Anda di halaman 1dari 31

Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny.

L Post Partum Fisiologis Hari ke-1 Di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Dupak Surabaya (19 November 3 Desember 2010)

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Setelah persalinan seorang wanita mengalami suatu masa yang dusebut masa nifas

(puerperium). masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir setelah alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil. masa nifas berlangsung kira-kira 6-8 minggu. (Sarwono, 2006:12). Pada masa nifas, terjadi perubahan-perubahan fisiologis yaitu perubahan fisik, involusi uterus, pengeluaran lochea, lakatasi, perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan psikologis. masa nifas berlangsung selama 6 minggu, sekitar 42 hari, pada keadaan normal dijumpai 2 keadaan penting, yaitu involusi dan laktasi (FKUI, 2001:316) Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan orang awam merupakan masa nifas yang penting sekali untuk terus di pantau, lama masa nifas itu berbedabeda pada setiap ibu. Darah nifas mengandung trombosit, sel-sel degeneratif, sel-sel nekrosis, selsel endometrium sisa. Cepat ataupun lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misalnya karena tertutupnya mulut rahim maka kuman dapat tumbuh subur di dalam rahim, sehingga bisa terjadi infeksi. Oleh karena itu dibutuhkan perawatan bagi ibu nifas meliputi kebersihan diri, istirahat, latihan, penurunan gizi, menyusui, perawatan payudara, senggama maupun KB. (Buku Panduan Praktis Maternal & Neonatal, 2002 : N26N28 Adapun kebiasaan ibu yang tidak bermanfaat, bahkan dapat membahayakan seperti menghindari makanan berprotein seperti ikan atau telur, karena ibu menyusui perlu ambahan kalori sebesar 500 kal/hari.(Buku Praktis Maternal & Neonatal, 2000: N29)

1.2

Tujuan Tujuan Umum Seteah melakukan praktek di RS IBI Dupak Surabaya, maka mahasiswa diharapkan

1.2.1

mampu melakukan asuhan Kebidanan pada ibu post partum fisiologis dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan Manajemen Kebidanan Kompetensi Bidan di INdonesia.

1.2.2

Tujuan Khusus 1.2.2.1 Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subyektif dan data obyektif pada post partum fisiologis. 1.2.2.2 1.2.2.3 1.2.2.4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi yang terjadi pada ibu nifas fisiologis Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis Mahasiswa mampu memberikan konseling dan penyuluhan pada ibu nifas fisiologis 1.2.2.5 1.2.2.6 Mahasiswa mampu mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi lebih lanjut Mahasiswa mampu mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

1.3

Pelaksanaan Laporan ini merupakan hasil dan praktek belajar lapangan yang dilakukan mulai tanggal

5 Desember - 18 desember 2009 di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Surabaya. 1.4 Metode Penulisan 1.4.1 Metode Deskriptif 1.4.1.1 Studi Kepustakaan Dengan mempelajari literature dari berbagai buku yang berhubungan dengan laporan asuhan kebidanan. 1.4.1.2 Studi Kasus Mengadakan pengamatan langsung pada klien untuk kemudian mengkaji masalah klien, merencanakan tindakan kebidanan untuk evaluasi. 1.4.2 Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan : 1.4.2.1 1.4.2.2 Wawancara langsung dengan klien, keluarga dan petugas Mengamati keadaan, reaksi, sikap dan perilaku pasien meliputi bio-psikosocial dan spiritual 1.4.3 Sumber Data 1.4.3.1 Data Primer Diperoleh langsung dari klien dan keluarga 1.4.3.2 Data Sekunder Diperoleh dari rekam medik dan keperawatan. Hasil pemeriksaan dan catatan tenaga kesehatan yang lain. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan makalah laporan individu ini menggunakan sistematika penulisan antara lain :

Bab I

Pendahuluan Berisi latar belakang, tujuan, dan metode penulisan

Bab II

Tinjauan teori Berisi Konsep dasar nifas, Konsep Asuhan Kebidanan

Bab III

Tinjauan Kasus Berisi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

Bab IV

Penutup Berisi kesimpulan dan saran

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR NIFAS 2.1.1 Definisi Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kemablai seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung sekitar 6 minggu. akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sarwono:2007,237) Masa nifas dimulai setelah partus selesai & berakhir kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono P. 2005: 237). Nifas atau puerperium adalah periode dimana organ-organ reproduksi kembali seperti kepada keadaan tidak hamil. (Fairer Helen. 2001: 225). Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir & berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Abdul Bari.S, dkk. 2002). kala puerperium berlangsug selama 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang dipergunakan untuk pulihnya alat kandungan ke keadaan normalyaitu involusi dan proses laktasi (IBG Manuaba, 1998) Masa nifas merupakan masa yang diawali dari beberapa jam setelah placenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu post partum. (http://situs-wanita.com/masa-nifas). Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan yang umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama 6 pekan(http://roihan.wordpress.com/2009/02/13/kenali-perubahan-pada-masa-nifas/). Puerperium adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan, atau periode pasca persalinan umumnya berlangsung selama 6 12 minggu. (http://blogger.com/bambangwidjanarko/fisiologi-masa-nifas/). Periode masa Nifas Masa nifas dibagi dalam 3 peride, yaitu : a. Puerperium dini Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan. Dalam agama Islam telah

dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. b. Puerperium Intermedial Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. c. Remote puerperium Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi (www.kuliahbidan:blogspot.com)

2.1.2 Kebutuhan dasar pada nifas Kebutuhan dasar pada masa nifas salah satu diantaranya yaitu istirahat disertai dengan mobilisasi bertahap. Mobilisasi dilakukan setelah 8 jam tidur terlentang pasca persalinan, dengan cara miring ke kanan dan kiri, pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalanjalan.

2.1.3 Fisiologi dan masalah yang dapat terjadi dalam masa nifas 2.1.3.1 Fisiologi nifas Adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristik dalam masa nifas. Perubahan normal yang harus terjadi adalah : involusi, lochea, laktasi, serta perubahan psikologis, selain itu terjadi hemokonsentrasi dan perubahan alat-alat tubuh yang lain. (Ibrahim ch, 1987 : 10).

A. Perubahan fisik 1. Keadaan umum segera setelah melahirkan umumnya sangat lemah, lebih-lebih bila partus berlangsung lama. Sebenarnya nifas normal tidak sakit tetapi membutuhkan waktu untuk mengembalikan keadaan umumnya yang mengalami perubahan pada saat hamil dan persalinan sampai kemablai ke keadaan semula (Mochtar, 1998). 2. Suhu tubuh dapat meningkat 0.5 oC namun tidak lebih dari 38 oC, sesudah 12 jam pp kembali normal (36,5oC - 37,5oC). Adakalanya terjadi peningkatan pada hari pertama post partum yang disebabakan faktor laktasi. Bila melebihi 38oC pada 24 jam pertama post partum merupakan tanda infeksi (Sarwono, 2007) 3. Denyut nadi umumnya berkisar 60-80 x/menit maksimal 100/menit dapat terjadi bradikardi. Denyut nadi di masa nifas umumnya lebih dibandingkan suhunya. Kecuali bila partus lama dan sulit sehingga kehilangan banyak darah dan dapat terjadi takikardi. Bradikardi post partum pada hari 6-10 dengan denyut antara 40-70 kali/ menit adalah perubahan normal. (Sarwono, 2007).

4. Pernafasan setelah melahirkan normal 18x/menit. Bila fungsi paru-paru baik, pernapasan akan normal, teratur dan cukup (Mochtar, 1998). 5. Berat badan segera setelah melahirkan kehilangan sebesar 5kg atau berkurang sebesar 12 pound, yang desebabkan oleh keluarga bayi, plasenta dan air ketuban. Pada minggu pertama post partum, kehilanagan berat badan sekitar 2 kg karena kehilangan cairan. (Varney H., 1997 : 3-10).

B. Perubahan sistem reproduksi 1. Involusi dan tempat plasenta Involusi uterus adalah proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil. Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Uterus secara berangsur-angsur menjadi seperti sebelum hamil. Proses involusi terjadi akibat proses autolisis. Aktivitas otot-otot dan iskhemia dimana protein dinding rahim dipecah, daibsorpsi dan dibuang meflalui urin (Rustam M,1998 : 115).

Tabel Perubahan uterus setelah melahirkan : Involuasi Setelah plasenta lahir 1 minggu TFU Berat uterus Diameter bekas plasenta 12,5 cm Keadaan cervix

Sepusat Pertengahan pusat simpisis Tak teraba Sebesar hamil 2 minggu Normal

1000 gr

Lembek Dapat dilalui 2 jari Dapat dimasuki 1 jari

500 gr

7,5 cm

2 minggu

350 gr

5 cm

6 minggu 8 minggu

50 gr 30 gr

2,5 cm

Sumber : Rustam Muchtar, 1998

Involusi tempat placenta setelah persalinan sebesar telapak tangan, akhir minggu kedua 34 cm, akhir nifas 1-2 cm setelah janin lahir, tangan dapat masuk ke kavum uteri setelah 2-

3 hari, 1 minggu pp 1 jari (Wighyosastro.H, 1998 : 188). 2. Tinggi fundus dan kontraksi uterus Akibat proses involusi TFU mengalami penurunan sampai keadaan sebelum hamil. Kontraksi keras pada uterus berarti baik, dan sebaliknya. Involusi uterus Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke-10 atau ke-12 Sumber : Sarwono, 2007 3. Lochea Adalah sekret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka placenta yang keluar melalui vagina, dibagi menjadi : a. Lochea rubra Warna merah seperti darah haid dan pengeluaran setelah persalinan-2hari pp. b. Lochea Sanguinolenta Warna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 post partum. c. Lochea serosa Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum. d. Lochea alba Cairan putih kekuning-kuningan, pengeluaran setelah 2 minggu. e. Lochea purule Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. f. Lochea statis Lochea tidak lancar keluarnya. (www.wordpress.com) 4. After pain (mules-mules) Adalah rasa sakit mules-mules yang disebabkan kontraksi rahim berlangsung 2-4 hari post partum.Afterpains yang terjadi post partum merupakan akibat dari kontraksi dari uterus, kadang-kadang sangat mengganggu sampai 2-3 hari post partum. Perasaan mules ini lebih terasa bila terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta atau gumpalan darah TFU Setinggi pusat 1-2 jari dibawah pusat Pertengahan simpisis 3 jari diatas simpisis 1 jari diatas simpisis Tidak teraba dari luar

di dalma cavum uteri. Pada primi para, afterpains kurang terasa. Pada umumnya lebih terasa pada multi para karena uterus sering berkontraksi kuat dengan interval sehingga nyeri. (Sarwono, 2007)

C.

Laktasi Sejak hamil sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar mamae, untuk menghadapi

masa laktasi. Proses lakatasi ini timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas. ASI sebagai makanan alamiah terbaik yang dapat diberikan seorang ibu pada anak yang baru lahir sampai umur 6 bulan. 1. Colostrum Glandula mammae mengeluarkan kolostrum pada bulan ke-3 kehamilan, akan diproduksi terus sampai 2-3 hari post partum. Kolostrum adalah cairan kental warna kekuningan/ jernih merupakna pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus BBL. Lebih banyak protein dna zat anati infeksi daripada ASI matang. Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dari ASI matang. Volume kolostrum 150-300 ml/ jam. 2. Asi dan Pengeluarannya Menyusui ASI mengadung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selelu segar, bersih, dan siap untuk diminum. Tanda ASI cukup g. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam, warnanya jernih sampai kuning muda. h. Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan berbiji i. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi yang selalu tidur bukan penanda baik. j. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam. k. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui. l. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran asi, setiap kali bayi menyusu. m. Bayi bertambah berat badannya. (Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N 26) ASI tidak cukup Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar atau setidaknya 10-12 kali pasca persalinan. Jika bayi dibiarkan tidur lebih dari 3-4 jam atau diberi makanan lain atau

payudara tidak dikosongkan dengan baik tiap kali menyusui, maka pesan hormonal yang diterima otak ibu adalah untuk menghasilkan susu lebih sedikit. (Maternal dan Neonatal, 2002 : N 26).

D.

Perubahan sistem tubuh lain 1. Pembuluh darah rahim Di dalam uterus sebagian besar pembuluh darah mengalami obliterasi atau menghilang oleh perubahan hialin sehingga pembuluh darah mengecil. 2. Serviks dan vagina Setelah persalinan pinggir-pinggir serviks tidak rata, setelah 1minggu post partum dapat dilalui 1 jari. Vagina mencapai ukuran normal pada minggu ke-3 pp. 3. Dinding perut dan peritoneum Setelah persalinan perut longgar, pulih dalam 6 minggu. Peritoneum yang meliputi usus menjadi berlipat-lipat dan keriput. 4. Perubahan sistem ginjal Miksi spontan terjadi dalam 3 jam pp. Efek trauma persalinan dalam kandung kencing dan ureter menghilang dalam 24 jam. 5. Gastrointestinal 1-2 jam pp lapar dan siap menyantap makanan. Konstipasi awal nifas disebabkan tidak adanya input makanan padat selama persalinan. 6. Hematologi Jumlah hemoglobin, hematokrit, eritrosit sangat bervariasi pada ibu tergantung hidrasi, input cairan, kehilangan darah & cairan selama persalinan, serta pengurangan normal jumlah darah. 7. Endokrin Isapan bayi merangsang keluarnya oksitosin untuk pengeluaran air susu dan mempercepat involusi. (Sarwono, 2007)

1.1.3.2 Perubahan Psikologis 1. Phace honey moon Terjadi intimidasi dan kontak yang lama antara ibu ayah yang baik, hal ini disebut juga psikis honeymoon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantik. namaun masing-masing saling memperhatikananaknya dan menciptakan

hubungan baru. (Varney 2007:3) 2. Bonding and attachment terjadi pada kala IV dimana terjadi kontak antara ibu, ayah dan anak dan tetap dalam ikatan kasih.penting bagi asuhan untuk memikirkana bagaimana agar hal tersebut dapat terlaksana. partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya dalam proses ikatan kasih sayang. 3. Phase Taking In (tahap ketergantungan)

terjadi pada hari 1-2 post partum. perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, pasif dan tergantung. ibiu tidak mengirimkan kontak dengan bayi bukan berarti tidak memperhatikan. dalam fase ini yang perlu diperhatikan adalan kontak dengan bayinya, bukan cara merawat bayi (Hamilton, 1995:291) 4. Phase taking hold

berangsung kira-kira 10 hari mulai hari ke 2-4 post partum. paa saat ini sangat dibutuhkan sistem pendukung terutama bagi ibu muda/ primi para karena pada fase ini sering terjadi post partum blues. 5. Phase letting go atau saling ketergantungan(Manuaba, 1998).

dimulai ketika minggu ke 5-6 kelahiran. tubuh ib setelah sembuh secara fisik ibu mampu menerima tanggung jawab normal an tidak lagi menerima peran sakit serta kegiatan seksualnya telah dilakukan kembali. 6. Reaksi ibu Reaksi positif termasuk berbicara pada bayi, memeluk, meneliti dan memberi tanggapan positif tentang bayinya. 7. Post partum blues (Sinopsis Obstetri, 1983)

ibu merasa letih setelah persalinan, mengalami nyeri perineum, pembengkakan mamae. hal ini disebabkan tingkat esterogen dan progesteron tubuh yang menurun setelah persalinan, seringkali emosi yang semula tinggi menurun dengna cepat setelah kelahiran dan tampak pada minggu 1-2 poost partum.

1.1.3.3 Permasalahan yang terjadi pada masa nifas Beberapa diagnosa yang terjadi pada ibu post partum : 1. Rasa nyeri 2. Rasa gelisah 3. Infeksi

4. Perdarahan Dalam masa puerperium ada beberapa masalah yang harus diwaspadai sebagai tandatanda bahaya masa nifas, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Perdarahan yang hebat yang tiba-tiba meningkat dari vagina Pengeluaran dari vagina yang berbau busuk Rasa nyeri di bagian bawah abdomen Sakit kepala terus-menerus, nyeri epigastrium Pembengkakan di tangan Demam, muntah, sakit saat BAK Payudara nampak merah, panas dan nyeri Kehilangan nafsu makan untuk jangka waktu lama Rasa nyeri warna merah dan lembek, bengkak pada kaki Merasa sesak nafas

1.1.4 Partus

Patofisiologi

Plaseta lahir Nifas S. Reproduksi Involusi s.Kardio Hemokonsentrasi Laktasi Psikologis Endolrin Uterus Berkontraksi Bekas Implantasi tertutup Uterus mengecil afterpains 1.1.4 a. 1 2 3 4 Asuhan yang diperlukan pada masa nifas dengan persalinan spontan Kebersihan diri Anjurkan kebersihan seluruh tubuh Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan kelaminnya 5 Jika ibu punya luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka b. Istirahat Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan

Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal : Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya

c.

Latihan Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti : Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada; tahan satu hitungan sampai 5 dan ulangi sebanyak 10 kali

d.

Gizi Ibu menyusui harus : 1 2 Mengkonsumsi tambahan 500 kalori per hari Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup 3 4 Minum setidaknya 3 liter air setiap hari Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya 40 hari pasca bersalin 5 Minum kapsul vitamin A agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI (Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N27)

e. 1 2 3

Perawatan payudara Menjaga payudara tetap bersih dan kering Menggunakan BH yang menyokong payudara Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar disekitar puting setiap selesai menyusui. 4 Bila lecet sangat berat istirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok 5 6 Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 1-6 jam Apabila terdapat bendungan ASI lakukan :

Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit

Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah Z menuju putinng

Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak

Susukan bayi tiap 2-3 jam sekali jika tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan

Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui dan keringkan. (Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N27).

f.

Hubungan perkawinan atau rumah tangga Secara fisik aman untuk memulai hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. (Saefuddin AB, 2001 : 127).

g.

Keluarga berencana Pada umumnya sebagian besar metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah melahirkan (Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N28).

Penatalaksanaan Perawatan Masa Nifas asuhan nifas diperlukan dalam fase ini karena merupakan fase kritis pada ibu maupun bayi. diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinna dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Tujuan Umum membantu ibu dan suami setelah masa transisi awal mengasuh anak Tujuan Khusus 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologik 2. Melakukan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. 3. Memberikan penyulhan tentanng perawatan diri, utrisi, KB, Menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. 4. Memberikan openyuluhan dan pelayanan keluarga berencana. Perawatan Masa Nifas 1. Early Ambulation

kini perawatan puerperium lebih aktif dengna dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini atau early ambulation. perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungna yaitu : - melancarkan pengeluaran lochea dan mengurangi resiko infeksi puerperium - mempercepat involusi dalam kandungan Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat perkemihan - meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme 2. Istirahat dan tidur kebutuhan istirahat normalnya dalam 1 hari adalah 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari Perawatan masa nifas dalam bentuk pengawasan, yaitu : 1. Rawat Gabung 2. Pemeriksaan Khusus 3. Pemeriksaan Umum 4. Pemulangan pasien dan pengawasan Lanjutan 5. Follow up Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masa nifas adalah : 1. Keadaan Umum ibu 2. Involusi uterus 3. Perdarahan 4. Lochea 5. Perawatan Puerperium 6. Perawatan Mamae 7. Pola-pola fungsi kesehatan 8. Penyuluhan gizi, KB, Kebersihan diri dan perawatan BBL Peran dan Tanggung Jawab bidan dalam masa nifas 1. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan 2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, memjaga gizi mempraktekkan kebersihan yang aman 3. Memfasilitasi hubungan ikatan batin antara ibu dan bayi 4. Memulai dan mendorong pemberian ASI 5. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan yang baik, serta

diagnosa dan rencana tindakan segera melaksanakannya untukl menpercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas. 6. Memberikan asuhan secar profesional Kebijakan Progam nasional Masa Nifas Dalam kebijakan progam nasional masa nifas adalah melakukan kunjungna masa nifas minimal 4 kali kunjungna untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi aru lahir dan untuk mendeteksi sertta menangani masalah-masl;ah yang terjadi. Kunjungan masa nifas : - Kunjungan / observasi I - Kunjungan II - Kunjungan III - Kunjungan IV : 6-8 jam post partum : 6 hari post partum : 2 minggu post partum : 6 minggu post partum

KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM FISIOLOGIS

Tanggal Pengkajian : Jam : No. Reg Oleh I. PENGKAJIAN Data Subyektif 1. Identitas Nama

: :

: Nama penderita dan suaminya untuk mengenal klien sehingga tidak keliru dengan pasien lain. (Christina, 1993 : 84).

Umur

: Menurut pendapat para ahli kehamilan yang pertama kali sebaiknya 19-35 tahun, dimana otot masih bersifat elastis dan mudah renggang. Tetapi menurut pengalaman, penderita umur 25-35 masih mudah melahirkan. Primi tua dikatakan 35th. (Christina, 1993 : 84).

Agama

: Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan keseharian pasien.

Pendidikan : Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. (Depkes RI, 1995 : 14). Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi klien sehingga penjelasan yang diberikan sesuai kondisi klien, juga untuk mengetahui apakah pekerjaannya itu mengganggu kehamilannya atau tidak. (Christina, 1993 : 85). Suku : Untuk mengetahui kebudayaan dan kebiasaan tempat tinggal klien yang dapat mempengaruhi kesehatan klien. Alamat : Untuk mengetahui klien tinggal dimana sehingga menghindari kekeliruan bila misalnya ada nama yang sama. Diperlukan juga bila akan mengadakan kunjungan rumah. (Christina, 1995 : 84). 2. Keluhan utama Untuk mengetahui keluhan pasien, ketidaknyamanan dan gangguan 3. Riwayat menstruasi 3.1 Menarche 3.2 Lama haid

3.3 Siklus haid 3.4 Sifat darah Menurut FK Unpad, 1987 : 78, darah haid kadang membeku bila banyak. 3.5 Teratur atau tidak 3.6 Desminorhea atau tidak : sebelum, selama, atau sesudah 3.7 HPHT Bila siklus haid 28 hari dihitung dengan tafsiran dengan rumus Neagle, yaitu tanggal +7, bulan -3, dan tahun +1. (Sarwono, 2006 : 155). 3.8 Flour albus 3.9 Tafsiran persalinan 4. Riwayat persalinan sekarang Dikaji untuk mendapat data-data meliputi tanggal persalinan/cara bersalin, jumlah perdarahan, lama persalinan, keadaan placenta, keadaan bayi; mulai BB, PB, APGAR, jenis kelamin. 5. Riwayat obstetri Untuk mengetahui sudah berapa kali ibu hamil dan melahirkan serta usia anaknya dan apakan ada riwayat SC, HPP pada kehamilan yang lalu. 6. Status perkawinan Ditanyakan untuk mengetahui berapa lama klien telah menikah 7. Riwayat kesehatan klien 1.1 Hipertensi Hipertensi essensial; TD 140/90-160/100, dan hipertensi ganas; TD sistol >200mmHg. (Manuaba, 1998 : 273-274). 1.2 TB1 Perlu perlindungan dan pengawasan untuk mengurangi bahaya terhadap bayi. 1.3 Diabetes Tanda gejala yang mudah dikenali 3p : poliuri, polipagi, polidipsia. 1.4 Jantung Tanda adanya penyakit jantung berat: bising diastolik, perisaltik, bising jantung, kardiomegali, bising jantung nyaring disertai thrill. (Sarwono, 2005 : 431-432). 1.5 1.6 Asma Ginjal Terjadi bila ada gagal tumbuh, pucat, lidah kering, poliuri, hipertensi, protein urine.

8. Riwayat penyakit keluarga Hipertensi Ginjal Asma Diabetes Hepatitis

9. Riwayat KB Untuk mengetahui klien selama ini menggunakan KB apa (suntik, pil, IUD). 10. Pola kebiasaan sehari-hari 10.1 Pola nutrisi Untuk mengetahui apakah pemenuhan nutrisi selama hamil sudah terpenuhi atau belum dibandingkan dengan pola sebelumnya. 10.2 Pola eliminasi - eliminasi uri : untuk mengetahui frekuensi defekasi ibu, apakan sering atau ada masalah - eliminasi alvi : untuk mengetahui frekuensi defekasi ibu 10.3 Pola istirahat Untuk mengetahui frekuensi/ waktu istirahat ibu, apakah cukup/kurang. 10.4 Pola personal higyene Untuk mengetahui bagaimana ibu bisa menjaga kesehatan. 10.5 Pola psikososial Untuk mengetahui apakah klien bisa menerima kehadiran bayinya. 10.6 Pola aktifitas Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh ibu sebelum/setelah MRS. Data Obyektif 1. Keadaan umum Kesadaran : composmentis/tidak TTV : TD N S PR 2. =. . . ( N = 90/60 130/90 mmHg ) =. . . ( N = 60 100 x/menit ) =. . . ( 36 37 oC ) =. . . ( N = 18 24 x/m )

Pemeriksaan fisik 1.1 Inspeksi

1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.1.6

Rambut Muka Mata Hidung

: rontok/tidak bersih/kotor : oedema/tidak pucat/tidak : konjungtiva merah muda/tidak sklera putih/tidak : polip/tidak sumbatan/tidak

Mulut dan gigi: caries/tidak stomatitis/tidak epolis/tidak Leher : pembesaran kelenjar tiroid, limfe, bendungan vena jugularis ada/tidak

1.1.7

Dada Payudara

: simetris/tidak : colostrum ada/belum, puting menonjol/tidak,

hiperpigmentasi ada/tidak, benjolan/tidak, nyeri/tidak. 1.1.8 1.1.9 1.1.10 Anus Abdomen : kontraksi, TFU, striae, linea, bekas SC.

: hemorrhoid/tidak

Ekstremitas atas: simetris/tidak, oedema/tidak Bawah : simetris/tidak, oedema/tidak, varices/tidak.

2.2

Palpasi 2.2.1 Leher : pembesaran kelenjar tiroid/tidak, pembesaran kelenjar

limfe/tidak, bendungan vena jugularis 2.2.2 2.2.3 Payudara :ada massa/tidak, nyeri tekan/tidak Abdomen :TFU, konsistensi

II. MENGINTERPRETASI DATA Diagnosa. PAPIAH post partum hari ke ........ Masalah Berisi apa yang sedang dialami oleh ibu yang menjadi gangguan kenyamanan. Permasalahan yang dapat terjadi pada wanita pospartum fisiologis : 1. Cemas: Ibu merasa takut luka jahitan tersebut akan sobek Kebutuhan : Pengawasan involusi dan laktasi Nutrisi, istirahat, mobilisasi

III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Diagnosa potensial

1.

Infeksi Perawatan luka perineum dan vulva higyene bisa mengurangi kemungkinan infeksi.

2.

Perdarahan Adanya perdarahan disekitar jahitan karena infeksi atau robekan. Masalah potensial : tidak ada

IV. MENETAPKAN KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN 1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu R/ Agar ibu mengetahui keadaan dirinya setelah proses persalinan 2. Observasi TFU, TTV dan lochea R/ Untuk mengantisipasi terjadinya proses perdarahan post partum 3. Jelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya nifas, yaitu perdarahan dan infeksi R/ Untuk mengntisipasi tanda bahaya nifas yang akan terjadi 4. Berikan HE kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas R/ Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu nifas 5. Jelaskan kepada ibu untuk menjaga kebersihan daerah kemaluannya, yaitu dengan membersihkan dari arah depan ke belakang dan mengganti pembalut 2-3 x/hari R/ Untuk mengantisipasi terjadinya infeksi pada luka perineum dan menjaga kebersihan genetalia 6. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini R/ Mobilisasi dini dapat membantu mempercepat penyembuhan luka perineum dan proses involusi 7. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar dan berikan HE tentang ASI eksklusif R/ Agar ibudapat mengetahui pentingnya ASI Eksklusif dan dapat menyusui bayinya dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi bayinya dapat terpenuhi. 8. Jelaskan pada ibu tentang perawatan bayi sehar-hari dan perawatan tali pusat R/ Agar ibu dapat melakukan perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat selama di rumah 9. Berikan HE lepada ibu tentang KB R/ Penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah

kehamilan baru 10. Diskusikan dengan ibu untuk kembali kontrol 1 minggu lagi R/ Untuk menjadwalkan kontrol post partum

VI. INPLEMENTASI Merupakan pelaksanaan yang sesuai dengan planning yang telah dibuat. Bidan dituntut untuk melakukan tindakan kebiasaan secara mandiri, tetapi dalam pelaksanaannya bidan harus melaksanakan kolaborasi. Pelaksanaan asuhan kebidanan selalu diupayakan dalam waktu sesingkat dan seefisien mungkin.

VII. EVALUASI Hasil evaluasi merupakan langkah awal dari langkah identifikasi dan analisa selanjutnya bila diperlukan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan asuhan lebih lanjut atau sebagai bahan peninjau terhadap langkah di dalam proses manajemen kebidanan, sebelumnya oleh karena tindakan yang dilakukan kurang berhasil.

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Tanggal pengkajian Pukul Oleh : 21 November 2010 : 09.30 WIB : Farah Abidah Rachmawati

3.1.1 Data Subyektif 3.1.1.1 Biodata Nama Ibu Umur : Ny. Camelia : 26 tahun Nama Suami : Tn. Suli Umur : 30 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMP : Swasta : Jln. Tembok Dukuh III/30

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMP : Swasta : Jln. Tembok Dukuh III/30

3.1.1.2 Keluhan Ibu mengatakan payudara terasa penuh dan luka jahitan pada kemaluan terasa sakit bila duduk atau bergerak 3.1.1.3 Riwayat Kesehatan yang Lalu Ibu tidak mempunyai penyakit hipertensi, jantung, DM, hepatitis, asma, TBC, ginjal. 3.1.1.4 Riwayat kesehatan keluarga Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit keluarga seperti asma, jantung, hipertensi, DM, hepatitis, TBC, ginjal. 3.1.1.5 Riwayat Obstetri 1. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan

Persalinan

Nifas

Anak

H a m i l k e -

P e n y u l i t

U K

P e n o l o n g

J e n i s

P e n y u l i t

Penyulit

S e x

B B

H d p

M a t i u m u r

Lama mene tek

N O

u a m i k e -

( g r )

u m u r

At 1 1 1 er m At 2 1 2 er m 3 n I

Bi da n do kte r F

Spt B

Pr

3,1 kg

5 thn

1 thn

Spt B A

Pr

2,8 kg N

3 thn i

1 thn

2. Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang Tanggal Persalinan 21 November 2010 Pukul : 09.25 WIB Tempat bersalin : RS Ibu dan Anak IBI Dupak Surabaya Penolong persalinan : Bidan Jenis persalinan : Spontan belakang kepala 9/12/2009 Kala I : lamanya 12 jam Kala II : Lamanya 50 menit Kala III : Lamanya 5 menit Placenta lengkap,uk: 13 x 14 x 16, berat: 500 gr, panjang tali pusat 50 cm. Kalla IV : TFU 2 jari di bawah pusat 9/12/2009 pukul 09.25 WIB Bayi lahir spontan belakang kepala AS:78 Jenis kelamin : Perempuan

BB : 3300 gram

PB

: 49 cm

Kelainan congenital : Tidak ada 3.1.1.6 Riwayat KB Ibu belum pernah mengikuti KB

3.1.1.7 Keadaan psikososial Ibu dan keluarga sangat senang atas kelahiran anak ketiga ini 3.1.1.8 Latar belakang sosial budaya Selama hamil ibu tidak minum obat-obatan, jamu, alkohol, dan merokok. 3.1.1.9 Pola aktivitas sehari-hari 1. Pola nutrisi Selama hamil : Ibu makan 3x/hari, porsi sedang : nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan susu 1 gelas, minum 6-8 gelas/hari air putih. Setelah melahirkan : Ibu makan 3x/hari, porsi lebih banyak : nasi lauk pauk, sayur, buah, dan susu, minum air putih 8-9 gelas/hari. 2. Pola eliminasi Selama hamil : Ibu BAB 1x/hari, BAK 5-6 kali. Setelah melahirkan : BAB belum, BAK 3x/hari 3. Pola Aktifitas Sebelum melahirkan : Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti menyapu, memasak, mengepel. Setelah melahirkan : Pekerjaan rumah tangga dibantu suami, ibu sudah bisa jalan ke kamar mandi. 4. Pola Istirahat dan tidur Selama hamil : Ibu tidur malam sekitar 8-9 jam dan siang selama 1 jam. Setelah melahirkan : Ibu mengatakan tidur malam 8 jam dan tidak tidur siang. 5. Pola kebersihan diri Ibu mandi sendiri ke kamar mandi, pembalut ganti 2x sehari. Ibu gosok gigi 2x sehari dan ganti pakaian 2x sehari. 3.1.2 Data obyektif 1. Pemeriksaan fisik khusus Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis

Keadaan emosional : Ibu senang dengan kelahiran anaknya. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 88 x/menit S : 37 oC RR : 22x/menit

Konjungtiva : merah muda, sklera : putih Bibir : mukosa bibir lembab Lidah : bersih, tidak pucat Ekstremitas atas dan bawah : tidak oedem Abdomen : linea nigra, tidak ada bekas SC

2. Pemeriksaan fisik umum - Keadaan payudara - Bentuk : simetris, membesar - Putting : menonjol, areola menghitam - Pengeluaran ASI : kolostrum dan ASI sudah keluar - Keadaan abdomen TFU : 2 jari di bawah pusat

Konsistensi : keras - Kontraksi uterus : baik, uterus terletak di tengah-tengah - Kandung kemih : kosong, sudah BAK 1 kali - Pengeluaran darah : warna merah segar, bau anyir, keadaan luka bersih, tidak oedem - Keadaan vulva : bersih, tidak ada oedem - Anus : tidak ada hemorroid 3. Pemeriksaan penunjang Hasil pemeriksaan lab : tidak ada

3.2 Menginterpretasi data Diagnosa : P20002 post partum spontan belakang kepala hari ke 0 dengan nyeri luka perineum dan payudara terasa penuh. Masalah : Ibu merasa cemas dan takut jika luka jahitan tersebut robek saat melakukan aktivitas dan merasa tidak nyaman karena payudaranya terasa penuh. Kebutuhan : pengawasan involusi, pengawasan manajemen laktasi, kebutuhan nutrisi dan mobilisasi. 3.3 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial Diagnosa potensial : Infeksi, Perdarahan post partum

3.4

Menentukan kebutuhan tindakan segera Tidak ada

3.5

Rencana asuhan 1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu R/ Agar ibu mengetahui keadaan dirinya setelah proses persalinan 2. Observasi TFU, TTV dan perdarahan pada ibu R/ Untuk mengantisipasi terjadinya proses perdarahan post partum 3. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini R/ Mobilisasi dini dapat membantu mempercepat penyembuhan luka perineum dan proses involusi 4. Berikan HE kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas R/ Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu nifas 5. Berikan HE kepada ibu meliputi personal higiene dan sarankan ibu untuk ganti pembalut minimal 3 x sehari R/ Untuk mengurangi resiko infeksi pada luka jahitan 6. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar dan berikan HE tentang ASI eksklusif R/ Agar ibudapat mengetahui pentingnya ASI Eksklusif dan dapat menyusui bayinya dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi bayinya dapat terpenuhi. 7. Jelaskan pada ibu tentang perawatan bayi sehar-hari dan perawatan tali pusat R/ Agar ibu dapat melakukan perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat selama di rumah 8. Berikan HE lepada ibu tentang KB R/ Penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru 9. Ajarkan pada ibu untuk melakukan massase pada perut. R/ Untuk mencegah perdarahan post partum

3.6 Implementasi Tgl Pukul Pelaksanaan Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya saat ini Mengobservasi TTV, TFU, dan perdarahan 09.50 WIB TD : 110/80 mmHg TTD

21/11/10 09.35 WIB

S : 37 oC N : 88 x/menit RR : 22x/menit

TFU : 2 jari bawah pusat Perdarahan : 1 pembalut ( 40 cc) 10.15 WIB 10.25 WIB Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini Memberikan HE kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas 10.45 WIB Memberikan HE kepada ibu meliputi personal hygiene dan sarankan pada ibu untuk ganti pembalut minimal 3 kali sehari 11.00 WIB Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar dan berikan HE tentang ASI eksklusif 11.10 WIB Mengajarkan ibu tentang perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat 11.20 WIB 11.25 WIB Berikan HE kepada ibu tentang KB Mengajarkan pada ibu untuk melakukan massage pada perut 3.7 Evaluasi Tanggal : 21 November 2010 Pukul : 12.00 WIB

S : Ibu mengatakan nyeri sudah agak berkurang O : Keadaan umum : Baik TD : 110/70 mmHg S : 36,5 oC TFU : 2 jari bawah pusat Kontraksi : baik Darah Miksi : Merah segar : lancar 5 x/hari, warna jernih Konsistensi : Keras N : 76 x/menit RR : 24 x/menit

Defekasi : Ibu belum BAB A : P20002 post partum fisiologis hari ke 0 dengan nyeri pada luka perineum P : Observasi involusi dan laktasi Pemenuhan kebutuhan nutrisi Follow up 21 November 2010 pukul 09.00 WIB

BAB IV PENUTUP

1.1 Kesimpulan Masa nifas dimulai setelah partus selesai & berakhir kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono P. 2005: 237). Masa nifas adalah masa pemulihan mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Mochtar, 1998). Banyak masalah yang ditimbulkan dari ibu nifas fisiologis yaitu nyeri pada perineum, sakit kepala, mules-mules, sampai akhirnya gangguan kebutuhan pemenuhan istirahat. Juga perlu dikaji kebutuhan dasar untuk ibu nifas meliputi kebersian diri, mobilisasi dini, gizi, dan perawatan payudara maupun laktasi. Oleh karena itu hal yang terpenting bagi ibu nifas fisiologis bukan hanya banyak istirahat, namun juga bertahap melakukan mobilisasi dini agar ibu kembali normal menjadi sehat seperti semula. Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny "L" P10001 post partum hari ke 1 dengan persalinan spontan belakang kepala terdapat beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Data Subyektif, keluhan utama : ibu mengeluh nyeri pada perutnya pada teori menjelaskan ibu post partum akan mengalami yeri atau mules-mules yang disebabkan oleh karena kontraksi rahim yang berlangsung post partum hingga 2-4 hari post partum. Sehingga pada keluhan utama terdapat kesesuaian antara teori dan kasus 2. Data Obyektif, pada pemerikaan fisik ibu ditemukan data : tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat. Pada teori menyebutkan bahwa tinggi fundus uteri hari pertama post partum adalah

setinggi pusat, sehingga pada tinggi fundus uteri tidak trdapat kesesuaian antara teori dan kasus. 3. Planning, terdapat kesesuaian antara teori dan kasus yaitu melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, lochea, dan laktasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahawa post partum pada kasus termasuk post partum yang fisiologis. 1.2 Saran Penulis berharap agar literatur yang ada bisa ditambahkan dengan literatur yang baru agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul, 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta :(JNPK-KP POGI) dan JHPIEGO Corporation Bagian Obstetri dan Ginekologi Fak.Kedokteran UNPAD. 1983. obstetri Fisiologi. bandung: Elemon Bohak, dkk, 2006. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2002. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo http://situs-wanita.com/masa-nifas http://blogger.com/bambangwidjanarko/fisiologi-masa-nifas/

Anda mungkin juga menyukai