP,PUKI, BELUM MASUK PAP,
DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS GANDING SUMENEP

Tanggal Pengkajian : 14 November 2019


Jam : 08.45 wib
3.1. PENGKAJIAN DATA.
A. Data Subyektif.
1. Biodata/ Identitas.
Ibu Suami
- Nama : Ny. IH - Nama : Tn. HF
- Umur : 19 tahun - Umur : 20 tahun
- Agama : Islam - Agama : Islam
- Suku/ Bangsa : Madura/Indonesia - Suku/ Bangsa : Madura/Indonesia
- Pendidikan : SMU - Pendidikan : SMU
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga - Pekerjaan : Petani
- Alamat : Rombiya Timur - Alamat : Rombiya Timur

2. KeluhanUtama.
Tidak ada , alasan datang : Ibu mengatakan ingin periksa kehamilannya yang
pertama.
3. Riwayat kesehatan ibu.
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti jantung, asma,
ginjal, tuberkulosis, diabetes mellitus, malaria, HIV/AIDS, dll.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit seperti jantung,
asma, ginjal, tuberkulosis, diabetes mellitus, malaria, HIV/AIDS, cacat fisik /
psikologis, dll.
c. Riwayat kesehatan keluarga

15
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit seperti jantung,
asma, ginjal, tuberkulosis, diabetes mellitus, malaria, HIV/AIDS, cacat fisik /
psikologis, riwayat kembar, dll.
4. Riwayat Menstruasi.
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Fluor Albus : Tidak
Disminorhoe : Tidak
Bentuk haid : Cair
Bau haid : Anyir
5. Riwayat Kehamilan Sekarang.
HPHT : 11-06-2019
HPL : 18-03-2020
Usia kehamilan : 7,5 bulan
Gerakan janin : aktif setiap 3 – 5 jam sekali
Tanda-tanda bahaya : tampak pucat
Melakukan pemeriksaan kehamilan ke : ini yang pertama kali
Berapa kali memeriksakan kehamilannya : -
Imunisasi TT : TT3
Terapi :profulat 30, kalk
6. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya.
7. Riwayatperkawinan.
Status perkawinan : kawin.
Lama perkawinan : 1 tahun
Usia pertama kawin : 18 tahun.
8. Riwayat KB.
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB.
9. Riwayatpsikososial spiritual.
Komunikasi : Lancar
Keadaan emosi : Kooperatif
Hubungan dengan keluarga : Akrab
Hubungan dengan orang lain : Biasa
Ibadah/spiritual : Selalu tepat 5 waktu
16
Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Ibu dan keluarga bahagia atas
kehamilannya karena merupakan kehamilan yang pertama.
Dukungan keluarga : Keluarga memberi dukungan positif terhadap
kehamilannya.
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami.
Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin : Ibu mengatakan ingin
bersalin di BPS Bidan.

10. Pola aktifitas sehari- hari.


a. Nutrisi :Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang,
dan minum ± 8 gelas sehari baik sebelum hamil
maupun saat hamil.
b. Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang selama ± 2 jam, dan
tidur malam selama ± 8 jam baik sebelum hamil
maupun saat hamil.
c. Eliminasi : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, dan BAK ± 4
kali sehari baik sebelum hamil maupun saat hamil.
d. Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali
seminggu, mengganti pakaian 1 kali sehari dan
mengganti celana dalam 2 kali sehari baik sebelum
hamil maupun saat hamil.
e. Aktifitas : Ibu mengatakan setiap hari mengurus rumah tangga.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik.
a. Pemeriksaan umum.
K/U : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : TD= 110/70 mmhg, N= 88 kali/menit,
RR= 20 kali menit, S= 36,5ºC.
Antropometri : BB sebelum hamil = 40 kg
BB saat hamil = 44 kg
TB = 144 cm
Lila = 24 cm
b. Pemeriksaan khusus.
1. Inspeks secara head to toe.
17
a. Rambut : Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe.
b. Wajah : pucat, tidak ada cloasma gravidarum
c. Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih.
d. Mulut : Tidak tampak stomatitis, tidak ada perdarahan pada
gusi, gigi tidak karies, lidah bersih.
e. Telinga : bersih, tidak ada secret dan perdarahan.
f. Dada : simetris.
g. Mamae : Simetris, tidak ada benjolan, putting susu menonjol.
h. Ektremitas : Atas : tidak ada edema, tidak ada varises.
Bawah : tidak ada edema, tidak ada varises.
2. Palpasi.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe
dan vena jugularis.
Abdomen : Tidak ada linea dan striae, tidak ada bekas SC.
TFU McDonal : 18 cm.
TBJ : 775 gram.
Leopold I-IV : Leopod I : TFU 1 jari bawah pusat ( 18 cm ).
Leopod II : Punggung kiri.
Leopod III : Kepala janin.
Leopod IV : Bagian bawah janin belim masuk PAP.
3. Auskultasi.
DJJ : 143 x/mnt.
4. Perkusi
ReflekPatela : Positif kanan dan kiri.
5. Pemeriksaan penunjang.
Laboratorium : * HB 8,7 gram dl.
 Ttrombosit 348.000
 Gol darah O
 HbSAg / HIV / Sifilis = Negatif.
6. Pemeriksaan panggul luar.
Distansia Spinarum : Belum dikaji
Distansia Cristarum : Belum dikaji
Conjungata exsterna : Belum dikaji
Lingkar Panggul : Belum dikaji.
3.2.INTERPRETASI DATA DASAR
18
DX : Ny.IMA G1P00000usia kehamilan 23 minggu, dengan keadaan ibu dan janin saat
ini baik.
DS : - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya.
- Ibu mengatakan kehamilannya berumur 7,5 bulan.
DO : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD: 110/70 mmhg, N: 88 kali/menit, RR: 20 kali/menit, S:36,5ºC.
TFU: 18 cm.

3.3.IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL


Anemia berat.
3.4.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
.Konsultasi dan kolaborasi, bila diperlukan serta melakukan rujukan.
3.5.PENGEMBANGAN RENCANA
Tanggal: 19-11-2017 jam: 08.45 wib
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Beritahu ibu tentang penyebab anemia yang dialami.
3. Beritahu ibu cara mengatasi Anemia.
4. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester 2.
5. Beritahu ibu kunjungan ulang.
6. Berikan obat tablet Fe dan kalk.
7. Berikan KIE pola istirahat yang baik.
8. Berikan KIE aktifitas sehari – hari.
3.6.IMPLEMENTASI
Tanggal: 14-11-2019 jam: 08.48 wib
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan:
TD : 110/70 mmhg
RR : 20 kali/menit
N : 88 kali/menit
S : 36,5ºC
2. Memberitahu ibu penyebab Anemia yang dialami salah satunya karena; dehirasi,
kelainan genetik.
3. Memberitahu cara mengatasi anemia dengan menganjurkan mengkonsumsi lebih
banyak protein,mineral dan vitamin serta makanan yang banyak mengandung zat
besi.
19
4. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester 2 seperti demam, kejang,
perdarahan, bengkak pada wajah, kaki dan tangan, hiperemesis gravidarum atau mual
muntah berlebihan, perdarahan ante partum, IUFD, IUGR, kelahiran premature,
BBLR,.
5. Memberitahu ibu kunjungan ulang yaitu 2 minggu lagi atau jika ada keluhan.
6. Memberikan KIE cara mengkonsumsi Fe.
7. Memberikan KIE agar ibu istirahat cukup.
8. Memberikan KIE pada ibu agar tidak terlalu lelah beraktifitas.
3.7.EVALUASI
Tanggal: 14-11-2019 jam: 08.55 wib
Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan akan melakukan anjuran bidan.

20
BAB 4
PEMBAHASAN

Pengkajian data obyektif pada Ny. IH menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tanda vital dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan fisik wajah
konjungtiva, bibir dan kuku tampak sedikit pucat. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut
sesuai dengan teori Varney (2007) yang menyatakan bahwa manifestasi klinis dari anemia,
dapat terlihat manifestasinya dari tanda gejala seperti pusing, kulit pucat, konjungtiva pucat,
kuku pucat.
Berdasarkan masalah yang dialami Ny. IH maka dilakukan pemeriksaan penunjang
yaitu dilakukan pemeriksaan Hb, hal tersebut sesuai dengan teori Pantikawati (2010) yang
menyatakan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan anemia atau
tidak.

21
DAFTAR PUSTAKA

Luthfiani, Putri. 2014. Studi Kasus Kehamilan Trimester 1. (online)


https://putriluthfiani14.worpress.com/2014/11/27/studi-kasus-kehamilan-trimester-
1-manajemen-asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-nya-g1p0a0h0-usia-kehamilan-6-
7-(08-12-2017).
Anonim. 2016. Mual Saat Hamil Pertanda Kehamilan Sehat. (online)
http://www.alodokter.com/mual-saat-hamil-pertanda-kehamilan-sehat(08-12-2017)
Fathma, Liefa Iyna. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil Normal. (online)
http://lien-fea.blogspot.com/2014/09/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-
normal.html (30-11-2017)

22

Anda mungkin juga menyukai